cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014" : 9 Documents clear
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA PADA LANSIA USIA 60-69 TAHUN DI KELURAHAN PURWANTORO KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Aqidatul Izzah
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4155

Abstract

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif Lansia pada Lansia Usia 60-69 Tahun di Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Latar Belakang: Jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada orang lanjut usia cenderung terjadi penurunan dari fungsi kognitif. Aktivitas fisik dapat mencegah atau memperlambat onset dari penurunan fungsi kognitif. Tujuan: Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia pada lansia. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Besar sampel adalah 95 orang. Dilakukan uji Chi-Square untuk menentukan hubungan antar variabel. Hasil Penelitian dan Diskusi: Didapatkan skor fungsi kognitif pada lansia dengan skor 0-23 (gangguan kognitif), sebanyak 71,4% memiliki aktivitas fisik rendah dan sebanyak 28,6% memiliki aktivitas fisik sedang. Sedangkan yang memiliki skor 24-30 (tidak gangguan kognitif), sebanyak 84,1% memiliki aktivitas fisik sedang, 11,4% memiliki aktivitas fisik berat, dan 4,5% memiliki aktivitas fisik rendah. Hasil analisis dengan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikansi 0.000 (lebih kecil dari α = 0,05). Hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif adalah hubungan yang positif. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia. Semakin tinggi aktivitas fisik, maka akan semakin tinggi pula skor fungsi kognitifnya.
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERASI Amelia Laksmi Pratita; Iwan Sis Indrawanto; Djaka Handaja
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4156

Abstract

Hubungan Antara Komunikasi Efektif Dokter- Pasien dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperasi. Latar Belakang :Kecemasan adalah satu perasaan subjektif yang dialam seseorang terutama oleh adanya pengalaman baru, termasuk pada pasien yang akan mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Kecemasan dapat dikurangi dengan tindakan fokus pada komunikasi efektif dokter-pasien bagi pasien dan keluarganya sebelum dilaksanakan tindakan operasi. Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara komunikasi efektif dokter – pasien dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di Paviliun Dahlia Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Metodologi Penelitian : jenis penelitian observational analitik dengan desain cross sectional, yang dilaksanakan di Paviliun Dahlia RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso mulai tanggal 2 januari 2012 sampai dengan 31 januari 2012. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner tentang komunikasi efektif dokter-pasien, observasi dan wawancara untuk mengisi check list pada skala HARS sebagai alat ukur tingkat kecemasan pasien, sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan uji Spearman. Hasil : Penelitian menghasilkan nilai approx sig pada spearman correlation = 0,000 lebih kecil dari p (0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat komunikasi dokter-pasien dan tingkat kecemasan. Kesimpulan : Komunikasi efektif dokter-pasien merupakan tindakan yang sangat penting, dimana semakin baik tingkat komunikasi dokter maka semakin menurun tingkat kecemasan pasien.Kata kunci : Komunikasi efektif dokter-pasien, kecemasan.
HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ANAK DI PAUD DENGAN HASIL PRESTASI BELAJAR ANAK DI SDN KAUMAN 1 MALANG Fajar Ristranda; Rahayu .; Prasodjo .
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4157

Abstract

Hubungan Keikutsertaan Anak di PAUD dengan Hasil Prestasi Belajar Anak di SDN Kauman 1 Malang, Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Latar Belakang: PAUD adalah suatu sarana stimulasi dini bagi perkembangan kecerdasan anak, yang terjadi sangat pesat di usia 0-6 tahun. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan keikutsertaan anak di PAUD dengan hasil prestasi belajar anak di SDN Kauman 1 Malang. Metodologi Penelitian: Analitik observasional dengan pendekatan secara cross sectional. Sampel yang didapat dengan teknik total sampling adalah sebanyak 263 orang. Hasil Penelitian: Dari 263 sampel didapatkan 160 siswa yang mengikuti PAUD Formal dan Non Formal, sedangkan yang hanya mengikuti PAUD Formal saja sebanyak 103 siswa. Kesimpulan: Terdapat hubungan keikutsertaan anak di PAUD dengan hasil prestasi belajar anak di SDN Kauman 1 Malang.
HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI PUSKESMAS PANDIAN KABUPATEN SUMENEP Rhesa Dwi Arianti Rachim
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4158

Abstract

Hubungan Pemberian Imunisasi BCG dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep. Tuberkulosis saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Di Jawa Timur (2012) terdapat sekitar 41.000 kasus, Kabupaten Sumenep menyumbang 11% kasus dan 4% kasus tuberkulosis anak. Untuk menurunkan prevalensi tuberkulosis dilakukan imunisasi BCG. Mengetahui hubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis pada anak di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep. Penelitian ini merupakan penelitian Non Eksperimental dengan desain case-control study (retrospekstif). Sampel yang digunakan berjumlah 58 anak (29 kasus dan 29 kontrol). Data diperoleh dari rekam medis dan wawancara kepada orang tua. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji statistik Chi Square. Pada kelompok kasus didapatkan anak yang imunisasi BCG sebanyak 21 anak (72.4%) dan yang belum sebanyak 8 anak (27.6%). Pada kelompok kontrol, anak yang imunisasi BCG sebanyak 28 anak (96.6%) dan 1 anak (3.4%) yang belum diimunisasi. Hasil tabulasi silang imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis anak adalah X2=6.444, pvalue= 0.011 dan Odd ratio (OR)=0.094; CI 95%= 0.011-0.808 dan PAR=9.98%. Ada hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis pada anak di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep. Imunisasi BCG merupakan faktor protektif terhadap tuberkulosis anak dan dapat mencegah tuberkulosis sekitar 10% pada populasi sampel.
HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA BAYI DAN BALITA (0-59 BULAN) DI PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG Caesar Ensang Timuda
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4159

Abstract

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Bayi Dan Balita (0-59 Bulan) Di Puskesmas Pandanwangi Malang. Latar Belakang: Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting untuk pertumbuhan normal. Salah satu parameter perkembangan anak adalah perkembangan motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia bayi dan balita (0-59 bulan) di Puskesmas Pandanwangi Malang. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara cluster sampling dengan populasi 148 responden. Jumlah sampel 122 responden. Dianalisa dengan uji chi square. Hasil Penelitian: 29,5% responden mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar yang terdiri dari 3,3% responden sangat kurus, 7,4% responden kurus,15,6% responden normal dan 3,3% anak gemuk, dengan nilai p sebesar 0,000 dan α =0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar.
EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) TERHADAP ESCHERICHIA COLI SECARA IN VITRO Resa Putra Adiputra; Irma Suswati; Fathiyah S
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4179

Abstract

Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub Akut Terhadap Terjadinya Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar). Latar Belakang: Penggunaan boraks banyak disalahgunakan pada makanan. Boraks merupakan salah satu bahan toksik bagi organ testis sehingga dapat menyebabkan atrofi testis melalui penghambatan spermatogenesis. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub akut terhadap terjadinya atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) dengan mengukur diameter testis, berat testis, dan jumlah tubulus seminiferus perlapangpandang. Metode: Eksperimental, The Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB selama 28 hari. Dianalisis dengan oneway ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil penelitian dan diskusi: Terdapat perbedaan diameter testis dan jumlah tubulus seminiferus masing-masing dengan sig p=0,020 (p<0,05) dan sig p=0,00 (p<0,05), sedangkan pada berat testis tidak terdapat perbedaan dengan sig p=0,744 (p>0,05). Analisis korelasi diameter testis (p=0,001), (r=-0,613), jumlah tubulus (p=0,000), (r=0,828), kenaikan boraks menyebabkan penurunan diameter testis dan peningkatan jumlah tubulus. Analisis regresi R2 diameter testis= 0,376 dan R2 jumlah tubulus=0,685. Pada penelitian ini pengaruh boraks terlihat pada gambaran mikroskopis dibandingkan makroskopis, hal ini disebabkan oleh waktu paparan boraks yang kurang lama. Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub akut berpengaruh terhadap atrofi testis.Kata Kunci: Ekstrak rimpang temulawak, Staphylococcus aureus, KHM (Kadar Hambat Minimum), KBM (Kadar Bunuh Minimum).
ARTRITIS GOUT DAN PERKEMBANGANNYA Fandi Wahyu Widyanto
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4182

Abstract

Artritis Gout dan Perkembangannya. Latar Belakang. Artritis gout merupakan istilah yang dipakai untuk kelompok gangguan metabolik, yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Setiap tahun penderita artritis gout meningkat jumlahnya dan merupakan bagian dari masalah utama kesehatan bagi usia lanjut di Indonesia maupun seluruh dunia. Oleh karena itu, penatalaksanaan artritis gout harus dilakukan dengan cermat agar tidak menimbulkan kecacatan yang lebih parah. Obat yang dipakai untuk artritis gout akut ialah kolkisin, obat antiinflamasi non-steroid atau kortikosteroid. Kolkisin juga dipakai sebagai terapi pencegahan. Diet dan perubahan cara hidup merupakan komponen yang penting dalam penatalaksanaan gout karena menurunkan kadar asam urat serum. Dengan pengobatan dini, pemantauan yang ketat disertai pendidikan terhadap penderita, prognosis umumnya baik.
PENGARUH INFUSA BAWANG TIWAI (ELEUTHERINA AMERICANA MERR) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIK GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS STRAIN WISTAR) YANG DIINDUKSI URANIUM Fildzah Febriana Iskandar
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4183

Abstract

Pengaruh Pemberian Infusa Bawang Tiwai (Eleutherine ameriacana Merr) Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang Diinduksi Uranium. Latar Belakang: Radikal bebas dapat merusak sel ginjal melalui peran reactive oxidative species (ROS) dan mekanisme peroksidasi lipid. Untuk menetralisir radikal bebas diperlukan antioksidan. Bawang tiwai mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi dan memperbaiki fungsi ginjal akibat paparan radikal bebas. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian infusa bawang tiwai (Eleutherina americana Merr) terhadap gambaran mikroskopik ginjal tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang diinduksi uranium. Metode: True experimental, dengan rancangan the post test only control group design. Sampel tikus putih strain wistar dibagi dalam 6 kelompok. I: kontrol negatif, II: kontrol positif hanya injeksi uranium, III: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 25%, 15 menit setelah injeksi uranium., IV: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/ hari konsentrasi 50%, 15 menit setelah injeksi uranium., V: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 75%, 15 menit setelah injeksi uranium., dan VI: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 100%, 15 menit setelah injeksi uranium. Setelah 5 hari perlakuan, tikus dimatikan. Organ ginjal diambil untuk diamati sel nekrosis epitel tubulus proksimal ginjal melalui mikroskop. Analisis data menggunakan One Way ANOVA dan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian dan Diskusi: Dari hasil uji One Way ANOVA, didapatkan perbedaan yang bermakna (nilai sig=0,000 < p(0,01)) antar kelompok perlakuan. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan nilai spearman correlation=-0,889, artinya semakin tinggi konsentrasi akan diikuti oleh penurunan jumlah sel nekrosis di epitel tubulus proksimal ginjal. Kesimpulan: Pemberian infusa bawang tiwai (Eleutherina americana Merr.) dapat menurunkan jumlah sel nekrosis di epitel tubulus proksimal ginjal tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang diinduksi uranium.
EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Ardiana Retno Mashita
Saintika Medika Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4184

Abstract

Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia yang bersifat invasif. Pengobatan Staphylococcus aureus dapat menggunakan golongan penisilin, golongan sefalosporin, vankomisin, dan eritromisin. Obat tersebut mempunyai efek samping dan mahal, sehingga masyarakat mulai tertarik untuk  memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat, salah satunya temulawak. Temulawak diduga dapat memberikan efek antimikroba karena memiliki kandungan zat aktif berupa minyak atsiri, yang bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma. Penelitian ini ingin membuktikan efek antimikroba ekstrak rimpang temulawak terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan menggunakan true experiments Post test Only Control Group Design. Metode yang dipakai adalah dilusi tabung dengan 8 konsentrasi ekstrak rimpang temulawak:100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 0.78% dan 2 kontrol (kontrol bahan dan kontrol kuman). Analisa data  menggunakan one way ANOVA, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian KHM (Kadar Hambat Minimum) tidak dapat ditentukan karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak warna dalam tabung semakin keruh, sedangkan KBM (Kadar Bunuh Minimum) pada konsentrasi 6.25%. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan (p = 0.000). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak, semakin besar kemampuan menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus (r = -0.788). Pemberian konsentrasi ekstrak rimpang temulawak berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus per ml (106) (R2=62,1%). Ekstrak rimpang temulawak mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 More Issue