cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia" : 4 Documents clear
ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Slamet Suprayogi; Budi Indra Setiawan; Suroso Suroso Suroso
Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.549 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13265

Abstract

ABSTRAKĀ Berbagai model evapotranspirasi potensial (ETp) telah dikembangkan, mulai dart model-model yang sederhana sampai dengan model-model yang kompleks membutuhkan konversi-konversi dan perhitungan rumit. Model ETp Penman termasuk model yang kompleks membutuhkan parameter-parameter iklim yang cukup banyalcyaitu: suhu udara, kelembaban relatif(relative humidity), kecepatan angin, tekanan uap jenuh (saturation vapor pressure), dan radiasi netto. Proses perhitungannya membutuhkan waktu relatif lama, karena harus melakukan konversi-konversi. Perhitungan ETp dapat dilalcukan secara efisien yalan proses perhitungan cukup singkat dan hasilnya secara basil perhitungan model Penman yaitu dengan model Jaringan SyarafTiruan (Artificial Neural Network), model tersebut merupakan penjabaran fungsi otak manusia (human brain) dalam bentukfungsi matematik yang menjalankan proses perhitungan secara paralel.Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi ETp menggunakan model Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan penjalaran balik (backpropagation). Data yang digunakan adalah data parameter iklim stasiun Serang tahun 1999 sid tahun 2001. Parameter iklim yang digunakan analisis adalah suhu udara, kecepatan angin, kelembaban relatif (RH), dan lama penyinaran matahari. Proses pembelajaran model Jaringan syaraf tiruan penjalaran balik menggunakan input parameter iklim dan output ETp basil perhitungan model Penman. Data training dan test adalah ETp model Penman, parameter iklim tahun 1999, dan ETp, parameter iklim tahun 2000. Verifikasi digunakan ETp, parameter iklim tahun 2001, dengan indikator kesalahn Root Mean Squared Enos (RMSE) digunakan pula koefisien determinasi (R2).Hasil training dan test data menggunakan model jaringan syaraf tiruan penjalaran balik (backpropagation) menunjukkan bahwa data tahun 1999 dan 2000 merupakan data yang representatif dengan.nilai RMSE adalah 0,00056 dan R2 adalah 0,98, sehingga data tersebut dapat mewaldli data parameter iklim stasiun Serang. Verifilcasi dilakukan dengan cara membandingkan ETp harian tahun 2001 basil perhitungan model jaringan syaraf tiruan dengan ETp harian tahun 2001 basil perhitungan model Penman. Nilai RMSE ETp harian tahun 2001 model Jaringan syaraf tiruan dengan model Penman adalah 0,3262, sedangkan koefisien determinasi (R2) adalah 0,88. Nilai tersebut menunjukkan ETp model jaringan syaraf tiruan penjalaran balik (backpropagation) mempunyai nilai yang secara dengan ETp model Penman. Dengan demikian nilaipembobot (weight) basil pembelajaran model JST dapat digunakan untuk mengestimasi ETp stasiun Serang pada tahun-tahun berilannya maupun tahun-tahun yang lalu.
PERANAN KAMPUS SEBAGAI PEMICU URBANISASI SPASIAL DI PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA Rini Rachmawati; R. Rijanta; Leksono Probo Subanu
Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13266

Abstract

ABSTRAK Urbanisdsi spasial dapat dilihat dari gejala perubahan pernanfaatan ruang dari bersifat kedesaan menjadi kekotaan. Urbanisasi spasial di pinggiran kota salah satunya dipicu oleh keberadaan kampus. Dalam penelitian ini urbanisasi spasial ditunjukkan dengan tumbuhnya kegiatan pelayanan di sekitar kampus, yaitu pelayanan indekos (efek primer) dan selain indekos (efek sekunder). Kedua kegiatan tersebut membentuk pola perkembangan ruang yang hampir seragam yaitu tersebar di permukiman sekitar kampus dan di sepanjang sisi jalan sekitar kampus.Hal menarik untuk dikaji dart penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat urbanisasi spasial pada beberapa kampus di pinggiran kota. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor; yaitu karakteristik kampus, karakteristik mahasiswa, aksesibilitas dan investasi publik. Faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh yaitu keberadaan kegiatan lain selain kampus dan kecenderungan arah perkembangan kota.Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengembangan suatu kawasan dengan kampus sebagai magnit pernicunya.
INFILTRASI TANAH DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO, PROPINSI JAWA TENGAH Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.098 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13262

Abstract

ABSTRAKĀ Tujuan penelitian ini adalah uniuk mengetahui laju infiltrasi tanah di daerah penelitian serta menganalisis pengaruh faktor penggunaan lahan dan jenis tanah terhadap besar kecilnya laju infiltrasi di daerah penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran infiltrasi dengan menggunakan ring infiltrometer ganda. Penentuan titik pengukuran dilakukan secara purposive sampling dengan memperhatikan faktor penggunaan lahan dan jenis tanah, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan persamaan Horton.Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi tanah di daerah penelitian berkisar antara 0,002 cm/menit dan 0,079 cm/menit, dengan rata-rata 0,0132 cm/menit. Nilai ini tergolong rendah, sehingga diperkirakan di daerah penelitian terjadi limpasan permukaan yang cukup tinggi. Ditinjau dari faktor penggunaan lahan, tegalan mempunyai laju infiltrasi tertinggi, disusul oleh permukiman dan terendah adalah sawah. Ditinjau dari faktorjenis tanah, jenis Mediteran mempunyai laju infiltrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada jenis Grumusol. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa perbedaan jenis tanah relatif lebih berpengaruh terhadap laju infiltrasi air Ice dalam tanah dibandingkan dengan perbedaan penggunaan lahan. Berdasarkan agihannya, daerah yang terletak di dekat Bengawan Solo umumnya mempunyai nilai laju infiltrasi yang lebih besar dibandingkan dengan daerah yang berada lebih jauh dari sungai. Untuk kapasitas infiltrasi hal ini berlaku sebaliknya.
KAJIAN EKSISTENSI WANITA TANI DI DAERAH PERKOTAAN STUDI KASUS PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN PERAN WANITA TANI DI KOTA YOGYAKARTA Luthfl Muta'ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.692 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13263

Abstract

ABSTRAKĀ Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan peran wanita tani di daerah perkotaan. Penelitian ini bersifat deskriptifeksploratif, dengan menggunakan metode survai. Responden yang menjadi obyek kajian adalah wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani (wanita tani), balk sebagai pekerjaan pokok maupun sampingan. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta dengan mengambil 2 sampel desa pertanian berdasarkan intensitas konversi, yaitu Desa Pandeyan dan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo.Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung semakin meningkat. Secara keruangan, semakin mendekati pusat kora semakin tinggi intensitas konversi lahan pertanian. Menurunnya luas lahan pertanian diikuti oleh menurunnya produksi sektor pertanian dan konlribusinya terhadap ekonomi wilayah. Penguasaan lahan semakin menyempit, lebih dari 87% rumah tangga petani tergolong petani gurem, dengan luas penguasaan lahan kurang dari 0,5 ha. Akibatnya kondisi kesejahteraan petani umumnya dan wanita tani khususnya di perkotaan semakin menurun. Marginalisasi wanita tani terutama dirasakan oleh golongan rumahtangga wanita tani non pemilik yaitu wanita buruh tani. Golongan wanita tani pemilik maupun sebagian petani penyewa, memperoleh keuntungan dari penjualan dan alih fungsi lahan. Transformasi rnata pencaharian terjadi dalam jumlah relatifkecil. Sebagian besar masih menganggap petani sebagai pekerjaan pokok Perkembangan sektor non pertanian di perkotaan kurang dapat diakses oleh wanita Ian! kola. Seiring dengan perkembangan waktu, eksistensi wanita tani semakin menurun, baik dalam jumlah maupun perannya.Hasil studi merekomendasikan perlunya disusun arahan kebyaksanaan yang bertujuan untuk melindungi existensi petani dan wanita tani khususnya non pemilik dan menjamin keberlangsungan pekerjaan dan penghasilan mereka. Kebijaksanan tersebut antara lain : (I) pemberdayaan petani dan wanita tani, khususnya peningkatan ketrampilan non pertanian (2) pemanfaatan lahan dan kegiatan pertanian yang masih ada secara optimal (menggarap lahan tidur), dan (3) pengendalian luas dan arah konversi lahan pertanian.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue