cover
Contact Name
Rikha Widiaratih
Contact Email
ijoce@live.undip.ac.id
Phone
+6281310097666
Journal Mail Official
ijoce@live.undip.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Oceanography
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27148726     DOI : -
Indonesian Journal of Oceanography is published by Department of Oceanography, Universitas Diponegoro. The Indonesian Journal of Oceanography is published four times a year in February, May, August and November containing research articles and literature review on Oceanography and Marine aspects in general. Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) encourages submission of manuscripts dealing with all research papers and review on all aspects of oceanography, coastal management, marine science, marine biology, marine conservation, marine ecology, marine microbiology, marine culture, marine geology, air and ocean dynamics, estuary, renewable energy, disaster mitigation, ocean technology, ocean and coastal resources, ocean satellite, ocean remote sensing, other ocean topics.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography" : 10 Documents clear
Karakteristik Mikroplastik Di Perairan Pulau Tengah, Karimunjawa Salsabila Salsabila; Elis Indrayanti; Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15420

Abstract

Abstrak Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran mikro (<5 mm). Ukurannya yang kecil dan ketahanannya yang lama menyebabkan mikroplastik berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan karakteristik mikroplastik yang berada di Pulau Tengah, Karimunjawa. Sampel mikroplastik diambil pada 12 April 2021 di 4 stasiun. Sampel air laut diambil menggunakan plankton net dan diukur parameter fisika dan kimianya. Sampel kemudian dilarutkan dalam larutan etanol 96%, H2O2 30%, selanjutnya disaring menggunakan vacuum pump untuk didapatkan partikel mikroplastik. Partikel mikroplastik diamati kelimpahan dan bentuknya menggunakan mikroskop stereo, lalu dianalisis jenis polimernya dengan alat FTIR. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan total mikroplastik yang terdapat di perairan Pulau Tengah sebesar 142,44 partikel/m3. Jenis mikroplastik dalam sampel air laut adalah fiber, fragment, film, dan pellets. Warna mikroplastik yang ditemukan adalah hitam, biru, merah, cokelat, kuning, tranparant, dan hijau. Hasil Uji FT-IR jenis polimer mikroplastik yang ditemukan adalah Nitril, HDPE, LDPE, PVA, dan  PP. Mikroplastik berbentuk fragmen paling banyak ditemukan di semua stasiun, dengan kelimpahan 90,3 partikel/m3 dan mikroplastik berwarna hitam paling banyak ditemukan, dengan kelimpahan 74,1 partikel/m3. Mikroplastik yang berada di Perairan Pulau Tengah memiliki potensi untuk mengkontaminasi terumbu karang yang berada di sekitar perairan tersebut.Kata kunci : Pulau Tengah, Mikroplastik, Kelimpahan, FTIRAbstractMicroplastics are micro-sized plastic particles (<5 mm). Its small size and long durability make microplastics dangerous if they accumulate in the body of living things. The purpose of this study was to identify the characteristics of microplastics in Central Island, Karimunjawa. Microplastic samples were taken on April 12, 2021 at 4 stations. Sea air samples were taken using a plankton net and measured physical and chemical parameters. The sample was then dissolved in 96% ethanol solution, 30% H2O2, then filtered using a vacuum pump to obtain microplastic particles. Microplastic particles were observed and their shape using a stereo microscope, then the type of polymer was analyzed by means of FTIR. The results showed that the total microplastic found in the waters of Central Island was 142.44 particles/m3. The types of microplastics in seawater samples are fiber, fragment, film, and pellet. The colors of the microplastics found were black, blue, red, brown, yellow, transparent, and green. The results of the FT-IR test of the types of microplastic polymers found were Nitrile, HDPE, LDPE, PVA, and PP. Microplastics in the form of fragments were found at all stations, with 90.3 particles/m3 and black microplastics were the most commonly found, with 74.1 particles/m3. Microplastics in Central Island waters have the potential to contaminate coral reefs around these waters.Keywords : Central Island, Microplastics, Abundance, FTIR
Analisa Pengaruh Angin Monsoon Timur terhadap Arus Permukaan Berdasarkan Data HF Radar di Perairan Selat Sunda Candisukma Marsha Serodja; Aris Ismanto; Aradea Ramadhan Hakim; Andri Ramdhani
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15672

Abstract

Selat Sunda yang terletak diantara Pulau Jawa dan Samudera Hindia merupakan salah satu perairan yang cukup penting dalam sirkulasi massa air di Indonesia dengan kondisi fisik yang sangat dinamis. Hal ini berpengaruh terhadap pola arus permukaan yang terbentuk. Informasi mengenai arus permukaan laut dapat berguna sebagai acuan dalam mendukung berbagai aktifitas maritim. High Frequency Radar merupakan salah satu instrumen kelautan yang mampu mengukur arus permukaan dengan gelombang radio dari jarak jauh secara real time dan kontiyu dengan resolusi spasial dan temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh angin monsoon timur pada pola arus permukaan di perairan Selat Sunda. Data pengukuran arus total dari HF Coastal Ocean Dynamics Application Radar (CODAR) dan data angin diperoleh dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) periode bulan Mei-Juli 2019. Analisis harmonik dilakukan pada arus permukaan untuk memisahkan arus harmonik dan arus non-harmonik (residu) pada kedua titik evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan arus permukaan di Selat Sunda teridentifikasi dominan dibangkitkan oleh pasang surut dengan nilai persentase arus harmonik (pasang surut) lebih besar dari arus residu pada masing-masing komponen zonal dan meridional. Pola arah arus residu (non pasut) bergerak menuju barat daya akibat adanya pengaruh gradien tekanan serta topografi dasar perairan Selat Sunda. Nilai korelasi arus residu dengan angin menunjukkan tingkat hubungan yang lemah, sehingga arus permukaan di perairan Selat Sunda pada kedua titik evaluasi tidak dipengaruhi oleh angin monsoon timur.
Pengaruh Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Klorofil-A Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus macrosoma) di Perairan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Atika Dwiyanti; Lilik Maslukah; Aziz Rifai
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15708

Abstract

Ikan layang (Decapterus macrosoma) merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang banyak di tangkap di perairan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Hasil tangkapan tersebut menurun sejak tahun 2018 hingga 2020. Penurunan ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan yang mempengaruhi kelimpahan sumber makanan ikan layang tersebut. Sebaran suhu permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a dapat dijadikan sebagai indikator untuk kesuburan suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran SPL dan klorofil-a serta mengetahui pengaruh SPL dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan layang di lokasi penelitian, yaitu perairan Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata SPL di perairan Kabupaten Rembang dari tahun 2018 hingga tahun 2020 adalah 30°C, dan konsentrasi klorofil-a memiliki rata-rata sebesar 1,186 mg/m3. Berdasarkan analisis regresi linier berganda didapat nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,284672. Nilai ini menunjukkan bahwa SPL dan klorofil-a memiliki pengaruh positif terhadap hasil tangkapan ikan layang di Kabupaten Rembang pada tahun 2018-2020, yakni sebesar 28,47%.Kata kunci: hasil tangkapan, ikan layang, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, koefisien determinasi (R2)AbstractThe shortfin scad fish (Decapterus macrosoma) is one of the pelagic fish that is mostly caught in the waters of Rembang Regency, Central Java. That scad fish catch showed decline trend between year 2018 and year 2020. This declined could be related to environmental conditions change that affect the abundance of scad fish food source. The distribution of sea surface temperature (SST) and the concentration of chlorophyll-a can be used as the indicator for waters productivity. The purpose of this study was to determine the distribution of SST and chlorophyll-a and to find the influence of the SST and chlorophyll-a on the catch of scad fish in the study area. Based on the results, the study showed that the average SST in the waters of Rembang Regency from year 2018 to year 2020 was 30°C and the concentration of chlorophyll-a average was 1.186 mg/m3. Based on multiple linear regression analysis, the R2 value was 0.284672. This value means that SST and chlorophyll-a have a positive influence on the catch of scad fish in Rembang Regency between 2018 and 2020 year, which was 28.47%.Keywords: catch, scad fish, sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, coefficient of determination (R2) [Aoh1]Tambahkan metode penelitian dengan singkat [Aoh2]Kata kunci cukup 5 kata dan unik  yang dapat mewakili artikel
Analisis Stabilitas Lereng Pada Perencenaan Seawall di Pantai Slamaran, Pekalongan Syakirah Nadhifah Rizqi Sopyan; Sugeng Widada; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Aris Ismanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.13505

Abstract

Perencanaan pembangunan seawall yang dilakukan pada Pantai Slamaran dilakukan agar dapat mengurangi dampak erosi yang terjadi Pantai Slamaran. Dalam proses perencanaannya, perlu dilakukan analisis stabilitas lereng agar mengetahui potensi longsoran rotasi pada bangunan seawall. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menganalisis nilai faktor keamanan yang akan menunjukkan keadaan lereng yang akan direncanakan. Pada penelitian ini, analisis dilakukan pada dua rancangan kemiringan yang berbeda, yaitu perbandingan kemiringan 1:1,5 dan perbandingan kemiringan 1:2 di keadaan Highest High Water Level (HHWL) dan Lowest Low Water Level (LLWL). Berdasarkan hasil analisis, rancangan seawall dengan perbandingan kemiringan 1:1,5 menunjukkan kedaan lereng kritis. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai faktor keamanan sebesar 1,332 pada keadaan HHWL dan 1,368 pada keadaan LLWL. Sementara itu, rancangan seawall dengan perbandingan kemiringan 1:2 menunjukkan lereng stabil. Hal ini dibuktikan dengan nilai faktor keamanan lereng sebesar 1,906 pada keadaan HHWL dan 1,921 pada keadaan LLWL. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa rancangan seawall dengan perbandingan kemiringan 1:2 memiliki potensi longsoran rotasi yang lebih kecil dibandingkan rancangan seawall dengan perbandingan 1:1,5.Kata kunci: Seawall, Faktor Keamanan, Stabilitas Lereng, Slamaran, Pekalongan Analysis of Slope Stability in Seawall Planning at Slamaran Beach, Pekalongan The seawall development planning carried out on Slamaran Beach was carried out in order to reduce the impact of erosion that occurred on Slamaran Beach. In the planning process, it is necessary to analyze slope stability in order to determine the potential for rotational avalanches in seawall buildings. The purpose of this research is to analyze the value of the safety factor, which will indicate the state of the slope that will be planned. In this study, the analysis was carried out on two different slope designs, namely a slope ratio of 1:1,5 and a slope ratio of 1:2 in the states of the Highest High Water Level (HHWL) and the lowest low water level (LLWL). Based on the results of the analysis, the seawall design with a slope ratio of 1:1,5 indicates a critical slope. This is evidenced by the results of the safety factor values of 1,332 at the HHWL and 1,368 at the LLWL. Meanwhile, the seawall design with a slope ratio of 1:2 shows a stable slope. This is evidenced by the value of the slope safety factor of 1,906 at the HHWL and 1,921 at the LLWL. From these results, it can be concluded that the seawall design with a slope ratio of 1:2 has a smaller potential for rotational landslides than the seawall design with a ratio of 1:1,5. Keywords: Seawall, safety factor, slope stability, Slamaran, Pekalongan 
Penentuan Daerah Upwelling Berdasarkan Indikator Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Selat Sunda Tahun 2010 - 2019 Fie&#039;ulya Yusro Ramadlanie; Elis Indrayanti; Gentur Handoyo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15341

Abstract

berdasarkan indikator klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL). Data yang digunakan meliputi data SPL dari citra Aqua MODIS, data klorofil-a dari OC-CCI, dan data kecepatan angin dari ASCAT. Pengolahan data dengan metode komposit menggunakan bahasa pemograman IDL. Hasil penelitian menunjukan bahwa puncak peristiwa upwelling terjadi di Selat Sunda bagian selatan dengan intensitas medium pada musim peralihan 2 dengan nilai klorofil-a sebesar 0,77 mg/m3 dan SPL 28,5 ̊C dikarenakan adanya arus yang bergerak ke arah barat sampai pada Selat Sunda yang didorong oleh kencangnya angina muson tenggara. Sedangkan pada perairan Selat Sunda bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil memiliki nilai konsentrasi klorofil-a yang cenderung konstan berkisar 0,3 – 0,5 mg/m3dengan nilai SPL tinggi berkisar 29º C – 30º C. Kata kunci: Klorofil-a, Selat Sunda, SPL, Upwelling Abstract Identification of Upwelling Areas Based on Indicators of Sea Surface Temperature and Chlorophyll-a in Sunda Strait Waters in 2010–2019 The Sunda Strait is a strait that connects the Java Sea with the Indian Ocean. The mixing of the two water masses in the Sunda Strait will affect seawater productivity. One phenomenon that is closely related to seawater productivity is upwelling. This study aims to determine areas indicated for upwelling in the Sunda Strait based on chlorophyll-a indicators and sea surface temperature (SST). The data used includes SST data from Aqua MODIS, chlorophyll-a data from OC-CCI, and wind speed data from ASCAT. Data processing with the composite method using the IDL programming language. The results showed that the peak of upwelling occurred in the southern part of the Sunda Strait with medium intensity during transitional season 2 with a chlorophyll-a value of 0.77 mg/m3 and an SST of 28.5º C due to currents moving westward to the Sunda Strait. driven by strong southeast monsoon winds. Whereas in the northern part of the Sunda Strait, which is directly adjacent to the Java Sea and surrounded by small islands, the concentration of chlorophyll-a tends to be constant, ranging from 0.3–0.5 mg/m3 with high SST values ranging from 29–30º C.Keywords: Chlorophyll-a, Sunda Strait, SST, Upwelling 
Analisis Perairan Dangkal Berdasarkan Pengolahan Digital Citra Satelit Sentinel-2B Di Perairan Pulau Karimunjawa, Kepulauan Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah Daniel Alfha Mahestro; Muhammad Helmi; Warsito Atmodjo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15673

Abstract

Kedalaman perairan dapat memberikan berbagai informasi penting mengenai area laut. Pada umumnya pengukuran kedalaman dilakukan dengan survei lapangan, namun hal tersebut tidak dapat menjangkau area perairan dangkal dengan biaya, waktu, dan biaya operasional yang lebih tinggi. Data kedalaman perairan dangkal di Pulau Karimunjawa cukup penting karena dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pemanfaatan zona peraian dangkal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan citra satelit digital Sentinel-2B untuk pemetaan kedalaman perairan dangkal dan mengkaji pola spasial kedalaman perairan dangkal hasil pengolahan citra Satelit Sentinel-2B di Pulau Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Sentinel-2B dengan tiga saluran multispektral, yaitu saluran merah, saluran hijau, dan saluran biru dan diintegrasikan dengan data kedalaman insitu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode perbandingan ratio dari Stumpf untuk mendapatkan kedalaman perairan dari citra Satelit Sentinel-2B. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan digital Citra Satelit Sentinel-2B dapat digunakan untuk pemetaan dan analisis pola spasial perairan dangkal dengan persamaan y=0,9076x – 1,9094 dan tingkat pengaruh yang tinggi (R² = 0,94) antara ratio citra band 2 dengan band 3 terhadap data survei kedalaman dengan tingkat kesalahan yang rendah (RMSE = 2,31). Area studi didominasi oleh perairan dangkal dengan kedalaman 0 -20 meter dibawah MSL. 
Studi Sebaran Sedimen Feromagnetik Di Perairan Muara Sungai Sambong, Batang Richardus Ade Satria Aliandu; Rr. Sri Yulina Wulandari; Baskoro Rochaddi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15578

