cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia" : 5 Documents clear
STUDI PENENTUAN DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Luthti Luthti Muta'ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.205 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13255

Abstract

ABSTRAK Salah satu strategi pembangunan perdesaan yang menjadi fokuspenelitian ini adalah penentuan desa pusat pertumbuhan. Penelitian bertujuan untuk: (1) mengkaji konsepsi desa pusat pertumbuhan, (2) identifika.si kriteria penentu desa pusat pertumbuhan, (3) penetapan desa pusat pertumbuhan, dan (4) penentuan strategi pengembangan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif-analisis, bersifat kuantitatif dan berbasis pada analisis data sekunder. Lingkup daerah penelitian meliputi seluruh desa di empat Kabupaten Propinsi DIY, yaitu Kabupaten Kulonprogo, Bantu', Gunungkidul, dan Sleman. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik pembobotan, analisis Guttman, Skalogram dan indeks sentralitas, analisis Location Quotient (LQ), serta analisis statistik korelasi tatajenjang Spearmann.Desa pusat pertumbuhan adalah desa yang memiliki karakteristik aksesibilitas lokasi strategis, hirarki pelayanan tinggi, dan sektor basis pengembangan bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan, desa-desa di Propinsi DIY memiliki aksesibilitas lokasi cukup balk, sistem spasial hirarki pelayanan menunjukkan gejala primasi dan kesenjangan. Basis kegiatan ekonomi terletak pada sektor pertanian, dengan dukungan sektor jasa, perdagangan, dan industri. Sebagian besar desa pusat pertumbuhan terpilih merupakan ibu kola kecamatan, bahkan ada yang sekaligus ibukota Kabupaten. Untuk menghindari konsentrasi titik pertumbuhan pada satu tempat, dihasilkan pules alternatifdesa pusat pertumbuhan. Desa-desa pusat pertumbuhan terpilih dapat digunakan untuk menelapkan desa pusat pertumbuhan di masing-masing kecamatan, khususnya dalam konteks program Pengembangan Kecamatan sebagai pusatpertumbuhan. Penelitian merekomendasikan tentangperlunya redistribusi basilhasil pembangunan yanglebih merata Ice seluruh wilayah, terutama desa-desa yang berhirarki pelayanan rendah, aksesibilitas lokasi rendah dan 'wrung didukung orientasi sektor basis pengembangan yang bervariatif. Selain itu perlu pembentukan Lain ruang perwilayahan dengan mempunyai hirarki yang sistematik dan fungsional, dari hirarki tertinggi sampai terendah dengan menciptakan keterkaitanfisik maupun sosial ekonomi serta dukungan basis kegiatan ekonomi yang /mat dengan wilayah lain (rural urban linkages).
ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN TERBANGUN KOTA SURABAYA BERDASARKAN METODE MULTI TEMPORAL CITRA LANDSAT THEMATIC MAPPER Nurdin Nurdin Nurdin; Bangun Muljo Sukojo
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.964 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13256

Abstract

ABSTRAK Perkembangan kawasan terbangun yang objektif dalam wilayah perkotaan dengan pengukuran secara langsung di lapangan akan mendapatkan banyak kesulitan, membutuhkan waktu panjang dan memerlukan biaya yang besar. Untuk itu diperlukan suatu cara yang lebih praktis, lebih murah, sehingga tingkat perkembangan kawasan terbangun dapat terdeteksi. Teknik penginderaan jauh berdasarkan data citra Landsat TM multi temporal adalah salah satu cam yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi terjadinya perubahan kawasan terbangun pada periode tertentu, di antaranya perubahan kawasan terbangun kota Surabaya dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999. Cakupan wilayah penelitian pada citra Landsat TM, berpedoman dari hasil digitasi pets rupabumi Kota Surabaya tahun 1999. Untuk mendapatkan citra yang mempunyai sistem koordinat, dilakukan koreksi geometrik dengan bantuan titik kontrol di darat. Dari pembuatan contoh latihan citra Landast TM tahun 1993 dan tahun 1999 diklasifikasi dengan jenis klasifikasi terbimbing. Untuk meyakinkan kebenaran hasil klasifikasi itu, dilakukan pengecekan langsung di lapangan. Perubahan yang terjadi pada kawasan terbangun, didapat dari proses tumpang susun antara citra Landsat TM hasil klasifikasi tahun 1993 dan tahun 1999. Perubahan Kawasan terbangun dari tahun 1993 dan 1999 di Kota Surabaya,adalah seluas 2.822,487 hektar (6,844 %) dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,141 % pertahun.
ANOMALI IKLIM DAN MITIGASI KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA Sudibyakto Sudibyakto Sudibyakto
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.82 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13257

Abstract

ABSTRAK Iklim ekstrim diasosiasikan dengan anomali atau penyimpangan iklim (climate variability), yaitu penyimpangan iklim dart keadaan normal di suatu tempat. _Salah satu bentuk penyimpangan iklim adalah El-Nino dan La-Nina yang berasosiasi dengan Osilasi Selatan (ENSO, El-Nino Southern Oscillation). Episode ENSO muncul tahun 1982/83, 1991, 1994, 1997/98 yang telah mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Dampak kebakaran hutan tahun 1997 seluas 83.864 hektar di Kalimantan menyebabkan kerugian senilai Rp 248,59 milyar. Gejala awal kebakaran hutan dapat dideteksi melalui citra satelit NOAA berupa munculnya titik-titik panas/api (hot spots). Upaya mitigasi kebakaran hutan dilakukan melalui : (a) zonasi wilayah rawan kebakaran, (b) pengelolaan kawasan hutan dengan membuat "fire breaker", mosaik vegetasi yang tahun kebakaran, (c) pengembangan hutan kemasyarakatan sebagai "buffer zone", (d) pengembangan sistem peringatan dint kebakaran hutan, dan (e) penyediaan dana untuk pelatihan penanggulangan bencana dan penelitian ilmiah tentang kebakaran hutan.
MIGRASI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ANTARA MITOS DAN REALITAS : PROSPEKTIF TEORI, KONDISI EMPIRIK INDONESIA DAN PROSPEKNYA DALAM ERA OTONOMI DAERAH R. R. Rijanta
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.284 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13253

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini bertujuan (I). Memetakan keragaman pandangan teoretik atas hubungan antara migrasi dan pembangunan, (2). Membukaikan secara empirik hubungan antara migrasi dan pembangunan di Indonesia dan (3). Memberikan penilaian alas prospek migrasi dalam pembangunan pada era otonomi daerah.Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dilakukan kajian terhadap teori-teori yang relevan memberikan penjelasan antara migrasi dan pembangunan untuk menjelaskan keragaman teori tentang hubungan antara migrasi dan pembangunan. Analisis data sekunder dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel migrasi dan variabel-variabel pembangunan regional di Indonesia dalam rangka menguji secara empirik hubungan antara migrasi dan pembangunan regional.Hasil analisis menunjukkan bahwa secara teoretik terdapat dua pandangan yang berseberangan tentang hubungan antara migrasi dan pembangunan, yaitu pandangan ekonomi neo-klasik dan pandangan historic struktural. Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kebijakan migrasi yang berakar pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pandangan ini percaya bahwa migrasi bernilai positif dalam pembangunan regional, sehingga kebijakan-kebijakan kependudukan di Indonesia umumnya cenderung pro-migrasi. Sementara int pada tingkat empirik pola migrasi di Indonesia sampai pertengahan I990an dan bahkan sampai kini masih bersifat Jakarta sentris, sehingga dampaknya cenderung semakin memperkuatkesenjangan antar wilayahyang sudah ada.Hasil korelasi menunjukkan bahwa migrasi memiliki hubungan positzf terhadap lapangan kerja sektor-sektor modern dan negatifterhadap sektor pertanian. Selain itu migrasi secara konsisten berhubungan negahf dengan nilai produk domestik regional brutto (PDRB) sektor pertanian dan tidakmemiliki hubungan yangjelas terhadap PDRB sektor-sektor modern yang lain, kecuali sektor perbankan. Ini berarti migrasi berperan panting dalam msnciptakan kesempatan kerja, tetapi belum memiliki kontribusi yang bermakna dalam peningkatan kapasitas produksi daerah. Dalam era otonomi daerah migrasi diperlukan terutama di wilayah-wilayah yang bertipe resource frontier di mana sumberdaya alam yang ada masih cukup besar sementara sumberdaya manusia untukmengolahnya tidak tersedia setempat.
TEKNOLOGI RADAR INTERFEROMETRI UNTUK PENGADAAN MODEL PERMUKAAN BUMI DIJITAL Ishak Hanallah Ismullah
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.377 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13254

Abstract

ABSTRAK Teknologi Radar, terus berkembang dengan pesat hingga saat ini. Peluncuran satelit ERS-1 pada tahun 1991 dilanjutkan dengan satelit ERS-2 pada tahun 1995 dan diteruskan dengan misi E1VYISAT pada akhir tahun 2001 dengan mengandalkan sensor aktifyang disebut ASAR (Advanced Synthetic Aperture Radar), peluncuran SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) serta pengembangan sistim sensor aktif dengan pesawat terbang, menunjukkan betapa pentingnya sistim yang sangat menjanjikan ini untuk dimanfaatkan dan dikembangkan untuk misi-misi yang erat dengan masalah pengadaan data spasial.Sekitar 15% hiungga 20% wilayah Indonesia hampir sepanjang tahun tertutup awan, dan ini menyebabkan belum terselesaikannya pembuatan pets rupabumi untuk wilayah-wilayah tersebut. Tulisan berikut ini menjelaskan secara umum bagaimana kitct mendapatkan model permukaan bumi khususnya dengan menggunakan teknologi Radar Interferometri, yang sering dikenal dengan INSAR

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2003 2003


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue