cover
Contact Name
Meiana Maulida Hikmawati
Contact Email
lppm@stipram.ac.id
Phone
+62274-485650
Journal Mail Official
jurnalkepariwisataan@stipram.ac.id
Editorial Address
Jalan Ahmad Yani No. 52B, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55198
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
ISSN : 19079389     EISSN : 27162664     DOI : -
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah merupakan jurnal ilmiah yang memuat artikel atau naskah yang berorientasi pada bidang kepariwisataan, dimana naskah atau artikel tersebut belum pernah dipublikasikan di media lain atau sedang dikirim ke penerbit lain. Artikel atau naskah yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau pendampingan/ konseptual atau studi pustaka namun bersifat obyektif dan sistematis yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang standar dan baku (bisa dipahami). Artikel atau naskah diterbitkan dalam bentuk cetak dan online. Untuk versi online, Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah sudah terindeks Google Schoolar dan Garuda. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah pertama kali terbit pada bulan Januari 2007 dan diterbitkan dalam 3 (tiga) edisi setiap tahunnya, yaitu diterbitkan setiap bulan Januari, Mei dan September.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah" : 8 Documents clear
ANALISIS AKTIVITAS WISATAWAN SAAT BERKUNJUNG KE PANTAI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Simangunsong, Kartika Theresia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.224

Abstract

AbstractThis writing is done to reveal what behaviors are favored by tourists when visiting the beach. So that the local government and entrepreneurs who want to develop the beach into a sought-after tourist destination by tourists as it aligns with the preferences of the tourists. This will result in the tourist attraction being frequented and indirectly supporting tourism development. Factors influencing the preferences and routes of beach tourism destinations are (i) the socio-demographic factor of tourists, consisting of the area of origin of tourists, the source of information, and the frequency of travel, (ii) the amenity factor which includes the availability of tourism facilities and infrastructure and the ability of facilities and infrastructure tourism in meeting the needs of tourists, (iii) tourist behavior factor, consisting of tourist destinations, tourism motivation, and tourist expectations of tourism facilities and infrastructure needed, (iv) tourist attraction factors that include the ability of tourist attractions in attracting tourists, tourist attractions are popular tourists, and tourist activities undertaken by tourists.  The most important thing is how sports tourism can be carried out as regularly as possible when visiting the beaches in the Special Region of Yogyakarta. This research is conducted with a qualitative approach using netnography, which involves reviewing several Instagram accounts that post about tourist activities on the beaches of the Special Region of Yogyakarta.AbstrakPenulisan ini dilakukan untuk mengungkapkan perilaku apa yang menjadi kegemaran oleh wisatawan dalam berwisata ke pantai. Sehingga pemerintah setempat dan pengusaha-pengusaha yang ingin mengembangkan pantai menjadi destinasi pariwisata yang diminati oleh wisatawan karena sudah sesuai dengan kegemaran para wisatawan. Sehingga objek wisata tersebut akan ramai dikunjungi dan secara tidak langsung akan mendukung pembangunan pariwisata. Faktor yang mempengaruhi preferensi dan rute destinasi pariwisata pantai adalah (i) faktor sosio-demografis wisatawan, yang terdiri dari daerah asal wisatawan, sumber informasi, dan frekuensi berwisata, (ii) faktor amenitas yang meliputi ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata serta kemampuan sarana dan prasarana pariwisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, (iii) faktor perilaku wisatawan, yang terdiri dari tujuan wisata, motivasi wisata, dan harapan wisatawan akan sarana dan prasarana pariwisata yang dibutuhkan, (iv) faktor atraksi wisata yang meliputi kemampuan atraksi wisata dalam menarik minat wisatawan, jenis atraksi wisata yang digemari wisatawan, dan aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan.  Hal yang paling penting adalah bagaimana wisata olahraga dapat dilakukan dengan serutin mungkin ketika mengunjungi pantai yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan netnografi yaitu meninjau beberapa akun Instagram yang melakukan postingan tentang aktivitas wisata di pantai Daerah Istimewa Yogyakarta.
FULFILMENT OF DISABILITY RIGHTS IN TOURISM POLICY Pravita, Vina Dini; Sembada, Andhika Djalu; Muharam, Ricky Santoso; Prasetyo, Danang
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.251

Abstract

AbstractThe fulfillment of various disability rights, especially in the tourism policy sector, needs serious attention. The existence of regulations on disability rights regarding tourism has been regulated in the regulation of  Law Number 8 of 2016 article 16 of cultural and tourism rights as a guideline for fulfilling the rights of persons with disabilities, especially in the tourism sector. This research method uses qualitative research with literature reviews from various sources which are then described in descriptive analysis. Data processing from various problems or cases of persons with disabilities in the tourism sector related to the protection of disability rights in tourism with primary and secondary data. The results of the study found that there is still a need for seriousness for the government in implementing tourism policies that are friendly to people with disabilities following the dimensions of access and examples of Inclusive Practices in tourism such as building needs and road access, transportation, access to information and communication needed for people with disabilities as the fulfillment of disability rights following the agreement of various countries in the form of the Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD). AbstrakPemenuhan berbagai hak disabilitas khususnya di bidang kebijakan pariwisata perlu mendapat perhatian serius. Keberadaan pengaturan hak disabilitas terkait kepariwisataan telah diatur dalam peraturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 pasal 16 tentang hak budaya dan kepariwisataan sebagai pedoman pemenuhan hak penyandang disabilitas khususnya di bidang pariwisata. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan kajian literatur dari berbagai sumber yang kemudian dideskripsikan secara deskriptif analisis. Pengolahan data dari berbagai permasalahan atau kasus penyandang disabilitas di bidang pariwisata terkait perlindungan hak disabilitas di bidang pariwisata dengan data primer dan data sekunder. Hasil kajian menemukan bahwa masih diperlukan keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan pariwisata yang ramah penyandang disabilitas sesuai dengan dimensi akses dan contoh Praktek Inklusif dalam pariwisata seperti kebutuhan bangunan dan akses jalan, transportasi, akses informasi dan komunikasi yang dibutuhkan penyandang disabilitas sebagai pemenuhan hak disabilitas sesuai dengan kesepakatan berbagai negara dalam bentuk Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (CRPD).
PERANCANGAN KONSEP METAVERSE DALAM PARIWISATA BAHARI DI KARIMUNJAWA Basori, Muhamad Hasan; Dewi, Utari Fatma
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.317

Abstract

AbstractTechnology in its development becomes an opportunity in all fields, especially tourism. The Innovation metaverse has become an attraction that needs to be developed starting from the design stage. Metaverse in tourism is a concept that can promote regional tourism. This study aims to design the initial stage of the concept metaverse in maritime tourism in Karimunjawa. The method applied in this study is qualitative method with a descriptive approach. Researchers made direct observations, in-depth interviews, and data analysis of the research object. Researchers use the theory of Metaverse, Marine tourism, and Virtual reality. The research results show the potential for marine tourism in Karimunjawa, the natural beauty of coral reefs, and activities that can be done in the Karimunjawa maritime area. The system design of Karimunjawa-metaverse shows three displays interface, contains the registration menu referring to the account registration process, the home menu contains activities and destinations that can be accessible by the user, and the guide menu serves to assist users when accessing Karimunjawa-metaverse.AbstrakTeknologi dalam perkembangannya menjadi peluang di segala bidang, terutama pariwisata. Inovasi  metaverse  menjadi daya tarik yang perlu dikembangkan mulai dari tahap perancangan.  Metaverse  dalam pariwisata menjadi konsep yang  mampu mempromosikan  daerah pariwisata.  Penelitian ini bertujuan untuk merancang tahap awal konsep metaverse dalam pariwisata bahari di Karimunjawa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan observasi  secara langsung, wawancara mendalam, dan analisa data terhadap objek penelitian, yakni pelaku pariwisata di Karimunjawa.  Peneliti juga menggunakan sumber literatur sebagai data pendukung. Untuk menghasilkan inovasi Karimunjawa-metaverse, peneliti menggunakan teori Metaverse, Marine tourism, dan Virtual reality. Hasil Penelitian  menunjukkan potensi pariwisata bahari di Karimunjawa yakni keindahan alam terumbu karang dan aktivitas yang bisa dilakukan di kawasan bahari Karimunjawa. Peracangan desain sistem Karimunjawa-metaverse memiliki tampilan interface berisi menu registration yakni proses pendaftaraan akun, menu home berisi aktivitas dan destinasi yang dapat akses oleh pengguna, dan menu guide berfungsi membantu pengguna dalam menggunakan Karimunjawa-metaverse.
MODAL SOSIAL PRAMUWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA DI BENGKULU TAHUN 2023 Widiyarti, Diyas; Pribowo, Muhamad Galy Njoman Ari
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.316

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui modal sosial pramuwisata yang akan digunakan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Provinsi Bengkulu pada tahun 2023. Ini disebabkan oleh penurunan jumlah wisatawan yang disebabkan oleh wabah COVID-19 pada tahun 2019, yang menghentikan perekonomian sektor pariwisata selama tiga tahun. Namun, dengan pidato Presiden RI Bapak Joko Widodo yang mengklarifikasi penghapusan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 tentang pemberdayaan sektor pariwisata, Metode penelitian kualitatif deskriptif menggunakan wawancara, fokus diskusi grup (FGD), dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa komponen modal sosial menjadi penting yakni pramuwisata melakukan kolaborasi antar assosiasi atau himpunan dan komunitas diantaranya Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPI), Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI), Asosiasi Pelaku Perjalanan Indonesia (ASITA), Himpunan Pemandu Wisata Indonesia (HPI), Bengkulu Heritage Society (BHS), Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu dan Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, dalam menggiatkan kegiatan pendampingan kepada desa wisata di Provinsi Bengkulu, melakukan promosi objek wisata dalam media sosial dan secara langsung, dan mengedepankan pedoman oprasional bekerja yang sesuai kepada standar kompetensi kerja nasional dalam mendukung sumber daya manusia yang tersertifikasi. Kesimpulannya modal sosial yang meliputi aspek kepercayaan (trust), jaringan (networking) dan norma (norm) sebagai wujud yang menjelaskan bahwa dinamika isu kepariwisataan membutuhkan respon berkolaborasi atau bersinergi serta membutuhkan visi dan misi yang sama dalam meningkatkan kunjungan wisata oleh seluruh steakholder pramuwisata di seluruh Indonesia dan khususnya di Provinsi Bengkulu tahun 2023 secara berkelanjutan. AbstractThe purpose of this study is to determine the social capital of tour guides in increasing tourist visits in Bengkulu Province in 2023, the impact of tourists who decreased due to the covid-19 outbreak in 2019 caused a vacuum in the economy in the tourism industry for three years running, but with the government's decision through the speech of the President of the Republic of Indonesia. Mr. Joko widodo explained the abolition of the Minister of Home Affairs Instruction Number 50 and 51 of 2022 concerning the imposition of restrictions on community activities in the 2019 corona virus disease conditions in the Java and Bali Regions, has been enforced as before, this is an opportunity as well as a challenge in increasing aspects of tourist visits in various tourist destinations, especially in Bengkulu Province. The research method is descriptive qualitative, with data collection such as focus group discussions (FGDs), interviews and documentation.  The results of the study explain that the social capital aspect is important, namely the tour guides collaborate between associations or associations and communities including the Indonesian Tourism Players Association (ASPI), the Indonesian Republican Hotel Association (PHRI), the Indonesian Travelers Association (ASITA), the Indonesian Tour Guide Association (HPI), the Bengkulu Heritage Society (BHS), The Bengkulu Provincial Tourism Office and the Bengkulu City Tourism Office, in intensifying mentoring activities to tourist villages in Bengkulu Province, promoting tourist attractions on social media and in person, and prioritizing work operational guidelines in accordance with national work competency standards in supporting certified human resources. In conclusion, social capital which includes aspects of trust, networking and norms as a form that explains that the dynamics of tourism issues require a collaborative or synergized response and require the same vision and mission in increasing tourist visits by all tour guide stakeholders throughout Indonesia and especially in Bengkulu Province in 2023 on an ongoing basis.
IMPLEMENTASI PARIWISATA ALTERNATIF PADA DESA WISATA KUMANDANG KUTAWARU BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM Ashartono, Rakhmat; Hayatri, Maria Ana Sila; Setiyawan, Tony
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.261

Abstract

AbstrakDesa Wisata Kumandang Wisata Kutawaru merupakan sebuah desa wisata yang kaya akan potensi wisata di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Desa wisata yang memiliki banyak potensi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata sebagai pengelola desa wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi konsep community based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat sebagai pariwisata alternatif di Kabupaten Cilacap pada masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pada metode ini, sebuah penelitian dilakukan dengan melihat beberapa aspek dari subjek, objek dan kondisi yang telah didapatkan dan melibatkan sebuah pemikiran yang digunakan sebagai saran data. Hasil dari penelitian tersebut, kesimpulannya adalah Desa Wisata Kumandang Wisata Kutawaru memiliki banyak potensi yang dapat dijadikan sebagai wisata alternatif di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Namun, strategi dan perencanaan manajemen yang dilakukan dalam mengembangkan dan mempromosikan Kampung Wisata Kumandang Wisata Kutawaru belum maksimal, masih banyak faktor yang harus ditingkatkan terutama sumber daya manusia, target pasar dan penggunaan teknologi.AbstractKumandang Tourism Village Kutawaru Tourism is a tourist village that is rich in tourism potential in Cilacap Regency, Central Java Province. A tourist village with a lot of potential can be utilized optimally by all tourism stakeholders as tourism village managers. This study aims to determine the implementation of the concept of community based tourism or community-based tourism as alternative tourism in Cilacap Regency during the Covid-19 Pandemic.The research method used by the author in this study is a qualitative descriptive method. In this method, a research is carried out by looking at several aspects of the subject, object and condition that have been obtained and involves a thought that is used as a data suggestion. The results of the study, the conclution is Kumandang Wisata Kutawaru Tourism Village has a lot of potential that can be used as alternative tourism in Cilacap Regency, Central Java Province. However, the strategy and management planning carried out in developing and promoting the Kumandang Wisata Kutawaru Tourism Village has not been maximized, there are still many factors that must be improved, especially human resources, target markets and the use of technology.
Peran 3 Pilar Pariwisata Dalam Pengembangan Desa Ekowisata Pancoh Pratama, Muhammad Surya; Usamah, Syahidan Hanry Muhammad; Husniyah, Husniyah
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.274

Abstract

Tourism has a central role in improving the economic and social conditions of the community, where actors are able to utilize the potential of certain regions by collaborating between the government, the community, and the private sector. One of the tourism concepts that is the main destination for tourists is ecotourism which utilizes natural resources and community culture as a tourist attraction. Pancoh Ecotourism Village implements ecotourism tourism that provides a rural feel and presents community activities assisted by tourism pillars. The purpose of this research is to describe the roles of the tourism pillars involved and the strategies used in developing Pancoh Ecotourism Village. The research method used is qualitative with a descriptive approach and data collection through interviews, observation, documentation as primary data and literature study as secondary data. The results obtained in this study show that Pancoh Ecotourism Village was formed after the 2010 eruption of Mount Merapi which made the NGO TPTP Solo and the Ministry of Environment and the UGM Center for Tourism Studies directly involved to provide counseling to restore the socio-economic conditions of the Pancoh community. In its development, the Pancoh Ecotourism Village manager carried out various strategies to develop the Ecotourism Village so that it still existed in the times and was able to attract foreign and local tourists to visit. The various strategies used by the Pancoh Ecotourism Village manager are establishing cooperation with the government, the community, and the private sector which are interpreted in making tour packages, improving the quality of human resources, improving institutions, and promoting and branding through social media.Keywords: 3 Pillars of Tourism, Tourism, Pancoh Ecotourism Village
ANALISIS TOURISM AREA LIFE CYCLE DALAM PERKEMBANGAN DESA WISATA TARO, KABUPATEN GIANYAR, BALI Sukarno, Taufan Daniarta; Wiranatha, Agung Suryawan; Suryawardani, I Gusti Ayu Oka
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.272

Abstract

AbstractTaro Village is one of the tourism villages in Bali which has experienced rapid development from a village with a large tourist attraction, to become a tourism village that is able to organize and manage its own tourism industry. Taro Village also has many attractions which have become tourist magnets and have proven to be able to survive in the face of pandemic conditions. The aim of this research is to analyze the position of tourism development in the Taro Tourism Village. The research uses a qualitative approach. Primary data was obtained from observations, documentation and interviews with informants, while secondary data was obtained from literature studies. Data analysis uses Tourism Area Life Cycle analysis, then narrated descriptively. The research results show that tourism development in the Taro Tourism Village is in the involvement phase leading to the development phase. This can be seen from the suitability between each indicator, namely (1) control from local communities, (2) increase in the number of tourists, (3) tourism promotion and (4) local community initiatives to develop tourism.AbstrakDesa Taro merupakan salah satu desa wisata di Bali yang mengalami perkembangan pesat dari desa tempat suatu objek wisata besar, menjadi desa wisata yang mampu mengatur dan mengelola kepariwisataannya sendiri. Desa Taro juga memiliki banyak daya tarik wisata yang menjadi magnet wisatawan dan terbukti mampu bertahan dalam menghadapi kondisi pandemi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis posisi perkembangan pariwisata di Desa Wisata Taro. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer didapatkan dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara kepada informan, sementara data sekunder didapatkan dari studi literature. Analisis data menggunakan analisis Tourism Area Life Cycle, kemudian dinarasikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kepariwisataan di Desa Wisata Taro berada pada fase Keterlibatan (involvement) menuju ke fase Pengembangan (development). Hal ini dilihat dari kesesuaian antara masing-masing indikatornya yaitu (1) adanya kontrol dari masyarakat lokal, (2) Peningkatan jumlah wisatawan, (3) adanya promosi wisata dan (4) Inisiatif masyarakat lokal untuk membangun pariwisata.
MODEL KAWASAN AGROWISATA BULO DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SPASIAL Hamsah, Hamsah; Nirmawala, Nirmawala; Asrandi, Asrandi; Saleh, Nursahdi
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.267

Abstract

AbstractNatural resources in the agricultural sector in Bulo District are quite abundant, but they have not been utilized properly. Therefore, there is a need for a special study regarding the implementation of the Bulo District Agrotourism Area based on 3 TBL. This research examines the Agrotourism Area model and how it is implemented to advance the region by implementing the TBL concept in Agrotourism Areas, especially in Bulo District, Polewali Mandar Regency. This TBL concept applies 3 main things, among others [1]: a) A planetary concept that focuses on utilizing the potential that exists in Bulo District to be developed into a sustainable program; b) People concept which focuses on social needs to support improving community welfare; and c) Profit Concept, namely focusing on agrotourism areas to generate profits. The results show that Bulo District has undergone a process towards implementing the TBL concept and after analyzing it using spatial analysis, the results were obtained for an area that has the potential to be used as an Agrotourism Area for Bulo District. Several points that have the potential to be used as agrotourism areas in Bulo District by paying attention to aspects of accessibility, plantation areas, and having large areas are Bulo Botanical Gardens, Ihing Durian Gardens, Uhai Sibali Peak, Senayan Hill, and Lemo Nipi Hill. AbstrakSumberdaya alam dibidang pertanian di Kecamatan Bulo cukup melimpah, hanya saja belum termanfaatkan dengan baik. Olehnya perlu ada kajian khusus tentang Model dan Implementasi Kawasan Agrowisata Kecamatan Bulo dengan mengintegrasikan penggunaan Agriculture Geospatial Information (AGI). Penelitian ini mengkaji tentang model Kawasan agrowisata dan bagaimana implementasinya untuk memajukan daerah dengan mengusung penerapan konsep TBL pada Kawasan Agrowisata khususnya di Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar. Konsep TBL ini menerapkan 3 hal pokok utama antara lain [1]: a) Konsep planet yang fokus dengan memanfaatkan potensi yang ada di Kecamatan Bulo untuk dikembangkan menjadi suatu program yang berkelanjutan; b) Konsep People yang fokus pada kebutuhan sosial untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan c) Konsep Profit yaitu fokus terhadap kawasan agrowisata menghasilkan keuntungan. Hasil menunjukan bahwa Kecamatan Bulo telah mengalami proses menuju penerapan konsep TBL dan setelah dianalisis dengan menggunakan analisis spasial maka diperoleh hasil sebuah area Kawasan yang berpotensi untuk dijadikan Kawasan Agrowisata Kecamatan Bulo. Beberapa titik yang berpotensi untuk dijadikan kawasan agrowisata di Kecamatan Bulo dengan memperhatikan aspek aksesibilitas, area perkebunan, dan memiliki area yang luas adalah Kebun Raya Bulo, Kebun Durian Ihing, Puncak Uhai Sibali, Bukit Senayan, dan Bukit Lemo Nipi.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 3 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 3 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 2 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 01 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 3 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 2 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 1 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 03 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 01 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 3 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 2 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 1 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 03 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 02 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 01 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 3 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 1 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 03 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 02 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 01 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 3 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 2 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 1 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 03 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 02 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 01 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 11, No 3 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 03 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 02 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 01 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 9 No. 03 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 9, No 3 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah More Issue