cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA ELKOMIKA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2014)" : 6 Documents clear
Perancangan Sistem Transmisi Daya Listrik Bertegangan 150 KV dan Berkapasitas 35 MVA di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur ALIUS, HERI SEPTIADI; HARIYANTO, NASRUN; SYAHRIAL, SYAHRIAL
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.786 KB)

Abstract

Abstrak Ketersediaan dan penyaluran sumber energi listrik perlu ditingkatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan adalah merencanakan perancangan transmisi 150 kV di Kabupaten Bulungan. Penelitian ini membahas tentang perancangan pembangunan  saluran transmisi 150 kV sepanjang 30 km, mulai dari GI 150 kV Sajau sampai 150 kV Mangkupadi. Parameter yang mempengaruhi perancangan transmisi ini adalah  kondisi lahan tempat tower, jarak antar kawat, pemilihan kawat yang ekonomis, jumlah isolator, perhitungan tegangan tarik andongan, penentuan kaki tower transmisi, dan kawat pelindung petir. Saluran transmisi ini menggunakan menara tower tipe AA setinggi 33,8 m dan tipe DD setinggi 32,2 m, tipe kabel AAAC dengan luas penampang 70 mm2 dengan resistans 0,438 Ω/km dan kemampuan hantar arus 255 A. Isolator yang digunakan adalah double string 2x11 buah dan digunakan menara transmisi dengan jarak antar menara 300 m, kawat pelindung petir yang digunakan 2 buah kawat tanah baja dengan jari-jari kawat 0,48 cm dan luas penampang 55 mm2. Dari hasil rancangan ini diperoleh andongan antara dua menara yang sama tinggi sebesar 11,08 m -12,7 m dan andongan untuk dua menara yang berbeda tinggi sebesar 10,83 m-12,45 m. Kata Kunci : konduktor, isolator, transmisi 150 kV, andongan, menara Abstract The availability and distribution of electrical energy sources should be increased as much as possible to meet the needs, One of the steps taken is to plan the design of 150kV transmission in Bulungan district. This research discussed the 150 kV project design of transmission line along 30 km from Sajau Mangkupadi. The parameters that affect the design of transmission line were the condition of tower occupied, the distance between the wires, economical wire selection, the number of insulators, sagging calculation, grounding leg transmission tower, and lightning protective wire determination. This transmission line used towers 33.8 m high AA, and DD types as high as 32.2 m. AAAC conductor type was used with cross sectional area of 70 mm2, with resistance of 0.438 Ω/km and current-carrying capacity of 255 A, using double insulator strings  2x11 discs and used transmission towers with distance between towers 300 m, used the lightning protective wires of 2 times 0,48 radius of galvanized steel wire and wire cross-sectional area 55 mm2. The results indicated that the sagging between same two-towers height were 11.08 m – 12.7 m and between different height of two towers were 10.83 -12.45 m in ranges. Keyword:condunctor,isolator,transmission150kV,sagging
Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Menggunakan Metoda Collecting Volume pada Gudang TNT di PT Dahana (Persero) VERIYANDI, RENDI; WALUYO, WALUYO; SAODAH, SITI
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1404.096 KB)

Abstract

Abstrak Gudang TNT merupakan gudang penyimpanan bahan peledak, apabila terjadi ledakan pada gudang TNT maka perusahaan akan mengalami kerugian dan membahayakan korban jiwa. oleh karena itu dibutuhkan sistem proteksi petir eksternal untuk melindungi gudang TNT dari sambaran petir langsung. Untuk Berdasarkan hal tersebut, maka telah dirancang suatu sistem proteksi eksternal menggunakan metoda collecting volume. Dari hasil perhitungan sistem proteksi eksternal dengan sudut 00 dan arus puncak petir 50 kA didapatkan jarak sambaran rs 92,83 m, nilai radius lindung Δmax sebesar 54,53 meter, collecting volume Vcoll 489961,21 m3 dan sudut lindung s 79,610 dengan luas penampang down conductor 50 mm2 dan nilai pentanahan 0,931 W. Kata kunci: Gudang TNT, Proteksi Eksternal, Collecting Volume, Down Conductor, Pentanahan. Abstract TNT warehouse is a warehouse or storage of explosives TNT, if there is an TNT explosion at a warehouse TNT company will suffer losses and endanger lives. therefore required external lightning protection system to protect the warehouse tnt from direct lightning strikes. Based an that reason, if has been design an external protection using collecting volume method. Based an the calculating result of external protection system with angle 00 and the peak current of 50 kA lightning strikes it was obtained the distance rs 92.83 m, the value of protected Δmax radius of 54.53 meters, collecting volume of 489961.21 m3 and the angel protection θs 79.610, with the cross-sectional area of 50 mm2 down conductor and grounding value 0.931W.   Keywords: TNT Warehouse, External Protection, Collecting Volume, Down Conductor, Grounding.
Pengendalian Suhu Berbasis Mikrokontroler Pada Ruang Penetas Telur FADHILA, ERWIN; RACHMAT, HENDI
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1313.233 KB)

Abstract

Abstrak Sistem pengendalian suhu dirancang untuk dapat mengatur dan menjaga suhu pada ruang penetas telur. Sistem ini digunakan untuk meningkatkan produktifitas penetasan telur di peternakan unggas. Pengendali suhu berbasis mikrokontroler ATMega16 berfungsi untuk mengukur nilai suhu di dalam ruangan, mengaktifkan dan mematikan elemen pemanas melalui rangkaian relay serta memproses input suhu dari push button agar sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Pada sistem ini digunakan sensor suhu LM35 dan elemen pemanas berupa lampu bohlam 5Watt/220Vac. Suhu yang diukur sensor dan suhu yang diinputkan melalui push button ditampilkan pada layar LCD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa suhu yang ditimbulkan oleh elemen pemanas dalam ruang penetas telur dapat terukur dan terkontrol oleh sensor suhu dan sistem mikrokontroler dengan rentang suhu dari 29,50C hingga 470C dan rata-rata faktor skala 10,05 mV/0C.  Suhu dalam ruangan dan tegangan yang terukur memiliki hubungan yang relatif linier yaitu R2=0,93. Kata kunci: ruang penetas telur, mikrokontroler, sensor LM35, kendali suhu.     Abstract A temperature control system was designed to regulate and to maintain the temperature in an egg incubator. This system was aimed to improve a hatching eggs productivity in a poultry farm. The ATMega microcontroller based temperature controller was used to measure the incubator temperature, to turn on and turn off a heater element via the relay circuit as well as to execute the temperature setting which was entered by user through an input button. The temperature sensor of LM 35 and the heater element of light bulb (5W/220Vac) were used in this system. The measured temperature and the setting temperature were displayed on a LCD screen. The results showed that the temperature which was generated by the heater element in the incubator could be measured and controlled by the system with temperature range from 29.50C to  470C and scale factor of 10.05 mV/0C. The temperature in the incubator and the measured temperature had a good correlation of R2=0.93. Keywords: egg incubator , microcontroller , sensors LM35, temperature control
Monitoring Model Sistem Pengepakan dan Penyortiran Barang Berbasis SCADA FIKRI, AFRIZAL; SUSANA, RATNA; NATALIANA, DECY
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.073 KB)

Abstract

ABSTRAK Perkembangan PLC saat ini sudah meningkat secara pesat untuk kendali peralatan di dunia industri. Melalui penelitian ini, model mesin pengepakan dan penyortiran barang yang berbasis PLC, akan dimonitor oleh SCADA menggunakan komunikasi ethernet dan pergerakan conveyor dikendalikan menggunakan PWM. Sistem monitoring ini menggunakan sofware Twido suite v2.30 untuk mengendalikan PLC dan software Vijeo Citect v7.20 untuk menvisualisasikan model sistem pengepakan dan penyortiran barang. Monitoring yang berbasis SCADA ini menggunakan komunikasi ethernet dengan kecepatan komunikasi sebesar 1ms. Dilakukan pengujian tegangan dan kecepatan conveyor yang dimonitor oleh SCADA. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap kenaikan kecepatan sebesar 10% yang dilakukan pada conveyor dadu dan conveyor box. Tegangan menghasilkan simpangan rata-rata setiap pengukuran tidak lebih dari 0,27. Pengujian kecepatan conveyor tersebut memiliki simpangan terhadap referensi untuk conveyor dadu tidak lebih dari 0,64, sedangkan untuk conveyor box tidak lebih 0,69. Dengan demikian, kecepatan conveyor pada sistem SCADA memiliki kesalahan yang kecil.   Kata kunci: Conveyor, monitor real time, SCADA, PWM, ethernet, kecepatan conveyor   ABSTRACT Development of PLC presently increases rapidly, to control equipment in industries. By this study, the packing and sorting machine model PLC-based, would be monitored by SCADA using Ethernet communication and conveyor movement using PWM. This monitoring system used v2.30 Twido suite software to control the PLC and Vijeo Citect v7.20 software to visualize the packing and sorting system model. The SCADA-based monitoring used Ethernet communication, 1ms of communication speed voltage testing and conveyor speed were monitored by SCADA. The testings were 10 times for every 10% increase in speed on the conveyor dice and conveyor box. The Voltage produced an average deviation of each measurement was not more than 0.27. The testing speed of the conveyor had a deviation of the reference to the conveyor dice no more than 0.64 and for the conveyor box was not over 0.69. The speed of the conveyor on the SCADA system had a small mistake or error. Keywords: Conveyor, real time monitoring, SCADA, PWM, ethernet, DC motor speed
Analisis Motor Reluktansi Tipe Switched Reluctance Motor dengan Sumber Tiga Fasa TRIAJI, RYAN AGUNG; HARIYANTO, NASRUN; SYAHRIAL, SYAHRIAL
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.802 KB)

Abstract

Abstrak Switched Reluctance Motor (motor SR) merupakan motor kutub ganda yang memiliki beberapa kelebihan seperti struktur yang sederhana dengan konstruksi tanpa belitan di sisi rotor dan  tanpa menggunakan magnet permanen. Untuk melakukan penelitian maka telah dirancang motor switch reluktansi dengan diberi sumber tiga fasa. Pada perancangan dari stator menggunakan bahan letter E tipe M19, dan sedangkan pada rotor menggunakan bahan besi. Pada penelitian motor switch reluktansi ini dilakukan dengan mengatur besaran frekuensi secara bertahap berdasarkan kecepatan putaran generator. Dari hasil percobaan motor didapat bahwa kecepatan putaran rotor sebesar 588 rpm, dengan besaran jalur fluks magnetik yang melalui motor sebesar 8,03 x 10-3 Wb. Kata kunci : Motor SR, 3 Fasa, Putaran Rotor, fluks magnetik Abstract Switched reluctance motors (SR motors) are doubly salient pole which have some advantages such as simple structure with construction without winding on the rotor side and without use permanent magnet. To conduct the study, it has been designed a switch reluctance motor with a three-phase source. The design of the stator used material E letter M19 type, and the rotor used iron material. The switch reluctance motor research was done by adjusting the frequency gradually by the rotation of generator. From the motor testing, it was yielded the speed of rotor rotation on the switched reluctance motor was 588 rpm and the paths magnetic flux through on the switched reluctance motor was 8.03 x 10-3 Wb. Keywords : Motor SR, 3 Phase, Rotation Rotor, flux magnetic
Simulasi Perencanaan Adaptive Coded Modulation (ACM) pada Sistem Transmisi Radiolink RIDWANY, IRSYAD; TRISAPTO, POERNOMO; RASYIDI, IRFAN
REKA ELKOMIKA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1756.408 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam sistem komunikasi, salah satu media transmisi yang biasa ditemukan sehari-hari adalah transmisi niirkabel atau transmisi gelombang radio. Sistem yang dilirik karena sifatnya yang adaptif dan dapat menyesuaikan sesuai dengan kondisi saat itu adalah Adaptive Coded Modulation (ACM). Pada penelitian ini, ACM dibuat dalam sebuah program simulasi, menggunakan software Borland Delphi, yang bertujuan untuk membuat simulasi perencanaan Digital Adaptive Coded Modulation (ACM) pada link transmisi dengan curah hujan berbeda (20 mm/jam, 50 mm/jam dan 80 mm/jam), menggunakan tingkat modulasi tertinggi 64 QAM dan terendah 2 QAM, menghasilkan perubahan modulasi pada setiap kondisi cuaca dengan memperhitungkan acuan BER dijaga sebesar 10-6, serta link avaibility 99,99%. Pada saat curah hujan 20 mm/jam, sistem ACM masih mempertahankan level modulasi pada tingkat 64 QAM dengan bitrate yang lebih rendah yaitu 57,3 Mbps, kemudian saat curah hujan mencapai 50 mm/jam maka level modulasi akan turun menyesuaikan dengan kondisi redaman propagasi yang lebih besar ke tingkat modulasi 8 QAM dengan bit rate sebesar 25,3 Mbps. Saat curah hujan mencapai 80 mm/jam sistem ACM akan menurunkan level modulasi ke tingkat modulasi terendah 2 QAM dengan bit rate sebesar 9,6 Mbps, sehingga pada setiap kondisi apapun sistem ACM dapat memperhitungkan acuan BER dijaga sebesar 10-6, serta link avaibility 99,99%. Kata kunci: Adaptive Coded Modulation, kelayakan sistem, avaibility dan BER. ABSTRACT In communications system, one of the ordinary transmission media that can be found everyday is wireless or radio wave transmission. The system, which start to be peeped due to its character can be adaptive and also can accomodate as according to the condition in this time, is Adaptive Coded Modulation (ACM). In this research, ACM was realized in a simulation program, using Borland Delphi software, with a purpose to make simulation planning of Digital ACM at certain area with variant weathers (20 mm/hr, 50 mm/hr and 80 mm/hr), for the high and low step modulation use 64 QAM and 2 QAM respectively, which was ACM could change modulation for every situation, and BER and avaibility were maintained at 10-6 and 99.99% respectively. When the rainfall was 20 mm/hr, the ACM system was maintained for high step modulation of 64 QAM with the low bitrate at 57.3 Mbps. At the rainfall of 50 mm/hr, the level modulation would drop into lower step of 8 QAM with bitrate of 25.3 Mbps, and finally at rainfall of 80 mm/hr, as a bad condition, the level modulation dropped into the lowest step of 2 QAM with bitrate 9.6 Mbps, that in every ACM condition it could maintain BER and avaibility at 10-6 and 99.99% respectively. Keywords: Adaptive Coded Modulation, elegibility of system, avaibility and BER.

Page 1 of 1 | Total Record : 6