Articles
38 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar"
:
38 Documents
clear
PENGARUH PAJANAN AKUT FORMALIN PER ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR
., Siti Nani Amiralevi
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2406.117 KB)
Latar Belakang: Formalin merupakan bentuk cair dari formaldehid. Pajanan formalin yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan di sel tubuh, termasuk hepatosit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis gambaran histopatologis serta nilai kerusakan hati tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar yang dipajan akut formalin per oral pada berbagai dosis (0, 25, 50, 100, dan 200 mg/kgBB) dan mengetahui dosis minimal formalin yang dapat menyebabkan perubahan gambaran histologis hati hewan uji. Metodologi: Penelitian ini merupakan eksperimental murni selama 14 hari perlakuan dengan rancangan acak menggunakan 25 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol normal (N) dipajan akuades 1,5 ml; kelompok perlakuan 1 (P1) dipajan formalin 0,01 ml; kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan formalin 0,03 ml; kelompok perlakuan 3 (P3) diberikan formalin 0,05 ml; dan kelompok perlakuan 4 (P4) diberikan formalin 0,1 ml. Kemudian organ hati diambil untuk dianalisis secara histopatologi dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) pada perbesaran lensa objektif 40x. Hasil analisis kerusakan hepatosit kemudian dianalisis dengan One-Way ANOVA yang dilanjutkan dengan Post hoc LSD dengan program SPSS v23. Hasil: Pajanan oral formalin menunjukkan gambaran kerusakan hepatosit berupa degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik, dan nekrosis. Nilai kerusakan histopatologis meningkat sesuai dengan peningkatan dosis formalin yang dipajankan. Kerusakan hepatosit tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan 4 (P4) dengan dosis 200 mg/kgBB. Kesimpulan: Pajanan formalin per oral menyebabkan perubahan gambaran histologis hepatosit.
NEUROLOGICAL DETERIORATION (END) PADA PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT DI RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG
., Dodi Novriadi
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1047.716 KB)
Latar belakang: Stroke iskemik merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian di dunia.Trombosit memiliki peran pada proses aterosklerosis dan mempengaruhi tingkat keparahan stroke iskemik. Risiko kematian dan gangguan fungsional pada stroke iskemik terkait dengan early neurological deterioration (END).  Early neurological deterioration (END) terjadi pada 1040% stroke iskemik akut. END adalah penurunan skor Glasgow Coma Scale (GCS) ≥ 3 atau kematian dalam 72 jam setelah serangan stroke muncul. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara jumlah trombosit dan END pada pasien stroke iskemik akut Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. Jumlah trombosit yang diteliti adalah jumlah trombosit saat masuk rumah sakit. Penilaian END berdasarkan skor GCS dalam 72 jam selama perawatan. Uji statistik dengan uji-t tidak berpasangan. Hasil: Dari 50 pasien yang dilibatkan pada penelitian, sebanyak 10 (20%) pasien mengalami END. Rerata jumlah trombosit pasien dengan END dan bukan END adalah 211.592,36 /µl dan 225.735,57 /µl. Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah trombosit antara END dengan yang bukan END pada stroke iskemik akut (p =0,614). Kesimpulan: Jumlah trombosit tidak berhubungan dengan END pada stroke iskemik akut.Â
HUBUNGAN FASILITAS MENCUCI TANGAN TERHADAPANGKA KOLONI KUMAN PADA PENJAMAH MAKANANDI KANTIN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK TAHUN 2014
., Jenny Ismyati
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1066.772 KB)
Latar Belakang: Penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan yang besar di berbagai negara maju dan negara berkembang. Penjamah makanan mempunyai peran terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi pada makanan yang disajikan. Mencuci tangan adalah praktek yang diterima secara universal untuk mengurangi transmisi mikroorganisme patogen namun terdapat beberapa penghalang yang dapat memberikan dampak negatif pada aktivitas mencuci tangan salah satunya adalah fasilitas mencuci tangan yang tidak memadai. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fasilitas mencuci tangan terhadap angka koloni kuman pada penjamah makanan. Metodologi: Penelilitian ini merupakan penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 51 orang penjamah makanan. Fasilitas cuci tangan dinilai menggunakan lembar observasi sanitasi dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Usap tangan dilakukan untuk menilai angka koloni kuman. Hasil: Dua puluh empat orang (47,1%) penjamah makanan memiliki fasilitas mencuci tangan yang baik dan 27 (52,9%) orang penjamah makanan memiliki fasilitas mencuci tangan yang buruk. Sampel usap tangan 17 orang (33,3%) penjamah makanan dengan kategori bersih dan 34 orang (66,7%) dengan kategori kontaminasi. Kesimpulan: Terdapat hubungan fasilitas mencuci tangan terhadap angka koloni kuman pada penjamah makanan.
PENGARUH KADAR GULA DARAH SAAT MASUK RUMAH SAKIT TERHADAP KEJADIAN MORTALITAS PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL NON DIABETIK DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK
., Nada Yuliandha
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (337.906 KB)
Latar Belakang. Stroke perdarahan intraserebral (PIS) memiliki tingkat mortalitas yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis stroke lainnya, sehingga faktor-faktor yang dapat memperburuk perjalanan penyakit ini mulai banyak diteliti. Kadar gula darah saat masuk disebutkan sebagai salah satu prediktor keluaran yang buruk pada stroke PIS non diabetik pada banyak penelitian. Namun, hubungannya dengan kejadian mortalitas pasien stroke PIS masih belum jelas, terutama di Indonesia. Tujuan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kadar gula darah saat masuk rumah sakit terhadap kejadian mortalitas pada pasien stroke PIS non diabetik. Metodologi. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Jumlah sampel didapatkan sebanyak 98 pasien dengan diagnosa stroke PIS yang memenuhi kriteria inklusi di RSUD dr. Soedarso Pontianak, yang kemudian dibagi menjadi 2 kategori yaitu pasien dengan gula darah saat masuk rumah sakit ≥150mg/dL dan <150mg/dL. Data diperoleh dari penelusuran rekam medis. Hasil dan Kesimpulan. Ditemukan bahwa kadar gula darah saat masuk rumah sakit ≥150mg/dL (p<0,001) memiliki pengaruh yang bermakna dengan kejadian mortalitas stroke PIS non diabetik, dan pasien yang datang dengan keadaan ini, memiliki probabilitas 90% untuk mengalami mortalitas. Keadaan hiperglikemia reaktif segera setelah kejadian stroke PIS merupakan bentuk respon stres oleh tubuh yang dapat menyebabkan serangkaian kerusakan sekunder sel-sel saraf di otak melalui mekanisme disregulasi metabolik, edema perihematom, dan pembentukan mediator inflamasi.
HUBUNGAN KEPATUHAN BEROBAT DAN FREKUENSI BANGKITAN TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
., Hayati
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (271.89 KB)
Latar Belakang: Epilepsi merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala berupa serangan yang berulang yang terjadi akibat adanya ketidak normalan kerja sementara sebagian atau seluruh jaringan otak karena cetusan listrik yang hipereksitasi pada neuron sel-sel otak. Frekuensi bangkitan yang tinggi dan ketidakpatuhan berobat menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan fungsi kognitif pasien epilepsi. Gangguan kognitif ini dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan maladaptasi sosial pasien Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan berobat dan frekuensi bangkitan terhadap fungsi kognitif pada penderita epilepsi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie kota Pontianak. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang. Data diperoleh dari wawancara kepada penderita epilepsi dengan menggunakan kuesioner MMAS dan MoCa-ina. Sampel pada penelitian berjumlah 51 orang yang menjalani rawat jalan. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil: Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi bangkitan dengan fungsi kognitif pada pasien epilepsi (p=0.000) dan juga terdapat hubungan antara kepatuhan berobat dengan fungsi kognitif pada pasien epilepsi (p=0,000) Kesimpulan: Frekuensi bangkitan dan kepatuhan berobat berhubungan dengan fungsi kognitif pasien epilepsi di Poli Saraf RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.
Uji aktivitas antibakteri fraksi etanol daun kemangi (ocimun basilicum l.) terhadap pertumbuhan shigella flexneri secara in vitro
., Asep Nurman Hidayat
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (701.487 KB)
disentri basiler endemik di sebagian besar negara-negara berkembang dan menjadi penyebab utama penyakit diare berdarah di seluruh dunia
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN CYTOMEGALOVIRUS, HERPES SIMPLEX VIRUS) PADA INFEKSI TORCH (TOXOPLASMOSIS, RUBELLA, WANITA USIA SUBUR DI KOMUNITAS PECINTA KUCING KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015
., Magdalena Corry Mega Christin
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.88 KB)
Latar Belakang. TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus) merupakan kelompok kelainan konginetal yang didapat akibat infeksi. Infeksi TORCH pada wanita hamil seringkali tidak menimbulkan gejala atau asimtomatik, tetapi dapat memberikan dampak serius bagi janin yang dikandungnya. Tujuan. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan infeksi TORCH pada wanita usia subur di Komunitas Pecinta Kucing Kalimantan Barat (KOMPAK). Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif dan dilakukan pada 50 wanita usia subur KOMPAK tahun 2015 dengan menggunakan kuesioner. Hasil. Responden dengan tingkat pengetahuan baik berjumlah 22 orang, tetapi sebanyak 14 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sementara itu, 24 responden memiliki upaya pencegahan yang baik dan terdapat 11 orang yang memiliki upaya pencegahan yang kurang. Kesimpulan. Gambaran pengetahuan dan upaya pencegahan wanita usia subur KOMPAK tahun 2015 terhadap infeksi TORCH adalah baik.Kata Kunci: TORCH, wanita usia subur, tingkat pengetahuan, upaya pencegahan.
EFEK NEFROTOKSIK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM TIKUS GALUR WISTAR
., Nur'azmi Ayuningtyas
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (841.479 KB)
Latar Belakang: Daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) merupakan salah satu tanaman yang sedang banyak diteliti dan sedang dikembangkan sebagai pemutih kulit, anti penuaan dan diperkirakan memiliki kemampuan anti oksidan. Penggunaan daun karamunting dosis tinggi menyebabkan kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis toksik ekstrak etanol 70% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.). Metodologi: Desain penelitian ini adalah true experimental dengan pendekatan pretest and posttest control group design. Penelitian ini menggunakan 25 tikus dan dibagi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif (KP) diberikan injeksi intraperitoneal gentamisin 80mg/kgBB; Kelompok kontrol negatif (KN) diberikan CMC per oral; Kelompok perlakuan 1, 2, 3 diberikan ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) dengan dosis masing-masing 600mg/kgBB, 1200mg/kgBB, 2400mg/kgBB per oral. Semua perlakuan dilakukan selama 10 hari. Pemeriksaan darah dilakukan pada satu hari sebelum perlakuan, hari ke-8 perlakuan dan hari ke-11 setelah perlakuan. Data dianalisa menggunakan Repeated ANOVA dan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan analisis Post Hoc Test. Hasil: Penilaian berdasarkan kelompok dosis menunjukkan terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin yang bermakna (p<0,05) pada kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2 dan 3. Sedangkan penilaian berdasarkan waktu tampak adanya perbedaan kadar ureum dan kreatinin yang bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan 1, 2 dan 3. Kesimpulan: Semakin tinggi pemberian dosis ekstrak etanol 70% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) maka semakin tinggi peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada tikus.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT PELEPAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP Staphylococcus aureus
., Nisa Khinanty
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (625.762 KB)
Latar belakang. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri gram positif berbentuk kokus dan merupakan bakteri patogen bagi manusia. Staphylococcus aureus termasuk bakteri yang banyak resisten terhadap antibiotik. Penelitian zat yang berkhasiat sebagai antibakteri perlu dilakukan untuk menemukan senyawa antibakteri baru yang berpotensi untuk menghambat atau membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Pisang ambon (Musa paradisiaca) memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri, sehingga penelitian ini berusaha membuktikkan aktivitas antibakteri yang terkandung didalam tanaman tersebut. Tujuan. Mengetahui kandungan metabolit sekunder, menguji aktivitas antibakteri dan mengetahui konsentrasi efektif ekstrak pelepah pisang ambon dengan menilai diameter zona hambat yang terbentuk. Metodologi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Skrining fitokimia dilakukan dengan metode tabung. Uji aktivitas antibakteri dengan metode Disc Diffusion Kirby Bauer terhadap Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak pelepah pisang ambon yang digunakan terdiri dari konsentrasi 7,5%; 15%; 30%; 60%. Kontrol yang digunakan adalah levofloxacin (kontrol positif) dan Tween 20 10% (kontrol negatif). Hasil. Skrining fitokimia menunjukkan ekstrak pelepah pisang ambon mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Pengaruh pemberian ekstrak etil asetat pelepah pisang ambon terhadap Staphylococcus aureus ditandai dengan terbentuknya zona hambat pada semua konsentrasi secara berurutan dengan rerata diameter sebesar 8,74 mm; 11,57 mm; 9,83 mm; 9,58 mm. Kesimpulan. Ekstrak etil asetat pelepah pisang ambon memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi efektif adalah 15%.
PENGARUH BEBAN LATIHAN-RENANG TUNGGAL DAN BERULANG SECARA BERLEBIHAN TERHADAP BERAT BADAN DAN AKTIVITAS ENZIM ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) DALAM PLASMA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR
., Tiara Grhanesia Denashurya
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3091.803 KB)
Latar belakang: Latihan fisik yang berlebihan dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh akibat peningkatan konsumsi oksigen di otot saat olahraga, yang berdampak pada penurunan konsumsi oksigen di hepar. Hepar memiliki peran penting dalam mempertahankan glukosa, dan mengatur homeostasis lipid, sehingga latihan fisik secara berlebihan dapat berdampak pada pengukuran berat badan. Akumulasi radikal bebas didalam tubuh dapat merusak fungsi sel dan komponen sel hepar, akibatnya terjadi peningkatan permeabilitas sel hepar, sehingga ALT keluar menuju aliran darah yang merupakan indikator kerusakan hepar secara spesifik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh latihan renang-tunggal dan berulang terhadap berat badan dan aktivitas enzim ALT pada plasma tikus jantan galur wistar. Metodologi: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental rancang acak lengkap (RAL) dengan desain pra-latihan dan pasca-latihan. Sebanyak 16 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi secara acak dalam 2 kelompok perlakuan, yaitu kelompok perlakuan latihan renang tunggal (45 menit), dan kelompok perlakuan latihan renang berulang (45 menit/hari selama 7 hari). Sampel darah diambil saat sebelum dan setelah perlakuan latihan renang. Aktivitas enzim ALT diukur didalam plasma darah. Data dianalisis menggunakan Tes T berpasangan dan Tes T tidak berpasangan. Hasil: Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada berat badan kelompok pasca-latihan renang tunggal, jika dibandingkan dengan kelompok pra-latihan renang tunggal dan tidak terjadi perbedaan bermakna pada berat badan kelompok latihan-renang berulang, kemudian tidak terjadi perbedaan pada aktivitas enzim ALT kelompok latihan-renang tunggal dan kelompok perlakuan latihan renang berulang. Kesimpulan: Beban latihan-renang dengan durasi 45 menit dapat meningkatkan berat badan tikus jantan galur wistar pada latihan-renang tunggal, namun tidak dapat meningkatkan berat badan tikus jantan galur wistar pada latihan renang berulang, serta tidak dapat meningkatkan aktivitas enzim ALT plasma tikus jantan galur wistar pada kelompok latihan-renang tunggal dan berulang.