cover
Contact Name
Ahmad Shafwan S. Pulungan
Contact Email
pulungan.shafwan@gmail.com
Phone
+6281370329288
Journal Mail Official
biosains@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Sumatera Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences)
ISSN : 24431230     EISSN : 24606804     DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1
Jurnal Biosains (JBIO) features works of exceptional significance, originality, and relevance in all areas of biological science, from molecules to ecosystems, (ie genetic, microbiology, ecology, biosystematic, biostatistic) including works at the interface of other disciplines, such as chemistry, medicine,physic and mathematics. We also welcome data-driven meta-research articles that evaluate and aim to improve the standards of research in the life sciences and beyond. Our audience is the international scientific community as well as educators, policy makers, patient advocacy groups, and interested members of the public around the world.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains" : 8 Documents clear
POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEXANA, ETIL ASETAT, ETANOL DAUN SARANG BANUA (Clerodendrum fragrans VENT WILLD) TERHADAP Salmonella enterica Murniaty Simorangkir; Bajoka Nainggolan; Saronom Silaban
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.13157

Abstract

ABSTRAKEksplorasi antimikroba berbasis tanaman sangat diperlukan saat ini sebagai upaya pengembangan penyediaan bahan baku alternative obat infeksi bakteri alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ekstrak daun tumbuhan local sarang banua (Clerodendrum fragrans Vent Willd) yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap Salmonella enterica. Sampel daun C. Fragrans diperoleh dari desa Raya Usang, Kecamatan Dolok Masagal, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Serbuk daun C. Fragrans dimaserasi dengan pelarut bertingkat kepolarannya sehingga diperoleh ekstrak etanol (polar), etil asetat (semi-polar) dan n-heksana (non-polar). Masing-masing jenis ekstrak diuji dengan variasi konsentrasi 10%, 5%, 2,5%, dan 1,25%. Kloramfenikol digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negative. Metode uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri (diameter zona hambat) terbesar terhadap Salmonella enterica secara berurutan adalah ekstrak etanol 5% (polar) sebesar 14,0 mm, ekstrak n-heksan 10% (non-polar) sebesar 11,6 mm, dan ekstrak etilasetat 10% (semi-polar) sebesar 10,5 mm. Ekstrak etanol daun C. fragrans Vent Willd  memiliki potensi antibakteri yang sangat baik terhadap Salmonella enterica. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan jenis ekstrak pelarut dalam penyediaan daun C. fragrans sebagai bahan baku obat antibakteri alami.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala) UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Axel Valerian; Ermi Girsang; Sri Lestari Rahamdhani Nasution; Sri Wahyuni Nasution
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.12777

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan penyebab infeksi tersering pada manusia. Hampir setiap orang mengalami infeksi Staphylococcus aureus semasa hidupnya. Staphylococcus aureus juga menghasilkan enterotoxin yang menyebabkan terjadinya food poisoning dan toxic shock syndrome. Resistensi Staphylococcus aureus terhadap antibiotik telah banyak dilaporkan. Penggunaan antibiotik β-lactam seperti methicillin, oxacillin, dan amoxicillin yang berlebihan pada decade terakhir menyebabkan munculnya methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi ini menyebabkan gangguan pengobatan sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan pengobatan tradisional.                Tujuan dari penerlitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorik dengan metode disc diffusion. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Konsentrasi yang diuji pada Staphylococcus aureus dengan menggunakan ekstrak ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala) sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala) menghasilkan zona hambat seluas 10.525 mm, 11.475 mm, 12.725 mm, dan 16.85 mm pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI DENGAN KULIT BUAH ALPUKAT(Persea americana Mill) SEBAGAI OBJEK UNTUK DIAMBIL EKSTRAKNYA DENGAN BIOINDIKATOR BAKTERI Staphylococcus aureus Mirna Jayustin; Ade Putra Fratama
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.12377

Abstract

Avocados are known as antibacterial because of the content of antibacterial compounds such as saponins, alkaloids, and flavonoids in the fruit and leaves. Avocado extract skin has a higher content of carotene, total phenolic and flavonoids than the fruit meat. Total phenolic content and antioxidant potential of avocado phenol are influenced by solvent extract and avocado type. The skin and seeds have a higher phenolic content than the fruit flesh. Avocado skin and seeds also have greater antioxidant ability in test tubes. Phenolic compounds found showed antioxidant activity in vitro. This study aims to determine whether avocado bark extract has antimicrobial activity against Staphylococcus aureus bacteria. This research is an experimental study using disc diffusion. The results of this study found testing of lemongrass leaf extract (Cymbopogonnardus) with a concentration of 25%, 50%, 75%, 100%, influencing the growth of Staphylococcus aureus bacteria. This study shows that avocado peels affect the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BENALU JERUK (Dendrophthoe glabrescens) SEBAGAI NEFROPROTEKTOR TERHADAP KERUSAKAN GINJAL YANG DI INDUKSI DENGAN PARACETAMOL PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) Monika Feronika Ndruru; Edward Kosasih
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.12634

Abstract

Abstract Orange parasitic leaves (Dendrophthoe glabrescens) are one of the plants which belong to the family member Loranthaceae that lives on its host plants, namely orange plants as parasites in these plants and are widely used by the community with various properties. This study aimed to determine the effect of the effectiveness of orange parasite leaf extract as a nephroprotector on kidney damage induced by paracetamol in white rats (rattus novergicus). Making extracts was carried out by maceration using 96% ethanol solution. The test animals used were 30 rats (Rattus Novergicus) which were divided into 6 groups. Group I without treatment, group II as negative control, group III as positive control, and group IV, V, and VI who were given orange parasite leaf extract, respectively 100 mg / kg body weight, 200 mg / kg body weight and 400 mg / kg body weight. BB bb for 7 days. On the 8th day all rats except group I, were induced by paracetamol 180 mg / kg BW as the parent of kidney damage. The results showed that the ethanol extract of the leaves of orange parasite with the lowest dose of 100 mg / kg bb was the most effective in nephroprotector activity compared to 200 and 400 mg / kg body weight, and the highest dose of nephroprotector was at a dose of 400 mg / kg can be seen approaching normal renal parenchymal histopathology. Keywords: Kydney, Paracetamol, Orange parasite leaves (Dendrophthoe glabrescens), nephroprotector, and creatinine.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens Blume) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI PADA TIKUSPUTIH (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI KANKER 7,12 Dimethylbenz[a]antrasena (DMBA) Martina Restuati; Poppy Audina Nasution
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.14152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens Blume) terhadap perubahan sel hepatosit hati pada tikus putih (Rattus novergicus) yang diinduksi DMBA. 25 ekor sehat (umur 3 bulan berat ± 200 gr) diambil secara acak dan kemudian dibagikan dalam 5 kelompok: KN, KP, P1, P2, dan kelompok P3 dan diberi perlakuan selama 8 minggu. KN hanya diberi pakan dan aquades, KP hanya diberi DMBA 10mg/KgBB, P1 diberi DMBA 10mg/KgBB dan EEDBB 150mg/KgBB, P2 diberi DMBA10mg/KgBB dan EEDBB 300mg/KgBB dan P3 diberi DMBA 10mg/KgBB dan EEDBB 450mg/KgBB. Uji ANOVA didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,000) terhadap semua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata kerusakan sel hepar pada KN  (1,62 ±  0,40) KP (14,4 ±  0,78) P1 (12,2 ± 1,31) P2 (11,8 ± 2,62) P3 (4,36 ± 0,21). Pada Uji Post Hoc LSD didapatkan perbedaan bermakna p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun buas buas (Premna pubescens Blume) dapat menurunkan kerusakan sel hepar tikus yang diinduksi DMBA akibat kandungan antioksidannya.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI TINGKAT MIKORIZA ARBUSKULA PADA TANAH TERAKUMULASI LOGAM Pb TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) Herna Febrianty Sianipar; Apriani Sijabat; Eva Pratiwi Pane
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.13918

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (fma) terhadap pertumbuhan tanaman belimbing wuluh yang terakumulasi logam Pb, mengetahui dosis pemberian fungi mikoriza arbuskula (fma) yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman belimbing wuluh yang terakumulasi logamPb. Penelitian ini dilakukan di di Rumah Kasa, Laboratorium Biologi Tanah dan Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan satu faktor. Faktor pertama adalah inokulasi mikoriza dengan 4 taraf dosis (0 g/bibit, 10  g/bibit, 20 g/bibit, 30 g/bibit). Hasil penelitian menunjukkan fungi mikoriza arbuskula memberikan  pengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter tanaman dan  bobot kering tanaman. Dosis mikoriza 20 g optimal terhadap pertumbuhan tanaman belimbing wuluh yang terakumulasi logam Pb.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN DAUN SIRSAK SEBAGAI BIOPESTISIDA ALAMI Fitriani Harahap; Shohihatun Bariyah; Nurul Amalia Sofyan; Murniaty Simorangkir
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.13984

Abstract

Setiap musim durian sepanjang jalan banyak terdapat limbah kulit durian yang dibuang begitu saja yang akan berdampak buruk bagi lingkungan danmenyebabkan bau busuk serta mendatangkan banyak sumber penyakit. Selain masalah kulit durian petani juga sering mengalami permasalahan hama tanaman khususnya tanaman cabai. Ditinjau dari kandungan kimia kulit durian seperti minyak atsiri, flavonoid, fenolik, saponin,tanin ini yang bersifat sitotoksit terhadap terhadap hama tanaman,  limbah kulit durian dapat diolah menjadi biopestisida alami yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas biopestisida alami berbahan limbah kulit durian dan daun sirsak terhadap hama tanaman cabai kutu daun persik. Aktivitas biopestisida ini dilakukan secara in vitro terhadap hama kutu daun persik tanaman cabai dan secara in vivo pada tanaman cabai. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan yaitu: K1= tanpa pestisida (air), K2= biopestisida dosis 25%, K3= biopestisida dosis 50%, K4= biopestisida dosis 75%, K5= biopestisida dosis 100% K6= Pestisida sintetik, yang dilakukan terhadap hama kutu daun persik tanaman cabai dan terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Pengamatan dilakukan terhadap mortalitas hama kutu daun persik dan tanaman cabai dan pertumbuhan tanaman cabai. Pemberian perlakuan diberi ulangan tiga kali. Hasil penelitian ini menunjukkan biopestisida alami berbahan limbah kulit durian dan daun sirsak dengan dosis 50% mempunyai aktivitas yang paling efektif membunuh hama kutu daun persik secara in vitro maupun pada pertumbuhan tanaman cabai secara in vivo.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA TERHADAP Escherichia coli dan Candida albicans DARI FERMENTASI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) Musthari Musthari; Selamat Riadi; Suryani M. Florence Situmeang
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i2.12794

Abstract

Isolasi mikroba potensial dari fermentasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) secara alami yang dilakukan tanpa penambahan  mikroba dari luar (starter) dan terjadi dengan sendirinya dengan bantuan mikroba hayati. Karakteristik dari proses ini adalah adanya bakteri asam laktat yang termasuk bakteri heterofermentatif. Hasil pertumbuhan bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol, manitol, dekstran, ester dan CO2. Peranan BAL pada bahan pangan ini ternyata lebih banyak yang menguntungkan dibandingkan dengan yang merugikan.         Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mikroba hasil isolasi dari fermentasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) menghambat pertumbuhan mikroba patogen Escherichia coli dan Candida albicans. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan September  2018 di Laboratorium  Terpadu Poltekkes Kemenkes Medan. Sampel penelitian adalah Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang diperoleh dari salah satu Supermarket  Kota Medan.  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil isolasi mikroba potensial dari fermentasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Cara kerja dilakukan mulai Isolasi dan identifikasi morfologi bakteri  asam laktat, Uji bio kimia, uji ketahanan terhadap pH rendah dan uji terhadap kadar garam kemudian uji antagonis terhadap mikroorganisme Escherichia coli dan Candida albicans dengan 4 kali pengulangan. Didapatkan 4 jenis BAL (BNO1, BNO2,BNO3 dan BNO4) yang diuji tehadap Escherichia coli dan Candida albicans.  Hasil uji daya hambat terhadap Escherichia coli menunjukkan zona hambat tertinggi adalah BNO4 yaitu sebesar 16,7 mm. Sedangkan Hasil daya hambat terhadap candida albicans menunjukkan daya hambat tertinggi sebesar 8,3 mm.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 11 No. 2 (2025): JURNAL BIOSAINS Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL BIOSAINS Vol. 10 No. 3 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol. 10 No. 2 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol 10, No 2 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol 10, No 1 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol. 10 No. 1 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol 9, No 3 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol. 9 No. 3 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 9, No 2 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 9, No 1 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 8, No 3 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 8, No 2 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 8, No 1 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 3 (2021): Jurnal Biosains Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Biosains Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Biosains Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Biosains Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Biosains Vol 5, No 3 (2019): Jurnal Biosains Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Biosains Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Biosains Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Biosains Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Biosains Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Biosains Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Biosains Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Biosains Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Biosains Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Biosains Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 2 (2013): Bio Hasil Review Fauziyah Harahap More Issue