cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017" : 18 Documents clear
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID FUEL CELL DAN SOLAR CELL DENGAN ACUAN PERGERAKAN MATAHARI WAYAN BAYU ANDANA, I
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi masyarakat Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini berbanding terbalik dengan pola konsumsi energi dan energi fosil yang terus berkurang. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah energi tersebut adalah dengan menggunakan fuel cell dan solar cell. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain pembangkit listrik tenaga hybrid, mengetahui karakteristik daya fuel cell dan solar cell, dan mengetahui performa dari pembangkit listrik tenaga hybrid. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental (experimental research) dimana fuel cell dan solar cell akan digabung menjadi sistem hybrid  untuk mengatasi masing-masing kekurangan dari fuel cell dan solar cell dengan variasi beban 25 W, 50 W, 75 W, dan 100 W. Solar cell akan dipasang dengan light dependent resistor (LDR) agar bisa mendapatkan intensitas energi surya yang tinggi. Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari penelitian ini adalah daya dari solar cell stabil saat mengalami peningkatan dan penurunan karena menggunakan sensor light dependent resistor. Daya tertinggi terdapat pada beban 75 W dengan daya sebesar 65,63 W. Sedangkan daya terendah terdapat pada beban 50 W dengan daya sebesar 18,52 W. Daya dari fuel cell mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan oleh konsumsi gas hidrogen yang tidak sesuai dengan kemampuan fuel cell. Daya tertinggi terdapat pada beban 50 W dengan daya sebesar 0,16 W. Sedangkan untuk daya terkecil terdapat pada beban 100 W dengan daya sebesar 0,04 W. Performa pembangkit listrik tenaga hybrid mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya daya beban rencana. Performa tertinggi terdapat pada beban 100 W sebesar 64,72%. Sedangkan performa terendah terdapat pada beban 25 W dengan efisiensi sebesar 63,68%.
PEGARUH BERAT KATUP BUANG TERHADAP KINERJA DAN VISUALISASI ALIRAN PADA POMPA HIDRAM MODEL T PRASETIYO BUDI, DONI
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pompa hidram adalah dari kata Hydraulic Ram yaitu pompa yang bekerja mengandalkan hentakan dari sistem hidrolika. Pompa hidram bekerja dengan cara memanfaatkan energi potensial pada air dalam pipa lurus kemudian menjadi tekanan dinamis yang berakibat tercipta hantaman air sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pompa sehingga bisa mengalirkan air dari bawah menuju ke tempat yang lebih tinggi.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian secara grafis dalam table, histogram, dan grafik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi berat katup buang. Pompa hidram yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter pipa inlet 2 inch, panjang 4m, diameter pipa discharge 0,5 inch, panjang discharge 4 m, 6 m ,8 m ,dan berat katup penghantar 135 gram, dengan menggunakan volume diafragma 0,0036 m3, sedangkan variasi sedangkan variasi berat katup buang ( katup limbah ) adalah 350 gr, 400 gr, 450 gr, 500 gr, 550 gr. Untuk mengetahui proses kerjanya di lakukan proses visualisi aliran pada saat pompa bekerja dengan menggunakan cairan pewarna.Hasil penelitian menujukkan kapasitas terbaik pada berat katup kejut 350 gram dengan discharge meter 10,5 L/min. Effisiensi pompa terbaik pada berat 350 gram dengan discharge 4 meter 36,03%. Dan aliran fliuda dalam rumah pompa adalah aliran turbulent. Kata kunci : Pompa Hidram, berat Shock valve,  visualisasi aliran kerja.
PENGARUH BERAT KATUP DIAFRAGMA TERHADAP KINERJA DAN VISUALISASI PROSES ALIRAN PADA POMPA HIDRAM MODEL T ANJAR RASHETA, DANANG
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan makhluk hidup. Munculnya permasalahan yang menyangkut air disebabkan oleh peningkatan beragam kebutuhan dan kepentingan kehidupan makhluk hidup. Pompa adalah peralatan mekanis untuk mengubah energi mekanik dari mesin penggerak menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu memindahkan fluida ke tempat yang lebih tinggi elevasinya.  Pompa hidram (Hydraulic Ram) adalah sebuah pompa yang tidak memerlukan energi luar sebagai sumber tenaga penggerak utama.  Pompa hidram adalah dari kata Hydraulic Ram yaitu pompa yang bekerja menggunakan hentakan dari sistem hidrolik air.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain pompa hidram dalam penelitian ini menggunakan diameter pipa inlet 2 inch dengan panjang 4 m, badan pompa 4 inch, volume tabung diafragma 0,0036 m3, dan diameter discharge 0,5 inch dengan tinggi 8 m. Sedangkan untuk variasi berat katup diafragma yang digunakan 135 gram, 175 gram, 215 gram, 255 gram, 295 gram. Dan untuk mengetahui visualisai aliran yang terjadi pada saat pompa bekerja dengan menggunakan suntikan cairan pewarna. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa efisiensi pompa di pengaruhi oleh kapasitas discharge dan kapasitas limbah. Sedangkan kapasitas discharge di pengaruhi oleh berat katup diafragma. Semakin berat katub diafragma semakin sedikit kapasitas discharge yang dihasilkan. Semakin tinggi discharge maka semakin berkurang kapasitas discharge, yang mana pada ketinggian discharge tertentu mempengaruhi besarnya pressure dan juga ketinggian air dalam tabung diafragma. Efisiensi pompa terbaik pada per ketinggian discharge 4 m, 6 m, dan 8 m menggunakan berat katup diafragma 135 gram dengan hasil efisiensi per ketinggian discharge 4 m efisiensi pompa 39,24%, ketinggian 6 m efisiensi pompa 31,96%, dan ketinggian 8 m efisiensi pompa 20,56%. Dan hasil visualisasi proses aliran terjadi turbulensi aliran disemua bagian pompa. Kata Kunci: Pompa Hidram, berat katup diafragma, visualisasi aliran kerja.
PENGARUH JARAK PIPA OUTLET DENGAN KATUP DIAFRAGMA TERHADAP KINERJA DAN VISUALISASI ALIRAN PADA POMPA HIDRAM MODEL T SETIAWAN, ROBBY
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pompa hidram adalah dari kata Hydraulic Ram yaitu pompa yang bekerja mengandalkan hentakan dari sistem hidrolika. Pompa hidram bekerja dengan cara memanfaatkan energi potensial pada air dalam pipa lurus kemudian menjadi tekanan dinamis yang berakibat tercipta hantaman air sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pompa sehingga bisa mengalirkan air dari bawah menuju ke tempat yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian secara grafis dalam table, histogram, dan grafik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak lubang outlet dengan katup hantar pada pipa diafragma. Pompa hidram yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter pipa inlet 2inch, panjang 4m dan diameter pipa discharge 0,5inch, panjang 8m dengan menggunakan volume diafragma 0,0036m3, sedangkan variasi jarak lubang outlet dengan katup hantar pada pipa diafragma adalah 2cm,4cm ,6cm, 8cm, 10 cm. untuk mengetahui proses kerjanya di lakukan proses visualisi aliran pada saat pompa bekerja dengan menggunakan cairan pewarna. Hasil penelitian pompa hidram model T dengan menggunakan variasi jarak katup diafragma terhadap pipa outlet yaitu 2cm, 4cm, 6cm, 8cm, 10cm menunjukan hasil penelitian dengan efisiensi tertinggi menggunakan jarak pipa outlet 4cm dengan efisiensi 39,18% dengan menggunakan tinggi discharge 4m, untuk tinggi discharge 6m efisiensinya 32,98%, untuk 8m efisiensinya 20,99%, sedangkan efisiensi terendahnya pada ketinggian discharge 8m dengan jarak katup outlet 12,57%. Kata kunci : Pompa Hidram, jarak pipa outlet,  visualisasi aliran kerja. 
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM) DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI NON-KATALIS SETIAWAN, INDRA
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui karna dalam pembentukannya memerlukan proses berjuta-juta tahun lamanya. Penggunaan minyak bumi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat drastis seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat pula. Hal ini tidak sebanding dengan persediaan minyak bumi yang dieksploitasi secara masal sehingga jumlahnya semakin menipis. Masalah tersebut yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian membuat biodiesel sebagai bahan bakar alternatif dari minyak biji nyamplung, sehingga dapat mengetahui karakteristik hasil biodiesel dari minyak biji nyamplung dengan metode non-katalis sesuai dengan SK Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 2013, Dirjen Migas 2006, dan Standart FBI (Forum Biodiesel Indonesia) tahun 2005. Dalam proses pembuatan biodiesel metode non-katalis ada empat tahap yaitu: 1) Pengumpulan bahan baku biji nyamplung. 2)Penjemuran biji nyamplung. 3) Pengepresan biji nyamplung. 4) Penyaringan minyak biji nyamplung. 5) proses transesterifikasi non-katalis yang berlangsung didalam BCR (Bubble Column Reactor) dengan temperatur 150?C, 125?C, 100?C, dan Rasio Molar (RM = 60; RM = 50; RM = 40; RM = 30). 6) Produk yang dihasilkan dari BCR dipisahkan menggunakan rotary evaporator 7) Kemudian campuran methyl ester dan gliserol dipisahkan menggunakan centrifuse (alat pemisah), maka diperoleh biodiesel dengan kualitas baik. Hasil methyl ester (Biodiesel) yang optimal dihasilkan pada Temperatur (T = 125 0C) dan Rasio Molar (RM = 40) sebesar Methyl ester (ME = 80 ml) dari 200 ml minyak biji nyamplung dan didapat rendemen Methyl ester sebesar 40%. Hasil uji karakteristik biodiesel dari minyak biji nyamplung metode non-katalis pada temperature 125?C dan rasio molar 40. Jika dibandingkan dengan standart  Dirjen EBTKE 2013, Dirjen Migas 2006, dan Standart FBI (Forum Biodiesel Indonesia) tahun 2005 yaitu: flash point 97?C, water content 0,003782 %/Vol, cetane number 50,58, dan residu karbon mikro 0,180%/massa, Densitas 0,859 g/cm3 sudah memenuhi standart tersebut. Sedangkan hasil uji  karakteristik biodiesel yang masih belum memenuhi SK yaitu: viskositas 6,8 mm2/s, FFA 0,04%. Banyaknya karakteristik biodiesel belum memenuhi standart Dirjen EBTKE 2013 diduga karena belum melalui proses degumming. Kata Kunci : biodiesel, minyak biji nyamplung, proses transesterifikasi non-katalis.
ANALISIS PENGARUH GEOMETRI DAN KECEPATAN FLUIDA TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR TUBE HEAT EXCHANGER RAMADHANI ROBI PUTRA, YOPI
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan heat exchanger saat ini semakin luas terutama dibidang industri dan teknologi, seperti halnya dalam penerapan dibidang industri dalam negeri untuk meningkatkan efektivitas proses produksinya. Salah satu contohnya adalah penerapan heat exchanger jenis tube dalam kompor sebagai media pemanas air penambah untuk proses perebusan dalam industri tempe sehingga menghemat konsumsi pemakaian bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh geometri tube dalam hal ini adalah diameter dan kecepatan aliran masuk fluida terhadap distribusi temperatur pada tube heat exchanger sehingga didapatkan performa yang lebih baik dan mampu meningkatkan produktivitas industri terkait. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan numerik. Variasi yang digunakan adalah diameter tube 0,5 in, 1 in dan 1,5 in, serta kecepatan fluida 1,6 m/s, 3,6 m/s, dan 5,6 m/s. Nilai performa terbaik didapatkan pada tube diameter 0,5 in kecepatan air 1,6 m/s dengan hasil temperatur air keluar 74,5 0C, laju perpindahan panas sebesar 13,3 Watt, NTU sebesar 1,36 serta daya pompa yang dibutuhkan untuk mensirkulasikan fluida didalam sistem sebesar 4,7 Watt.     Kata kunci: heat exchanger, distribusi temperatur, tube
ANALISIS KEPADATAN PADA PROSES PELAPISAN NIKEL DENGAN VARIASI TEGANGAN DAN LAMA PENCELUPAN BAJA ST 41 ROZAK, AINUR
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelapisan logam merupakan proses pelapisan yang menggunakan prinsip pengendapan logam dengan cara elektrokimia, dan saat ini pelapisan logam sangat dikenal luas dibidang industri dan teknologi. Analisis penelitian ini sangat diperlukan agar mampu memberikan hasil pada kualitas benda yang akan dilapisi. Aplikasi baja ST41 ini digunakan untuk peralatan otomotif. Bahan yang digunakan untuk melapisi baja ST41 pada penelitian ini menggunakan nikel yang merupakan logam keras, ulet dan berwarna putih keperakan. Nikel merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi tegangan dan lama pencelupan terhadap kepadatan pelapisan nikel pada baja ST41. Pelapisan logam dilakukan menggunakan dua variasi, yaitu variasi tegangan diantaranya 4 volt, 5 volt, dan 6 volt. Variasi yang kedua adalah variasi lama pencelupan diantaranya 5 menit, 15 menit, dan 30 menit. Pada penelitian ini yang dihitung adalah kepadatan dari hasil pelapisan nikel yaitu tegangan 4 volt dan 6 volt, pada baja ST41 melalui proses pengujian struktur mikro yang dilakukan setelah proses pelapisan nikel serta menganalisa tegangan dan lama pencelupan. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui lapisan nikel pada baja ST 41. Hasil penelitian diperoleh kepadatan terendah pelapisan nikel pada baja ST 41 ini memiliki variasi yang paling rendah kepadatannya yaitu pada variasi 4 volt dan lama pencelupan 5 menit dengan kepadatan lapisan yaitu 16,1 gr/cm3 dan memiliki hasil dengan kepadatan lapisan paling tinggi yaitu pada variasi tegangan 6 volt dan lama pencelupan 30menit dengan nilai kepadatan lapisan 54 gr/cm3. Semakin besar tegangan dan lama pencelupan pada proses pelapisan maka nilai kepadatan lapisan akan meningkat.   Kata Kunci: Baja ST41, Elektroplating, variasi tegangan,Variasi lama pencelupan, kepadatan lapisan nikel
PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP PERFORMA PEMBANGKIT LISTRIK SOLAR CELL DAN TURBIN ANGIN SKALA RUMAH TANGGA Bayukurnia pramadi, Wismoyo
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi pada penggunaan beban terus meningkat seiring dengan kebutuhan akan beban pada skala rumah tangga. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah energi tersebut adalah dengan menggunakan  solar cell dan turbin angin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dimana solar cell dan turbin angin digabung menjadi sistem hybrid untuk mengatasi masing – masing kebutuhan beban yang terjadi pada rumah tangga. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil Pengaruh perubahan beban pembangkit listrik hybrid solar cell menghasilkan daya listrik perhari (07.00 – 15.00) sebesar 175.35 W sedangkan turbin angin menghasilkan daya perhari (07.00 – 15.00) 32.30 W. Sehingga dari sumber pemasukan listrik menghasilkan daya = 175.35 W + 32.30 W = 207.65 W. Penggunaan beban minimal 100 W selama 3 jam membutuhkan daya sebesar 101.6 W dan beban maksimal 200 W membutuhkan daya sebesar 202.1 W. Perubahan beban pada sistem pembangkit listrik solar cell dan turbin angin masih dapat menyuplai beban tersebut dengan (207.65 W) – (202.1 W) = 5.55 W.  Kata kunci : Performa, sistem hibrid, solar cell, turbin angin,  
PENGARUH TEGANGAN OUTPUT SENSOR O2 MENGGUNAKAN MANIPULATOR O2 SENSOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR VARIO 125 TAHUN 2013 SOLIHIN,
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi transportasi saat ini menuntut unjuk kerja mesin yang optimal dengan konsumsi bahan bakar minim sebagai suatu kebutuhan, hal ini juga merupakan dampak dari sifat manusia yang tidak pernah puas sehingga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhannya yang berbeda, faktanya pengendara cenderung menginginkan tenaga mesin yang optimal dibandingkan konsumsi bahan bakar dan kadar emisi yang rendah, ini dibuktikan dengan lebih banyaknya produk peningkat tenaga mesin dibandingkan produk penghemat bahan bakar dan penurun kadar emisi. karena saat ini semua kendaraan telah berteknologi injeksi tipe close loop, maka salah satu cara meningkatkan tenaga mesin adalah dengan memanipulasi tegangan O2 sensor untuk merubah perbandingan AFR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manipulasi tegangan output O2 sensor terhadap torsi (T), daya Efektif (P), tekanan efektif rata-rata (Bmep) dan konsumsi bahan bakar (?f ). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, obyek penelitian adalah sepeda motor Honda Vario 125. Pengujian unjuk kerja mesin menggunakan metode Engine Power Test Code-Spark Ignition and Compression Ignition-Net Power Rating dengan standar pengujian berdasarkan SAE J1349. manipulator O2 sensor yang dipaki memiliki 2 mapping rentang rpm dan di seting pada rpm rendah/rpm tinggi 0/0, 5/2, 10/5 serta 15/8. Peralatan dan instrumen penelitian yang digunakan adalah, inertia chasis dynamometer, stopwatch, dan timbangan. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manipulasi tegangan output O2 sensor menggunakan manipulator O2 sensor dapat meningkatkan kinerja mesin. Torsi yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 72,43% pada step 15/8, daya yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 71,3% pada step 15/8 dan tekanan efektif rata-rata yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 71,23% pada step 15/8. Sedangkan konsumsi bahan bakar mengalami sedikit peningkatan sebesar 5,03% pada step 15/8. Setingan manipulator O2 sensor yang paling baik yaitu pada step 15/8, karena dapat meningkatkan unjuk kerja mesin cukup signifikan namun terjadi sedikit peningkatan konsumsi bahan bakar. Kata kunci: injeksi, O2 sensor, manipulator, dan unjuk kerja mesin. 
PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR YAMAHA MIO SPORTY 2011 Dian Permana, Anshor
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2017): JTM : Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi otomotif saat ini berkembang pesat terutama pada motor matic, membuat masyarakat menengah hingga kebawah terbebani oleh biaya perawatan pada motor matic yang semakin modern dan mahal. Banyak dari pengguna motor Yamaha mio sporty yang mengeluh karena tarikan terasa berat diawal yang tentunya kurang nyaman apabila kendaraan digunakan pada jalanan yang sering terkena macet. Dalam menyikapi hal ini diperlukan komponen sistem transmisi yaitu pegas sliding sheave yang mampu menunjang agar dapat meningkatkan performa dari mesin matic yang digunakan sehari – hari menjadi mesin dengan memiliki performa untuk pertandingan balap matic. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen melalui pengujian terhadap sepeda motor Yamaha mio tahun 2011 dengan memakai variasi pegas sliding sheave standar (22,56 N/mm), variasi 1 (23,25 N/mm), dan variasi 2 (24,58 N/mm). Pengujian performa mencakup torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar. Dengan putaran mesin 3000-9000 rpm dan range 500 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh (Full Open Throttle Valve). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pegas sliding sheave variasi dapat meningkatkan performa mesin. Nilai torsi yang dihasilkan masing – masing pegas sebesar 10,95 N.m pada rpm 4000, 12,02 N.m pada rpm 3500, dan yang tertinggi 15,14 N.m pada rpm 3500. Daya maksimum yang dihasilkan oleh masing-masing pegas sebesar 6,77 HP pada rpm 5000, 6,87 HP pada rpm 5000, dan 6,80 HP pada rpm 5000. Konsumsi bahan bakar terendah yang dihasilkan masing-masing sebesar 0,11 ml/detik pada rpm 3000, 0,09 ml/detik pada rpm 3000, dan 0,13 ml/detik pada rpm 3000. Dapat disimpulkan pegas yang paling berpengaruh memaksimalkan performa motor Yamaha mio ini adalah pegas variasi 1 dengan konstanta (23,25 N/mm). Kata Kunci: Pegas sliding sheave, Sistem CVT, Performa mesin, Sepeda motor.

Page 1 of 2 | Total Record : 18