cover
Contact Name
Andi Farid Hidayanto
Contact Email
kreatifjurnal@gmail.com
Phone
+6281346201488
Journal Mail Official
kreatifjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Desain, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Ciptomangunkusumo, Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur
ISSN : 23031662     EISSN : 27472582     DOI : 10.46964
Core Subject : Art, Engineering,
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur, terbitan ini berisi artikel bidang ilmu desain produk industri, arsitektur dan ilmu ilmu umum yang mendukung disiplin tersebut. Diterbitkan secara berkala 6 bulanan, tiap bulan April dan Oktober
Articles 262 Documents
DESAIN TAS UNTUK KOMUNITAS SUGAR GLIDER Muhammad Khairil Abidin; Etwin Fibrianie Suprapto
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.22

Abstract

ABSTRAK Sugar glider merupakan hewan endemik sejenis Marsupial (mamalia berkantung) Omnivora. Merupakan satu keluarga dengan Koala dan Kangguru dan mempunyai bentuk tubuh menyerupai tupai yang aktif di malam hari (nocturnal). Sugar glider mempunyai sarana bawa khusus yang membuat sugar glider nyaman ketika dibawa pergi. Karena itu untuk memudahkan dan membuat sugar glider agar nyaman ketika dibawa pergi dibutuhkan tas khusus untuk sugar glider bisa bernafas didalam tas, yang membedakan tas ini dari tas sebelumnya adalah pada bagian dalam alas tas dapat dilepas dan dipasang agar memudahkan penggunanya untuk membersihkan bagian dalam tas ketika sugar glider buang air. Karenanya tujuan perancangan produk ini ialah mendesain sarana bawa yang memiliki alas yang dapat dilepas dan dipasang dengan metode perencanaan dan perancangan yaitu: preliminary design, design development, final design, dan prototype. Usulan desain ini dapat mengatasi kekurangan pada produk sebelumnya, serta mempermudah para pencinta sugar glider untuk membawa dan membasuh tasnya. Kata kunci : Sugar glider, sarana bawa, mengatasi kekurangan. ABSTRACT Sugar gliders are an endemic species similar to Marsupial (marsupial mammals) Omnivores Which is a family with Koalas and Kangaroo and has a squirrel-like body shape and is nocturnal. Sugar gliders have a special carrying tool that makes sugar gliders comfortable when taken away. Therefore to make it easy and make sugar gliders comfortable when taken away, a special bag for the sugar glider can breathe inside the bag, what distinguishes this bag from the previous bag is the removable and fitted inner bag to make it easier for users to clean the inside of the bag when sugar gliders urinate. Therefore the purpose of designing this product is to design a carrying device that has a removable and installed base with planning and design methods, namely: preliminary design, design development, final design, and prototype. This design proposal can overcome the shortcomings in the previous product, and make it easier for lovers of sugar gliders to carry and wash their bags. Keywords: Sugar gliders, means of carrying, overcoming shortcomings.
DESAIN MEJA KERJA STAF ADMINISTRASI SMAN 7 SAMARINDA M. Wakhid Bryan Adam; Darius Shyafary
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.23

Abstract

Abstrak Meja adalah salah satu furniture yang memiliki permukaan datar dan bagian bawahnya disokong oleh empat kaki dan memiliki sebuah laci. Yang dimaksud dengan meja kerja adalah suatu produk yang digunakan oleh direktur, staf maupun pegawai sebagai alas untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Dalam pekerjaan seorang Staf Administrasi SMAN 7 Samarinda pastinya menggunakan sebuah meja yang dapat memenuhi semua kebutuhan dalam bekerja, Salah satunya adalah tempat penyimpanan berkas pekerjaan dan memiliki ukuran yang sesuai dengan ruangan yang ada. Saat ini Staf Administrasi SMAN 7 Samarinda memiliki meja kerja yang ada pada umumnya, akan tetapi memiliki kondisi yang kurang memadahi seperti halnya pada laci penyimpanan berkas yang rusak atau bolong serta belum adanya modifikasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya dalam hal kenyamanan dan fungsionalnya. Dengan kondisi tersebut si pengguna itu sendiri harus meletakkan berkas-berkas pekerjaan diatas meja. Dengan metode yang sudah dilakukan di antaranya, prelimanary design, design development dan final design, maka didapatkan hasil akhir perancangan meja kerja staf Administrasi SMAN 7 Samarinda yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan kenyamanan pada saat digunakan serta diperlukan modifikasi. Dengan dibuatnya Meja Kerja ini dapat membantu aktivitas pekerjaan Staf Administrasi SMAN 7 Samarinda. Kata Kunci : meja,meja kerja, minimalis. Abstract A table is one of the furniture that has a flat surface and the bottom is supported by four legs and has a drawer. What is meant by a work desk is a product that is used by directors, staff and employees as a base for completing office work. In the work of an Administrative Staff of SMAN 7 Samarinda, of course, using a table that can fulfill all the needs of work, one of which is a file storage job and has a size that matches the existing room. Currently the SMAN 7 Samarinda Administrative Staff has an existing work desk in general, but has less adequate conditions such as in damaged or perforated file storage drawers and there has been no modification in accordance with the user's needs in terms of comfort and functionality. Under these conditions the user himself must put the work files on the table. With the methods that have been carried out including, data collection, data analysis, and final design, the final results of the design of the SMAN 7 Samarinda Administration staff work table are in accordance with consumer needs and convenience when used and modifications needed. With the creation of this Work Desk can help work activities Administrative Staff of SMAN 7 Samarinda. Keywords: desk, work desk, minimalist.
DESAIN SARANA BAWA PERALATAN DAN WORKSTATION PEMBERSIH SEPATU SNEAKER Shiddiq Arifin Dwi Putra; Roni H
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.24

Abstract

ABSTRAK Peralatan atau perkakas pembersih sepatu pada umumnya menggunakan box atau kotak yang menggunakan material kayu maupun plastik kaca sehingga akan memiliki jangka waktu penyimpanan yang tidak cukup panjang. Tetapi, sarana pembawa peralatan pembersih sepatu yang ada saat ini hanya diperuntukan untuk pengguna sepatu berbahan kulit. Sehingga, memiliki keterbatasan untuk pengguna sepatu sneaker yang berbahan kanvas, nylon, suede, dan kulit sintetis. Untuk perawatannya sendiri masih menggunakan metode dry cleaning untuk jenis sepatu sneaker berbahan suede. Tetapi belum menerapkan metode pembersihan wet cleaning untuk sepatu sneaker yang berbahan kanvas, nylon, dan kulit sintetis. Oleh karena itu, perancang berencana membuat sarana membawa peralatan pembersih sepatu sneaker yang disertai meja alas pembersih sepatu sneaker dengan metode dry cleaning dan wet cleaning. Dalam laporan ini yang berjudul “Desain Sarana Bawa Peralatan dan Workstation Pembersih Sepatu Sneaker” memberi alternatif baru dalam desain sarana bawa khususnya pembersih sepatu sneaker. Metode perancangan yang dilakukan yaitu melakukan preliminary design, design development dan final design. Sehingga dihasilkan sarana bawa peralatan pembersih sepatu sneaker dengan desain yang lebih ergonomis, dan estetis yang bernuansa minimalis modern yang dilengkapi dengan meja workstation dan penyimpan peralatan pembersih sepatu sneaker dalam satu desain produk. Kata Kunci : alat, pembawa, pembersih, sarana, sneaker ABSTRACT Shoe cleaning tools or tools generally use boxes or boxes that use wood or plastic glass materials so that they will have a long enough storage period. However, the existing shoe cleaning equipment carriers are only intended for leather shoes users. So, it has limitations for users of sneakers, canvas, nylon, suede and synthetic leather. For his own treatment, it still uses the dry cleaning method for suede shoes. But it has not yet applied the wet cleaning method for sneakers, made from canvas, nylon, and synthetic leather. Therefore, the designer plans to make a sneaker shoe cleaning equipment carrier with a shoe sneaker cleaning table with dry cleaning and wet cleaning methods. In this report entitled "Design of Facilities to Bring Equipment and Sneaker Shoe Cleaning Workstations" provides a new alternative in the design of the means to carry it, especially cleaning sneakers. The design method that is carried out is conducting preliminary design, design development and final design. So that a means to carry sneaker shoe cleaning equipment with a more ergonomic, aesthetic design with modern minimalist nuances is equipped with a workstation table and sneaker shoe cleaning equipment storage in one product design. Keywords: tool, carrier, cleaner, means, sneaker
DESAIN SARANA BAWA DAN PENYIMPANAN PERALATAN PRAKTIKUM PRIBADI BAGI PELAJAR SMK FARMASI Damayanti .; Dita Andansari
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.28

Abstract

ABSTRAK SMK Farmasi memiliki mata pelajaran yang mengharuskan pelajar melaksanakan praktikum di labolatorium. Kegiatan praktikum mengharuskan pelajar untuk memiliki peralatan pribadi yang wajib dibawa. Saat ini sebagai sarana bawa dan penyimpanannya, pelajar SMK Farmasi menggunakan kotak berbahan plastik yang biasa digunakan untuk tempat makanan. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ide rancangan ini. Serta permasalahan yang ada saat ini adalah saat jadwal praktikum berlangsung, pelajar SMK Farmasi banyak membawa peralatan, diantaranya peralatan yang mudah pecah maupun yang tidak mudah pecah, namun belum adanya sarana bawa khusus untuk peralatan tersebut. Adapun tujuan rancangan ini adalah untuk mendesain sebuah sarana bawa yang dapat melindungi peralatan-peralatan yang dibawa, diantara lain; pipet tetes, cawan porselin, kaca arloji, batang pengaduk, tissue, lap, sendok tanduk, gunting, kayu penjepit, spatula, forcep, sikat tabung, etiket, label ni, zak plastik, dan botol kaca. Dengan metode perancangan yang sudah dilakukan diantaranya; pengumpulan data analisis, alternatif desain, pengembangan desain dari alternatif terpilih, serta desain akhir. Sehingga dihasilkan desain sarana bawa dan penyimpanan peralatan praktikum bagi Pelajar SMK Farmasi Samarinda yang memiliki sekat-sekat khusus peralatan praktikum pribadi Pelajar SMK Farmasi Samarinda, dan menggunakan gaya desain modern, serta sistem bukaan menggunakan resleting, dengan warna biru dan putih yang melambangkan ciri SMK Farmasi. Kata Kunci : Desain Sarana Bawa, SMK Farmasi Samarinda, Perlatan Praktikum ABSTRACT Pharmacy Vocational Schools have subjects that require students to carry out practical work in laboratories. Practical activities require students to have personal equipment that must be carried. Currently as a means of carrying and storing it, students of Pharmacy Vocational Schools use plastic boxes that are used for food. This is the background of the emergence of this design idea. As well as the problems that exist today are when the practicum schedule takes place, many Pharmacy Vocational students carry equipment, including fragile and non-fragile equipment, but there is no special means of carrying it for the equipment. The purpose of this design is to design a vehicle that can protect the equipment carried, among others; drop pipette, porcelain cup, watch glass, stirring rod, tissue, cloth, horn spoon, scissors, wooden tongs, spatulas, forceps, tube brushes, etiquette, labels, plastic bags, and glass bottles. With the design method that has been carried out including; analysis of data collection, alternative design, design development of selected alternatives, and final design. So that the design of the carrying facilities and storage of practicum equipment for Samarinda Pharmacy Vocational School students who have special barriers to the personal practicum equipment of Samarinda Pharmacy Vocational School students, and using a modern design style, and openings system using zippers, blue and white symbolize the characteristics of Pharmacy Vocational Schools. Keywords: Carrying Facilities Design, Samarinda Pharmacy Vocational School, Practical Equipment
DESAIN SARANA BAWA DENGAN MEJA PORTABEL UNTUK PERALATAN MENGGAMBAR ILUSTRATOR DIGITAL Hilvan Maulana; Dwi Cahyadi
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.29

Abstract

ABSTRAK Menggambar adalah kegiatan meniru barang, manusia, binatang dan sebagainya yang dibuat dengan coretan pensil atau alat lainnya pada sebuah media. Orang yang menggambar dengan teknik digital atau bekerja sebagai pembuat ilustrasi digital biasa disebut sebagai Ilustrator Digital. Meskipun ilustrator digital sudah merupakan profesi yang memiliki peralatannya sendiri untuk dipakai akan tetapi belum ada media atau sarana bawa yang dikhususkan untuk membawa peralatan menggambar tersebut. Selain sarana bawa, meja yang bisa dibawa kemanapun saat pergi keluar dapat menjadi opsi tambahan ketika seorang ilustrator ingin menggambar di luar di tempat yang tidak tersedia meja. Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan produk ini adalah membuat produk berupa sarana bawa dan penyimpanan untuk peralatan menggambar Ilustrator Digital yang ergonomis dan sesuai dengan karakter ilustrator digital, memiliki dimensi yang sesuai dengan peralatan menggambar yang dibawa dan dapat dijadikan alas untuk menggambar. Dengan berbagai metode perencanaan dan perancangan yang diantaranya adalah pengumpulan data, konsep desain, alternatif desain, pengembangan desain hingga mencapai desain akhir, diharapkan usulan desain ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak terkait untuk dapat melengkapi hal-hal yang belum tercapai pada Desain Sarana Bawa Dengan Meja Portabel Untuk Peralatan Menggambar Ilustrator Digital ini. Kata kunci: ilustrator digital, sarana bawa, meja portabel, peralatan menggambar ABSTRACT Drawing is an activity to imitate goods, humans, animals and so on that are made with pencil strokes or other tools on a media. People who draw with digital techniques or work as digital illustration makers are commonly referred to as Digital Illustrators. Even though digital illustrators are already professions that have their own equipment to use, there is no media or means to carry specifically to carry the drawing equipment. In addition to carrying facilities, a table that can be carried anywhere when going out can be an additional option when an illustrator wants to draw outside where there is no table. The goal to be achieved in designing this product is to make a product in the form of a vehicle and storage for drawing equipment Digital illustrators who are ergonomic and in accordance with the character of digital illustrators, have dimensions that are suitable for drawing equipment that can be used as a base for drawing. With a variety of planning and design methods which include data collection, design concepts, alternative designs, development of designs to achieve the final design, it is expected that this design proposal can provide input for relevant parties to be able to complete the things that have not been achieved in the Carrying Facilities Design With Portable Tables For Digital Illustrator's Drawing Equipment. Keywords: digital illustrator, means of carrying, portable desk, drawing equipment
DESAIN SEBAGAI PRODUK DAN PRAKTIK DAN RELASINYA DENGAN MEDIA DALAM INDONESIA 4.0 Adi Surahman
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.30

Abstract

ABSTRAK Komunikasi sebagai sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator (penyampai pesan) pada komunikan (penerima pesan) untuk mencapai kesamaan makna merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang pada hakikatnya memerlukan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Dalam proses komunikasi, interaksi ini dapat terjadi pada beragam tatanan. Beragam tatanan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia terdiri dari intrapersonal, interpersonal, kelompok kecil (small group), komunikasi publik, dan komunikasi massa. Klasifikasi tatanan komunikasi tersebut dilakukan berdasar pada jumlah orang yang terlibat dalam proses komunikasi; yang menempatkan komunikasi massa menjadi tatanan komunikasi yang melibatkan banyak orang, tersebar dan memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi. Dalam komunikasi massa, secara konvensional, media yang lazim digunakan terklasifikasi dalam media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio dan televisi). Artikel ini akan membahas kajian pustaka menggunakan Analisis Dokumentasi untuk mengidentifikasi potensi pengembangan Desain sebagai produk dan praktik dan relasinya dengan media di era Indonesia 4.0. Dalam hal ini, pendidikan tinggi desain berperan sebagai saluran pengayaan wawasan bagi mahasiswa untuk dapat memahami konsep yang kuat dan integratif dalam kaitannya menghadapi tuntutan kebutuhan Desain di Revolusi Industri 4.0. Kata kunci: Produk Desain, Praktik Desain, Media dalam Desain, Indonesia 4.0 ABSTRACT Communication as a process of delivering messages from the communicator (messenger) to the communicant (the recipient of the message) to achieve the same meaning is one of human needs as a social being which essentially requires interacting with one another. In the process of communication, this interaction can occur in a variety of settings. Various communication arrangements as a form of human interaction consist of intrapersonal, interpersonal, small groups (small groups), public communication, and mass communication. The classification of the communication order is carried out based on the number of people involved in the communication process; which puts mass communication into a communication system that involves many people, spreads and has a high degree of differentiation. In mass communication, conventionally, media commonly used are classified in print media (newspapers and magazines) and electronic media (radio and television). This article will discuss literature review using Documentation Analysis to identify potential development of Design as a product and practice and its relationship with the media in the Indonesian era 4.0. In this case, design higher education plays a role as an insight enrichment channel for students to be able to understand a strong and integrative concept in relation to the demands of design in the Industrial Revolution 4.0. Keyword: Product Design, Design Practices, Media in Design, Indonesia 4.0
PENGGUNAAN FORMAT BITMAP DAN VEKTOR PADA SPANDUK WARUNG MAKAN PEDAGANG KAKI LIMA Ahmad Fuad; Beng Susanto
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.31

Abstract

ABSTRAK Sudah puluhan tahun, bahkan sudah lebih dari seratus tahun yang lalu ada kebiasaan masyarakat dalam mencari rezeki dengan cara menjajakan dagangannya dipinggir jalan. Pedagang yang memiliki kebiasaan berdagang tersebut memilki istilah pedagang kaki lima. Istilah tersebut timbul dikarenakan peraturan pada zaman Hindia Belanda yang disalah artikan,“ Five Foot Way“ yang mengharuskan setiap bangunan besar dipinggir jalan harus menyediakan lahan sebesar Lima Kaki, untu pejalan kaki. Yang berubah pemahaman menjadi Kaki Lima. Dan lahan untuk pejalan kaki yang selebar lima kaki tersebut secara tidak sengaja menjadi tempat mangkal para pedagang keliling. Saat ini, para pedagang kaki lima pasti wajib menggunakan spanduk, sebagai tanda untuk menginformasikan tentang apa yang mereka jual. Awalnya ada hal yang menarik pada penggunaan spanduk ini. Mengapa para pedagang kaki lima, terutama pedangan Pecel Lele, Pecel Ayam dan Seafood masih bertahan menggunakan spanduk tradisional yang masih menggunakan teknik lukis manual. Selain teknik manual yang mereka gunakan, ada hal menarik lainnya yang timbul. Hal tersebut adalah mereka tetap menggunakan gambar hewan yang masih hidup, dengan gambar atau image yang tidak nyata. Dikarenakan penggunaan image yang tidak real, yang mendekati format vektor inilah yang memancing peneliti untuk meneliti penggunaan format vektor dan bitmap pada spanduk pedagang kaki lima. Kata kunci : kaki lima, vektor, bitmap ABSTRACT It's been decades, even more than a hundred years ago there was the habit of the people in seeking sustenance by peddling their wares on the side of the road. Traders who have trade habits have the term street vendors. The term arises because the rules of the Dutch East Indies era were misinterpreted, the "Five Foot Way" which requires that every large building on the side of the road must provide land of five feet, for pedestrians. And the five-foot-wide pedestrian area inadvertently becomes a hangout for mobile traders. At present, street vendors must be obliged to use banners, as a sign to inform them about what they sell. Initially there was something interesting about using this banner. Why do street vendors, especially Pecel Lele, Pecel Ayam and Seafood, still survive using traditional banners that still use manual painting techniques. In addition to the manual techniques they use, there are other interesting things that arise. This is that they still use images of animals that are still alive, with images or images that are not real. Due to the use of images that are not real, which is close to vector format, this is what provokes researchers to examine the use of vector and bitmap formats on street vendor banners. Keywords: sidewalk, vector, bitmap
KAJIAN RELASI ANTARA PUBLIC FIGURE DAN JINGLE TVC TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN: (Studi Kasus: Iklan Shopee “Sepedaku Mana” Tahun 2017) Reza Ramadani Firman
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.32

Abstract

Abstrak Persaingan iklan TvC pada dunia e-commerce di Indonesia semakin signifikan dan mengharuskan setiap e-commerce mempunyai daya tarik iklan tersendiri. Salah satunya Shopee. Pada iklan Shopee ini daya tarik yang paling diingat adalah daya tarik public figure dan daya tarik jingle yang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui relasi konsumen terhadap relasi daya tarik iklan shopee hingga dapat menjadi top of mind dibenak konsumen dan menimbulkan kepercayaan terhadap minat beli konsumen. Fokus penelitian ini terdapat di unsur daya tarik iklan yaitu daya tarik iklan menggunakan selebrita dan lagu populer pada latar belakang musik iklannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan pemasaran dengan melakuakan penelitian kualitatif, populasi dan sampel diambil dari mahasiswa Magister ITB berusia 24-30th dengan jumlah responden sekitar 83 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer yang didapatkan dari kuesioner dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan data sekundernya didapatkan dari penelitian terdahulu, buku, dan jurnal. Kebaruan dari penelitian ini adannya objek tambahan yaitu menambahkan unsur daya tarik iklan public figure, selanjutnya pendekatan teori pengujiannya yang berbeda dengan pengujiannya ingin melihat apakah relasi kedua daya tarik iklan tersebut berpengaruh dengan minat beli pada konsumen. Hasil penelitian menunjukan unsur yang terdapat pada daya tarik iklan shopee ini memiliki kekuatan dan ketertarikan konsumen terhadap iklan ini sehingga dapat menjadi top of mind, dan dapat dijadikan relevansi serta gambaran ide promosi atau konten iklan bagi pelaku usaha di era revolusi industri kreatif 4.0 yang tepat sasaran atau sesuai dengan target yang dicapai. Kata Kunci : Public Figure, Jingle, Iklan, TvC. Abstrack TvC ad competition in the world of e-commerce in Indonesia is increasingly significant and requires every e-commerce to have its own advertising appeal. One of them is Shopee. In this Shopee ad, the most memorable attraction is the attractiveness of the public figure and the attractiveness of the jingle used. The aim is to find out the relationship between consumers and the attractiveness of shopee advertisements so that they can become top of mind in the minds of consumers and generate confidence in consumers' buying interest. The focus of this research is on the element of ad attractiveness, which is the attractiveness of advertisements using celebrities and popular songs on the background of the music ad. This study uses a marketing scientific approach by conducting qualitative research, population and samples taken from ITB Masters students aged 24-30th with a total of about 83 respondents. The data used in this study are primary data obtained from questionnaires with descriptive research types, while the secondary data obtained from previous research, books, and journals. The novelty of this research is that additional objects are adding elements of public figure ad attraction, then the test theory approach which is different from the test wants to see whether the relationship between the two advertisement attractiveness influences the buying interest in consumers. The results of the study show that the elements contained in the attractiveness of this shopee ad have the power and interest of consumers towards this advertisement so that it can become top of mind, and can be used as a relevance and description of promotional ideas or advertising content for businesses in the creative industry revolution 4.0. or in accordance with the targets achieved. Keyword : Public Figure, Jingle, Ads, TvC.
DESAIN SARANA BAWA OLAHRAGA SUMPIT Andi Farid Hidayanto; Fuad Azmi
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.33

Abstract

Abstrak Menyumpit adalah sebuah kegiatan yang dilakukan suku Dayak untuk berburu. Di Kalimantan timur terdapat Festival Erau yang betujuan melestarikan budaya kutai. Di ajang perlombaan tersebut para peserta lomba menyumpit kesulitan membawa sumpit yang sangat panjang saat berlomba. Motif Dayak adalah merupakan perpaduan antara suatu pola dasar yang memiliki artinya masing-masing, kemudian dikreasikan dalam berbagai perpaduan beberapa motif dasar sehingga menjadi satu kesatuan rangkaian makna yang berarti. Penulis ingin mendesain tas sumpit, yaitu wadah untuk membawa peralatan sumpit tersebut. Metode perancangan yang dilakukan yaitu melakukan pengumpulan data, analisa data, menentukan konsep desain, membuat desain alternatif, mengembangkan desain alternatif, hingga desain akhir. Untuk itu dengan adanya “Desain Sarana Bawa Olahraga Sumpit”, peserta lomba dapat membawa sumpit dengan nyaman dan aman saat berlomba dengan desain yang ergonmis serta estetis, karena sarana bawa ini memiliki motif Dayak Kalimantan Timur. Dilengkapi dengan konfigurasi yang teratur dan rapi, dan mengutamakan kenyamanan dan keamanan bagi peserta lomba. Sehingga semua dapat terakomodir dalam tas. Kata kunci: sumpit, tas, olahraga, dayak Abstract Blowguns are an activity that Dayak tribes do to hunt. In eastern Kalimantan there is the Erau Festival which aims to preserve the culture of Kutai. In contest, the competitors contend with the difficulty of carrying very long Blowguns while competing. Dayak motif is a combination of an archetype that has its own meaning, then creation in various combinations of several basic motives that become a unity meaning meaningful circuit. The author wants to design a Blowgun bag, the container to carry the Blowguns. The design method is to collect data, analyze the data, determine the design concept, create alternative design, develop alternative design, until the final design. For that with the "Design Of Blowgun Sport Bag", users can carry Blowguns comfortably and safely while competing with ergonomic and aesthetic designs, because the vehicle has East Dayak motifs. Equipped with an orderly and neat configuration, and prioritizes comfort and safety for the users. So that all can be accommodated in the bag. Keywords: Blowguns, bags, sports, Dayak
DESAIN SARANA KERJA MENJAHIT Darius Shyafary; Ameliya Mamesah
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i1.34

Abstract

Abstrak Menjahit merupakan sebuah kerajinan tangan yang menggunakan jarum dan benang untuk mengikat sesuatu atau menyambungkan sesuatu, akan tetapi agar kegiatan menjahit menjadi lebih mudah tentunya ada beberapa persiapan yang harus direncanakan secara matang seperti mempersiapkan peralatan menjahit secara lengkap, menyediakan sarana atau tempat membuat pola, memotong pola, menyetrika kain yang menyediakan kebutuhan penjahit dalam bekerja secara lengkap sehingga penulis ingin mendesain “ Desain Sarana Kerja Menjahit” yang dapat meringankan pekerjaan penjahit. Metode perancangan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, menentukan konsep desain, membuat desain alternatif, mengembangkan desain alternatif, mengembangkan desain alternatif, hingga desain akhir. Untuk itu, dengan adanya “Desain Sarana Kerja Menjahit” pengguna dapat melakukan aktivitas menjahit secara mudah dengan desain yang lebih ergonomis, dan estetis yang bernuansa modern dilengkapi dengan konfigurasi yang teratur dan rapi, serta mengutamakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna sehingga semua dapat terakomodir dalam satu produk. Kata kunci : Menjahit, modern, peralatan menjahit. Abstract Sewing is a handicraft that uses needles and threads to tie something or connect something, but for sewing activities to be easier there must be some preparations that must be carefully planned such as preparing complete sewing equipment, providing a means or place to make patterns, cut patterns, ironing stitched fabrics, and a special table for sewing. Currently there is still no product that provides tailor needs in complete work so that the author wants to design "Sewing desing Working Facility" which can ease the tailor's work. Designing method is done by doing data, data analysis, determine the design concept, create alternative design, develop alternative design, develop alternative design, until the final design. For that purpose, with "Sewing Working Facility" users can easily tailor activities with a more ergonomic design, and the aesthetically modern nuances are equipped with a neat and orderly configuration, and give priority to the comfort and safety of the users so that all can be accommodated in one product. Keywords: Sewing, modern, sewing equipment.

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 01 (2025): Vol. 13, No. 01, April 2025 Vol. 12 No. 02 (2024): Vol.12, No. 02, Oktober 2024 Vol. 12 No. 1 (2024): Vol.12, No. 1, April 2024 Vol. 11 No. 2 (2023): Vol.11, No. 2, Oktober 2023 Vol. 11 No. 1 (2023): Vol.11, No. 1, April 2023 Vol. 10 No. 2 (2022): Vol. 10, No. 2, Oktober 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): Vol.10, No. 1, April 2022 Vol. 9 No. 2 (2021): Vol. 9, No. 2, Oktober 2021 Vol. 9 No. 1 (2021): Vol. 9, No. 1, April 2021 Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Oktober 2020 Vol. 8 No. 1 (2020): Volume 8, No. 1, Oktober 2020 Vol. 7 No. 2 (2020): Vol. 7, No. 2, April 2020 Vol 7 No 2 (2020) Vol 7 No 1 (2019): Volume 7, No. 1, Oktober 2019 Vol. 7 No. 1 (2019): Volume 7, No. 1, Oktober 2019 Vol. 6 No. 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019 Vol 6 No 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019 Vol 6 No 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018 Vol. 6 No. 1 (2018): Volume 6, No. 1, Oktober 2018 Vol 5 No 2 (2018): Volume 5, No. 2, April 2018 Vol. 5 No. 2 (2018): Volume 5, No. 2, April 2018 Vol. 5 No. No. 1 (2017): Vol. 5, No. 1, Oktober 2017 Vol 5 No No. 1 (2017): Vol. 5, No. 1, Oktober 2017 Vol 4 No 2 (2017): Volume 4, No. 2, April 2017 Vol. 4 No. 2 (2017): Volume 4, No. 2, April 2017 Vol 4 No 1 (2016): Volume 4, No.1, Oktober 2016 Vol. 4 No. 1 (2016): Volume 4, No.1, Oktober 2016 Vol. 3 No. 2 (2016): Volume 3, No.2, April 2016 Vol 3 No 2 (2016): Volume 3, No.2, April 2016 Vol 3 No 1 (2015): Volume 3, No.1, Oktober 2015 Vol. 3 No. 1 (2015): Volume 3, No.1, Oktober 2015 Vol 2 No 2 (2015): Volume 2, No.2, April 2015 Vol. 2 No. 2 (2015): Volume 2, No.2, April 2015 Vol. 2 No. 1 (2014): Volume 2, No.1, Oktober 2014 Vol 2 No 1 (2014): Volume 2, No.1, Oktober 2014 Vol 1 No 2 (2014): Volume 1, No.2, April 2014 Vol. 1 No. 2 (2014): Volume 1, No.2, April 2014 Vol. 1 No. 1 (2013): Volume 1, No.1, Oktober 2013 Vol 1 No 1 (2013): Volume 1, No.1, Oktober 2013 More Issue