cover
Contact Name
Agni Susanti
Contact Email
agniesusanti2204@gmail.com
Phone
+6287722631615
Journal Mail Official
obstetrianestesi@gmail.com
Editorial Address
Department of Anesthesiology and Intensive Care Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta Jl.Jl. Kesehatan No.1, Senolowo, Sinduadi, Yogyakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
ISSN : -     EISSN : 2615370X     DOI : https://doi.org/10.47507/obstetri.v3i2
Core Subject : Health, Science,
We accept manuscripts in the form of Original Articles, Case Reports, Literature Reviews, both from clinical or biomolecular fields, as well as letters to editors in regards to Obstetric Anesthesia and Critical Care. Manuscripts that are considered for publication are complete manuscripts that have not been published in other national journals. Manuscripts that have been published in the proceedings of the scientific meeting can still be accepted provided they have written permission from the organizing committee. This journal is published every 6 months with 8-10 articles (March, September) by Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC).
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2023): Juli" : 8 Documents clear
Penggunaan Opioid Free Anesthesia pada Pasien Kehamilan Ektopik Terganggu dengan Hemodinamik Stabil yang Menjalani Operasi Laparotomi Devina Martina Bumi; Tjahya Aryasa EM; Made Wiryana
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.115

Abstract

Opioid adalah analgesia yang paling sering digunakan pada periode perioperatif. Saat ini di Amerika Serikat, adiksi opioid menjadi epidemi dan kematian akibat overdosis opioid sintetis meningkat pesat selama dekade terakhir. Sekitar 6% dari populasi di Amerika berusia 15–64 tahun dilaporkan melakukan penyalahgunaan opioid, dan perkiraan kematian akibat overdosis opioid adalah 115 per hari pada tahun 2015. Hal ini juga dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan seperti depresi napas, ileus, retensi urine, mual dan muntah pascaoperasi (PONV), imunosupresi, dan opioid induced hyperalgesia. Wanita 20 tahun dengan berat 51 kg direncanakan untuk laparotomi eksplorasi emergensi. Pasien didiagnosis dengan akut abdomen e.c kehamilan ektopik terganggu. Teknik anestesi yang digunakan adalah anestesi umum dengan metode opioid free anesthesia (OFA). Selama operasi didapatkan hemodinamik yang stabil mulai induksi, intubasi, sampai pasca operasi. Keluhan nyeri pasca operasi dan efek samping lainnya tidak ditemukan pada pasien ini. OFA didefinisikan sebagai teknik anestesi di mana opioid tidak digunakan pada periode perioperatif (baik sistemik, neuroaksial maupun intrakaviter). Manajemen nyeri multimodal adalah cara terbaik untuk mengurangi konsumsi opioid. Penggunaan analgesik non-opioid multimodal intraoperatif memungkinkan penghambatan reseptor pre-emptive di jalur nyeri yang kompleks, baik secara sentral maupun perifer. Anestesi yang stabil dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan multimodal dari obat-obatan simpatolitik dan analgesik non-opioid. Pada kasus ini, OFA memberikan kestabilan hemodinamik mulai induksi, intubasi, sampai pasca operasi, tidak didapatkan keluhan nyeri pasca operasi, tidak ada penggunaan rescue analgesik, dan tidak ada keluhan mual dan muntah pasca operasi.
Korelasi antara Skor Indeks Plasenta Akreta (IPA) dan Perdarahan Seksio Sesarea Intraoperatif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Dede Frits Manambual Sinaga; Sudadi Sudadi; Ratih Kumala Fajar Apsari
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.124

Abstract

Latar Belakang: Plasenta akreta spektrum merupakan kondisi obstetri yang memiliki resiko tinggi terjadinya perdarahan masif dan komplikasi terkait lainnya. Indeks Plasenta Akreta (IPA) diusulkan untuk memprediksi resiko perlekatan plasenta abnormal dengan probabilitas terjadinya invasi berbanding paralel dengan skor IPA.Tujuan: Mencari korelasi skor IPA dengan perdarahan yang terjadi intraoperatif pada pasien yang dilakukan seksio sesarea (SC) elektif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta.Subjek dan Metode: Observasional retrospektif dengan melihat data rekam medis pasien dengan sangkaan plasenta akreta spektrum yang dilakukan pemeriksaan skor indeks plasenta akreta dan dilakukan SC elektif di RSUP Dr. Sardjito periode Januari 2019 sampai Desember 2021. Hasil: Terdapat korelasi yang bermakna antara skor IPA dan perdarahan SC intraoperatif (p=0,001) dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi dalam kategori sedang (r=0,495). Skor IPA (B=389; p=0.013) dan durasi operasi (B=18,1, p=0.001) berpengaruh signifikan terhadap jumlah perdarahan SC intraoperatif dalam penelitian ini.Simpulan: Terdapat korelasi positif sedang antara skor IPA dengan jumlah perdarahan SC intraoperatif pada pasien sangkaan plasenta akreta spektrum yang dilakukan SC elektif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta
Manajemen Anestesi Perioperatif pada Acute Fatty Liver of Pregnancy Arif Ikhwandi; Ratih Kumala Fajar Apsari; Yusmein Uyun
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.126

Abstract

Acute fatty liver of pregnancy (AFLP) adalah salah satu penyakit hati yang muncul pada kehamilan (terutama pada trimester ketiga) yang jarang namun termasuk ke dalam salah satu kegawataruratan obstetri yang berpotensi terjadinya komplikasi yang fatal yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Kelainan ini ditandai dengan akumulasi lemak mikrovesikuler dalam hepatosit. Ciri khas penyakit ini adalah ikterik, koagulopati dan ensefalopati yang disebabkan karena gagal hati akut. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun dicurigai karena adanya defisiensi rantai panjang 3-hydroxyacyl CoA dehydrogenase (LCHAD) pada ibu. Kriteria klinis Swansea sangat berguna dalam mengenali dan mendiagnosis dini AFLP. Pentingnya pengenalan dini dan manajemen multidisipilin untuk menurunkan mortalitas. Persalinanan segera merupakan kunci untuk mencegah terjadinya perburukan ibu dan kematian intrauterin. Tatalaksana mendasar pada pasien dengan AFLP meliputi persalinan segera, antisipasi dan penanganan suportif terhadap komplikasi gagal hati akut di unit perawatan intensif (ICU), serta pertimbangan untuk melakukan transplantasi hati sebagai opsi terakhir pada kasus gagal hati fulminan. Oleh karena itu, penanganan kondisi ini memerlukan tim medis multidisiplin yang terdiri dari berbagai spesialis di rumah sakit tingkat lanjutan (tersier).
Seksio Seserea dan Tubektomi dengan Regional Anesthesia Subarachnoidal Block pada Multigravida Preterm dengan Preeklamsia Berat, Sindrom HELLP, dan Obesitas RTH Supraptomo
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.130

Abstract

Preeklamsia berat (PEB) serta sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets (HELLP) merupakan komplikasi yang bersifat fatal pada ibu hamil, dimana kondisi ini juga dapat mengancam kondisi janin. Seksio sesarea merupakan tindakan yang dipilih pada pasien dengan kondisi tersebut. Manajemen anestesi yang baik dapat menurunkan risiko komplikasi pasca persalinan pada pasien. Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas mengenai manajemen anestesi pada pasien multigravida preterm dengan PEB, sindrom HELLP, dan obesitas. Seorang wanita, 48 tahun G4P2A1, usia kehamilan preterm, dengan PEB, sindrom HELLP, dan obesitas kelas II, status fisik ASA II direncanakan untuk dilakukan sectio caesarea transperitoneal profunda (SCTP) dan metode operasi wanita (MOW). Teknik regional anesthesia subarachnoidal block (RASAB) dengan menggunakan kombinasi levobupivakain dan fentanil diberikan pada pasien. Manajemen pasca operasi tidak didapatkan adanya komplikasi pada pasien. Teknik anestesi RASAB aman diberikan kepada pasien hamil dengan komplikasi multipel dimana teknik ini juga mengurangi rasa nyeri pasca pembedahan dengan baik
Gambaran Jumlah Perdarahan pada Seksio Sesarea Spektrum Plasenta Akreta di RSUP Hasan Sadikin Bulan Januari 2020-Desember 2021 Okky Harsono; Dewi Yulianti Bisri; Iwan Abdul Rachman
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.135

Abstract

Latar Belakang: Masalah morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan spektrum plasenta akreta (SPA) berkaitan erat dengan perdarahan masif perioperatif, sehingga diperlukan strategi pemberian transfusi darah yang tepat.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah perdarahan pada seksio sesarea atas indikasi dengan spektrum plasenta akreta.Subjek dan Metode: Penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dari Januari 2020 sampai Desember 2021 dengan sampel penelitian berjumlah 50 orang yang terbagi dua berdasarkan skor Placenta Accreta Index (PAI), yaitu kelompok skor PAI <5 dan >5. Dicatat kadar hemoglobin pra dan pascabedah, jenis tindakan penjepitan aorta dan yang tidak dilakukan penjepitan, jumlah perdarahan, serta jumlah pemberian transfusi darah.Hasil: Penelitian ini memperoleh hasil perdarahan rata-rata sebesar 3.135 cc dan Hb pascaoperasi rata – rata 8,32 pada kelompok skor PAI <5 dan 8.186 cc dan Hb pasacaoperasi rata – rata 7,73 pada skor PAI >5.Simpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien dengan gangguan spektrum plasenta akreta dengan skor PAI ≥ 5 memiliki jumlah perdarahan yang lebih banyak dan tindakan penjepitan aorta dilakukan lebih dari 80% pasien
Kematian Maternal terkait Toksisitas Misoprostol: Satu Laporan Kasus Rizqi Adhelia
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.136

Abstract

Misoprostol merupakan obat gastrointestinal yang penting dalam bidang obstetrik karena memiliki efek uterotonik dan pematangan serviks. Kasus penyalahgunaan misoprostol sering terjadi di masyarakat dan dapat berlanjut menjadi kasus kematian karena timbulnya toksisitas. Kami melaporkan kematian remaja 17 tahun G1P0A0 dengan taksiran usia kehamilan 14 minggu, dengan penyalahgunaan misoprostol untuk induksi absorsi. Pasien datang dengan demam, hipoksia, takikardia dan hipotensi, serta tidak ditemukan denyut jantung janin setelah mengonsumsi 2 mg misoprostol, bahkan kemungkinan lebih, per oral dan per vagina. Penanganan pasien dilakukan dengan bilas lambung, resusitasi cairan, pemberian vasopresor dan paracetamol intravena, intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik, namun kondisi pasien tidak membaik dan kemudian meninggal setelah beberapa jam perawatan. Manifestasi toksisitas meliputi kontraksi hipertonik uterus berakibat distres dan kematian janin, hipertermia, rabdomiolisis, hipoksia, alkalosis respiratorik dan asidosis metabolik, Manifestasi yang timbul pada kasus ini adalah kematian janin, hipertermia dan hipoksia. Penanganan meliputi tindakan suportif. Kegagalan multiorgan yaitu gastrointestinal, ginjal, kardiorespirasi dan koagulopati menjadi penyebab kematian. Penanganan kasus toksisitas misoprostol adalah dengan tindakan suportif dan keterlambatan mendapatkan penanganan meningkatkan risiko kematian.
Pengelolaan Perioperatif Pasien Obesitas yang dilakukan Seksio Sesarea dengan Anestesi Umum Dewi Yulianti Bisri; Tatang Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.140

Abstract

Obesitas saat ini merupakan ancaman kesehatan yang paling umum di seluruh dunia dan pengaruhnya terhadap kesehatan secara umum meningkat dengan cepat. Obesitas memiliki dampak dramatis pada outcome kehamilan. Meskipun prevalensi meningkat terkait dengan diabetes dan hipertensi, obesitas pada kehamilan telah dikaitkan dengan outcome perinatal dan neonatal yang buruk. Ibu obesitas memiliki peningkatan risiko komplikasi kehamilan seperti anemia, hipertensi, preeklampsia, kehamilan prematur, seksio sesarea emergensi, dan diabetes gestasional. Masalah anestesi pada seksio sesarea dengan obesitas morbid adalah dalam hal kesulitan ventilasi dan intubasi, pengaturan ventilasi, dosis obat anestesi dan pemilihan obat anestesi dan bangun dari anestesi. Wanita gravida aterm, G4P2A1, bekas seksio sesarea 2 kali, usia 37 tahun, berat 134 kg, tinggi 171 cm, BMI 45,68 kg/m2, dilakukan seksio sesarea dengan anestesi umum di RS Melinda Bandung. Pemeriksaan praoperasi dilakukan pemeriksaan jalan napas dengan skor Mallampati, thyromental distance, lingkaran leher. Induksi anestesi dengan propofol, atracurium, intubasi dengan posisi diganjal dengan bantal dan diintubasi dengan pipa endotrakeal no 6,5. Anestesi dengan N2O/O2 dan sevoflurane. Bayi lahir dengan berat badan 4400 gr, panjang badan 53 cm, Apgar skor 1 menit 9 dan 5 menit 10. Pascaoperasi diberikan analgetik ketoprofen dan meperidine dan dirawat di bangsal, tidak dirawat di HCU atau ICU.
Manajemen Anestesi pada Pasien Obstetri dengan Kelainan Jantung Kongenital dan Risiko Hipertensi Pulmonal Pinter Hartono; Sri Rahardjo
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.141

Abstract

Jumlah ibu hamil dengan penyakit jantung saat ini meningkat tajam dikarenakan perbaikan daya tahan anak- anak yang lahir dengan masalah penyakit jantung kongenital. Hal ini dapat meningkatkan frekuensi faktor risiko kardiovaskular pada wanita usia subur dan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab tersering kematian maternal di negara berkembang. Perubahan kardiovaskular selama kehamilan menambah beban dari penyakit pada ibu hamil dengan penyakit jantung dan dapat meningkatkan kejadian morbiditas dan mortalitas peripartum. Kehamilan merupakan problematika terkait kardiovaskular pada ibu hamil dengan hipertensi pulmonal. Perubahan anatomis dan fisiologis kardiovaskular selama kehamilan serta kelainan patologis jantung yang dimiliki harus menjadi pertimbangan dalam memilih mode persalinan dan pembiusan. Fase kritis terjadi pada saat persalinan dan pascapersalinan. Kondisi yang harus diperhatikan adalah menghindari peningkatan tahanan vaskular pulmonal, penurunan systemic vascular resistance (SVR), kelebihan cairan, nyeri, dan mencegah terjadinya sindrom Eisenmenger serta gagal jantung kanan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8