cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016" : 12 Documents clear
PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI BIRA (2000-2015): KAJIAN SEJARAH SOSIAL Sulkifli wiarham
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2284

Abstract

Penelitian ini bersifat  desktiptif analisis dengan menggunakan metode historis melalui tahapan: heuristik atau pengumpulan data, kritik, interpretasi, dan tahap penulisan atau historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang munculnya prostitusi dalam kawasan objek wisata pantai Bira diawali oleh meredupnya usaha warung yang dikelolah oleh masyarakat dikarenakan ketatnya persaingan, sehingga ada inisiatif dari pemilik warung tersebut untuk merubah haluan bisnis menjadi cafe yang didalamnya menyediakan pelayanan “plus” yang disuguhkan oleh para pelayang cafe tersebut. Perkembangan prostitusi dalam kawasan objek wisata pantai Bira terus mngalami kemajuan dari tahun ke tahun hal ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya rumah bernyanyi yang merupakan wajah luar dari praktek prostitusi yang ada dalam kawasan objek wisata pantai Bira. Keberdaan prostitusi dalam kawasan objek wisatata pantai Bira membawa dampak buruk bagi para pemuda, namun disisi lain juga memberikan penghidupan bagi masyarakat yang ada dalam kawasan objek wisata pantai Bira.Kata kunci : Cafe, Prostitusi, Pantai Bira
PENGRAJIN MEBEL DI KELURAHAN BUNGA EJA BERU KOTA MAKASSAR (1970-2015) Surya Eka Saputri
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang latar belakang munculnya pengrajin mebel di Kelurahan Bunga Eja Beru, perkembangan pengrajin mebel serta dampak kerajinan mebel di Kelurahan Bunga Eja Beru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan (wawancara), mengumpulkan sumber arsip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal munculnya pengrajin mebel di Kelurahan Bunga Eja Beru di tahun 1970 dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Para pengrajin mebel merupakan para migran yang datang dari daerah di Sulawesi Selatan. Sejak kemunculannya, jumlah pengrajin mebel terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990 kerajinan mebel sudah menjadi sebuah industri rumah tangga yang banyak dikerjakan masyarakatnya. Namun ditahun 1997-1999 beberapa pengusaha mebel kemudian harus gulung tikar akibat krisis ekonomi. Terdapat beberapa faktor pendorong usaha mebel di Kelurahan Bunga Eja Beru seperti dekatnya dengan sumber bahan baku dan lancarnya jalur transportasi. 
PETANI CENGKEH DI PEPPAE KABUPATEN BONE (1990-2015) Yunita Sari Suharti
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2354

Abstract

Tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang latar belakang dimulainya pertanian cengkeh, perkembangan pertanian cengkeh, serta pengaruh muncul BPPC yang dibentuk oleh pemerintah terhadap masyarakat petani cengkeh di Peppae.  Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang dimulainya pertanian cengkeh di Peppae pada tahun 1990 yang diprakarsai oleh salah seorang masyarakat Peppae yang bernama H. Dahlan. Pengaruh BPPC yang dibentuk oleh pemerintah sangat merugikan masyarakat petani cengkeh Peppae dikarenakan badan tersebut melakukan sistem monopoli yang merugikan petani cengkeh. Setelah dibubarkannya Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) kualitas hidup para petani kembali normal, disebabkan oleh harga cengkeh yang kembali stabil bahkan melonjak tinggi. Hal ini memberi pengaruh besar bagi masyarakat petani cengkeh Peppae dengan meningkatnya taraf kesejahteraan para petani. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan pertanian cengkeh di Peppae tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas pertanian cengkeh di Indonesia. Dinamika kehidupan sosial petani cengkeh di Peppae tidak terlepas dari tingkat harga pembelian bunga cengkeh. Hal ini terlihat pada masa sebelum diberlakukannya BPPC (1990-1992), jumlah petani yang mengalami peningkatan secara signifikan karena harga cengkeh cukup tinggi. Sementara saat diberlakukannya BPPC (1992-1998) jumlah petani cengkeh menurun akibat harga cengkeh yang sangat rendah karena BPPC melakukan sistem monopoli dan KUD melakukan kecurangan. Dan setelah BPPC dibubarkan akibat tumbangnya Orde baru yang kemudian terjadi krisis ekonomi dan reformasi di tahun 1998, menyebabkan peningkatan kembali jumlah petani cengkeh sehingga mencapai titik normal.
DESA MANDIRI DI KECAMATAN TOMONI: POTRET SEBUAH DESA MULTIKULTURAL (1998-2014) Wiwik Suryani
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedatangan kelompok suku dan terbentuknya masyarakat multikultural di Desa Mandiri, interaksi masyarakat multikultural di Desa Mandiri dan dampak adanya interaksi masyarakat multikultural di Desa Mandiri pada tahun (1998-2014). Penulisan skripsi ini digolongkan sebagai sejarah sosial karena ruang lingkup sejarah sosial berkaitan dengan interaksi masyarakat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang dan proses kedatangan suku-suku di Desa Mandiri yaitu karena adanya faktor pendorong dan faktor penarik, proses kedatangan suku-suku diawali oleh suku jawa pada tahun 1939, suku Bugis pada tahun 1950, suku Bali pada tahun 1972 dan suku Toraja pada tahun 1977. Interaksi masyarakat multikultural di Desa Mandiri terjadi dalam beberapa bidang, yaitu interaksi dalam bidang sosial, interaksi dalam bidang budaya, interaksi dalam bidang ekonomi dan interaksi dalam bidang politik. Interaksi ini terjadi secara harmonis, karena tidak ditemui konflik selama tahun 1998-2014. Interaksi yang terjadi tersebut memunculkan suatu dampak. Dampak yang terjadi ada pada beberapa bidang, seperti bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dampak ini memunculkan perubahan pada masyarakat multikultural di Desa Mandiri. Kata Kunci : Desa Mandiri, Kecamatan Tomoni, Potret Desa Multikultural  
ORANG JAWA DI KABUPATEN GOWA (1993-2014) Kulyasin .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2346

Abstract

latar belakang kedatangan Orang Jawa di Kabupaten Gowa yaitu karena faktor ekonomi, sosial, terpengaruh oleh cerita keberhasilan ditempat perantauan, tingkat kepadatan penduduk yang masih lebih rendah dibandingkan dengan Makassar dan Kalimantan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Solidaritas orang Jawa di Kabupaten Gowa dijalin melalui  Dana Kesejahteraan Keluarga Jawa Gowa (PDKK JAGO) yang timbul akibat rasa solidaritas yang kurang dan kepedulian kepada sesama orang Jawa tidak terjaga. Orang Jawa di Kabupaten Gowa berprofesi sebagai penjual makanan dan usaha kuliner lainnya. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya Orang Jawa di Kabupaten Gowa terhadap masyarakat Kabupaten Gowa baik dalam bidang politik, budaya, dan sosial semua memiliki porsi yang relatif sama, dalam bidang politik Orang Jawa ikut serta dalam pemilihan umum kepala daerah maupun provinsi dan juga menjadi basis suara bagi calon-calon kepala daerah. Dalam bidang kebudayaan dampak yang ditimbulkan ialah percampuran dua budaya. Dampak di bidang sosial ini berkaitan dengan perannya dalam bidang politik serta kebudayaan karena interaksi sosiallah yang mempengaruhi terjadinya campur tangan Orang Jawa dalam bidang Politik serta kebudayaan.
NELAYAN PAPEKANG BONTO KAMASE (1976-2000) Muhammad Asrar
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2355

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum memasuki era 1976 pola penangkapan nelayan papekang masih tergolong sederhana dan terbatas karena dari segi alat tangkap yang digunakan bersifat tradisonal dan wilayah penangkapan masih dekat dengan garis pantai. Pada 1976 munculnya pemesinan perahu tangkap nelayan mendorong untuk meningkatkan produktivitas nelayan papekang dan mulailah melaut pada daerah yang jauh dari garis pantai, selain itu perkembangan alat pancing terjadi karena di dorong oleh pengalaman yang di alami selama melaut dan perkembangan pola pikir yang di pengaruhi oleh perkembangan zaman. Selain perkembangan pada alat tangkap juga terjadi pada perahu yang digunakan mengalami perkembangan dari pengggunaan sampan-sampan kemudian beralih pada perahu bercadik pada 1975 dan sampai pada penggunaan perahu Jolloro pada 1985 dengan ukuran yang agak lebih besar. Setelah  terjadinya perkembangan pada nelayan papekang maka mendorong lahirnya usaha rumah tangga nelayan di Bonto Kamase seperti pedagang ikan pindang, ikan asing dan ikan kering pada kalangan perempuan, hal ini kemudian berdampak pada kehidupan sosial ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dengan terjadinya perkembagan baik dari segi alat tangkap dan perahu yang di pergunakan merangsang munculnya pelaku ekonomi yang turut berpartispasi serta memamfaatkan peluang untuk meningkatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik, hal ini menunjukkan bahwa keadaan ekonomi turut mempengaruhi status sosial dalam masyarakat.
PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN KABUPATEK KOLAKA UTARA (2003-2015) Jumriani .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2325

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Latar Belakang munculnya gagasan pembentukan dan perkembangan Kabupaten Kolaka Utara yaitu karena rentang kendali pemerintah daerah yang terlalu luas, sehingga muncul keinginan dari masyarakat untuk membentuk daerah otonomi baru. Respon dari masyarakat dan pemerintah sangat positif buktinya banyak masyarakat mendukung dan ikut serta dalam tim pembentukan dan perkembangan hasilnya pemerintahan daerah mengeluarkan surat tiga tahun yaitu dari tahun 2000 sampai dengan 2003, dan melewati perjuangan yang cukup berat. adapun kondisi Kolaka Utara pasca menjadi kabupaten baru segera melakukan pembenahan diberbagai bidang sampai dengan tahun 2007 sudah menunjukkan kemajuan dan perkembangan dibanding sebelum pemekaran. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembentukan Kabupaten Kolaka Utara berawal dari keinginan masyarakat Kabupaten Kolaka Utara dan kemudian mendapat respon positif dari masyarakat dan pemerintahan. Proses yang cukup berat dan kemudian selanjutnya menjadi kabupaten yang mandiri
PELABUHAN PENYEBERANGAN LAREA-REA KABUPATEN SINJAI (1993-2014) ., Nurhayati
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2349

Abstract

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelabuhan Sinjai di bangun pada tahun 1993 dengan tujuan untuk memperlancar arus transportasi laut antara Kabupaten Sinjai dengan Sulawesi Tenggara namun hal itu tidak terpenuhi karna mengalami kendala yaitu dari faktor kedalaman dan fasilitas tidak mendukung. Pada tahun 2003 pelabuhan Larea-rea mengalami perkembangan tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan akan tetapi juga sebagai pelabuhan niaga yang membawa barang ke Nusantara Tenggara Timur dan mengalami peningkatan sejak  Pelabuhan Kelas III di Kabupaten Sinjai melakukan pembangunan besar-besaran terhadap pelabuhan Sinjai. Perkembangan bongkar muat barang di pelabuhan Larea-rea Sinjai menunjukkan peningkatan yang yang cukup pesat, hal ini tidak terlepas dari potensi wilayahnya yang cukup strategis dan berada dekat kota Sinjai, sehingga terjadi peningkatan arus penumpang dan bongkar muat barang, di pelabuhan penyeberangan Larea-rea, selain itu tingkat kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang pesat. Dampak keberadaan pelabuhan penyeberangan Larea-rea terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dimana pelabuhan tidak hanya digunakan sebagai tempat bongkar muat barang dan penumpang, tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya kegiatan perekonomian yang menunjang kehidupan masyarakat kota Sinjai dan sekitarnya
POLEWALI MANDAR PADA MASA PEMERINTAHAN ALI BAAL MASDAR (2004-2014) ., Hajirana
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2320

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Strategi kebijakan pembangunan pada masa pemerintahan Ali Baal Masdar serta faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Tahun 2004-2014, Bupati Polewali Mandar menempuh kebijakan penanggulangan krisis yang dititik beratkan pada upaya penyelamatan dan pemulihan melalui berbagai program baik bidang pemerintahan, pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Pemerintahan Ali Baal Masdar menunjukkan berbagai kemajuan dan peningkatan atas perbaikan dalam rangka penyempurnaan manajemen pemerintahan di daerah. Hal ini ditandai dengan semakin membaiknya pengawasan dan minimnya temuan-temuan di samping terlaksananya tindak lanjut hasil pemeriksaan/pengawasan, sehingga dapat meminimalkan, menekan dan mencegah tindakan pelanggaran yang ada pada giliran pelaksanaan pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana prosedur, kebijakan dan standar yang ditetapkan. Faktor pendukung pembangunan pada masa pemerintahan Ali Baal Masdar adalah: potensi sumber daya alam, partisipasi masyarakat. Sedangkan faktor penghambat: keterbatasan dana pembangunan, masih rancungnya perundang-undangan yang berkaitan dengan pemerintahan daerah, dan beragamnya presepsi   masyarakat tentang otonomi daerah sehingga pelaksanaan pembangunan memuai beberapa kendala. Akhir penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyelenggara pemerintah daerah di Kabupaten Polewali Mandar khususnya dalam bidang penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan selama periode Ali Baal Masdar 2004-2014, mengalami kemajuan dan perubahan yang signifikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang pada gilirannya dapat berjalan sesuai dengan rencana prosedur, kebijakan dan standar yang ditetapkan.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR (2002-2014) Adhan .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2350

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya Sekolah Menengah Pertama Wahdah Islamiyah Makassar adalah untuk menampung lulusan dari SD Wahdah Islamiyah yang merupakan putra putri dari pengurus Wahdah Islamiyah. pada awal terbentuknya jumlah siswa yang diterima berjumlah 23 orang. Pada tahun 2006 dan 2007 sekolah tersebut menambah gedung baru untuk menampung siswa yang setiap tahunnya meningkat. Guru dan staf ditingkatkan kemapuannya melalui diklat. Pada awalnya Sekolah Menengah Pertama Wahdah Islamiyah Makassar terakreditasi B kemudian meningkat menjadi Akreditasi A. kurikulum yang digunakan Kurikulum Mulok berbasis Agama dan Kurikulum Nasional. Keberadaanya memberikan dampak positif dibidang pendidikan, ekonomi, sosial dan agama sehingga menciptakan manusia yang intelektual, spiritual dan berjiwa sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, keberadaan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar dengan metode halaqah tarbiyahnya telah berhasil mencetak generasi Islam yang kuat, cerdas, dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya.

Page 1 of 2 | Total Record : 12