cover
Contact Name
Adilla Charisma
Contact Email
jurnaltransformatio@sttb.ac.id
Phone
+62226016454
Journal Mail Official
jurnaltransformatio@sttb.ac.id
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Bandung, Jl. Dr. Djunjunan No. 105
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Transformatio
ISSN : 30254841     EISSN : 30311217     DOI : https://doi.org/10.61719/76yywy28
Core Subject : Religion, Education,
Journal of Theology, Education and Integral Mission is a journal specifically designed to publish scientific articles both in Indonesian and English, especially those related to the theme of Gods people and the transformation of society
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 19 Documents
Deus Migrator dan Komunitas Diaspora:: Sebuah Tinjauan Terhadap Misiologi Jonathan Wijaya
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.003

Abstract

Nowadays, migration is unavoidable. According to statistics, the number of Christian migrants is 106 million, or 49% of the world's 214 million international migrants. Then, Muslims make up the second largest share of people who have migrated across borders at nearly 60 million, or 27%. Meanwhile, Hindus (almost 11 million) contributed 5% and Buddhists (about 7 million) contributed 3% (pewresearch.org).  How can a Christian interpret it? And how should Christians respond? Through this writing, the author argues that God is the Great Migrator, called Deus Migrator, who calls His people to become God's representatives in the world in the form of a diaspora community that carries out the Great Commission from God. To achieve this, the author firstly explains the biblical fundamental for Deus Migrator from Peter C. Phan, both in the OT and NT. Then, the author describes the diaspora community of Enoch Wan. Lastly, the writer will provide an analysis and a conclusion that says missions are not always going somewhere, but by accepting migrants in our respective places; mission relates not only to the world to come, but also to the world today; and migrants are not an object to be forced to become Christians.
Resensi Buku:: The Master Plan of Evangelism: Rencana Pelayanan Kristus untuk Menjangkau Dunia Johan Setiawan
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.R2311.001

Abstract

Hanya ada sedikit saja buku yang memiliki pengaruh besar bagi penginjilan dunia dalam generasi kita sebesar The Master Plan of Evangelism,” tulis Billy Graham dalam kata pengantar buku ini. The Master Plan of Evangelism telah menjadi standar bagi banyak orang percaya dalam melakukan pemuridan dan misi dunia. Selama lebih dari lima puluh tahun sejak penerbitan edisi pertamanya pada tahun 1963, buku ini sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa. Buku edisi kedua yang dipersingkat (1 Mei 2010) ditujukan untuk menjangkau pembaca masa kini secara relevan dan efektif.
Aspek Praktis Konsep Pelayanan Inkarnasional:: Sebuah Analisa Kritis Konstruktif Terhadap Kritik J. Todd Billings Marselina Grace Kelly
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.001

Abstract

Berdasarkan keyakinan akan inkarnasi Kristus yang menjadi jalan untuk mem-perkenalkan diri lebih dekat dengan umat ciptaan-Nya, beberapa teolog, misiolog, dan praktisi misi mengembangkan konsep dan model pelayanan inkarnasional. Konsep pelayanan inkarnasional ini relevan untuk pengembangan pelayanan misi lintas budaya, termasuk misi perkotaan. Namun, konsep pelayanan inkarnasional ini tidak lepas dari perdebatan pro dan kontra. Melampaui apa yang disampaikan oleh para pengkritik konsep pelayanan inkarnasional yang lain, kritik-kritik J. Todd Billings solid, jelas, dan terarah. Ia menyampaikan keberatan-keberatannya yang mencakup beberapa aspek penting yang terdapat dalam konsep pelayanan inkarnasional, yaitu aspek biblis, teologis, dan praktis. Khusus dalam aspek praktis konsep pelayanan inkarnasional, Billings berpendapat bahwa pelayanan inkarnasional tidak dapat dijadikan model pelayanan yang tepat karena sisi abstraknya (abstract pattern). Konsep pelayanan inkarnasional menjadi abstrak karena model pelayanan ini dinilai tidak relevan dan efektif dalam mewujudkan pelayanan yang berpusat kepada Kristus. Khususnya di dalam ranah kontekstualisasi, pelayanan inkarnasional tidak serta-merta dapat digunakan sebagai model pelayanan yang tepat bagi para misionaris di dalam pelayanan lintas budaya. Billings menganggap konsep union with Christ lebih tepat digunakan sebagai model pelayanan karena Allah telah menyatakan diri-Nya secara khusus dan unik melalui ketaatan seorang Hamba, Yesus Kristus. Kerendahan hati Kristus merupakan model konkret yang dapat diterapkan sebagai gaya hidup dan pelayanan. Melalui penelitian yang lebih saksama terhadap aspek Christo-praxis dalam konsep pelayanan inkarnasional dan menyandingkannya dengan kritik Billings terhadapnya, saya menemukan bahwa di satu sisi kritik Billings tidak memiliki dasar yang kuat, tetapi di sisi yang lain konsep ministry in union with Christ yang diajukan oleh Billings tidak harus beroposisi atau menggantikan konsep pelayanan inkarnasional. Sebaliknya, konsep ministry in union with Christ yang diajukan oleh Billings bisa menjadi pelengkap konstruktif bagi pengembangan model pelayanan inkarnasional.
Pedagogik Kritis adalah Salah Satu Kuncinya:: Suatu Usaha untuk Mewujudkan Shalom bagi Kota Lewat Pendidikan Adrianus Yosia
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.002

Abstract

Migrasi tidak dapat dihindari lagi pada saat ini dan salah satu wujudnya di Indonesia adalah urbanisasi. Sebagai dampaknya, menumpuknya manusia di kota memberikan ekses sosial dan juga ekologis. Dengan demikian, sebagaimana hasil penelitian dari UMC pada tahun 2022, problem ini menjadi suatu panggilan bagi para tsaddiqim atau orang-orang benar untuk menjadi alat transformasi di ruang publik. Pentingnya untuk melihat proses ini sebagai suatu usaha untuk mencari solusi yang berkelanjutan, pendidikan merupakan salah satu kunci untuk mewujudkannya. Saya mengklaim bahwa falsafah pendidikan kritis yang dibarengi dengan visi misioner ala Gerakan Lausanne dapat menjadi salah satu opsi yang dipilih dalam menjadikan pendidikan, terutama K-12, sebagai salah satu poros penting di dalam pewujudnyataan hal tersebut. Hasil akhir dari tulisan ini adalah tiga visi yang menjadi telaah atas kajian interdisipliner filsafat pendidikan kritis dan juga teologis yakni: visi keberlanjutan, visi holistik, dan juga visi non-elitis. Visi keberlanjutan berarti visi inter-disiplin ini mengajak seluruh partisipan untuk melihat visi sistematik untuk menyelesaikan problem di atas. Lalu, visi holistik juga merupakan suatu ajakan untuk melihat problem kompleksitas kota ini secara integratif. Terakhir, visi non-elitis merupakan suatu ajakan bahwa problem di atas tidak dapat diselesaikan hanya dengan elitisme. Gerakan ini perlu menyasar akar rumput.
Respiritualisasi dan Rekonfigurasi Praktik:: Sebuah Konstruksi Teologi Air Bagi Peningkatan Akses Air Di Indonesia Ricky Atmoko
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.004

Abstract

Di Indonesia, 80,95% penduduk masih belum memiliki akses aman terhadap air bersih. Hal ini sangat jauh dari target akses air bersih bagi seluruh masyarakat Indonesia pada tahun 2030. Sebagai bagian dari warga Indonesia, komunitas agama perlu mengambil bagian dalam pemberian edukasi terhadap isu ini. Namun sejauh penelusuran penulis, masih sedikit riset teologi multi disiplin yang berfokus mengatasi akses air di Indonesia. Maka dari itu penulis berpendapat bahwa perlu ada pengembangan teologi yang menggerakan umat Kristen untuk mengembangkan akses air di Indonesia. Untuk mendukung ide ini, penulis memakai teologi air dari Barbara Rossing serta etika yang menghargai bumi dari Larry Rasmussen. Rossing melihat air yang adalah pemberi kesembuhan, pemberian cuma-cuma, kehidupan, pihak yang menangisi keadilan, dan pihak yang ditindas imperial. Etika Rasmussen mengontraskan asketisme dengan konsumerisme, imajinasi bumi yang suci dengan pandangan bumi yang dikomodifikasi, mistisisme dengan keterasingan, praktik profetik-liberatif dengan penindasan, serta hikmat dengan kebodohan. Dari kedua pemikiran ini, penulis mengonstruksi teologi akses air yaitu respiritualisasi dan rekonfigurasi praktik terhadap air. Respiritualisasi terhadap air mencakup asketisme air yang memberi kesembuhan, air yang suci sebagai pemberian cuma-cuma, mistisisme dengan air yang adalah kehidupan. Rekonfigurasi praktik terhadap air mencakup keadilan profetik bagi air, dan hikmat kontra imperial dalam penggunaan air. Hal tersebut diwujudkan dalam pengendalian diri, pengadaan air bersih gratis, mengutamakan keadaan air, mempertanyakan siapa yang diuntungkan dan memperjuangkan pembebasan akses air bagi seluruh pihak, serta berhikmat dalam melawan pihak dan sistem yang menghalangi akses air.
Perjalanan Jalan Raya dan Vokal Sebuah Model yang Diusulkan untuk Pendeta Perkotaan R.T. Johnson Raih
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.005

Abstract

Khotbah Kristiani berfungsi sebagai sarana Gereja untuk menyebarkan firman Tuhan sebagaimana diwahyukan dalam Alkitab kepada umat manusia, dan khususnya untuk memperkuat iman umat Kristiani selama berabad-abad. Artikel ini tidak membahas genre atau metode khotbah (ekspositori, topikal, narasi, dll.), tetapi menanyakan apa saja yang termasuk dalam unsur khotbah dan khotbah yang efektif? Beberapa ahli homiletika telah mengajukan beberapa metafora untuk menjawab pertanyaan ini. Artikel ini mengusulkan perjalanan jalan raya sebagai metafora dakwah, dan membahas unsur-unsur yang terlibat dalam dakwah yang efektif melalui lima vokal.
Studi Kualitatif Mengenai Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Hidup Rukun Penganut Agama Kristen dengan Penganut Agama Lain Mulyawan Santoso
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2311.006

Abstract

Kehidupan rukun antar penganut agama adalah syarat penting terciptanya hidup yang harmonis di dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia. Karena itu, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan perilaku hidup rukun penganut agama Kristen dengan penganut agama lain. Tiga belas jemaat awam dari enam gereja dipilih secara bertujuan (purposeful sampling). Hasil temuan memperlihatkan ada tiga faktor yang dapat memengaruhi pembentukan perilaku hidup rukun dengan penganut agama lain, faktor pertama yaitu iman kepercayaan individu dalam melaksanakan perintah Firman Tuhan, yang meliputi menerima kesederajatan dan perbedaan, mengasihi sesama, dan hidup damai dengan sesama. Faktor kedua yaitu pengalaman positf di dalam hidupnya ketika berelasi dan berinteraksi dengan penganut agama lain. Dan faktor ketiga yaitu lingkungan sosial di mana individu itu hidup, bertumbuh, dan bersosialisasi, yang meliputi keluarga, komunitas gereja, dan pengaruh dari pemimpin kristen yang menjadi referensinya. Temuan lain yang diperoleh melalui penelitian ini adalah adanya beberapa faktor yang dapat menghambat pembentukan perilaku hidup rukun dengan penganut agama lain yaitu pengalaman negatif yang dialami di dalam hidup ketika berelasi dan berinteraksi, serta hambatan yang bersumber dari persoalan teologis-doktrinal yang pada gilirannya berpengaruh pada relasi sosiologis atau kultural. Atau sebaliknya hambatan dari persoalan sosiologis namun akhirnya berimplikasi teologis yaitu eksklusivisme, fanatisme, dan prasangka.
Resensi Buku:: Faith-Integrated Being, Knowing and Doing: A Study Among Christian Faculty in Indonesia Viona Evelin Salinding
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.R2311.002

Abstract

Sarinah Lo is a lecturer and head of the Master of Christian Education study program at the Bandung Theological College. Sarinah received her Ph.D degree in education from Trinity Theological Seminary, United States. Sarinah wrote this book based on the results of her dissertation which explored the perceptions of Christian teaching staff in Indonesia regarding the integration of faith and science in a more holistic approach which includes: (1) Being - emphasizing the teacher as an integrator, (2) Knowing - namely the teacher's understanding of the relationship between faith and scientific discipline; and (3) Doing – emphasizes the influence of teachers' faith on their educational practices. This book consists of five chapters. The first chapter contains the background, problem formulation, objectives and significance of the research and contains definitions of the terms used in this book. Chapter two contains a literature review regarding history, definitions, approaches, empirical research and challenges in implementing the integration of faith and science. Chapter three covers the research methodology. Chapter four discusses discovery. Finally, chapter 5 contains conclusions and practical implications of the research.
Resensi Buku:: Mengajar untuk Mengubah Hidup Ong Lie Hien
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 01 (2023): Transformatio Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.R2311.003

Abstract

Howard G. Hendrick is an educator and Christian leader who has dedicated his life to Christian education for more than 50 years. Talbot School of Theology, Biola University in California, America even designated him as one of the Christian educators of the twentieth century who had an influence in shaping Christian education. This can also be seen from the Christian leaders he has trained and who have become people who have had an influence in the world of Christianity.
Navigate the Sacred-Secular Divide with Reformed Intellectual Patience In Indonesia Rebekah Earnshaw
TRANSFORMATIO: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi Integral Vol 1 No 02 (2024): Transformatio: Jurnal Teologi, Pendidikan, dan Misi integral
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61719/Transformatio.A2412.010

Abstract

The Indonesian Reformed Calvinist theologian must appropriately consider the “sacred-secular divide” (SSD) in order to participate constructively and harmoniously in her context, because despite claims otherwise, practices that separate times and places from divine rule shape her life. She possesses a wealth of resources to enable this from within her theological tradition (Kuyper), from contemporary but non-co-located colleagues (Bailey, Doornbos, McClean, and Webster), and from her immediate social and cultural context (modern pluralistic Indonesia). In light of this, I propose that Christian intellectual patience is a virtue that she can pursue for her to faithfully flourish, because it responds Christianly to both where and when she finds herself. To reach this conclusion we survey the sources and feel the pressure of navigating a night amongst the Indonesian jungle where Wewe Gombel lurks.

Page 1 of 2 | Total Record : 19