cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL
  • JurnalIlmiahHubunganInternasiona
  • Website
ISSN : 26142562     EISSN : 24068748     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIHI can be a reference and literature source for academician in International Relations area as it consists of articles and research reports on International Relations Issues. Articles and research reports are written by academics who is the expert on its field like Security Studies, International Political Economy, Regime, International Organization, Gender and International Relations, Diplomacy, Media and International Relations, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional" : 7 Documents clear
Efektivitas Friends of Nature dalam Meningkatkan Kesadaran Lingkungan di Tiongkok Rohma, Masitoh Nur
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.586 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2652.175-187

Abstract

Isu lingkungan menjadi perhatian publik Tiongkok sejak dekade 1990-an yang turut dipantik oleh berdirinya Friends of Nature (FON) sebagai organisasi lingkungan legal pertama di Tiongkok. Meskipun Tiongkok merupakan negara yang sangat membatasi pergerakan sosial, penerapan undang-undang tentang syarat-syarat berdirinya organisasi kemasyarakatan merupakan salah satu alat hukum bagi legalisasi FON. Dengan regulasi yang ketat dan standardisasi yang tinggi, FON menjadi masyarakat sipil global (MSG) dengan perolehan massa dan sumber dana besar, kontinyuitas agenda yang terjaga, prestis tinggi di dunia internasional, dan perlindungan secara politis dari pemerintah. Peran media dan jaringan yang dibentuk oleh FON juga menjadi faktor bagaimana FON dapat menjadi lebih efektif. Tulisan ini membahas mengenai efektivitas MSG dalam mencapai tujuan-tujuannya. Efektivitas yang dimaksud bukan merujuk pada FON merupakan MSG yang efektif atau tidak dalam menjalankan strategi tetapi mengenai bagaimana FON menjalankan strategi-strateginya untuk dapat bekerja secara lebih efektif dalam mencapai tujuannya.Kata-kata kunci: Friends of Nature, pemerintah, regulasi, massa, sumber dana, strategi, efektivitas
Kegagalan Implementasi REDD+ Ulu Masen Aceh Kurnadi, Andrea Prisca
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.613 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2648.91-132

Abstract

Artikel ini membahas kegagalan implementasi REDD+ Ulu Masen di Aceh pada periode 2007-2012. Kegagalan yang dimaksudkan adalah tidak berjalannya implementasi progam REDD+ serta tidak tercapainya target yang telah disusun. Implementasi program REDD+ mengacu pada multi-level governance yang mengharuskan terjalinnya kemitraan lintas sektor dari level internasional ke nasional, internasional ke sub-nasional, nasional ke sub-nasional dan vice versa. Selain itu, harus terdapat sinergitas serta koordinasi antar aktor pada masing-masing level agar tujuan kolektif yang disusun tercapai. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa kegagalan implementasi REDD+ Ulu Masen disebabkan kemitraan lintas sektor tidak terjalin antara level satu dengan lainnya, serta adanya benturan kepentingan di antara aktor pada masing-masing level. Kata Kunci: koordinasi; multi-level governance, kemitraan lintas sektor; sinergi; REDD+
Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular Sebagai Instrumen Peningkatan Peran Indonesia di Tingkat Global Apresian, Stanislaus Risadi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.082 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2653.189-203

Abstract

Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bukanlah isu baru bagi Indonesia. Sejak Konperensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tahun 1955 di Bandung, saat itulah Indonesia sudah memulai kebijakan kerjasama selatan-selatan. Hingga saat ini berarti sudah 60 tahun lebih Indonesia bergelut dengan kebijakan kerjasama selatan-selatan dan triangular ini. Meskipun demikian, masih ada banyak masalah dalam pengimplementasian kebijakan ini. Tidak semua orang Indonesia memahami isu KSST ini atau perlunya memberikan bantuan ke negara sedang berkembang yang lain sementara masih banyak permasalahan pembangunan di dalam negeri. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa mengapa Indonesia memberikan bantuan luar negeri melalui skema KSST. Selain itu tujuan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan Indonesia dalam mengimplementasikan KSST. Tulisan ini akan menggunakan pendekatan liberal-institusionalisme untuk memahami dan menganalisa isu KSST ini. Argumen utama dari tulisan ini adalah Indonesia dapat menciptakan mutual gain melalui skema KSST dan memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kepentingan kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan global.Kata kunci: Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), Bantuan Luar Negeri, Indonesia, Liberal-Institusionalisme, Kepentingan Kolektif
An Indonesian Democracy: limits of a majoritarian democracy Laksana, Ben Kristian Citto
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.993 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2649.133-142

Abstract

Indonesia has continuously been praised as a successful post-authoritarian country transitioning to democracy. However, seeing the numerous human rights violations in the past decade alone especially towards alternative political, religious and sexual identities, the success of democracy in Indonesia has been put under the spotlight. This raises the question of the development of democracy and the use of democracy in Indonesia in practicing and upholding principles of social equality for all. In this article I wish to provide an overview of majoritarian democracy, a form of democracy that is understood and practiced in Indonesia. A form of democracy that rather than upholding values that safeguards individual rights and diversity, may in fact undermine religious and cultural diversity, enforcing a homogenized national culture and values, which in return may engender human rights violations in the name of national security that it in itself is defined by the majority.
Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia Mendesain Clustering Tujuan Pasar Ekspor Indonesia: Pasar Tradisional vs Pasar Non-Tradisional Sabaruddin, Sulthon Sjahril
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.137 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2654.205-219

Abstract

Studi ini dimaksudkan untuk mengklasifikasi tujuan pasar ekspor Indonesia dengan metode kuantitatif analisis statistik deskriptif selama periode 1962-2015 sehingga dapat menghasilkan sebuah clustering tujuan pasar ekspor Indonesia secara konkrit. Clustering tujuan pasar ekspor Indonesia dibagi menjadi dua macam: pasar tradisional dan pasar non-tradisional (pasar ekspor sudah berkembang dan untapped markets). Hasil analisis menyimpulkan bahwa negara-negara yang masuk dalam kategori pasar tradisional bagi Indonesia sebanyak 12 (dua belas) negara yaitu: Australia, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Malaysia, Filipina, Singapura, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Tiongkok (termasuk Hong Kong). Sedangkan, pada kategori pasar non-tradisional, untuk klasifikasi negara-negara ekspor sudah berkembang ditemukan terdapat sebanyak 9 (sembilan) negara yaitu Belgia, Perancis, India, Arab Saudi, Uni Sovyet (dan Federasi Rusia), Spanyol, Thailand, Trinidad and Tobago, dan Vietnam. Sedangkan untuk kategori pasar yang belum digarap (untapped market) adalah seluruh negara dan entitas ekonomi selain diatas (sebanyak 219 negara dan entitas ekonomi). Secara keseluruhan, hasil studi clustering tujuan pasar ekspor Indonesia ini dapat dikatakan cukup selaras dengan banyak pernyataan yang sebagaimana disampaikan oleh pejabat Pemerintahan RI.Kata Kunci: Diplomasi ekonomi Indonesia, perdagangan, ekspor Indonesia, pasar tradisional, pasar non-tradisional, pasar ekspor sudah berkembang, untapped markets, analisis statistik deskriptifNo Klasifikasi JEL: F14, F15, F17
Efek Liberalisasi di ASEAN bagi Indonesia sebagai Negara Dunia Ketiga Adiyanti, Dwi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.638 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2650.143-157

Abstract

Kerjasama antar Negara anggota ASEAN yang terangkum dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu praktek liberalisasi. MEA yang terangkum dalam empat pilar memiliki dampak signifikan terhadap arah kerjasama antara sepuluh Negara anggota ASEAN. Arah kerjasama dalam peningkatan ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah langkah terpadu dari masing-masing Negara anggota untuk kemajuan komunitas regional di Asia Tenggara. ASEAN sebagai sebuah komunitas regional semakin meningkatkan kiprahnya untuk ikut bersaing dan meningkatkan kerjasama di tingkat regional khususnya dan global pada umumnya. Dalam praktek kerjasama tersebut, terlihat ada usaha dari berbagai Negara untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan ini. Tujuan besar untuk memajukan perekonomian di kawasan Asia Tenggara mendapat respon positif dari semua Negara anggota dengan membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun, dengan berbagai macam masalah perekonomian di masing-masing Negara anggota ASEAN, kerjasama dalam lingkup MEA ini membawa dampak liberalisasi yang tidak semua bisa diikuti oleh Negara anggota ASEAN yang masih tergolong dalam Negara dunia ketiga, salah satunya adalah Indonesia.Kata kunci: masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), negara dunia ketiga, liberalisasi, kerjasama
Ancaman Non-Militer Terhadap Keamanan Nasional di Papua Indrawan, Jerry
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.026 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2651.159-173

Abstract

Pertahanan negara merupakan salah satu elemen pokok suatu negara karena menyangkut kepentingan untuk melindungi warga negara, wilayah, dan sistem politiknya dari ancaman negara lain. Situasi di Papua tidak dapat dikategorikan sebagai konflik bersenjata, tetapi lebih dikategorikan sebagai kekacauan, ketegangan, atau gangguan dalam negeri. Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor nirmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Keinginan masyarakat Papua untuk merdeka lebih disebabkan karena mereka tidak mengalami kesetaraan dalam hal kesejahteraan dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia. Jika tidak ada penanganan yang serius, kondisi ini akan berkembang menjadi kondisi permanen yang tentunya akan menjadi ancaman besar terhadap keamanan nasional.Kata Kunci: Ancaman Non-Militer, Pertahanan Negara, Keamanan Nasional, dan Papua

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Edisi Spesial Gender Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 1 (2014) Vol. 10 No. 1 (2014) Vol 9, No 2 (2013) Vol. 9 No. 2 (2013) Vol. 9 No. 1 (2013) Vol 9, No 1 (2013) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol 8, No 2 (2012) More Issue