cover
Contact Name
Ozkar F Homzah
Contact Email
jurnal.austenit@polsri.ac.id
Phone
+6282178533625
Journal Mail Official
jurnal.austenit@polsri.ac.id
Editorial Address
Lantai 2, Gedung Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya, Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139, Indonesia.
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
AUSTENIT
ISSN : 20851286     EISSN : 26227649     DOI : https://doi.org/10.53893/austenit
AUSTENIT (pISSN 2085-1286 and eISSN 2622-7649) is a peer-reviewed open access journal published by Mechanical Engineering Department, Politeknik Negeri Sriwijaya. Focused on original articles in the form of technical and vocational research results or literature review which provides insight in the field of mechanical engineering and machinery that includes Mechanical Structure, Manufacturing, Metallurgy Sciences and Engineering, Design Engineering, Maintenance and Repair Engineering, Fluid Dynamics, HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning), Heat-Mass Transfer, Sustainable Renewable Energy, Mechatronic and Control Systems or as well as other related Mechanical Engineering field study.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013" : 8 Documents clear
ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT DENGAN MEDIA AIR GARAM TERHADAP PENINGKATAN KEKERASAN PADA MATERIAL CUTTER MILLING HSS Wirda Novarika
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.683 KB)

Abstract

HSS (High Speed Steel) merupakan baja paduan tinggi dengan unsur paduan utama karbon(C), tungsten (W), vanadium (V), molybdenum (Mo),kromium (Cr) ataupun kobalt (Co). Salah satu upaya untuk meningkatkan kekerasan, ketahanan aus dan kekuatan baja dapat dilakukan dengan proses pengerasan termal, pada proses ini baja mengalami beberapa tahap proses yaitu: pemanasan awal, pemanasan lanjut, penahanan waktu pada suhu stabil, dan pendinginan. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam logam baja dan unsur lainya dalam baja, temperatur pemanasan, holding time dan laju pendinginan yang dilakukan saat proses  laku  panas. Perlu dipahami pada proses pengerasan baja, bahan yang diproses rentan akan kejadian yang tidak kita inginkan, seperti distorsi, retak ataupun tidak tercapainya kekerasan yang kita inginkan Pada data hasil pengujian kekerasan ini menunjukkan bahwa pada specimen uji yang mengalami proses heat treatment mempunyai sifat mekanis keuletan lebih baik dari specimen uji tanpa perlakuan heat treatment, untuk hasil yang lebih stabil pada setiap no specimen pendinginan media air garam 10% mengalami peningkatan kekerasan yang lebih stabil yaitu specimen 1: 21,95 %, specimen 2:23,11%, specimen 3: 22,90%, dengan media air garam 8% specimen 1: 15,06 %, specimen 2:15,23,11%, specimen 3: 25,32% sedangkan media air garam 6% untuk specimen 1:22.91%, 2 :13,64%, 3: 13,19%. Specimen uji mengalami peningkatan kekerasan yang cukup signifikan dengan proses heat treatment pada temperatur 8500 C dan ditahan selama 30 menit. Penggunaan media air garam 10% yang mengalami peningkatan kekerasan yang lebih stabil dan mempunyai cooling capacity yang tinggi sekali jika dibandingkan dengan media air garam 8% dan 6%.
RANCANG BANGUN ALAT BOILER KONDENSOR (Evaluasi Kinerja Kondensor ditinjau dari Elastisitas Energi Rasio) Azharuddin Azharuddin; Dalom Dalom; Iriana Reka Septiana
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.077 KB)

Abstract

Penyediaan energi yang berasal dari energi fosil menyebabkan cadangan energi fosil semakin berkurang. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan PP No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi yang menjelaskan tentang memanfaatkan energi yang ada dengan meningkatkan efisiensi peralatan yang menggunakan energi tak terbarukan (penghematan energi). Penghematan energi ini diharapkan dapat menjangkau industri dan rumah tangga yang merupakan konsumen energi terbesar kedua Aplikasi dari penghematan energi adalah dengan memodifikasi peralatan industri yang menggunakan proses boiling. Proses perebusan (boiling) biasanya menghasilkan uap yang akan hilang ke lingkungan. Uap yang hilang ini dapat dimanfaatkan  kembali dengan proses condensation. Kedua proses tersebut dapat dirancang menjadi alat boiler kondensor. Kondensor akan menjadi titik utama dari peningkatan effisiensi thermal dari alat ini. Evaluasi kinerja kondensor  dilakukan dengan variasi laju alir pendingin 15 liter/menit dan 10 liter/menit. Dari hasil penelitian, kondisi optimal kinerja kondensor adalah pada temperature 100°C, tekanan 1 atm dan laju alir pendingin adalah 10 liter/menit. Efisiensi thermal pada kondisi optimal tersebut adalah sebesar 68 %. Dari effisiensi thermal tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kondensor dalam menyerap panas cukup baik. Meskipun begitu, kehilangan panas dari sumber panas masih cukup besar sehingga disarankan agar sumber panas diganti dengan sumber panas dari listrik. 
ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PROSES PENGAMPELASAN TERHADAP LOGAM DENGAN PERBEDAAN KEKERASAN Karmin Karmin; M Ginting; Moch Yunus
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.736 KB)

Abstract

Proses  pengerjaan  dengan  mesin  yang  mempunyai  kemampuan  yang  sama untuk mencapai kekasaran/ kwalitas permukaan benda kerja, tetapi didalam kenyataan terkadang sulit dilakukan terhadap bentuk benda tertentu sehinga diperlukan harus memilih alternatip lain. Ampelas adalah salah satu perkakas yang  unik  yang  sampai  sekarang ini masih diproduksi dan dipasarkan yang artinya perkakas ini masih dipertahankan keberadaannya untuk kepentingan sebagai alat pemeroses material terutama yang sulit dikerjakan dengan mesin ataupun yang tidak mampu proses lain untuk mencapai kreteria kekasaran yang dibutuhkan. Secara teoritis kekasaran yang dihasilkan dengan penegerjaaan mesin atau alat, tidak saja tergantung dengan alat semata tetapi materialpun dapat mempengaruhi hal ini. Perkakas ini mempunyai banyak pilihan grit butiran abrasive yang disediakan yang tentunya akan menghasilkan keksaran yang berbeda. Pada penerapan grit ampelas yang sama terhadap bahan yang mempuyai kekerasan yang berbeda juga akan menghasilkan kekasaran permukaan yang berbeda pula. Sesuai dengan hasil pengujian dengan grit ampelas (60-1200) kekasaran yang mampu dicapai untuk pemerosesan material baja karbon adalah; (0,04-099 μm), kuningan (0,05-1,54 μm),Tembaga (0,08-1,69 μm), aluminium (0,14-1,93 μm)
MODEL PERANGKAT KERAS UNTUK TINDAKAN AWAL PECEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN YANG BEKERJA BERDASARKAN RESPON TEMPERATUR Tri Widagdo; RD Kusumanto; Jaksen M Amin
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.232 KB)

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mensosialisasikan sistem pencegahan bahaya kebakaran yang bersifat preventif serta mandiri, diperuntukkan bagi rumah padat penduduk yang sulit dijangkau oleh mobil PBK (Pembasmi Bahaya Kebakaran. Sistem dapat bekerja secara otomatis tanpa bantuan operator dan akan tetap bekerja walaupun jaringan listrik putus. Target khusus yang hendak dicapai adalah membuat model perangkat keras sistem pemadam kebakaran yang bekerja berdasarkan kenaikan temperatur udara. Prinsip kerja dari model dimulai dari pembacaan data kenaikan temperatur udara yang  disebabkan oleh  adanya  sumber  api. Pembacaan  data  dilakukan  oleh sensor temperatur. Dalam penelitian ini, sensor temperatur yang akan diujicobakan ada dua jenis, masing-msaing jenis thermoelectric dan jenis thermomekanics. Oleh transformer, data temperatur diubah menjadi tegangan listrik yang akan menggerakkan katup salenoid dan pompa. Ketika kedua komponen tersebut bekerja maka air akan keluar dari sprayer sehinggga dapat memadamkan  api. Suplai  listrik  untuk  menggerakkan  instrumen  dan  sistem kendali berasal dari baterai sedemikian rupa hingga  jika terjadi kebakaran dan listrik dari PLN terputus, model akan tetap bekerja efektif.   Metode penelitian yang diterapkan adalah Kaji Eksperimental yang didukung oleh data-data otentik yang berkaitan dengan mekanisme pemadaman api. Kegiatan dimulai dengan membuat rancang bangun model pemadam kebakaran, dilanjutkan dengan pengujian untuk mengetahui kinerja model. Hasil pengujian kinerja prototipe menunjukan kehandalan dari mesin yang dibuat, dengan melibatkan dua jenis sensor yang masing-masing memiliki kelebiah dan kekurangannya. Berdasarkan perhitungan statistik untuk kedua jenis sensor menghasilkan nilai optimum yaitu: a. Sensor Thermoelektrik, Setpoint pada nilai 500C, dengan respon pemadaman 167 detik dan durasi pemadaman selam 132 detik. Kondisi komponen mesin dan instalasi baik, b. Sensor Thermomechanics pada nilai 400C, dengan respon pemadaman 45 detik dan durasi pemadaman selam 152 detik. Kondisi komponen mesin dan instalasi baik.
PENGARUH MEDIA PENDINGIN OLI TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN KOROSI PADA MATERIAL BESI TUANG KELABU PASKA PENGELASAN Muhammad Rasid
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.736 KB)

Abstract

Material besi tuang kelabu mempunyai sifat yang getas dan mempunyai sifat ketahanan korosi yang kurang baik, tetapi besi tuang kelabu mempunyai sifat tahan terhadap getaran yang baik sehingga banyak digunakan didalam komponen permesinan perkakas seperti mesin bubut, mesin milling, mesin shaping dan lain-lain. Sifat mekanik yang getas menyebabkan komponen permesinan sering terjadi keretakan/patah sehingga komponen permesinan dilakukan proses penyambungan. Didalam penelitian ini dilakukan penyambungan dengan metode pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) kemudian material dilakukan proses perlakuan panas (heat treatment) pada temperatur  730°C dan dilakukan penahan selam 60 menit, kemudian dilanjutkan dengan proses quenching dengan menggunakan media pendingin oli. Material yang mendapatkan perlakuan panas terjadi peningkatan kekuatan tarik dan kekerasan yang siknifikan yaitu 30,85% dan 35,99%. Disamping sifat mekanis terjadi juga terjadi penurunan yang signifikan terhadap laju kecepatan korosi yaitu sebesar 19,9% dengan waktu ekspos 40 hari (960 jam).
KAJI EKSPERIMENTAL MESIN STIRLING TIPE β MENGGUNAKAN VARIASI BAHAN BAKAR BIOMASSA Fenoria Putri; Dwi Arnoldi; Dicky Seprianto
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.34 KB)

Abstract

Dengan  latar  belakang  semakin  menipisnya  cadangan  bahan  bakar  mineral, maka  tujuan  jangka  panjang  dari  penelitian  ini  adalah  memberikan  solusi alternatif untuk mendapatkan energi mekanik yang tidak bergantung dengan bahan bakar mineral. Target khusus yang ingin dicapai adalah sosialisasi pemakaian bahan bakar nabati (biomassa) yang bersifat tarbarui (renewable). Metode yang dikembangkan adalah pemanfaatan Energi kalor dari pembakaran Biomassa untuk menggerakkan mesin Stirling. Penelitian ini bersifat Induktif dengan metode Kaji Eksperimental. Penelitian dimulai dengan melakukan Rancang bangun satu unit prototipe mesin Stirling tipe β satu silinder dengan kapasitas 5000 cc, dilanjutkan dengan melakukan pengujian mesin. Prototipe sudah diujicobakan beroperasi dengan tiga jenis bahan bakar biomassa, yaitu: gas hasil fermentasi ampas tebu, gas hasil fermentasi sampah basah serta api hasil pembakaran serbuk kayu gergajian dengan hasil sebagai berikut :Gas hasil fermetasi ampas tebu, menghasilkan data-data: putaran optimum mesin 950 rpm, daya spsifik 456 Watt/kg b bakar dan efisiensi 23 %Gas  hasil  fermetasi  sampah     basah,  menghasilkan  data-data:  putaran optimum mesin 720 rpm, daya spsifik 405 Watt/kg b bakar dan efisiensi 21%Serbuk kayu gergajian, menghasilkan data-data: putaran optimum mesin 680 rpm, daya spsifik 324 Watt/kg b bakar dan efisiensi 21%
RANCANG BANGUN ALAT GASIFIKASI SISTEM UPDRAFT DOUBLE GAS OUTLET BERBAHAN BAKAR BIOMASSA (TEMPURUNG KELAPA) DENGAN PENGARUH LAJU ALIR UDARA PEMBAKARAN TERHADAP PRODUK SYNGAS Sairul Effendi; Azharuddin Azharuddin; Gybson Pramedian
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.011 KB)

Abstract

Tempurung  kelapa  merupakan  salah  satu  limbah  biomassa  yang  berpotensi untuk dapat menghasilkan energy. Salah satu teknologi potensial untuk pemanfaatan tempurung kelapa menjadi sumber energi adalah teknologi gasifikasi. Gasifikasi adalah proses pengkonversian bahan bakar padat menjadi gas mampu bakar (CO, CH4, H2) melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas yaitu antara 20% hingga 40% udara stoichiometri. Pada penelitian ini akan dilakukan proses gasifikasi tempurung kelapa dengan menggunakan alat gasifikasi sistem updraft double gas outlet menggunakan laju alir udara 70,1 lpm, 91,4 lpm dan 122,4 lpm untuk menghasilkan gas mampu bakar. Hasil penelitian menunjukkan Komposisi gas mampu bakar yang paling tinggi yaitu komposisi gas CO sebesar 22,57%, 22,90% dan 23,77%, dibanding komposisi gas H₂ dan CH4 yaitu masing-masing  sebesar 11,41%, 11,91%, 12,25%; 1,28%, 1,59%, dan 1,93%, dan dengan penambahan laju alir udara 70,1 lpm, 90,4 lpm, dan 122,4 lpm akan meningkatkan efisiensi gasifikasi sebesar 29,23 %, 37,67 %, 50,91 % dan juga meningkatkan persen konversi gas sebesar 44,98 %, 56,25%, 76,18%. 
PENGARUH KEKERASAN DENGAN BUSUR NYALA PADA MATERIAL ST 37, ST 60 DAN AMUTIT Romli Romli; Mardiana Mardiana
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.212 KB)

Abstract

Proses pengerasan adalah baja dipanaskan pada temperatur diatas temperatur kritis, kemudian didinginkan dengan memakai media pendingin dengan tujuan supaya didalam baja dan permukaannya akan terjadi pertambahan kekerasan. Salah satu cara pengerasan baja bisa dilakukan dengan busur nyala. Pada umumnya busur nyala ini dihasilkan oleh reaksi antara gas yang mudah terbakar dengan oksigen yang dinyalakan dengan percikan api. Nyala yang paling sering digunakan dengan nyala las asitelin (C2H2). Hasil kekerasan yang maksimal nilainya adalah pada material Amutit Steel dengan media pendingin air, disebabkan karena pendinginan yang secara tiba-tiba atau pendinginan secara kejut, fasa yang didapatkan dengan pendinginan air ini adalah fasa Martensit yang mempunyai sifat yang keras dan rapuh serta elastisitasnya rendah. Hasil kekerasan yang minimal nilainya adalah pada material ST 60 dengan memakai media pendingin udara, karena fasa material yang didapat adalah fasa pearlit dan ferit. Fasa pearlit dan ferit ini lebih rendah kekerasannya dibandingkan dengan fasa martensit dan sifat keuletan dan elastisitasnya lebih baik  dibandingkan dengan fasa Martensit.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 17 No. 1 (2025): AUSTENIT: April 2025 Vol. 16 No. 2 (2024): AUSTENIT: October 2024 Vol. 16 No. 1 (2024): AUSTENIT: April 2024 Vol. 15 No. 2 (2023): AUSTENIT: October 2023 Vol. 15 No. 1 (2023): AUSTENIT: April 2023 Vol. 14 No. 2 (2022): AUSTENIT: October 2022 Vol. 14 No. 1 (2022): AUSTENIT: April 2022 Vol. 13 No. 2 (2021): AUSTENIT: Oktober 2021 Vol. 13 No. 1 (2021): AUSTENIT: April 2021 Vol. 12 No. 1 (2020): AUSTENIT 12012020 Vol. 12 No. 2 (2020): AUSTENIT: Oktober 2020 Vol. 12 No. 1 (2020): AUSTENIT: April 2020 Vol. 11 No. 2 (2019): AUSTENIT: Oktober 2019 Vol. 11 No. 1 (2019): AUSTENIT: April 2019 Vol. 10 No. 2 (2018): AUSTENIT: Oktober 2018 Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT: April 2018 Vol. 9 No. 2 (2017): AUSTENIT: Oktober 2017 Vol. 9 No. 1 (2017): AUSTENIT: April 2017 Vol. 8 No. 2 (2016): AUSTENIT: Oktober 2016 Vol. 8 No. 1 (2016): AUSTENIT: April 2016 Vol. 7 No. 2 (2015): AUSTENIT: Oktober 2015 Vol. 7 No. 1 (2015): AUSTENIT: April 2015 Vol. 6 No. 2 (2014): AUSTENIT: Oktober 2014 Vol. 6 No. 1 (2014): AUSTENIT: April 2014 Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013 Vol. 5 No. 1 (2013): AUSTENIT: April 2013 Vol. 4 No. 02 (2012): AUSTENIT: Oktober 2012 Vol. 4 No. 01 (2012): AUSTENIT: April 2012 Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT: Oktober 2011 Vol. 3 No. 01 (2011): AUSTENIT: April 2011 Vol. 2 No. 02 (2010): AUSTENIT: Oktober 2010 Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010 Vol. 1 No. 02 (2009): AUSTENIT: Oktober 2009 Vol. 1 No. 01 (2009): AUSTENIT: April 2009 More Issue