cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia" : 10 Documents clear
Metode CTA dengan Teknik Data Mining Citra Landsat-8 untuk Klasifikasi Penggunaan Lahan Cahya Budi Perwitagama; Mohammad Pramono Hadi; Nur Mohammad Farda
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5703.348 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13112

Abstract

ABSTRAK Kajian mengenai metode non-parametrik Classification Tree Analysis (CTA) menggunakan teknik data mining untuk aplikasi penginderaan jauh masih belum banyak dilakukan. Sehingga diperlukan penelitian mengenai kemampuan CTA dalam menangani data yang cukup banyak, dengan memanfaatkan kelebihan CTA untuk aplikasi penginderaan jauh. Kombinasi parameter CTA dan data masukan, serta penerapannya pada dua skema klasifikasi yang berbeda tingkat kerinciannya, memerlukan pengujian terkait dengan tingkat akurasi yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan melakukan simulasi dari beberapa kombinasi parameter untuk mengetahui tingkat akurasi hasil klasifikasi, dan memperoleh pohon keputusan dari hasil KDD. Serta menganalisis akurasi metode non-parametrik CTA dengan teknik data mining untuk klasifikasi penggunaan lahan menggunakan citra Landsat-8 OLI,dan menerapkan hasil KDD pada daerah lain. Klasifikasi diperoleh dengan melakukan simulasi beberapa parameter CTA dan data masukan. Parameter aturan pemisah (splitting rules) dalam CTA, yaitu Ratio, Entropy, dan Gini. Parameter pemangkas (pruning), yaitu 0%, 1%, 5%, dan 10%.Beberapamasukan data klasifikasi, antara lain adalah citraLandsat-8 tujuhsaluran, transformasi citra (NDVI, NDWI, BI, NDBI, dan PCA), serta filter tekstur variance danmean(jendela bergerak 3x3 dan 5x5). Data non-spektral, yaitu data ketinggian dan data kemiringan lereng. Dua tingkat skema klasifikasi penggunaan lahan, yaitu Level I (5 kelas) dan Level II (8 kelas). Pohon keputusan yang diperoleh dari hasil pembelajaran dengan akurasi terbaik kemudian diterapkan pada daerah lain yang memiliki karakteristik mirip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi parameter terbaik adalah atribut pemisah Gini,pruning 1%, filter tekstur dengan jendela bergerak 5x5, dan skema Level I yaitu dengan akurasi keseluruhan 96,71%, kappa 0,9504, dan waktu proses 3,388 detik. Penerapannya pada daerah lain, menghasilkan akurasi keseluruhan 93,27% dengan kappa 0,8923. Tingkat akurasi terbaik yang diperoleh pada daerah penelitian maupun penerapannya pada daerah lain, lebih besar dari 90%.Sehinggadiharapkanmetode ini dapat menjadi alternatif metode untuk terapan kebijakan penggunaan lahan, dan klasifikasi penggunaan lahan berbasis penutup lahan setara dengan skala 1:100.000. ABSTRACT The study of non-parametric methods Classification Tree Analysis (CTA) using data mining techniques for remote sensing applications is still much to do, so it require studies on the CTA's ability to handle quite a lot of data, by utilizing CTA advantages for remote sensing applications. The combination of parameter CTA and data input, as well as its application on two different detail levels of land use classification scheme, require testing related to the level of accuracy that is generated. This studies aimed to simulate multiple combinations of parameters to determine the level of accuracy of the classification results, and obtain a decision tree from KDD results. And to analyze the accuracy of non-parametric methods CTA with data mining techniques for land use classification using Landsat-8 OLI, and apply the results of KDD on another area. The classification is obtained by performing simulations on several parameters CTA and data input. There are three splitting rules parameter in CTA, i.e. Ratio, Entropy, and Gini. Pruning parameter, i.e. 0%, 1%, 5%, and 10%. There are several inputs of the classification data, namely seven bands of Landsat-8 OLI imagery, image transformation (NDVI, NDWI, BI, NDBI, and PCA), as well as texture filter variance and texture filter mean (moving window 3x3 and 5x5). Non-spectral data, i.e.elevation data and slope data. And two-level land use classification scheme, i.e. Level I (5 classes) and Level II (8 classes). The decision tree that obtained from the best accuracy of the learning outcomes then applied to another area with similar characteristics. The results showed that the best parameter combination are a splitting attribute Gini, pruning 1%, texture filter with 5x5 moving window,and Level I scheme, with an accuracy of 96.71%, kappa 0.9504, and processing time 3.388 sec. Its aplication on another area, resulting an overall accuracy 93.27% with kappa 0.8923.The best accuracy rate obtained in this study and its application on another area was greater than 90%. Therefore this method is expected could be an alternative method for land use policy application, and land use classification based on land cover commensurate to a scale of 1:100,000.
Pengaruh Pusat Pertumbuhan Wilayah Terhadap Konversi Lahan Pertanian dan Swasembada Pangan Beras di Kabupaten Pringsewu Muhtarom Muhtarom; Luthfi Muta’ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3190.742 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13118

Abstract

ABSTRAK Pesatnya kemajuan dan perkembangan Kabupaten Pringsewu memicu perkembangan tingkat penggunaan dan penurunan ketersediaan pangan beras. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi struktur pusat pertumbuhan di Kabupaten Pringsewu, (2) menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap konversi lahan dan (3) menganalisis pengaruh konversi lahan terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Pringsewu. Metode pengambilan data adalah survei instansioner, sedangkan tekhnik analisis data menggunakan skoring, klasifikasi dan analisis skalogram. Hasil penelitian menunjukkan distribusi desa pusat pertumbuhan dan hinterland-nya yaitu 2 desa teridentifikasi sebagai pusat pertumbuhan (hirarki I) dan 15 desa sebagai hinterland-nya (hirarki II). Wilayah pusat pertumbuhan dan pinggiran menjadi wilayah dengan tingkat konversi tinggi sampai sedang, sedangkan konversi lahan sawah dengan tingkat rendah di dominasi oleh desa dalam hirarki III. Laju konversi yang terjadi berpengaruh terhadap luas tanam, luas panen dan produksi padi sawah  di Kabupaten Pringsewu. ABSTRACT The rapid progress and development of Pringsewu district trigger the development of land use and the decline in availability of food rice. The aims of this study is (1) to identify the structure of the growth center in the Pringsewu District, (2) analyze the effect of the growth center to the land conversion and (3) analyze the effect of the conversion of land to food security in the Pringsewu District. The data taked by  survey method, while the analysis techniques  of data using scoring, classification and analysis scalogram. The results showed the  distribution of rural growth centers and its hinterland are two villages identified as a growth center (hierarchy I) and 15 villages as its hinterland (hierarchy II). The region of growth center and its hinterland are a high levels of conversion area and moderate, while the conversion with low levels is dominated by the villages in hierarchy III. The rate of conversion that occurs affects the planting area, harvested area and production of paddy rice.
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Analisis Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kawasan Perkotaan Klaten Eni Susanti; Iswari Nur Hidayati
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2725.879 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13113

Abstract

ABSTRAK Keberadaan RTH Hijau mulai tergusur oleh adanya pembangunan bangunan-bangunan baru di kawasan perkotaan. Salah satu fungsi dari RTH adalah sebagai pengatur dan penyeimbang iklim mikro. Citra ALOS Pan-Sharpened digunakan untuk interpretasi RTH dan penggunaan lahan. Hasil akhir penelitian ini adalah peta distribusi suhu udara, kelembaban relatif, dan kecepatan angin di kawasan perkotaan Klaten, tingkat hubungan antara kerapatan RTH terhadap iklim mikro, pola RTH terhadap iklim mikro, dan penggunaan lahan terhadap iklim mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra ALOS Pan-Sharpened memberikan ketelitian interpretasi kerapatan RTH sebesar 81,05%, untuk interpretasi pola RTH sebesar 93,68%, dan interpretasi penggunaan lahan sebesar 94,97%. Kerapatan RTH berpengaruh terhadap suhu udara 60,6%, kelembaban udara 80%, kecepatan angin 5,2%. Pola vegetasi RTH kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap iklim mikro. Pengaruh penggunaan lahan terhadap iklim mikro adalah rendah, dimana lebih dipengaruhi oleh ketersediaan RTH , tingkat kepadatan bangunan, geometri bangunan, dan emisi gas kendaraan bermotor. ABSTRACT The presence of Open Green Space is threatened by conversion to new buildings in urban areas. One of the function of Open Green Space is as a regulator and  balancing of micro climate. ALOS Pan-Sharpened images was used to Open Green Space and land use interpretation. The final result of this research is a distribution map of air temperature, relative humidity, and wind speed in Klaten’s urban areas, relations level between Open Green Space density to the micro climate, Open Green Space pattern to the micro climate, and land use to the micro climate. The result of this research showed that interpretation accuracy of Open Green Space density provided by ALOS Pan-Sharpened was 81,05%, interpretation of Open Green Space pattern was 93,68%, and interpretation of land use was 94,97%. On the other hand, Open Green Space density affect to the air temperature was 60,6%,  to the air humidity was 80%, and to the wind speed was 5,2%. Vegetation patterns of Open Green Space gave less significant influence to the micro climate which marked by very weak correlation between many vegetation patterns of Open Green Space with air temperature, air humidity, and wind speed. Land use impact to the micro climate were low,  where air temperature, air humidity, and wind speed were more influenced by buildings density level, building geometry, gas emissions from vehicles, and Open Green Space availability.
Kerangka Aset Rumah Tangga Miskin dalam Peristiwa Banjir Pasang Surut di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan Novi Maulida Ni’mah; Djarot Sadharto; Djati Mardiatno
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1753.633 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13119

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang penghidupan rumah tangga miskin dalam konteks bencana banjir pasang surut di Kota Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui aset dan (2) dampak banjir pasang surut terhadap aset. Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive exploratory dan field research yang dibahas secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan aset rumah tangga miskin dan dampak banjir pasang surut terhadap aset. Pemanfaatan aset oleh rumah tangga miskin di Kecamatan Pekalongan Utara dilakukan sesuai mata pencaharian yang dimiliki yaitu sektor pertanian dan perikanan serta sektor industri, perdagangan, dan jasa. Sektor pertanian dan perikanan bergantung pada natural asset yaitu laut, sungai, dan lahan, sedangkan sektor industri, perdagangan, dan jasa bergantung pada physical asset yaitu rumah, alat transportasi, dan alat bekerja. Kerusakan kedua aset tersebut akibat bencana banjir pasang surut telah menghambat peningkatan kesejahteraan hidup. ABSTRACT This study discusses the livelihoods of poor households in the context of tidal flood in Pekalongan City. The purpose of this study was (1) to know the assets and (2) to determine the impact of tidal flood to assets. This study used descriptive exploratory and field research approach which discussed in qualitative descriptive with outline of assets of poor households and the impact of tidal flood to assets. Utilization of assets by poor households in the Pekalongan Utara District done according owned livelihood that is agriculture and fisheries sectors as well as industry, trade, and services. Agriculture and fisheries rely on the natural assets of the sea, river and land, while the industrial sector, trade, and services depend on the physical asset of a house, transportation, and work tools. Damages to the two assets caused by flood tides have prevented an increase in welfare.
Errata: Kerangka Aset Rumah Tangga Miskin dalam Peristiwa Banjir Pasang Surut di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan Novi Maulida Ni’mah; Djarot Sadharto; Djati Mardiatno
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.453 KB) | DOI: 10.22146/mgi.17332

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang penghidupan rumah tangga miskin dalam konteks bencana banjir pasang surut di Kota Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui aset dan (2) dampak banjir pasang surut terhadap aset. Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive exploratory dan field research yang dibahas secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan aset rumah tangga miskin dan dampak banjir pasang surut terhadap aset. Pemanfaatan aset oleh rumah tangga miskin di Kecamatan Pekalongan Utara dilakukan sesuai mata pencaharian yang dimiliki yaitu sektor pertanian dan perikanan serta sektor industri, perdagangan, dan jasa. Sektor pertanian dan perikanan bergantung pada natural asset yaitu laut, sungai, dan lahan, sedangkan sektor industri, perdagangan, dan jasa bergantung pada physical asset yaitu rumah, alat transportasi, dan alat bekerja. Kerusakan kedua aset tersebut akibat bencana banjir pasang surut telah menghambat peningkatan kesejahteraan hidup.  ABSTRACT This study discusses the livelihoods of poor households in the context of tidal flood in Pekalongan City. The purpose of this study was (1) to know the assets and (2) to determine the impact of tidal flood to assets. This study used descriptive exploratory and field research approach which discussed in qualitative descriptive with outline of assets of poor households and the impact of tidal flood to assets. Utilization of assets by poor households in the Pekalongan Utara District done according owned livelihood that is agriculture and fisheries sectors as well as industry, trade, and services. Agriculture and fisheries rely on the natural assets of the sea, river and land, while the industrial sector, trade, and services depend on the physical asset of a house, transportation, and work tools. Damages to the two assets caused by flood tides have prevented an increase in welfare. 
Risiko Kerugian Akibat Longsor di Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Fathiyya Ulfa; Eko Kusratmoko; Adi Wibowo
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2743.145 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13114

Abstract

ABSTRAK Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki riwayat kejadian longsor tertinggi di Indonesia. Salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang sering terjadi longsor adalah Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Pada dua tahun terakhir telah terjadi dua kali pergerakan tanah di daerah yang berbeda di Desa Cibanteng. Penelitian ini bertujuan memprediksi besar risiko kerugian bencana longsor pada masa akan datang sehingga bantuan saat terjadi longsor dapat dioptimalkan. Untuk memprediksi besar risiko kerugian digunakan variabel bahaya, kerentanan dan kapasitas kebencanaan longsor. Masing-masing variabel memiliki beberapa indikator tertentu yakni penggunaan tanah, lereng, dan kepadatan penduduk. Penghitungan risiko kerugian dilakukan menggunakan metode overlay masing-masing variabel. Hasil penelitian adalah berupa prediksi risiko kerugian sebesar Rp. 10,1 milyar. Besar risiko kerugian tersebut didapat dari nilai bangunan, jaringan jalan, jaringan listrik dan produktivitas pertanian. Penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah risiko bencana longsor mendominasi dibagian selatan Desa Cibanteng. ABSTRACT West Java Province is a province have a high landslide history in Indonesia. One of the area in West Java Province which often occuring a landslide is Cibanteng Village, Sukaresmi District, Cianjur Regency. In the last two years has been soil movement twice in different areas in the village Cibanteng. This study aims to predict big losses from landslides in future so that assistance can be optimized during a landslide. To predict the risk of loss used hazards variable, vulnerabilities and capacities of landslide disasters. Each variables have some specific indicators namely landuse, slope, and population density. The calculation of losses risk using overlay method in each variable. The results are prediction of losses risk of Rp. 10.1 billion. Great of losses risk can be assessed from value of building , road networks, electricity networks and agricultural productivity. This study shows that risk of landslides dominated in southern of Cibanteng Village.
Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Pengembangan Pariwisata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Roland Sinulingga; Muhammad Baiquni; Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3233.524 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13120

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk (a) menganalisis kondisi ketersediaan air di Pulau Pari, (b) menganalisis kondisi kualitas air di Pulau Pari, (c) menganalisis kebutuhan air dan proyeksinya untuk masa yang akan datang di Pulau Pari, dan (d) merumuskan strategi pengelolaan sumberdaya air untuk pariwisata di Pulau Pari. Metode penelitian terdiri atas perhitungan neraca air, kebutuhan air, metode geometrik, analisis deskriptif, dan analisis SWOT. Pengambilan sampel air dan penduduk menggunakan metode purposive, sedangkan sampel wisatawan menggunakan metode accidental random sampling. Hasil akhir penelitian ketersediaan airtanah di Pulau Pari sebesar 290000,48 m3/tahun. Kualitas airtanah di lokasi penelitian tergolong baik. Besarnya kebutuhan air tahun 2013 sebesar 46381,947 m3/tahun. Pada tahun 2018 menjadi 54443,953 m3/tahun dan pada tahun 2023 mengalami peningkatan menjadi 63548,472 m3/tahun. Prioritas utama strategi pengelolaan sumberdaya air untuk pariwisata yaitu membuat kebijakan pembatasan pengunjung agar kelestarian pulau dan sumberdaya air tetap terjaga. ABSTRACT This study aims to (a) analyze water availability conditions in Pari Island, (b) analyze the water quality conditions in Pari Island, (c) analyze water demand and water projections for the future in Pari Island, and (d) formulate strategies management water resources for tourism in Pari Island. The research method consists of the calculation of the water balance, water requirements, geometric methods, descriptive analysis, and SWOT analysis. Water sampling and settlement using purposive method, tourist’s samples using accidental random sampling. The final results of The amount of soil water availability in Pari Island of 290000,48 m3 / year. Groundwater quality in the study area are classified as good. The amount of water demand in 2013 amounted to 46381,947 m3 / year. In 2018 became 54443,953 m3 / year and in 2023 increased to 63548,472 m3 / year. First priority water resource management strategy for tourism is make a visitor restriction policies for sustainability of water resources of the island and can make environment maintained.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Penduduk Pendatang Asal Luar Bali Sebagai Pedagang Kaki Lima di Kota Denpasar I Gede Made Yudi Antara; Lutfi Muta’ali; Wiwik Puji Mulyani
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1920.546 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13115

Abstract

ABSTRAK Sektor informal di perkotaan memicu pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi. Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) dalam sektor informal telah mendominasi sektor lapangan pekerjaan di wilayah Kota Denpasar. Hal ini didorong oleh kurangnya pendapatan dan potensi keuntungan yang akan diperoleh di Kota Wisata Bali. Penelitian menggunakan metode quota sampling sebanyak 100 orang PKL secara purposif dengan pertimbangan yaitu jumlah penduduk terbesar, lokasi pusat perdagangan dan bisnis, dan keterjangkauan lokasi penelitian.  Hasil penelitian menunjukkan sebagian PKL berusia 20-40 tahun dengan proporsi 75% adalah laki-laki. Sebanyak 73% PKL telah tinggal di Denpasar selama kurang lebih 10 tahun. PKL yang datang ke Bali sebelumnya juga bekerja sebagai pedagang dengan pendidikan terakhir SMP/SMA. Rata-rata pendapatan bersih PKL sebesar Rp5.527.272,73,- per bulan telah layak diatas UMR tahun 2015 yaitu sebesar Rp 1.800.000,-. Kawasan wisata mempunyai pendapatan paling besar dibandingkan kawasan perdagangan dan bisnis. Umur, tingkat pendidikan, curahan jam kerja, lama usaha, modal, dan lokasi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan dengan nilai R2 hasil regresi linier ganda sebesar 0,667. ABSTRACT The informal sector in urban areas cause the growth of high labor. The existence of street vendors (PKL) in the informal sector has been dominated sector jobs in Denpasar region. It is driven by a lack of income and the potential benefits will be gained in tourism city of Bali. The study is using quota sampling of 100 people, purposively with consideration that populous center of trade and business location, and affordability study sites. The results shows that most vendors aged 20-40 years with proportion 75% were male. As many as 73% of PKL has lived in Denpasar for more than 10 years. Street vendors who come to Bali previously worked as a trader with the latest education junior high / high school. The average net income amounted Rp5.527.272,73 PKL, - every month have been worth over UMR 2015 was Rp 1.800.000, -. Tourist areas have the most revenue compared to the trade and business. Age, level of education, the outpouring of working hours, long effort, capital and business location has a positive impact on revenue to the value of R2 result of multiple linear regression of 0.667.
Perhitungan Volume dan Karakterisasi Material Endapan Erupsi Gunungapi Kelud Tahun 2014, di Sungai Bladak Bagian Hulu Dengan Metode Geofisika Anastasia Neni Candra Purnamasari; Junun Sartohadi; Wahyudi Wahyudi
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2011.109 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13111

Abstract

ABSTRAK Erupsi Gunungapi Kelud pada 13 Februari 2014 menghasilkan material endapan di hulu Sungai Bladak dalam jumlah yang sangat besar.Endapan hasil erupsi yang terdapat di hulu sungai berpotensi sebagai material lahar bagi wilayah di hilir.Upaya mitigasi untuk mengurangi bencana banjir lahar memerlukan informasi volume material endapan. Selain itu, informasi karakteristik fisik material endapan juga penting untuk pemanfaatannya bagi masyarakat. Penelitian untuk mengetahui volume material endapan dilakukan dengan menggunakan metode geofisika pada pengukuran ketebalan dari material endapan.Metode geofisika yang digunakan adalah metode mikroseismik dan metode seismik refraksi.Hasil yang didapatkan dari pengolahan data lapangan mikroseismik adalah nilai frekuensi natural (f0) dari setiap titik pengukuran mikroseismik. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data lapangan seismik refraksi adalah kecepatan gelombang P dari material endapan, dimana kecepatan gelombang P akan diturunkan sehingga didapatkan kecepatan gelombang S. Kecepatan gelombang S akan digunakan untuk penghitungan ketebalan material endapan yang digabungkan dengan nilai frekuensi natural dengan rumus h=Vs/4f0. Berdasarkan ketebalan material endapan yang didapatkan dari hasil penghitungan setiap titik mikroseismik, kemudian dibuat kontur ketebalan material endapan dan dilakukan penghitungan volume material endapan. Karakterisasi material endapan dilakukan dengan cara menghitung persentase pumice dan nonpumice secara fisual menggunakan foto lapangan. Ketebalan endapan pumice di permukaan lahan dianalisis persebarannya menurut satuan-satuan lereng. Volume material endapan yang didapatkan dari hasil penelitian sebesar 27,6 juta m3. Hasil karakterisasi material diketahui bahwa pumice pada material endapan yang ada di hulu Sungai Bladak 91,82 % dan sisanya 7,18 % adalah nonpumice. Jumlah pumice yang sangat banyak tersebut merupakan sumberdaya alam yang bernilai ekonomi tinggi. Pumice dapat digunakansebagai bahan bangunan ringan, tembok kedap suara, dan juga dapat sebagai bahan penggosok kain jean/denim dan mungkin masih ada jenis pemanfaatan lainnya. Ketebalan endapan pumice tidak berkorelasi dengan satuan-satuan lereng permukaan lahan. ABSTRACT Kelud volcano had erupted on February, 13th2014, it produced a huge ammount of material at the upstream of Bladak River. That materials potentially to be material flood in downstream area. The mitigation efforts to minimize flood hazard require volume information of the materials at the upstream. Moreover, information of physical characteristics of the materials is valuable for people at the surrounding areas. Volume assessment and materials characteristics were carried out through field measurements. The volume assessment of materials was done by using geophysical methods to estimate sediment thickness. Kind of geophysical methods applied was microseismic method and seismic refraction. The results obtained from microseismic data processing was the value of natural frequency (f0) at each microseismic measurement point. The results obtained from seismic refraction data processing was the P wave velocity of sediment material, in which the P wave velocity will be derivatived to obtain the S wave velocity. The S wave velocity used for calculating the thickness of sediment combined with the value of natural frequency through the formula of h = Vs/4f0. The isopach line was produced through interpolation of sediment thickness measurement points. Later, the isopach lines were applied for volume assessment. Characterization of sediment material was done by calculating the percentage of pumice and non-pumice. The sediment material characterization data was processed manuallythrough field photoes analysis. The data processing result were then analyzed descriptively.Materials thickness of pumice in land surface was analyzed according to slope classes. The result of volume assessment of the sediment materials at the upper stream of Bladak River was 27.6 million m3. The sediment at the upper stream of Bladak River consisted of 91.8% of pumice material. The pumice materials might be valuable for local economical generator as those materials have serveral purposes, but should be investigated thoroughly through research. The community in the area surrounding of Bladak River may exploid the materials for building materials or lightweight concrete materials, abrasive cloth jean or denim, etc. There were no significant correlation between land surface slope with the thickness of materials in the upper river catchment of Bladak.
Perbandingan Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kesehatan Menurut Aksesbilitas Wilayah (Kasus Kecamatan Sungai Lilin Dan Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan) Mirna Taufik; Dewi Haryani Susilastuti; Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3695.857 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13116

Abstract

ABSTRAK Sebagai penyelenggara pelayanan publik, pelayanan puskesmas di Kecamatan Sungai Lilin dan Kecamatan Tungkal Jaya selama ini masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Sungai Lilin dan Puskesmas Tungkal Jaya berdasarkan aksesibilitas wilayah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Sungai Lilin dan desa Suka Damai. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Secara umum hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Sungai Lilin dan masyarakat Suka Damai belum puas terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan oleh pihak puskesmas. Hal ini terjadi karena tingginya expektasi responden terhadap sebuah pelayanan. Perlu dibuat standar pelayanan puskesmas yang sesuai dengan kemampuan puskesmas, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan. ABSTRACT As public service providers, health centers at Sungai Lilin and Tungkal Jaya district get complaints from the community. The purpose of the study is to measure level of satisfaction of cesers of community health centers of Sungai Lilin and Tungkal Jaya villages. The study combined guantitative descriptive and analytic approaches with cross sectional design Location of the study at Sungai Lilin and Suka Damai villages. Data were obtained through interview and observation. In general, the analysis shows that most people Sungai Lilin and community Suka Damai not satisfied with the health care that is provided by the clinic. Aspects that are still considered less than satisfactory service responsibility in Sungai Lilin and productivity services in the village Suka Damai. There is a strong negative relationship between service satisfaction with the level of education and income levels and Sungai Lilin Village Suka Damai. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue