cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia" : 5 Documents clear
PEMANFAATAN INFORMASI KERAWANAN GERAKAN MASSA UNTUK PENILAIAN KEMAMPUAN LAHAN DI SUB-DAS MAETAN, DAERAH ALIRAN SUNGAI LUK ULA JAWA TENGAH Junun Sartohadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.427 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13286

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bermaksud mengkaji pemanfaatan inform as! kerawanan gerakan massa untuk penilaian kemampuan lahan. Secara rind penelitian ini bertujuan untuk: (I) mengkaji kondisi geomorfologi-tanah daerah penelitian, (2) mengkaji tingkat kerawanan gerakan massa di daerah penelitian, (3) melakukan evaluasi kemampuan lahan daerah penelitian, dan (4) memberikan rekomendasi bentuk penggunaan lahan yang sesuai.Metode yang diterapkan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan pendekatan geomorfologi-tanah. Satuan bentuklahan-tanah dijadikan dasar sebagai satuan evaluasi tingkat kerawanan gerakan massa dan kemampuan Iahan di daerah penelitian. Penelitian ini menerapkan teknik penginderaanjauh dan SIG untuk memudalikan dalam melakukan analisis morfologi, molfoarrangement, dan marfob-onalogi satuan bentuklahan-tanah yang ada di daerah penelitian. Tingkat kerawanan gerakan massa ditentukan berdasarkan teknik pembobotan dan pengharkatan (skoring). Evaluasi kemampuan lahan dilakukan dengan menerapkan metode matching menurut kriteria Arsyad (2000) yang dimodifikasi dengan memanfaatkan data tingkat kerawanan gerakan massy. Bentuk penggunaan lahan beserta teknik konservasi yang sesuai di daerah penelitian dirumuskan berdasarkan pendekatan teoritis untuk tujuan pengendalian erosi dan gerakan massa.Berdasarkan penerapan kriteria klasifikasi kemampuan lahan menurut Arsyad (2000) daerah penelitian mempunyai klas kemampuan lahan II, III, IV, VI, VII, dan VIII. Jika kriteria klasifilcasi Arsyad (2000) ditambah dengan gerakan massa, maka kemampuan lahan di Sub DAS Maetan berkisar dart klas VI hingga klas VIII. Bentuk penggunaan lahan untuk usaha pertanian tanaman padi adalah kurang sesuai di daerah penelitian. Penerapan teknik konservasi secara mekanik dengan (eras juga kurang sesuai karena telah terbulai meningkatkan kerawanan gerakan massa. Penggunaan lahan untuk usaha penggembalaan adalah yang disarankan agar pemanfaatan lahan di daerah penelitian dapat lestari. Lahan penggembalaan perlu dikombinasikan dengan teknik konservasi secara mekanik berupa sistem drainase menuruni lereng.
DISTRIBUSI AIRTANAH ASIN DI DATARAN PANTAI KOTA SEMARANG DAN KESEDIAAN MEMBAYAR PENDUDUK DALAM PERBAIKAN KONDISI SUMBER AIR Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.845 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13287

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini rnempunyai empat sujuan. Pertama, mengidentifikasi dan menganalisis kondisi kualitas airtanah. Kedua, menganalisis faktor faktoryang menyebabkan terdapatnya airtanah asin di daerah penelitian. Ketiga, mengidentifikasi dan mengana-lisis daerah-daerah yang masih mempunyai kandungan air tawar dan keempat, menghitung dan menganalisis besarnya kesediaan membayar (WTP) penduduk di daerah penelitian dalam perbaikan kondisi sumber air. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengambilan 59 sampel airtanah dan empal sampel air sungai. Disamping flu, juga dilakukan pengukuran geofisika permukaan di 30 titik dan wawancara terhadap 118 responden. Penentuan sampel airtanah dilakukan secara stratified random sampling, sedangkan penentuan sampel air sungai, titik pengukuran geofisika permukaan dan pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling.Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi kualitas airtanah digunakan analisis spasial dan analisis statistik. Untuk menganalisis distribusi air asin digunakan metode Revelle dengan menghitung rasio 1C11/(11-1CO3-j-F [C01]), sedangkan metode Kloosterman dengan diagram Piper segiempat digunakan untuk menganalisis faktor penyebabnya. Untuk mengidentifikasi keberadaan air tawar dilakukan pendugaan geolistrik yang kemudian dianalisis menggunakan program Schlumberger O'Neil. Selanjutnya, untuk menghitung dan menganalisis besarnya kesediaan membayar (WTP) digunakan analisis CVM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa airtanah di daerah pantai mengandung DHL, kesadahan, kalsium, magnesium, nairium, kalium, klorida, sulfa! dan salinitas dalam konsentrasi tinggi. Kesimpulan ini juga didukung oleh hasil analisis statistik. Diketahuijuga bahwa sebagian besar airtanah di daerah penelitian telah tercemar air asin dengan tingkat keterpengaruhan yang bervariasi. Pencemaran air asin tersebut terutama disebabkan oleh air evaporit. Hasil analisis geolistrik menunjukkan bahwa di bawah lapisan air asin, dapat ditemukan lapisan air tawar dengan kedalaman dan produktivitas yang bervariasi. Selanjutnya, hasil analisis CYM menunjukkan bahwa penduduk daerah penelitian bersedia membayar perbaikan kondisi sumber air lebih tinggi daripada harga air dari PDAM yang berlaku pada saat ini.
POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN KAITANNYA DENGAN TATA RUANG DI KAWASAN LERENG MERAPI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Luthfi Muta'ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.341 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13288

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan perkembangan wilayah kawasan lereng Merapi yang dikalikan dengan peruntukan fungsi tata ruang. Lingkup wilayah dan unit analisis adalah seluruh desa di kawasan pengembangan Lereng Merapi, yaitu sejumlah 206 desa yang tersebar di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Banta Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis, dengan menggunakan data sekunder. Potensi perkembangan wilayah diidentifikasi dengan indikator demografis, karakteristik social ekonomi, penggunaan lahan dan infrastruktur, dan aksesibilitas. Sedangkan data peruntukan ruang dikelompokkan dalam peruntukan fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Teknik analisis yang digunakan antara lain stalistik deskriptip, penentuan tipologi wilayah, analisis deskriminan, shift analysis, dan pemetaan. Hasil penelitian menunjukkan, pola perkembangan wilayah di kawasan lereng Merapi terkonsentrasi di bagian tengah (kota Yogyakarta dan pinggirannya) dan menuju kearah lereng atas (Kabupaten Sleman). Pada fungsi budidaya, sebagian besar wilayah bertipe 1: (besar tumbuh) berada di daerah perkotaan dan perluasannya, sedangkan wilayah ripe 1l (kecil tumbuh) urnumnya berfungsi sebagai daerah pertanian lahan basah. Pada peruntukan fungsi lindung, khususnya lindung bawahan (resapan air), terdapat 36,7% (18 desa) yang berpotensi berkembang pesat. Analisis basis ekonomi juga menunjukkan bahwa potensi perkembangan wilayah tinggi, akan diiringi oleh pergeseran menguatnya peran sektor non pertanian. Tipologi wilayah menurut fungsi kawasan dapat digunakan sebagai dasar dalam determinasi perkembangan wilayah, karena memiliki tingkat perbedaan yang signifikan antara fungsi lindung dan budidaya. Gejala potensi perkembangan wilayah yang tinggi di lereng bagian tengah dan atas yang berfungsi sebagai kawasan lindung dan resapan tidak menguntungkan dart sisi ekologis, dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan untuk menggeser arah perkembangan kawasan lereng Merapi ke arah barat dan selatan, dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan baru. Selain itu perlu kontrol dan pengenclallan peruntukan fungsi taia ruang secara ketat terutama pada wilayah ape I dan 11. Sedangkan untuk mengembangkan desa-desa yang memiliki not (MCI rpnclah (tine diperlukan redistribusi hasil-hasil pembangunan.
BAHAYA EROSI PERMUKAAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suratman Worosuprojo
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.971 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13289

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat bahaya erosi dan menentukan prioritas area konservasi. Sebagai pendekatan adalah satuan lahan yang diperoleh dengan cara interpretasi foto udara dengan mempertimbangkan relief litologi, genesis, dan penggunaan lahan. Sampel penelitian dipilih berdasarkan satuan lahan. Data yang dikumpulkan adalah curah hujan, lereng, tanah, tanaman, konservasi lahan. Prediksi erosi ditentukan dengan rnenerapkan formula USLEsedangkan tingkat bahaya erosi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan besar erosi dan tebal tanah. Hasil Penelitian ini adalah erosi permukaan pada tingkat sangat ringan seluas 6.450 ha, erosi permukaan pada tingkat ringan seluas 8.650 ha, erosi permukaan pada tingkat sedang seluas 23550 ha, erosi permukaan pada tingkat berat seluas 18.400 ha, dan erosi permukaan pada tingkat sangat berat seluas 53.540 ha. Prioritas area konservasi terdapat pada perbukitan-pegunungan dengan penggunaan lahan tegalan yang berada di Pegunungan Baturagung dan Perbukitan Salusional.
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Rika Harini; Sri Rum Giyarsih; Sri Rahayu Budiani
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.117 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13285

Abstract

ABSTRAK Tantangan pembangunan dimasa depan adalah terwujudnya ntasyarakat yang adil termasuk keadilan dan pemerataan antar daerah. Hal tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan pembangunan sektoral yang bertumpu pada pembangunan pusat-pusat pertumbuhan, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan utama yang perlu adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas daerah sesuai dengan potensi ekonomi dan sektor-sektor unggulan wilayah dikembangkan. Selain itu program-program pembangunan ditekankan pada penciptaan kerja baik pada sektor pertanian maupun non pertanian.Penelitian ini berusaha untuk mengetahui sektor unggulan dan pertumbuhannya serta bagaimana penyerapan tenaga kerja dari masing-masing sektor perekonomian. Lokasi penelilian Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data runtun waktu (times series) antara tahun 1993-2001 berupa data PDRB dan data ketenagakerjaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa an tar kabupaten/kota memiliki sektor unggulan yang berbeda-beda. Sektor pertanian (sektor primer) menjadi sektor unggulan pada Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung KiduL Sedangkan di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang menjadi sektor unggulan hanya pada sektor sekunder dan tersier. Sektor industri pengolahan; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Sleman. Sedangkan di Kota Yogyakarta sektor listrik, gas dan air bersih; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa.Pada Kabupaten Bantu' dan Kabupaten Kulon Progo memiliki nilai pertumbuhan ekonomi yang lambat jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Semua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki penyerapan tenaga kerja paling tinggi pada sektor pertanian, sedangkan untuk Kota Yogyakarta yang paling tinggi penyerapan tenaga kerjanya adalah sektor jasa.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2005 2005


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue