cover
Contact Name
Mika Rizki Puspaningrum
Contact Email
mika.puspaningrum@itb.ac.id
Phone
+6281246804772
Journal Mail Official
mika.puspaningrum@itb.ac.id
Editorial Address
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bulletin of Geology
ISSN : 25800752     EISSN : 25800752     DOI : 10.5614/bull.geol.
Bulletin of Geology is a research-based periodical scientific open access journal published by Faculty of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB). The published article in Bulletin of Geology covers all geoscience and technology fields including Geology, Geophysics, Geodesy, Meteorology, Oceanography, Petroleum, Mining, and Geography. The submitted abstract must be written in English and Bahasa Indonesia, but the article content is English or Bahasa Indonesia.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology" : 5 Documents clear
IDENTIFIKASI POTENSI SEBARAN MINERAL MANGAN (Mn) BERDASARKAN ANOMALI MEDAN MAGNETIK PADA LEMBAR KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Putra, Yoga Satria; HERMAWAN, RIKKI; Perdhana, Radhitya
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2021.5.4.5

Abstract

Telah dilakukan identifikasi potensi sebaran mineral Mangan (Mn) di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur berdasarkan anomali medan magnetik lembar Kupang. Pemodelan 3D dengan data anomali medan magnetik dilakukan pada grid anomali medan magnet residual yang berkorelasi dengan Formasi Bobonaro. Formasi Bobonaro diduga sebagai formasi pembawa mineral Mn. Lokasi yang diduga memiliki potensi mineral Mn adalah lokasi yang memiliki nilai suseptibilitas berkisar antara 0,0005 sampai 0,001 SI pada penampang 3D di lima grid anomali medan magnet residual. Berdasarkan nilai suseptibilitas pada lima lokasi pemodelan tersebut maka diduga keberadaan mineral Mn terletakpada batas kontras antara anomali medan magnet tinggi dan rendah. Dalam penelitian ini,daerah yang diduga berpotensi memiliki sebaran mineral Mn adalah lokasi pada pemodelan tiga yang ditunjukan dengan nilai suseptibilitas Mn yang tersebar hingga dekat permukaan pada Formasi Bobonaro. Dari kajian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa identifikasi potensi sebaran mineral Mn dapat dilakukan berdasarkan pada data anomali medan magnetik. Pemodelan 3D dengan metode inversi pada grid anomali medan magnet residualdapat memberikan informasi tentang lokasi sebaran mineral Mn di bawah permukaan. Kata kunci: Anomali medan magnetik, mineral Mn, formasi Bobonaro, pemodelan 3D magnetik, medan magnet residual
The Analysis of Characteristic and Distribution of Natural Fracture on Basement Outcrop at Kedabang Cape, Batam Island, Kepulauan Riau Province Prakoso, Yehezkiel Festian
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2021.5.4.3

Abstract

Kegiatan eksplorasi pada reservoir rekah alami membutuhkan pemahaman mendalam mengenai karakteristik rekahan alami seperti orientasi umum rekahan, sifat fraktal atribut rekahan, distribusi intensitas dan densitas rekahan pada Zona Hancuran Sesar (FDZ), serta faktor-faktor yang mengontrol distribusinya. Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Daerah penelitian secara geografis terbentang antara 1 ̊8’21” LU –1 ̊8’41” LU dan 104 ̊8’47” BT –104 ̊9’8” BT. Pengukuran data rekahan alami menggunakan metode linear scanline dan window scanline di daerah Tanjung Kedabang. Pengukuran data rekahan alami dilakukan pada batuan dasar granit dan riolit. Jumlah rekahan adalah 769 rekahan, berupa 587 rekahan terbuka (joint), 177 rekahan gerus (shearfracture), dan 5 rekahan terisi (vein).Rekahan terbuka berarah utara barat daya-selatan tenggara (NNW-SSE) dan barat-timur (ENE-WSW). Rekahan gerus berarah timur laut-barat daya (NE-SW) dan barat laut-tenggara (ENE-WSW). Rekahan terisi berarah timur timur laut -barat barat daya (ENE-WSW). Nilai intensitas rekahan alami di Tanjung Kedabang adalah 6-32 rekahan/m, sedangkan nilai densitas rekahan alami di Tanjung Kedabang adalah 0,09-0,42 cm/cm². Lebar zona hancuran dalam untuk Sesar Tanjung Kedabang adalah 23-90 m, sedangkan untuk sesar di singkapan YFP-A4 adalah 3,8 meter. Lebar zona hancuran sesar menunjukan hubungan linear dengan panjang dan pergerakan sesar. Intensitas dan densitas rekahan di dalam zona hancuran lebih besar dibandingkan di luar zona hancuran. Faktor kontrol distribusi intensitas dan densitas rekahan alami adalah struktur geologi dan litologi batuan dasar. Analisis sifat fraktal rekahan alami di daerah penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa rekahan alami di daerah penelitian bersifat fraktal mengikuti distribusi power law. Nilai porositas rekahan batuan dasar di Tanjung Kedabang bervariasi pada rentang 0,01-0,09%. Permeabilitas rekahan berdasarkan Metode Cubes berkisar pada rentang 0,53-83,82 darcy, sedangkan berdasarkan Metode Matchstick berkisar pada rentang 0,40-62,86 darcy. Kata kunci: Batam, fraktal, rekahan, zona hancuran, scanlin
The Evaluation of Trial Grouting on the Foundation Ladongi Maindam, East Kolaka Adhitama, Kukuh Vivian Tri
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2021.5.4.4

Abstract

Bendungan Ladongi dibangun di atas satuan litologi batuan metamorf sekis mika. Penyelidikan bawah permukaan areafondasi bendungan utama penting dilakukan untuk menentukan keputusan dilakukannya perbaikan massa batuanpada interval tertentu dengan tujuan meningkatkan kekuatan massa batuan sertamemperkecil nilai lugeon. Grouting (injeksi campuran semen bertekanan) merupakan metode perbaikan fondasi bendungan utama yang sering digunakan, penelitian ini merupakan percobaan awal menguji pola rencana grouting yang akan diterapkan. Uji lugeon merupakan bagian dari grouting dengan pengujian yang sama setiap interval 5m, pada penelitian ini sebanyak 112 buah pengujian dilakukan secara multiple down stage dengan total kedalaman pengeboran 560 m. Jarak spasi dan penggunaan tekanan maksimum pada saat penginjeksian semen menjadi evaluasi pada percobaan ini terkait dengan efektivitas dan respons batuan terhadaprekah hidraulik maupun dari hasil pengujian kelulusan air. Hasil pengujian menunjukkan pola dan tekanan yang diterapkan sudah efektif untuk tumpuan kiri dan river-bed bendungan utama berdasarkan kondisi seluruh kedalaman interval pengujian di CH-01 dan CH-02 tidak memerlukan grouting, berbeda dengan tumpuan kanan yang masih memerlukan grouting pada lubang CH-03 pada tahapan ketiga dan keempat mengindikasikan pada tumpuan kanan perlu penyesuaian terkait tekanan maksimum yang digunakan. Pada tumpuan kiri dan kanan menunjukkan kondisi rekahan yang relatif besar pada kedalaman antara 10-30 m berdasarkan volume injeksi material semen yang besar sampai dengan 2000kg dalam sekali penginjeksian.Pelaksanaan grouting dapat mengubah pola aliran alami/awal, seperti pada tumpuan kanan pada CH-03 hampir seluruh pola aliran semua tahapan berubah ke pola dilation berdasarkan hubungan dari lubang pilot hole dengan check hole. Pengujian efektivitas menunjukkan pada tumpuan kanan stage pengujian keduasebesar 36,03% (sedang) dan stage ketiga sebesar 12,97% (buruk), sehingga perlu penyesuaian ulang terkait grouting sekitar area interval tersebut. Kata kunci: uji air bertekanan, lugeon, grouting, sekis mika
Kajian paleontologi Bovidae dari Formasi Bapang Daerah Sangiran berdasarkan morfologi, biometri, dan morfometri gigi molar Fathoni, M, Rais
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2021.5.4.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untukpemerian taksonomi fosilBovidae dari Formasi Bapangdi Kubah Sangiranberdasarkan pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri gigi molar (geraham) bawah. Dalam analisis ini digunakan 20 spesimen fosil gigi molar. Berdasarkan pengamatan biometrimolar bawah, Bibos palaesondaicus memiliki nilai lingual-buccal (LB), lebar anterior (AW), dan lebar posterior (PW) paling besar, kemudian secara berurutan diikuti molar Bubalus palaeo kerabau dan Duboisia santeng. Pengamatan morfometri menunjukkan transformasi titik landmark yang berpengaruh terhadap pengelompokan spesimen berdasarkan kemiripan anatominya. Wireframe menunjukkan metastylid dan entostylid milik B. Palaeokerabau lebih panjang atau melebar daripada B. palaesondaicus. Sebaliknya, metaconid rib, entoconid rib, protoconid, dan hypoconid pada B. Palaesondaicus justru lebih panjang daripada B. palaeokerabau. Melalui wireframed terlihat bagian antomi hypoconulid pada M3B. palaeokerabau lebih ramping daripada B. palaesondaicus. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri molarbawah, Bovidae dalam Formasi Bapang dapat diklasifikasikan menjadi 3 taksa berdasarkan kemiripan anatominya, yaitu B.palaeokerabau, B.palaesondaicus, dan D.santeng. Bapang Bawah didominasi konglomerat, terdapat fauna B. Palaeokerabau dan B. palaesondaicus. Bapang Tengah dan Bapang Atas didominasi batupasir. Kumpulan Bovidae Bapang Tengah terdiri dari B. palaeokerabau, B. palaesondaicus, dan D. santeng, sedangkan Bapang Atas hanya dijumpai fauna B. Palaeokerabau dan B. palaesondaicus saja. Berdasarkan karakter litologinya, Bapang Bawah diendapkan di lingkungan sungai bermeander, sedangkan Bapang Tengah dan Bapang Atas diendapkan di lingkungan sungai teranyam. Kehadiran B. Palaeokerabau dan B. Palaesondaicus mencerminkan lingkungan padang rumput, sedangkan D. Santeng mengindikasikan keberadaan kanopi (hutan) tertutup. Kata kunci: morfologi biometri morfometri, molar Bovidae, Fm. Bapang, Sangiran
LANDSLIDE SUSCEPTIBILITY ZONATION BASED ON FREQUENCY RATIO METHOD, IN KARAHA BODAS GEOTHERMAL FIELD, WEST JAVA Zahara, Giva Havirgus
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2021.5.4.2

Abstract

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang cukup unik karena letak sumber panas bumi yang berada di kawasan pegunungan dengan kondisi lereng yang cukup terjal dan struktur geologi yang cukup kompleks. Pada umumnya lapangan panas bumi bertemperatur tinggi berada di daerah vulkanik dengan relief yang tinggi, morfologi curam, terdapat batuan dengan alterasi hidrotermal yang menghasilkan tanah yang cukup tebal, dan curah hujan yang tinggi. Hal tersebut yang menjadi ancaman dalam pengembangan panas bumi yang menyebabkan bencana longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi parameter yang sangat berpengaruh terhadap kejadian longsoran di daerah penelitian,memetakan kerentanan longsoran di area panas bumi Karaha Bodas dengan metode Frequency Ratio (FR), metode Fuzzy Logic (FL), dan kombinasi metode FR -FL serta mengetahui dan mengevaluasi metode statistik yang lebih tepat untuk menentukan zonasi kerentanan longsoran pada daerah penelitian.Berdasarkan inventaris kejadian longsoryang didapat dari PVMBG, BPBD setempat, dan penginderaan jauh, terdapat 538longsoran pada daerah penelitian. Data kejadian longsor tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu data training70% (377longsoran) dan data test30% (161longsoran). Terdapat 16 parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya pada kejadian longsor, diantaranya ketinggian, kemiringan lereng, arah lereng, kurvatur, litologi, arah aliran, jarak dari jalan, densitas kelurusan, jarak dari kelurusan, densitas sungai, jarak dari sungai, Stream Power Index(SPI), Topographic Wetted Index (TWI), curah hujan, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI) dan penggunaan dan penutupan lahan. Nilai Area Under Curve (AUC) dari parameter penyebab longsoran yang berpengaruh terhadap kejadian longsoran adalah ≥ 0,6.Berdasarkan nilai AUC, parameter yang sangat berpengaruh terhadap kejadian longsoran pada daerah penelitian dengan metode FR adalah kemiringan lereng, tata guna tutupan lahan, densitas sungai, ketinggian, jarak dari jalan, litologi, jarak dari sungai, curah hujan, NDVI, TWI, dan kurvatur.Hasil evaluasi nilai AUC success rate menunjukan metode FR (0,786)dan hasil evaluasi nilai AUC prediction rate menunjukan metode FR(0,793). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa metode FR memiliki akurasi nilai AUC yang berpengaruh untuk zonasi kerentanan longsoran pada area panas bumi Karaha Bodas dan sekitarnya. Kata kunci: Karaha Bodas, longsoran, frequency ratio

Page 1 of 1 | Total Record : 5