Sudadi
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI LITERATURE REVIEW: ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN PENDEKATAN PERAWATAN SPIRITUAL TERHADAP LEVEL NYERI PASIEN KANKER SERVIKS Eka Rora Suci Wisudawati; Sudadi Sudadi; Wiwin Lismidiati
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.576

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Prevalensi kanker yang paling sering dialami wanita Indonesia adalah kanker serviks dan kanker payudara. Perawatan paliatif dan perawatan spiritual yang terintegrasi akan sangat menunjang managemen nyeri dan keluhan fisik pada pasien kanker. Tujuan: Literature review ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan paliatif dengan pendekatan perawatan spiritual terhadap level nyeri pada pasien kankerserviks. Metode: Desain penelitian adalah literature review. Pencarian literature dilakukan dengan melakukan penelusuran jurnal internasional dan nasional. Hasil pencarian artikel pada database ditemukan sebanyak 799 artikel. Jumlah artikel yang sesuaikriteria inklusi adalah sebanyak 12 artikel. Hasil literatur review didapatkan dari kedua belas jurnal yang direview, 1 jurnal merupakan review yaitu systematic review, 7 penelitian klinis, 2 penelitian quasy experiment, 1 penelitian randomized control trial (RCT), 3 penelitian kualitatif dan 1 penelitian campuran (mix methode), 3 penelitian merupakan penelitian survey yaitu 2 jurnal dengan pendekatan crossectionaldan 1 jurnal dengan pendekatansurvei berbasis studi multisite, 1 jurnal penelitian prospektif longitudinal. Hasil: Pemberian asuhan keperawatanpaliatif dan perawatan spiritual secara komprehensif pada pasien kanker serviks efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien atau mengurang ikeluhan-keluhan yang dialami pasien kanker, terutama dalam managemen nyeri yang merupakan keluhan paling sering dialami oleh pasien kanker. Saran: Penelitian terkait pembuatan prosedur Asuhan Keperawatan Paliatif dapat dilakukan sebagai upaya managemen nyeri pasien kanker serviks.Kata Kunci: Nyeri Kanker, Perawatan Spiritual, Kanker Serviks, Perawatan Paliatif
Stabilitas Hemodinamik Propofol – Ketamin Vs Propofol – Fentanyl pada Operasi Sterilisasi / Ligasi Tuba Laurentius Sandhie Prasetya; Sudadi Sudadi
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.974 KB) | DOI: 10.14710/jai.v4i2.6429

Abstract

Latar belakang: Teknik TIVA kontinyu menggunakan kombinasi propofol dan fentanyl telah umum digunakan. Teknik tersebut dapat memberikan anestesi yang adekuat, namun dapat menyebabkan perubahan hemodinamik durante operatif yang bervariasi. Kombinasi propofol dan ketamin diharapkan dapat memberikan anestesi yang nyaman untuk pembedahan dengan perubahan hemodinamik durante operatif yang lebih stabil.Metode: Desain penelitian percobaan acak terkontrol. Ruang lingkup penelitian adalah pasien wanita yang menjalani operasi sterilisasi ligasi tuba dengan Metode Operasi Wanita dengan tehnik anestesi TIVA kontinyu. Subyek berjumlah 70 yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok yang masing -masing terdiri dari 35. Kelompok PK adalah subyek yang menggunakan kombinasi propofol 2 mg/kgbb dan ketamin 0,5 mg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2 mg/kgbb/jam dan ketamin 0,5 mg/kgbb/jam intravena, sedangkan kelompok PF adalah subyek yang menggunakan kombinasi induksi propofol 2 mg/kgbb dan fentanyl 1 μg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2 mg/kgbb/jam dan fentanyl 1 μg/kgbb/jam intravena. Penilaian parameter perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik (TDS), tekanan arteri rerata (TAR) dan laju denyut jantung (DJ) dinilai pada saat induksi, insisi dan durante operasi hingga selesai.Hasil: Penurunan parameter hemodinamik lebih dari 10 % terjadi pada kelompok PF pada saat induksi, insisi dan menit ke-5, dimana tekanan darah sistolik (TDS) menurun sebesar 15,5 (7,26) %, tekanan arteri rerata (TAR) menurun sebesar 14,0 (8,34) % dan laju denyut jantung (DJ) sebesar 14,2 (6,52) % sedangkan pada kelompok PK terjadi penurunan TDS sebesar 4,3 (2,72) % (p = 0,000), TAR of 4,6 (3,18) % (p =0,000) dan DJ sebesar 3,5(2,63) % (p = 0,000) saat induksi.Simpulan: Stabilitas hemodinamik kelompok PK lebih baik daripada kelompok PF.
Prevalensi Tanda dan Gejala serta Keterlibatan Tim Multidispliner dalam Perawatan Paliatif Pasien Leukemia Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Samalalita Rahmatina; Sri Mulatsih; Eggi Arguni; Sudadi Sudadi
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.185-90

Abstract

Latar belakang. Perawatan paliatif pada anak masih jarang diteliti terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu kategori pasien yang memerlukan perawatan paliatif adalah anak dengan kanker. Leukemia merupakan kanker dengan prevalensi terbesar pada anak.Tujuan. Mengetahui karakteristik, prevalensi tanda dan gejala, serta keterlibatan tim multidispliner dalam perawatan paliatif pasien leukemia anak di RSUP Dr. Sardjito.Metode. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien berusia kurang dari 18 tahun yang didiagnosis leukemia pada tahun 2015 di RSUP Dr. Sardjito.Hasil. Empat puluh enam pasien anak dengan leukemia dianalisis. Sebanyak 34 pasien merupakan pasien leukemia limfoblastik akut (LLA) dan 12 sisanya merupakan pasien leukemia mieloblastik akut (LMA), 20 pasien berusia berusia 1-4 tahun, dan 26 pasien berjenis kelamin perempuan. Sepuluh pasien meninggal, 18 pasien sembuh atau telah selesai menjalani terapi, dan 18 pasien lainnya tanpa keterangan sehingga disimpulkan masih menjalani terapi. Tanda dan gejala dengan prevalensi tertinggi adalah demam (40 pasien), nyeri (38 pasien), mual (32 pasien), dan muntah (27 pasien). Fase induksi memiliki prevalensi tanda dan gejala tertinggi dibanding fase lainnya. Tiga kelompok tenaga kesehatan yang selalu terlibat dalam perawatan paliatif adalah residen anak/dokter spesialis anak/konsultan onkologi anak, perawat, dan dokter spesialis anestesi.Kesimpulan. Fase induksi memiliki prevalensi tanda dan gejala tertinggi dibanding fase lain sehingga memerlukan perawatan paliatif suportif lebih banyak. 
Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien Stroke Hemoragik Rebecca Sidhapramudita Mangastuti; Bambang J. Oetoro; Sudadi Sudadi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.724 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol3i2.137

Abstract

Stroke terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba. Penyebab terbanyak stroke adalah berkurangnya pasokan darah ke otak (stroke iskemik). Penyebab stroke lainnya adalah perdarahan (stroke hemoragik). Perdarahan intraserebral (ICH) terjadi akibatnya pecahnya pembuluh darah otak. Lokasi terjadinya stroke dapat di basal ganglia, cerebelum, batang otak atau kortek serebri. Penyebab perdarahan intraserebral adalah hipertensi, trauma, infeksi, tumor, defisiensi faktor pembekuan darah, terapi antikoagulan, malformasi arterivena (AVM). Laki-laki, 67 tahun dengan GCS 5 (E1M3V1) dengan terapi rutin antikoagulan menderita serangan stroke hemoragik. CT scan memperlihatkan adanya perdarahan intraparenkim lobus parieto-temporo-oksipital kanan 53,3 ml, perifokal edema, herniasi subflacin kiri 13,9 mm dan herniasi central downward. Pasien dilakukan kraniotomi evakuasi hematom dan dekompresi dengan anestesi umum. Pasien dalam kondisi umum stabil saat operasi berlangsung. Postoperasi, pasien dirawat di Intensive Care Unit. Pasien dinyatakan mati batang otak pada hari kedua pasca operasi dan meninggal pada hari keempat. Anesthetic Management in Patients with Hemorrhagic StrokeStroke is triggered by a sudden interruption of blood supply to the brain. The most frequent etiology of stroke is decrease blood supply to the brain (ischemic stroke). Another stroke is caused by rupture of blood brain vessel (hemorrhagic stroke). Intracerebral hemorrhage (ICH) occurs when a blood vessel within the brain bursts. Stroke locates mainly in basal ganglia, cerebellum, brain stem or cerebral cortex. The common cause of intracerebral hemorrhage are hypertension, trauma, infection, tumors, blood coagulation factor deficiencies, anticoagulant therapy, or arteriovenous malformations. We reported a 67-years old, man with, GCS 5 (E1M3V1) on routine anticoagulant therapy who experienced hemorrhagic stroke. Brain CT-scan examination showed bleeding in intra parenchimal right parieto-temporo-occipital lobe about 53,3 mL, perifokal edema, subflacin sinistra 13,9 mm and central downward herniation. Patient was performed craniotomy to evacuate the hematome and decompresion with general anesthesia. During surgery patient had a relatively stable condition. After surgery, the patient was treated in intensive care unit but declared brain stem dead on day-2 post surgery an died day-4. 
Peran Protease Calpains pada Neurotrauma MM Rudi Prihatno; Sudadi Sudadi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.12 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol2i2.165

Abstract

Cedera otak traumatik merupakan kejadian yang dapat berakibat fatal bila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat. Penatalaksanaan tersebut dapat berupa terapi medikamentosa ataupun intervensional non-farmakologik seperti pemberian oksigen dengan ventilasi mekanik, tindakan pembedahan, dan lain sebagainya. Hal terpenting yang paling baik dilakukan adalah penatalaksanaan awal pasca kejadian, dimana proses-proses metabolik di otak sangat mempengaruhi hasil akhir dari kondisi seluler otak. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah penatalaksanaan pencegahan pemburukan dampak cedera otak traumatik dengan intervensi yang memanfaatkan jalur-jalur iskemik yang sudah diketahui, salah satunya adalah protease calpain The Role of Calpains Protease in Neurotrauma Traumatic brain injury is an event that can be fatal if not get an adequate management. Treatment may be either medical therapy or interventional non-pharmacological, such as providing oxygen with mechanical ventilation, surgery, and so forth. The most important thing is best done early post-incident management, in which metabolic processes in the brain greatly affect the outcome of the condition of the brain cell. One of the consideration is the impact of deterioration prevention treatment of traumatic brain injury with interventions that harness ischemic pathways already known, one of which is the protease calpain. 
Korelasi antara Skor Indeks Plasenta Akreta (IPA) dan Perdarahan Seksio Sesarea Intraoperatif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Dede Frits Manambual Sinaga; Sudadi Sudadi; Ratih Kumala Fajar Apsari
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.124

Abstract

Latar Belakang: Plasenta akreta spektrum merupakan kondisi obstetri yang memiliki resiko tinggi terjadinya perdarahan masif dan komplikasi terkait lainnya. Indeks Plasenta Akreta (IPA) diusulkan untuk memprediksi resiko perlekatan plasenta abnormal dengan probabilitas terjadinya invasi berbanding paralel dengan skor IPA.Tujuan: Mencari korelasi skor IPA dengan perdarahan yang terjadi intraoperatif pada pasien yang dilakukan seksio sesarea (SC) elektif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta.Subjek dan Metode: Observasional retrospektif dengan melihat data rekam medis pasien dengan sangkaan plasenta akreta spektrum yang dilakukan pemeriksaan skor indeks plasenta akreta dan dilakukan SC elektif di RSUP Dr. Sardjito periode Januari 2019 sampai Desember 2021. Hasil: Terdapat korelasi yang bermakna antara skor IPA dan perdarahan SC intraoperatif (p=0,001) dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi dalam kategori sedang (r=0,495). Skor IPA (B=389; p=0.013) dan durasi operasi (B=18,1, p=0.001) berpengaruh signifikan terhadap jumlah perdarahan SC intraoperatif dalam penelitian ini.Simpulan: Terdapat korelasi positif sedang antara skor IPA dengan jumlah perdarahan SC intraoperatif pada pasien sangkaan plasenta akreta spektrum yang dilakukan SC elektif di RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta