cover
Contact Name
Didik Harnowo
Contact Email
bpalawija@gmail.com
Phone
+62341-801468
Journal Mail Official
bpalawija@gmail.com
Editorial Address
Balitkabi. Jalan Raya Kendalpayak No 8, Malang.
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Buletin Palawija
Core Subject : Agriculture,
Buletin Palawija merupakan wadah bagi para peneliti aneka kacang dan umbi untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya dalam bentuk naskah review (tinjauan), primer dan komunikasi pendek. Naskah review dan primer mencakup berbagai disiplin ilmu, yaitu pemuliaan tanaman dan plasma nutfah, fisiologi/budidaya, perlindungan, pascapanen, dan sosial-ekonomi termasuk kebijakan pengembangan tanaman palawija. Buletin Palawija bertujuan menyajikan karya penelitian yang dapat memberikan wawasan pada dunia ilmu pengetahuan secara nasional atau international, sehinga naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur teoritis, metodologis, dan/atau inovatif dalam penelitian aneka kacang dan umbi.
Articles 4 Documents
Search results for , issue "No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005" : 4 Documents clear
PENINGKATAN KETAHANAN KACANG HIJAU TERHADAP HAMA GUDANG Callosobruchus chinensis: DARI PENDEKATAN KONVENSIONAL MENUJU BIOTEKNOLOGI Musalamah Musalamah
Buletin Palawija No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.939 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n9.2005.p33-42

Abstract

Hama Callosobruchus chinensis menyebabkan kerusakan pasca penen yang serius pada komoditas kacang hijau. Perbaikan ketahanan kacang hijau terhadap hama C. chinensis telah lama dilakukan namun belum memberikan hasil yang memuaskan. Penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi gen-gen baru pada tanaman yang memberi ketahanan terhadap hama bruchus, mendapatkan beberapa kandidat gen yang berasal dari senyawa pelindung, yang dapat berupa senyawa proteic maupun aproteic. Penemuan senyawa metabolit sekunder pada tanaman yang bersifat insektisidal terhadap hama bruchus (khususnya amylase inhibitor, protease inhibitor, lektin, dan visilin) membuka peluang dilakukannya teknik transformasi gen, khususnya gen pengendali faktor ketahanan terhadap hama C. chinensis (seperti α –AI-1). Keberhasilan transformasi gen pengendali α –AI pada kacang merah maupun kacang polong menunjukkan bahwa transfer gen ke dalam spesies legum lain seperti kacang hijau memungkinkan untuk dilakukan. Dengan adanya ekspresi gen pengendali protein inhibitor pada biji kacang hijau maka kerusakan akibat serangan hama C. chinensis dapat diperkecil.
PROSPEK SERTA PENCANDRAAN SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KACANG GUDE (Cajanus cajan L. Millsp.) Krisnawati, Ayda
Buletin Palawija No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.578 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n9.2005.p1-10

Abstract

Kacang gude (Cajanus cajan L. Millsp.) telah menyebar luas di daerah tropis dan produksi terbesar di dunia adalah India. Di Indonesia, sentra pertanaman kacang gude berada di Jawa, Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan. Kacang gude yang dibudidayakan petani adalah varietas lokal, ditanam secara tumpangsari dengan jagung, ubikayu dan kacang-kacangan lainnya. Tanaman kacang gude toleran terhadap kekeringan, tahan rebah dan polong tidak mudah pecah, serta adaptif berbagai jenis tanah. Biji kacang gude dapat digunakan sebagai bahan konsumsi langsung dan bahan subtitusi tepung biji-bijian lain, sedangkan tanamannya dapat digunakan sebagai pupuk hijau, campuran makanan ternak dan kayu bakar. Karakter hasil biji, jumlah polong, dan kadar protein mempunyai heritabilitas rendah, sedangkan umur berbunga, tinggi tanaman, dan ukuran biji berheritabilitas tinggi. Pencandraan sifat kualitatif dan kuantitatif kacang gude berguna sebagai pedoman dalam pemberdayaan genetik pada program pemuliaan, atau dimanfaatkan langsunguntuk kepentingan komersial. Hingga saat ini, deskriptor kacang gude belum ada, sehingga perlu disusun untuk digunakan sebagai acuan untuk tanaman bersangkutan. Pendeskripsian penting berkaitan dengan perlindungan varietas. Varietas yang dapat diberikan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) harus mampu memperlihatkan sifat baru, unik, seragam, dan stabil (BUSS).
PENULARAN VIRUS MOSAIK KEDELAI (SMV) DAN VIRUS KERDIL KEDELAI (SSV) LEWAT BENIH, DAN UPAYA MEMPRODUKSI BENIH KEDELAI BEBAS SMV DAN SSV Nasir Saleh
Buletin Palawija No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.32 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n9.2005.p11-20

Abstract

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai di Indonesia adalah karena serangan penyakit virus dan penggunaan benih yang kualitasnya tidak terjamin. Di antara lebih dari 10 jenis penyakit virus yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia, dua diantaranya yaitu virus mosaik kedelai (Soybean mosaic virus= SMV ) dan virus kerdil kedelai ( Soybean stunt virus =SSV) ditularkanmelalui benih kedelai. Di dalam biji kedelai yang terinfeksi, virus SMV dan SSV terdapat di dalam jaringan kulit biji atau embrio (kotiledon dan lembaga). Penularan SMV and SSV melalui benih kedelai memegang peranan penting dalam penyebarluasan dan perkembangan epidemi penyakit virus di lapang. Untuk mendeteksi SMV dan SSV dalam biji kedelai dapat dilakukan cara sederhana dengan mengamati langsung secara visual, uji ditumbuhkan (growing-on test), uji infektivitas (invectivity test) atau menggunakan teknik serologi (uji presipitasi, uji aglutinasi, immunoelectron microscopy (IEM), enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), radio immunosorbent assay (RISA), dan hibridisasi asam nukleat. Benih kedelai yang bebas virus SMV dan SSV dapat diproduksi dengan cara: (1) menghindari sumber infeksi awal, yaitu dengan menggunakan stok benih sehat, menghilangkan tanaman kedelai terinfeksi dan sumber infeksi lain di lapang, (2) mencegah masuk dan tersebarnya virus SMV dan SSV ke pertanaman kedelai dengan isolasi tempat dan waktu, pengendalian vektor, serta (3) menanam varietas tahan atau yang tidak menularkan virus lewat biji
PROFIL AGRIBISNIS DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS KACANG TANAH DI INDONESIA Astanto Kasno
Buletin Palawija No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n9.2005.p21-32

Abstract

Tanaman kacang tanah pada lahan kering memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan (60%) bagi petani, sehingga terus ditanam petani meskipun kurang mendapat perhatian yang memadai dari para pihak yang berkepentingan dalam agribusnis kacang tanah. Daya tampung tenaga kerja pada agribisnis kacang tanah untuk sektor industri primer relatif terbatas dengan laju pertambahan luas panen 1,3%. Akses terhadap teknologi belum tampak menggeliat dalam lima tahun terakhir ini. Kenaikan harga input dan upah tenaga kerja yang sangat tajam pada tahun 2005 dapat memperlemah akses terhadap teknologi. Kinerja teknologi petani memberikan hasil sekitar 1,5-1,7 t/ha polong kering yang dapat ditingkatkan menjadi 2,4-3,0 t/ha atau meningkat 30%-80% dengan perbaikan teknologi, namun teknologi inovatif tersebut masih tergolong padat karya dan padat modal bagi petani kacang tanah berskala kecil. Efisiensi usahatani kacang tanah dalam jangka pendek yang paling mungkin dapat dilakukan adalah melakukan penghematan penggunaan benih dari 100-150 kg/ha dengan tanam sebar pada alur bajak berjarak 20 cm antar alur, atau sebar acak menjadi 80-90 kg/ha dengan sebar pada alur bajak berjarak 40 cm antar alur bajak. Kegiatan panen dan pasca panen yang menyerap 20% tenaga kerja dapat diserahkan kepada penebas, mengingat terbatasnya tenaga dan tiadanya lantai jemur yang memadai di tingkat petani. Pengembangan kacang tanah dengan teknologi inovatif dalam jangka pendek perlu diutamakan pada daerah pemasuk industri pengolahan skala besar di Jawa Tengah dan skala menengah di Sumatera Utara. Guna mengendalikan mutu produk perlu sosialisasi standarisasi mutu kepada para pihak terkait sehingga produk olahannya dapat bersaing di pasar internasional.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2005 2005


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2022): Buletin Palawija Vol 20 No 1, 2022 Vol 19, No 2 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 2, 2021 Vol 19, No 1 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 1, 2021 Vol 18, No 2 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 2, 2020 Vol 18, No 1 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 1, 2020 Vol 17, No 2 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 2, 2019 Vol 17, No 1 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 1, 2019 Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018 Vol 16, No 1 (2018): Buletin Palawija Vol 16 No 1, 2018 Vol 15, No 2 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 2, 2017 Vol 15, No 1 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 1, 2017 Vol 14, No 2 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 2, 2016 Vol 14, No 1 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 1, 2016 Vol 13, No 1 (2015): Buletin Palawija Vol 13 No 1, 2015 No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015 No 28 (2014): Buletin Palawija No 28, 2014 No 27 (2014): Buletin Palawija No 27, 2014 No 26 (2013): Buletin Palawija No 26, 2013 No 25 (2013): Buletin Palawija No 25, 2012 No 24 (2012): Buletin Palawija No 24, 2012 No 23 (2012): Buletin Palawija No 23, 2012 No 22 (2011): Buletin Palawija No 22, 2011 No 21 (2011): Buletin Palawija No 21, 2011 No 20 (2010): Buletin Palawija No 20, 2010 No 19 (2010): Buletin Palawija No 19, 2010 No 18 (2009): Buletin Palawija No 18, 2010 No 17 (2009): Buletin Palawija No 17, 2009 No 16 (2008): Buletin Palawija No 16, 2008 No 15 (2008): Buletin Palawija No 15, 2008 No 14 (2007): Buletin Palawija No 14, 2007 No 13 (2007): Buletin Palawija No 13, 2007 No 12 (2006): Buletin Palawija No 12, 2006 No 11 (2006): Buletin Palawija No 11, 2006 No 10 (2005): Buletin Palawija No 10, 2005 No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005 No 7-8 (2004): Buletin Palawija No 7-8, 2004 No 5-6 (2003): Buletin Palawija No 5 & 6, 2003 No 4 (2002): Buletin Palawija No 4, 2002 No 3 (2002): Buletin Palawija No 3, 2002 No 2 (2001): Buletin Palawija No 2, 2001 No 1 (2001): Buletin Palawija No 1, 2001 More Issue