Abstract

Abstrak Sungai Sambong berada di wilayah kabupaten Batang, provinsi Jawa Tengah, dan muaranya dijadikan sebagai pelabuhan kota Batang. Sungai Sambong memiliki hulu yang terletak di kawasan pegunungan Dieng yang memiliki kawah aktif. Karena hal itu umumnya terdapat kandungan mineral feromagnetik. Penelitian ini bertujuan mencari tahu kandungan mineral feromagnetik pada sedimen yang terdapat di kawasan muara sungai Sambong. Sedimen diambil di sekitar wilayah perairan muara sungai Sambong, dan dicari tahu persentase kandungan feromagnetiknya dan dicari juga kandungan butir yang terdapat pada sedimen tersebut. Sebaran mineral sedimen pada perairan dicari faktor penyebabnya dan diolah dengan menggunakan analisa pemodelan komputer.Hasil analisa kandungan sedimen feromagnetik didapatkan kandungan terbesar pada daerah muara sungai dengan kadar 12,528% dan kandungan terkecil pada perairan di sebalah Utara muara dengan kadar 1,023%. Kandungan butir sedimen yaitu pasir, lanau dan lanau pasiran. Kecepatan arus pada bulan April 2022 berkisar antara 0.065581 m/s sampai 0.215389 m/s dengan arah dominan yaitu Selatan dan Tenggara. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data untuk mendukung penelitian dan pengembangan mengenai studi kandungan feromagnetik pada sedimen serta persebarannya di periran Muara Sungai Sambong, Batang.Kata kunci : Sedimen Feromagnetik, Butir Sedimen, Pola Arus, Model Sedimen, Muara Sungai Sambong Batang.Abstract The Sambong River is located in the Batang district, Central Java province, and its estuary is used as the port of the city of Batang. The Sambong River has an upstream which is located in the Dieng mountain area which has an active crater. Because it generally contains ferromagnetic minerals. This study aims to find out the ferromagnetic mineral content in sediments in the Sambong river estuary area. Sediment was taken around the waters of the Sambong river estuary, and sought to know the percentage of ferromagnetic content and also looked for grain content contained in the sediment. The distribution of sedimentary minerals in the waters was searched for the causative factors and processed using computer modeling analysis. 528% and the smallest content in the waters north of the estuary with a level of 1.023%. The content of sediment grains is sand, silt and sandy silt. Current velocity in April 2022 ranges from 0.065581 m/s to 0.215389 m/s with the dominant directions being South and Southeast. This research can be used as a source of data to support research and development regarding the study of ferromagnetic content in sediments and their distribution in the waters of the Sambong River Estuary, Batang.Keywords : Ferromagnetic Sediment, Sediment Grain, Flow Pattern, Sediment Model, Sambong Batang River Estuary. 
Studi Perubahan Garis Pantai 2017 – 2021 di Pesisir Kabupaten Batang, Jawa Tengah Hajar Shofwatul Islam; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Gentur Handoyo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15626

