cover
Contact Name
Wiman Rizkidarajat
Contact Email
wiman.rizkidarajat@unsoed.ac.id
Phone
+628122794432
Journal Mail Official
jisunsoed@gmail.com
Editorial Address
Laboratorium Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed, Jl. Prof. dr. H.R. Boenyamin 993, Grendeng, Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah 53122
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Interaksi Sosiologi
ISSN : 14127229     EISSN : 14127229     DOI : https://doi.org/10.2504/jis.v1i2.8258
Core Subject :
Jurnal Interaksi Sosiologi (JIS) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi FISIP UNSOED. Terbit sejak tahun 2002. Tulisan yang dipublikasikan di JIS merupakan hasil penelitian, gagasan konseptual, dan hasil diskusi pada bidang ilmu sosial, khususnya Sosiologi, dan bidang ilmu sosial lainnya yang relevan. Terbit dua kali dalam setahun, April dan September
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025" : 6 Documents clear
Analisis Konten Edukasi Hak Asasi Manusia Pada Kanal Youtube Virtual Education Academy Purnama, Hidayati
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.13820

Abstract

Peningkatan pemahaman tentang HAM selain dalam mata pelajaran di sekolah, dapat mempelajarinya melalui media sosial YouTube karena paling banyak diakses di Indonesia. Salah satu kanal YouTube yang mengunggah edukasi HAM adalah Virtual Education Academy. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana penyajian materi HAM melalui konten-konten yang diunggah Virtual Education Academy pada kanal YouTube miliknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif untuk menginterpretasikan konten-konten terkait edukasi HAM yang diunggah di kanal YouTube Virtual Education Academy (VEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa VEA berhasil mengunggah sebanyak 466 konten video di mana 43 ialah konten edukasi HAM dan membaginya ke dalam dua daftar putar. Konten-konten itu dikategorikan ke dalam delapan kelompok yaitu hak fundamental, hak hukum, hak sipil, hak sosial ekonomi serta konten khusus, konten kesatuan, konten kelompok rentan, dan konten kampanye. VEA memiliki potensi dari mengunggah konten edukasi HAM dengan berhasil mencapai 99 ribu penayangan, menggunakan format video menarik, dan membuka fitur komentar sebagai media penyampaian gagasan. Adapun, tantangan yang dihadapi VEA yaitu risiko penyebaran informasi ulang tanpa memperhatikan kredibilitas dan persaingan dengan kanal sejenis. Meskipun demikian, platform YouTube dapat menjadi media yang efektif untuk menyebarluaskan edukasi HAM kepada masyarakat luas melalui pendekatan visual dalam video konten.
Dinamika Interaksi Antar Budaya Dalam Masyarakat Multikultural Studi Kasus Pada Komunitas Urban Etnis Porodisa Di UKSW Salatiga Essing, Maria Juliance; Esra Kudubun, Elly; Roberth Siahainenia, Royke
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.14144

Abstract

Masyarakat multikultural merupakan suatu lingkungan sosial yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan budaya yang masing-masing memiliki identitas yang unik. Interaksi antar budaya dalam konteks ini menjadi signifikan dalam memahami dinamika sosial. Berangkat dari konflik internal yang terjadi pada etnis Porodisa memberikan harapan dan dorongan baru untuk tumbuh menjadi etnis yang lebih menonjol di lingkungan UKSW Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana suku bangsa Porodisa mempertahankan identitas budayanya di lingkungan perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan focus group discussion dan observasi partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etnis Porodisa dapat mempertahankan identitas budayanya meskipun telah mengalami akulturasi dalam masyarakat perkotaan. Dalam hal ini etnis Porodisa mampu dan tanggap dalam memahami simbol dan berkomunikasi baik antar sesama etnis maupun dengan etnis lainnya. Jadi, bagi etnis Porodisa, interaksi yang terjadi tidaklah statis melainkan dinamis.
Analisis Konflik dan Resolusinya pada Perpecahan Etnis Porodisa di Kota Salatiga Bawoel, Silvani Agnes; Esra Kudubun, Elly; Roberth Siahainenia, Royke
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.14194

Abstract

This study analyzes the conflict and resolution processes that occurred in the ethnic division of Porodisa in Salatiga City, leading to the establishment of a new organization called PERSADA. This conflict was triggered by controversies surrounding changes to the organization’s identity, such as the alteration of the name, logo, and Articles of Association (AD/ART) without involving all members. Although Porodisa initially served as a gathering place for students from Talaud, dissatisfaction arising from unilateral decisions led to division. Utilizing a qualitative method based on interviews, observations, and documentation, the analysis is conducted through Johan Galtung's Conflict Triangle Theory, which provides insight into the interactions between attitudes, behaviors, and contradictions and can help formulate more effective conflict resolution strategies. The findings indicate that, despite Porodisa and PERSADA now operating as separate entities, there is a strong desire from both sides to rebuild harmonious relationships. The conflict resolution process is recommended through open dialogue and mediation by neutral third parties, reflecting Galtung's peacemaking approach to create an inclusive and constructive environment. Emphasizing transparent communication and the participation of all members in decision-making, this research underscores that the sustainability and harmony within the organization are significantly dependent on involvement and sensitivity to shared needs. This is expected to strengthen solidarity and ensure the group’s longevity in the future.
Konstruksi Sosial Remaja Perempuan tentang Kelompok Lelaki Melambai amartha, tasya zevila
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.14317

