cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA KARSA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3" : 5 Documents clear
Ruang Terbuka Terhadap Aktivitas Parkir dan Non Parkir Pada Kampus Sub Urban dan Urban Dian Duhita Permata; Imam Badrutamam; Syania Fajriani; Dwi Istikah
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3639

Abstract

ABSTRAK Kampus adalah tempat mahasiswa untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi. Kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki banyak kawasan pendidikan dan kampus terbanyak di provinsi Jawa Barat. Kampus di Bandung terdapat dua tipe yaitu urban dan sub urban. Kampus Urban adalah kampus yang berada di tengah perkotaan sedangkan kampus sub urban adalah kampus yang berada di pinggiran kota. Kampus yang dijadikan objek penelitian ini adalah Universitas Islam Bandung sebagai kampus urban dan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai kampus sub urban. Dua tipe kampus yang terdapat di kota Bandung memiliki perbedaan terhadap ruang terbuka yang terbentuk dari pola tata massa bangunan yang dapat menghasilkan aktivitas. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan yang terjadi diantara keduanya seperti aktivitas parkir dan non parkir pada ruang terbuka yang di akibatkan dari pola tata massa bangunan pada kampus urban dan sub urban. Penelitian ini di tujukan untuk menganalisis pola tata massa bangunan dan aktivitas parkir dan non parkir pada ruang terbuka di kampus urban dan sub urban. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis kualitatif. Dari penelitian ini, dihasilkan bahwa aktivitas parkir dan non parkir yang terjadi pada ruang terbuka dan pola tata massa bangunan pada kampus urban dan sub urban adalah berbeda Kata kunci: kampus urban, kampus sub urban, Bandung. ABSTRACT Collage is a place for students to pursue higher education.The city of Bandung as one of the big cities in Indonesia has many educational and collage areas in the province of West Java. There are two type of collage that are urban and sub urban .The urban collage mostly located in the center of the city, meanwhile the sub urban collage mostly located in downtown of city, the writer used Universitas Islam Bandung as urban collage and Universitas Pendidikan Indonesia as sub urban collage, and the writer decided to used those collage as the object of the research. The types of these collage has a different in open space case that composed by the pattern mass of building which is becoming many activities, in this case that thing would be causing so much trouble, one of them is parking activity and non parking in open area that caused by pattern arrangement building mass, the purpose of the research to analyze the pattern arrangement of mass building and parking activity or non parking activity in open space at urban and sub urban collage. The method of the research using qualitative analyzing. Using this research, the method will state that the parking activity and non parking activity that happens in open space and pattern arrangement building mass in urban and sub urban collage ia different. Keywords: Urban Collage, Sub urban collage, Bandung
RANCANGAN KAWASAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DITINJAU DARI POLA TATANAN MASSA DAN VEGETASI Irfan Sabarilah Hasim; Thalitha A. Aquila; Wahyu S. Ningrum; Sarah H. Putri; Novia F. Fauziyah Uswatun H.
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3671

Abstract

ABSTRAK Kawasan Observatorium merupakan bangunan yang berperan untuk meneliti Tata Surya dalam ilmu Astronomi. Observatorium Bosscha merupakan observatorium di Indonesia yang dibangun pada tahun 1923 di kota Bandung. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat observasi benda–benda luar angkasa, hal ini berpengaruh terhadap bentuk bangunan dan perancangan tapaknya. Dalam hal ini pola tata letak merupakan hal penting untuk menunjang kegiatan yang ada di dalamnya. Tatanan massa pada bangunan observatorium mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi pengamatan astronomi yang memungkinkan berbagai tatanan baru. Perancangan observatorium perlu memperhatikan kondisi alam khususnya dalam perencanaan lansekap. Proses pengamatan pada kasus ini menggunakan 2 metoda, diantaranya: Metoda Primer yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dan sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan cara observasi dan wawancara; Metoda Sekunder dilakukan untuk memperoleh teori dan informasi yang mempelajari referensi yang berkaitan dengan subyek yang akan dibahas. Referensi dapat diperoleh melalui media cetak, buku maupun media elektronik. Data analisis tersebut dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan presentase kesan lapang pada kawasan Observatorium Bosscha sebesar 66,7% dan kesan menghimpit sebesar 33,3%. Selain itu 50% pohon pada kawasan Observatorium Bosscha berpotensi mengganggu kegiatan pengamatan, terutama pada kawasan Unitron yaitu sebesar 60%. Sedangkan kawasan Schmidt memiliki potensi terkecil dari gangguan vegetasi yaitu sebesar 11.1%. Hal ini membuktikan bahwa perlunya pertimbangan terhadap penempatan dan penentuan jenis vegetasi pada kawasan observatorium. Diharapkan ilmu lansekap dan massa bangunan yang berada di kawasan Observatorium dapat dijadikan pedoman bagi perancang. Kata kunci: observatorium, lansekap, vegetasi, tipologi ABSTRACT Observatory area roles to examine the solar system in Astronomy. Bosscha Observatory was built in 1923 that take a place in Bandung city. This building is a place to research the solar system objects, this could react to the form of the building and site design. In this case, massing configuration is an important thing to support the activities. The massing configuration transforms along with the astronomical observations technology that allows variety of new order. Observatory design should notice the surrounding environment in particular on landscape. In this research using two methods, including; Primary Method that undertaken to obtain data directly and appropriate with the real condition by means of observatory and interview; Second Method conducted to gather theory and references that refer to subject to be discussed. Reference can be obtained through printed media, book, and electronic media. Based on data analysis can conclude that 66.7% Bosscha Observatory area has the field impressions, while 33.3% has the crushed impression. And 50% of trees in Bosscha Observatory have potential to disturb the activities of observation, especially the Unitron by 60%. While Schmidt has the smallest potential from vegetation interference only by 11%. It proves that consideration of placement and the determination of the type vegetation in observatory is necessary. Landscape and mass buildings knowledge were expected to be designer’s guidelines for Observatory planning. Keywords: observatorium, landscape, vegetation. typology
RELEVANSI ASPEK KONTEKSTUALITAS BANGUNAN BRAGA CITYWALK TERHADAP KORIDOR JALAN BRAGA Dhini D. Tartanto; Richard Geraldi; Hery Setiawan; Fajrie Prasdhitio Anggono; Azis Qusyairy
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3672

Abstract

ABSTRAK Jalan Braga merupakan sebuah kawasan di Bandung, berupa koridor jalan yang banyak menyimpan nilai historis dan memiliki kekayaan artefak yang mengandung nilai konservasi terutama bagi dunia arsitektur. Dalam peta nilai konservasi, koridor Jalan Braga dapat dikatakan sebagai salah satu bukti yang dapat berlaku sebagai museum Art Deco Kota Bandung. Seiring waktu, pertumbuhan kota tidak dapat mengelak hadirnya bangunan baru. Tulisan ini merupakan kajian apresiasi mendalam, guna mengetahui relevansi kontekstualitas bangunan baru terhadap koridor Jalan Braga. Pemahaman didapatkan melalui teknik penggambaran ulang seluruh bangunan yang berada dalam koridor Jalan Braga, membandingkannya dengan bangunan “Braga Citywalk” melalui apresiasi terhadap faktor elemen arsitektural dan fungsi bangunan. Hasil kajian mendalam, mendapatkan sebuah temuan yang memperlihatkan relevansi kontekstualitas yang diterapkan oleh bangunan “Braga Citywalk” ternyata tidak semata pada penekanan aspek karakter fisik semata. Kata kunci: Relevansi, Kontekstualitas, Braga Citywalk, Art Deco, Koridor Jalan Braga. ABSTRACT Braga’s Street is one of region in Bandung, a street corridor that holds historical value as an artifacts that contain conservation value, especially for the world of architecture. In the conservation value map, Braga’s Street Corridor can be regarded as one of the evidence that can be applied as Art Deco Museum of Bandung City. Over a time, urban growth can not dodge the presence of new buildings. This paper is a study of deep appreciation, in order to know the contextual relevance of new buildings on the Braga’s street corridor. Understanding is obtained through the technique of reconstructing the entire building located in Braga’s street corridor, comparing it with the ‘Braga Citywalk’ building through appreciation of the architectural element factor and the building function. The result of in-depth study, obtaining an invention that shows the contextual relevance applied by building ‘Braga Citywalk’ turned out not merely only on the emphasis aspect of physical character. Keywords: Relevance, Contextuality, Braga Citywalk, Art Deco, Braga’s Street Corridor
Desain Pola Sirkulasi dan Tatanan Massa pada Kawasan Resort Glamping Lakeside Rancabali Ciwidey Nathalia Nathalia; Maulana Yusuf A. W.; Shaela Gunawan; Andri Sopiandi
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3635

Abstract

ABSTRAK Sirkulasi menggambarkan sebuah pola pergerakan baik kendaraan maupun manusia disekitar tapak atau bidang yang bisa mempengaruhi pergerakan atau kegiatan disekitarnya. Massa sebagai elemen site yang dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi, kedua-duanya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur pembentuk ruang outdoor. Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal (bawah bentang alam) dan batas vertical (massa bangunan atau vegetasi). Glamping Lakeside merupakan sebuah kawasan resort dengan beberapa macam fungsi yang tersedia di dalamnya. Pola sirkulasi pada kawasan resort Glamping Lakeside Rancabali terbentuk dari pembukaan lahan perkebunan teh. Pola sirkulasi pada kawasan ini memperlihatkan keunikan dalam segi bentuk maupun material yang digunakan. Massa bangunan terletak di sepanjang jalan atau jalur sirkulasi di dalam kawasan Glamping Lakeside Rancabali. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif yaitu untuk mendapatkan teori yang digunakan dan metoda kuantitatif untuk menunjukkan perbandingan yang ada pada studi literatur dan data objektif yang didapat dari kawasan yang diteliti. Kata kunci: sirkulasi, tatanan massa, resort, Glamping Lakeside Rancabali ABSTRACT Circulation describes a movement of a pattern both vehicle or human around the field that affect the movement or activity around it. Mass as a site element that composed by building mass and vegetation, both of them individually or group become the form element of outdoor space. Outdoor space is a space that formed by horizontal border (below the landscape) and vertical border (building mass or vegetation). Glamping Lakeside is a resort area with various function inside. Circulation pattern of Glamping Lakeside Rancabali Resort Area formed by opened the tea plantation. The pattern shows the unique side as well as the used of the material. The building mass is located along the way or the circulation path inside Glamping Lakeside Rancabali Resort Area. The research use qualitative method to get the theory and quantitative method to compare the literature and the objective data from the research area. Keywords: circulation, mass building, resort, Glamping Lakeside Rancabali
ASPEK PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PADA PROYEK RENOVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO Aini Rahmani Nayadilaga; Rizal Wahyu Permana; Deyu Nursyifa Afiati; Widya Permatasari; Marinda Yashinta
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3637

Abstract

Lingkup penelitian mencangkup segala item cagar budaya yang berada di bangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan menggunakan metoda observasi, literatur, dan wawancara. Penelitian dengan metoda observasi akan dilakukan penulis dengan melakukan kajian secara langsung terhadap objek observasi yang dikaitkan dengan teori literature yang berkaitan dengan cagar budaya dan juga stadion. Data-data pelengkap akan didapatkan dari wawancara dengan narasumber yang terkait dengan proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. Lingkup dari analisa ini yang secara keseluruhan ditekankan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada renovasi bangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno dan di sangkutpautkan pada peraturan UU tentang Bangunan Cagar Budaya. Dari hasil pengamatan dari 80 item cagar budaya, terdapat 20 item cagar budaya (25%) mengalami pemugaran tanpa adanya perubahan, terdapat 17 item cagar budaya (21,25%) yang mengalami perubahan secara signifikan atas persetujuan Tim Sidang Pemugaran (TSP), dan terdapat 3 item cagar budaya (3,75%) yang masih dalam status bersyarat sampai peresmian tanggal 14 Januari 2018. Kata kunci: Stadion, Stadion Gelora Bung Karno, Pemugaran, Cagar Budaya ABSTRACT The scope of the research includes all cultural heritage items located in the building of Bung Karno Main Stadium using observation method literature, and interview. Research with observation method will be conducted by the author using directly study to object of observation related to literature theory with cultural heritage and also the stadium. Supporting data will be obtained from interviewing with resource persons related to renovation project of Gelora Bung Karno Stadium. The Scope of this analyisis is overall emphasized on the changes that occur in the renovation of the building of SUGBK and in conjunction with the Law about Heritage Buildings. The result from this 80 items of cultural heritage observation, there’s 20 items of cultural heritage (25%) experiencing refurbishment without additions, 17 items of cultural heritage (21,25%) which changed significantly by permission from Team Restoration Session (TRS), and 3 items of cultural heritage (3,75) which still in a conditional status until the inauguration of January, 14 2018. Kata kunci: Haritage Building, Renovation, Internasional Stadium, Gelora Bung Karno Main Stadium.

Page 1 of 1 | Total Record : 5