Abstract

Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi pada area pantai yang dapat terjadi secara terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan daratan (abrasi) dan penambahan daratan (akresi). Kabupaten Batang merupakan daerah yang mempunyai kawasan pantai yang berbatasan langsung dengan Laut Utara Jawa yang mana mendapat pengaruh dari komponen gelombang yang dibangkitkan oleh angin dan dapat menyebabkan perubahan garis pantai. Wilayah pesisir Kabupaten Batang menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui perubahan garis pantai di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di pesisir Kabupaten Batang dalam kurun waktu 2017 – 2021. Metode yang digunakan yaitu analisis Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan metode Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR) menggunakan data citra satelit landsat 8. Data lain yang digunakan yaitu data kelerengan pantai hasil pengamatan lapangan, data angina dari laman web copernicus, dan data pasang surut yang diterbitkan oleh BIG.  Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan selama rentang waktu tahun 2017 – 2021 di sepanjang kawasan pesisir kabupaten Batang mengalami abrasi yang lebih besar dari akresi. Abrasi maksimum sebesar 117.4 m dengan laju perubahan 58.22 m/tahun, dan akresi maksimum sebesar 66.1 m dengan laju perubahan 32.8 m/tahun. Luas total area yang mengalami abrasi dan akresi berturut turut seluas 17.79 ha dan 12.36 ha. Faktor yang mengakibatkan terjadinya abrasi adalah fenomena pasang surut, kelerengan pantai serta angin yang membangkitkan gelombang. Hasil ini dapat digunakan sebagai penelitian awal dalam pembuatan kebijakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan pesisir Kabupaten Batang.Kata kunci: Perubahan garis pantai, DSAS, Abrasi, Akresi, Batang Abstract Study of Shoreline Change in 2017–2021 on the Coast of Batang Regency, Central Java Coastline changes are a form of coastal dynamics that can occur continuously, causing land reduction (abrasion) and land addition (accretion). The coastal area of Batang Regency is directly facing the North Java Sea. Thus, the components of waves generated by the wind can cause changes in the coastline. The coastal area of Batang Regency is the center of local community activities, so the changes in the coastline can affect the people’s activities. This study aims to determine the coastline changes that occur on the coast of Batang Regency in the period of 2017 – 2021. The method used was DSAS (Digital Shoreline Analysis System) analysis with the Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR) methods using data from Landsat satellite imagery 8. Other data used were coastal slope data from field observations, wind data from the Copernicus web page, and tidal data published by BIG. The results show that during the 2017–2021 period, along the coastal area of Batang Regency, abrasion was greater than accretion. Maximum abrasion is 117.4 m with a rate of change of 58.22 m/year, and maximum accretion is 66.1 m with a rate of change of 32.8 m/year. The total area subject to abrasion and accretion is 17.79 ha and 12.36 ha, respectively. Factors that cause abrasion are tidal phenomena, coastal slopes, and winds that generate waves. These results can be used as preliminary research in policy making by the local government for the coastal area of Batang Regency.Keywords: Shoreline Changes, DSAS, Abrasion, Accretion, Batang
Analisis Mekanisme Pengaruh IOD, ENSO dan Monsun terhadap Suhu Permukaan Laut dan Curah Hujan di Perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Yustina Wulan Millenia; Muhammad Helmi; Lilik Maslukah
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.14414

Abstract

Fenomena El-Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berkaitan erat dengan suhu permukaan laut dan variabilitas curah hujan. Monsun Asia sering menyebabkan hujan lebat termasuk di Sumatera bagian utara sedangkan monsun Australia umumnya menyebabkan kemarau. Perairan Kepulauan Mentawai berada di dekat Samudra Hindia dan dilalui oleh garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan kondisi iklim curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu muka laut, dipole mode, angin dan Niño 3.4. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data curah hujan (GSMaP), data suhu permukaan laut MUR Level 4 (GHRSST), data angin (ASCAT) yang diolah menggunakan metode komposit serta analisa koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Saat fenomena IOD positif, sebesar 60,6% indeks IOD mempengaruhi suhu permukaan laut, sedangkan curah hujan sebesar 21,8%. Saat fenomena ENSO terutama saat La-Niña, indeks ENSO mempengaruhi SPL sebesar 15,8% dan mempengaruhi curah hujan sebesar 6,1%. Monsun asia mempengaruhi SPL sebesar 50,2% sedangkan monsun Australia sebesar 36,7%. Fenomena IOD lebih berpengaruh terhadap SPL dan curah hujan di Perairan Kepulauan Mentawai dibandingkan dengan fenomena ENSO. Saat fenomena El-Niño dan IOD positif suhu permukaan laut menurun diikuti dengan curah hujan rendah. Saat La-Niña dan IOD negatif SPL meningkat diikuti dengan curah hujan yang meningkat. Kecepatan angin yang tinggi menyebabkan SPL merendah.Kata kunci: Curah Hujan, ENSO, IOD, Monsun, SPL Abstract Analysis of Mechanisms of Influence of IOD, ENSO and Monsoon on Sea Surface Temperature and Rainfall in Mentawai Islands Waters, West Sumatra The El-Niño Southern Oscillation (ENSO) and Indian Ocean Dipole (IOD) are closely related to sea surface temperature and rainfall variability. The Asian monsoon often causes heavy rains, including in northern Sumatra, while the Australian monsoon generally causes dryness. The sea of the Mentawai Islands are near the Indian Ocean and are traversed by the equator. This causes the climatic conditions of rainfall to be influenced by several factors such as sea surface temperature, dipole mode, wind and Niño 3.4. This research uses rainfall data (GSMaP), sea surface temperature data from MUR Level 4 (GHRSST), wind data (ASCAT) which is processed using the composite method and analysis of correlation coefficients and coefficients of determination. When the IOD is positive, 60.6% of the IOD index affects sea surface temperature, while rainfall is 21.8%. During the ENSO phenomenon, especially during La-Niña, the ENSO index affects SST by 15.8% and affects rainfall by 6.1%. The Asian monsoon affects SST by 50.2% while the Australian monsoon affects 36.7%. The IOD phenomenon has more influence on SST and rainfall in the Mentawai Islands waters compared to the ENSO phenomenon. When the El-Niño and IOD are positive, the sea surface temperature decreases, followed by low rainfall. When La-Niña and IOD are negative the SST increases followed by an increase in rainfall. The high wind speed causes the SST to decrease.Keywords: Rainfall, ENSO, IOD, Monsoon, SST
Studi Kandungan dan Sebaran Klorofil-a Untuk Menentukan Fishing Ground Potensial Berdasarkan Kesuburan di Perairan Pekalongan, Jawa Tengah Namira Yunita Prasasti; Muhammad Zainuri; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i4.15597

Abstract

Wilayah perairan Kota Pekalongan mempunyai potensi perikanan yang cukup tinggi dengan hasil tangkapan yang ditampung pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun demikian, kegiatan perikanan tangkap tersebut masih disumbang oleh perikanan tradisional yang membutuhkan data-data serta teknologi untuk pendugaan daerah fishing ground potensial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorofil-a (sebagai indikator kesuburan) serta persebarannya untuk penentuan zona fishing ground potensial di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif, dimana data primer berupa kandungan klorofil-a yang diambil secara in-situ pada tanggal 11 Agustus 2021. Pada saat bersamaan juga dilakukan pengumpulan data hasil tangkapan ikan di TPI Wonokerto, Pekalongan. Data klorofil-a in-situ selanjutnya akan ditumpang susun dengan data klorofil-a dari citra MODIS. Kedua data tersebut selanjutnya ditumpang susunkan dengan data hasil tangkapan ikan di perairan Pekalongan. Data-data tersebut selanjutnya dilakukan interpolasi, dan digunakan untuk mengetahui zona fishing ground di perairan Pekalongan, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil-a di perairan Pekalongan, Jawa Tengah menunjukkan kisaran diantara 0,68632 mg/m3 - 7,11238 mg/m3 dengan pola sebaran dari arah tenggara menuju ke barat laut. Hasil tangkapan ikan rata-rata menunjukkan kisaran diantara 9 - 48 kg dengan pola sebaran yang sejalan dengan kandungan klorofil-a. Hasil analisis peta sebaran klorofil-a in-situ di wilayah perairan Pekalongan menunjukkan pola yang sama dengan pola sebaran klorofil-a dari satelit MODIS dimana arahnya dari arah garis pantai menuju laut, dari tenggara menuju ke arah barat laut, yang terkait dengan arah angin, dan kondisi lingkungan maupun musim.

Page 1 of 1 | Total Record : 10