cover
Contact Name
Helmi Afroda
Contact Email
biofoodtech@instiperjogja.ac.id
Phone
+6285643499659
Journal Mail Official
biofoodtech@instiperjogja.ac.id
Editorial Address
Gedung Fakultas Teknologi Pertanian INSTIPER Jalan Nangka II, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Biofoodtech : Journal of Bioenergy and Food Technology
ISSN : 29628008     EISSN : 29627990     DOI : https://doi.org/10.55180
Biofoodtech: Journal of Bioenergy and Food Technology merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknologi Hasil Pertanian INSTIPER Yogyakarta Fokus dan Ruang Lingkup Terbitan: Ilmu Kimia Pangan Food Technology Rekayasa Pangan Food Supply Chain Quality Management System Bioteknologi Pangan dan Mikrobiologi Pangan Teknologi Hasil Pertanian dan Perkebunan Pascapanen Hasil Pertanian dan Perkebunan Ekonomi dan Manahemen Hasil Pertanian dan Perkebunan Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian dan Perkebunan Energi Baru dan Terbarukan
Articles 43 Documents
Sintesis Adsorben dari Kulit Kolang-Kaling (Arenga pinnata) pada Limbah Elfandra Pramudita Laksono; Sunardi Sunardi; Herawati Oktavianty
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.222

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan arang aktif dari kulit kolang-kaling (Arenga pinnata). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan arang aktif dari kulit kolang-kaling yang akan digunakan sebagai adsorben pada limbah buatan. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan blok lengkap dengan dua faktor yaitu rasio berat arang aktif dan jumlah pelarut H3PO4 (1:1%w/v; 1:1.5%w/v; 1:2%w/v), dan variasi konsentrasi pelarut H3PO4 (20%; 40%; 60%). Analisis BET dilakukan pada adsorben untuk mengetahui luas permukaan adsorben serta dilakukan analisis kadar abu pada arang aktif yang dihasilkan. Adsorben sebanyak 1 gr dimasukkan ke dalam 100 ml limbah buatan yang mengandung ion logam Pb dan Mn. Kemudian diaduk dan didiamkan selama 3 jam, kemudian dilakukan analisis logam ion Pb dan Mn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi ion logam Pb dan Mn masing-masing adalah 92,95% dan 22,63% dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa aktivasi asam yang digunakan pada karbon aktif dapat meningkatkan luas permukaan adsorben yang dihasilkan sehingga mampu mengadsorbsi pengotor dengan baik. Luas permukaan adsorben yang digunakan yang menghasilkan adsorpsi terbaik adalah 11,272 m2/g, dengan kadar abu sebesar 7,891%.
Selai Albedo Kulit Semangka dengan Penambahan Umbi Bit Mauliza Safira Asnim Sitorus; Ida Bagus Banyuro Partha; Erista Adi Setya
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.223

Abstract

Penelitian ini tentang selai albedo kulit semangka dengan penambahan umbi bit yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan umbi bit terhadap karakteristik selai dan pengaruh perbandingan kulit buah semangka dan umbi bit terhadap sifat kimia dan sifat fisik pada selai yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan blok lengkap dua faktor yaitu variasi perbandingan albedo kulit semangka dengam umbi bit dan penambahan konsentrasi gula. Faktor A yaitu variasi perbandingan albedo kulit semangka dengan umbi bit terdiri dari 3 taraf yaitu A1 = 30:70 b/b, A2 = 50:50 b/b, A3 = 70:30 b/b dan faktor B yaitu penambahan konsentrasi gula terdiri dari 3 taraf yaitu B1 = 60%, B2 = 65%, B3 = 70%. Analisis yang dilakukan yaitu Aktivitas Antioksidan, Gula Reduksi, Gula Total, Kadar Air, Total Padatan, Daya Oles, Viskositas dan Uji Organoleptik (Warna, Aroma, Rasa, Daya Oles). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi albedo kulit semangka dengan penambahan umbi bit berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan, gula reduksi, viskositas dan uji organoleptik (warna, aroma, daya oles) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap gula total, kadar air, total padatan terlarut, daya oles, dan uji organoleptik (rasa), sedangkan penambahan konsentrasi gula berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan dan uji organoleptik (rasa, warna, daya oles), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap daya oles, viskositas, gula reduksi, gula total, total padatan terlarut, kadar air, dan uji organoleptik (rasa, warna, daya oles). Berdasarkan uji kesukaan organoleptik perlakuan yang paling disukain panelis yaitu perbandingan albedo kulit semangka yang lebih tinggi dari pada penambahan umbi bit (70:30)  dengan penambaahan konsentrasi gula sebesar 65%.
Pembuatan Silase Daun Kelapa Sawit yang Diperkaya dengan Sumber Protein Titin Wijayanti; Ngatirah Ngatirah; Dina Mardhatilah
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.224

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan silase daun kelapa sawit yang diperkaya sumber protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan maggot, bungkil inti sawit dan bekatul terhadap kandungan protein pada silase daun kelapa sawit yang dihasilkan dan menentukan waktu fermentasi terbaik yang menghasilkan silase dengan kadar protein terbaik sesuai dengan SNI. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Blok Lengkap (RBL) dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah variasi jenis sumber protein yang terdiri dari 3 taraf yaitu: A1 (maggot), A2 (bungkil int sawit), A3 (bekatul). Faktor kedua adalah rasio (perbandingan) lama fermentasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu: B1 (3 hari), B2 (6 hari), B3 (9 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi sumber protein maggot, bungki inti sawit, bekatul berpengaruh sangat nyata terhadap silase yang meliputi kadar protein , kadar serat kasar dan kadar lemak. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan kadar air. Lama fermentasi 3 hari, 6 hari dan 9 hari dapat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap silase yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar serat kasar. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak. Berdasarkan hasil perlakuan terbaik terdapat pada silase dengan dengan bahan maggot dengan lama fermentasi 9 hari yaitu kadar air 38,45%, kadar abu 9,68%, kadar protein 11,65%, kadar serat 7,76% dan kadar lemak 5,99%.
Formulasi Teh Rempah dengan Penambahan Pewarna Alami Muhammad Farros Prabowo; Mohammad Prasanto Bimantio; Reni Astuti Widyowanti
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.225

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh formula rempah dan pewarna alami terhadap sifat-sifat fisik dan kimia teh rempah yang dihasilkan, serta menemukan dan menganalisa formulasi yang paling disukai dan memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi. Rancangan penelitian ini menggunakan metode rancangan blok lengkap yang terdiri dari dua faktor. Faktor A merupakan komposisi dari bahan rempah (95% dari 1,9 gram berat total) yang terdiri dari empat taraf yaitu A1 (jahe 10%, pala 20%, kayu manis 20%, cengkeh 5%, sereh 15%, kapulaga 25%),  A2 (jahe 15%, pala 10%, kayu manis 25%, cengkeh 10%, sereh 20%, kapulaga 15%),  A3 (jahe 20%, pala 10%, kayu manis 15%, cengkeh 15%, sereh 25%, kapulaga 10%), A4 (jahe 15%, pala 10%, kayu manis 20%, cengkeh 25%, sereh 20%, kapulaga 5%) dan faktor B merupakan jenis pewarna alami (5% dari 0,1 gram berat total) yang terdiri dari atas tiga taraf.yaitu B1 (bunga rosella 5%), B2 (umbi bit 5%), B3  (bunga telang 5%). Untuk menentukan kualitas teh rempah, maka dilakukan uji sifat kimia (aktivitas antioksidan, kadar air, dan kadar abu), uji fisik (uji warna Munsell), dan uji organoleptik (kesukaan warna, rasa, dan aroma). Hasil penelitian ini diketahui bahwa formulasi bahan rempah dan penambahan pewarna alami berpengaruh nyata terhadap kandungan aktivitas antioksidan, kadar air, dan uji kesukaan organoleptik tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan uji warna Munsell sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi antara formulasi rempah dengan penambahan warna alami terhadap uji aktivitas antioksidan dan uji kesukaan organoleptik. Hasil penelitan lainnya juga diketahui bahwa terdapat interaksi terhadap uji aktivitas antioksidan dan uji organoleptik (kesukaan warna, rasa, dan aroma). Skor kesukaan organoleptik terbesar yaitu 6,37 (suka) yang terdapat pada sampel A3B1 yang terdiri dari jahe 20%, pala 10%, kayu manis 15%, cengkeh 15%, sereh 25%, kapulaga 10%, dan bunga rosella sebanyak 5%. Sampel A3B1 memiliki aktivitas antioksidan 58,5946%, kadar air 20,8691%, kadar abu 2,4266%, dan uji warna Munsell 84,5. Adapun rerata kadar air secara keseluruhan 22,7655% (tidak memenuhi SNI) dan rerata kadar abu keseluruhan 2,6520 % (memenuhi SNI).
Pendugaan Umur Simpan Asam Lemak (Ulva lactuca) dengan Metode Accelerated Shelflife Testing Anastasya Khalif Wiyani; Siti Ari Budhiyanti; Erista Adisetya
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.232

Abstract

Ulva lactuca adalah salah satu jenis makroalga hijau yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh cukup tinggi. Asam lemak tak jenuh mudah mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur simpan asam lemak makroalga U. lactuca dengan metode Accelerated ShelfLife Testing (ASLT). Penyimpanan asam lemak U. lactuca dilakukan pada suhu penyimpanan 30±2ºC, 40±2ºC, dan 50±2ºC berturut-turut selama 25, 20, dan 15 hari dengan interval pengujian setiap 5 hari sekali, 4 hari sekali dan 3 hari sekali. Parameter uji yang digunakan adalah angka peroksida, angka anisidin, dan total oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka peroksida asam lemak U. lactuca yang disimpan pada suhu 30±2ºC sebesar 1,52-9,24 mEq/kg, pada suhu 40±2ºC sebesar 2,44-9,56 mEq/kg, sedangkan pada suhu 50±2ºC sebesar 2,13-6,79 mEq/kg. Angka anisidin asam lemak Ulva lactuca yang disimpan pada suhu 30±2ºC, 40±2ºC, maupun 50±2ºC cukup fluktuatif, sementara total oksidasi pada suhu 30±2ºC, 40±2ºC, dan 50±2ºC berturut-turut sebesar 7,81-31,39, 12,48-26,86, dan 13,76-32,79. Dalam pengujian ASLT, parameter yang digunakan adalah angka peroksida dengan orde reaksi 0, karena mempunyai nilai R2 mendekati 1. Berdasarkan perhitungan ASLT, diperoleh umur simpan asam lemak U. lactuca pada suhu penyimpanan 30±2ºC, 40±2ºC, dan 50±2ºC berturut-turut adalah 8,93 hari, 9,26 hari, dan 6,04 hari. Pendugaan umur simpan asam lemak U. lactuca dapat dilakukan dengan parameter kritis angka peroksida menggunakan model pendekatan Arrhenius dengan persamaan
Pembuatan Minuman Serbuk Instan Lidah Buaya dengan Penambahan Kacang Hijau Welly Deglas; Fransiska Apriliani
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 01 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i1.233

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui cara pengolahan minuman instan lidah buaya dengan penambahan kacang hijau dan kadar air serta kandungan protein minuman instan lidah buaya dengan penambahan kacang hijau serta untuk mengetahui sifat organoleptik lidah buaya instan. minum dengan tambahan kacang hijau. Metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu, proses pembuatan ekstrak lidah buaya, pembuatan tepung kismis hijau dan proses pembuatan minuman serbuk instan lidah buaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pola faktornya adalah kadar penambahan ekstrak kangkung (0 gram, 20 gram, 40 gram, dan 60 gram) dengan 3 kali ulangan. Dari hasil uji kimia, kadar air minuman instan pada lidah buaya dengan penambahan kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan 60 gram kacang hijau yaitu sebesar 3,02%, pada kandungan protein minuman instan pada lidah buaya dengan penambahan kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan 60 gram kacang hijau yaitu 5,07% dan dari hasil uji organoleptik terdapat perbedaan yang nyata pada warna, aroma, rasa, dan tingkat kesukaan. Perlakuan yang disukai antar sampel adalah perlakuan P3 dengan penambahan 60 gram kacang hijau dengan warna coklat, aroma kacang hijau, dan rasa kacang hijau yang cukup.
Pembuatan Margarin dengan Kombinasi Minyak Sawit Merah dan Lemak Cokelat Sahrul Sitorus; Ida Bagus Banyuro Parta; Adi Ruswanto
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 02 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i02.279

Abstract

Margarin merupakan produk emulsi air dalam minyak umumnya dengan rasio lemak dan air 80% : 20%. Sumber lemak untuk pembuatan margarin umumnya dari minyak nabati, misalnya minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik margarin dari lemak cokelat yang disubstitusi minyak sawit merah dengan variasi jumlah penambahan lesitin sebagai emulsifier dan memperoleh formula terbaik untuk menghasilkan margarin yang dapat diterima konsumen. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan blok lengkap (RBL) faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan lemak cokelat dan minyak sawit merah (A), terdiri dari: A1 = 65% : 35%, A2 = 70% : 30%, dan A3 = 75% : 25%. Faktor kedua yaitu variasi jumlah penambahan lesitin (B), terdiri dari: B1 = 8%, B2 = 10% dan B3 = 12%. Parameter pengamatan terhadap margarin yang dihasilkan meliputi: kadar air, kadar lemak, bilangan asam dan beta karoten, stabilitas emulsi, dan uji kesukaan terhadap  warna, tekstur, aroma dan maupun rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A1B3 perbandingan lemak cokelat dan minyak sawit merah 65% : 35%  dengan jumlah penambahan lesitin sebanyak 8%) mampu menghasilkan margarin dengan tingkat penerimaan oleh konsumen tertinggi. Margarin A1B3 memiliki  kadar air 13,73%, kadar lemak 85,829%, bilangan asam 0,7596 mg KOH/g, kadar beta karoten 608,41 ppm,  stabilitas emulsi 37,750%, degan nilai kesukaan rata-rata adalah 4,64 (suka).
Pengaruh Substitusi Tepung Kacang Merah dan Kacang Koro dengan Variasi Waktu Perebusan terhadap Karakteristik Daging Analog Muhammad Jordy Kurnia Wibawa; Maria Ulfah; Reza Widyasaputra; Erista Adi Setya
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 02 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i02.299

Abstract

Penelitian tentang pengaruh substitusi tepung kacang merah dan kacang koro dengan variasi waktu perebusan terhadap karakteristik daging analog bertujuan untuk mengetahui perbandingan daging analog dan menentukan daging analog yang terbaik sesuai dengan SNI. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Blok Lengkap (RBL) dengan dua faktor tiga taraf yaitu faktor pertama adalah perbandingan tepung kacang koro dengan tepung kacang merah (b/b) 1 : 2, 2 : 1, 1 : 1 dan faktor kedua variasi waktu perebusan 10 menit, 12 menit, 14 menit. Analisis yang digunakan untuk mengetahui kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, kadai air, kadar abu, kadar karbohidrat dan organoleptik (rasa, aroma, warna, tekstur). Hasil analisis dari kadar protein daging analog adalah 10,66% dan hasil kadar lemak 0,78% dan kadar serat kasar 9,24%. Berdasarkan uji organoleptik daging analog dengan perlakuan A3B2 memiliki skor paling tinggi yaitu 2,56, panelis cenderung kurang menyukai daging analog dari tepung kacang merah dan tepung kacang koro.
Karakteristik Edible Film Komposit Protein Biji Karet (Hevea Brasiliensis) dan Kitosan dengan Penambahan Gliserol sebagai Plasticizer Josua Hutabarat; Mohammad Prasanto Bimantio; Reni Astuti Widyowanti
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 02 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i02.300

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik edible film komposit protein biji karet dan kitosan serta menganalisis fraksi protein biji karet (Hevea brasiliensis) dan kadar gliserol yang paling baik dalam pembuatan edible film. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor. Faktor pertama adalah perbandingan fraksi protein biji karet (A) dengan 3 taraf yaitu (A1=0,5%), (A2=1%), (A3=2%). Faktor kedua adalah variasi penambahan gliserol dengan 3 taraf yaitu (B1=1%), (B2=2%), (B3=3%). Pada penelitian ini terdapat analisis kimiawi yaitu kadar sianida (HCN) dan kadar protein serta analisis mekanis yaitu ketebalan, kuat tarik, elongasi, daya larut, dan water vapor transmission rate (WVTR). Perbandingan konsentrasi fraksi protein biji karet yang ditambahkan pada pembuatan edible film komposit berpengaruh terhadap ketebalan film, daya larut, kuat tarik, elongasi, dan WVTR film yang dihasilkan. Sedangkan, variasi konsentrasi gliserol yang ditambahkan pada pembuatan edible film komposit berpengaruh terhadap ketebalan film, daya larut, elongasi, dan WVTR serta tidak berpengaruh terhadap kuat tarik film yang dihasilkan Nilai terbaik berdasarkan uji bobot parameter yang diuji didapatkan sampel A3B2 sebagai sampel terbaik (fraksi protein biji karet 1,5 % dan konsentrasi gliserol 2 %), dengan nilai ketebalan 178,33 µm, daya larut 42,95 %, kuat tarik 0,718 Mpa, elongasi 46,16 %, water vapor transmission rate (WVTR) 1,180 g/m2 /hari.
Karakteristik Sabun Mandi Transparan Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Variasi Waktu Pencampuran Aan Setiyawan; Sunardi; Herawati Oktavianty
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 1 No. 02 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v1i02.314

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan sabun mandi transparan lidah buaya (Aloe vera) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pencampuran minyak dan larutan NaOH serta jumlah penambahan gel lidah buaya terhadap karakteristik sabun transparan yang  dihasilkan. Selain itu juga untuk mengetahui kesesuaian karakteristik sabun mandi transparan yang dihasilkan terhadap syarat mutu SNI. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan blok lengkap yang dengan dua faktor. Faktor pertama adalah variasi waktu pencampuran minyak dan larutan NaOH , terdiri dari A1=15 menit, A2=20 menit, dan A3=25 menit. Faktor kedua adalah jumlah penambahan gel lidah buaya, terdiri dari B1=1%, B2=2%, dan B3=3%. Analisis terhadap sabun mandi transparan yang dihasilkan meliputi: kadar air, pH, asam lemak bebas, alkali bebas, lemak tak tersabunkan, ketinggian busa. Hasil penelitian menunjukkan faktor A (variasi pencampuran) berpengaruh terhadap analisis pH, kadar air, lemak taktersabunkan, uji kesukaan aroma dan uji kesukaan tekstur namun tidak berpengaruh terhadap analisis asam lemak bebas, alkali bebas, lemak taktersabunkan dan tinggi. Faktor B (penambahan lidah buaya) berpengaruh terhadap analisis pH namun tidak berpengaruh terhadap analisis  kadar air, asam lemak bebas, alkali bebas, lemak taktersabunkan dan tinggi busa. Hasil terbaik ditunjukkan pada sampel A2B1 dengan nilai pH 9,82, asam lemak bebas 1,67%, kadar air 12,51% dan alkali bebas 0,08% memenuhi standar SNI 3532-2016, sedangkan lemak taktersabunkan dengan nilai 0,84% tidak memenuhi SNI 3532-2016.