Abstract

Waving men, who are often underestimated for their behavior that is perceived as not conforming to traditional norms of masculinity, both in dress and manner of interaction, are now increasingly seen in social settings. This phenomenon reflects a shift in the way masculinity is perceived, where softer and less stereotypical expressions are beginning to be accepted by some, especially among adolescent girls. This study aims to analyze adolescent girls' views on the waving men group as well as the reasons behind their comfort in befriending these individuals. Using a qualitative phenomenological approach, data was obtained through in-depth interviews with several female teenagers with an age range of 17-19 years. The results showed that the objective reality that emerged was a change in acceptance of gender expressions that did not conform to conventional masculinity norms. Meanwhile, in subjective reality, adolescent girls who are the subjects of this study have different experiences and views of waving men, which are influenced by social interactions and their understanding of gender differences. Also, adolescent girls' acceptance of the waving men group occurs through a social construction process consisting of three stages. First, externalization, where social interactions portray waving men as friendly and caring individuals. Second, objectivation, which is seen from the recognition of characteristics such as empathy and emotional sensitivity after direct interaction with them. Third, internalization, in the form of acceptance of a more flexible concept of gender, so that the waving men group is seen as supportive and fun friends. This research confirms the important role of the social environment in shaping adolescent girls' gender perceptions, as well as providing new insights regarding the acceptance of gender diversity in society. Keywords : Waving Men Group, Gender, Social Construction
Pola Penanganan Gelandangan Psikotik di Balai PRS PMKS Sidoarjo Qurrotu'ain, Zalfa
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.14737

Abstract

Artikel ini membahas pola penanganan gelandangan psikotik di Balai PRS PMKS Sidoarjo dari perspektif sosiologis, dengan fokus pada pendekatan rehabilitasi sosial. Artikel ini membahas pola penanganan gelandangan psikotik di Balai PRS PMKS Sidoarjo dari perspektif sosiologis, dengan fokus pada pendekatan rehabilitasi sosial. Penelitian ini menganalisis bagaimana lembaga tersebut merancang program rehabilitasi untuk individu dengan gangguan psikotik yang hidup di jalanan, serta dampaknya dalam memulihkan fungsi sosial mereka di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas program dalam menciptakan harmoni sosial dan memberdayakan individu agar kembali berperan dalam struktur masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kerangka analisis teori sosiologi struktural-fungsional oleh Talcott Parsons digunakan untuk menjelaskan bagaimana program rehabilitasi di Balai PRS PMKS berfungsi sebagai mekanisme pemulihan keseimbangan sosial. Teori ini menyoroti pentingnya setiap elemen masyarakat, termasuk lembaga sosial, dalam menjaga stabilitas sistem sosial secara keseluruhan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola penanganan di Balai PRS PMKS Sidoarjo meliputi stabilisasi medis, terapi psikososial, dan pemberdayaan ekonomi. Ketiga tahapan tersebut saling melengkapi dalam memulihkan fungsi individu sebagai bagian dari masyarakat. Efektivitas program terlihat dari kemampuan pasien yang berhasil reintegrasi sosial, meskipun dihadapkan pada kendala seperti stigma sosial dan keterbatasan fasilitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan sosial dan perubahan pola pikir masyarakat untuk menciptakan harmoni sosial yang inklusif.
Peran Modal Sosial Dalam Eksistensi Kedai Kopi di Salatiga (Studi Kasus: Kedai Kopi Juwalan Kupi 729 Salatiga) Ohee, Yaroso Jefri
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Interaksi Volume 4 Nomor 2 2025
Publisher : Laborataorium Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jis.v4i2.14836

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang peran modal sosial dalam eksistensi kedai Juwalan Kupi 729 di kota Salatiga. Dimana kedai kopi di Kota Salatiga sudah sangat menjamur sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran modal sosial dalam perspektif Robert Putnam dalam mendukung eksistensi kedai Juwalan Kupi di tengah maraknya kedai-kedai kopi di Salatiga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang mengandalkan wawancara mendalam, observasi langsung aktivitas di kedai, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kedai Juwalan Kupi memanfaatkan modal sosial berupa kepercayaan, jaringan dan norma sebagai strategi untuk membangun hubungan sosial yang kuat antara karyawan dan pelanggan. Kepercayaan antara pemilik, karyawan, dan pelanggan berperan penting dalam menciptakan suasana nyaman dan loyalitas pelanggan. Jaringan sosial yang terbentuk di Kedai Juwalan Kupi baik melalui interaksi sosial antara karyawan dan pelanggan maupun interaksi melalui media sosial membantu menciptakan suasanan yang akrab dan menjadi daya tarik tersendiri. Norma-norma yang yang diterapkan seperti keterbukaan, flesibilitas jadwal kerja, dan kebersihan mendukung terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan professional.penelitian ini menunjukan bagaimana modal sosial berperan penting pada eksistensi kedai kopi, tetapi juga menguatkan fungsi kedai sebagai ruang sosial yang inklusif. Kata Kunci: Modal Sosial, Kepercayaan, Jaringan, Norma

Page 1 of 1 | Total Record : 6