cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN" : 6 Documents clear
PENGARUH JENIS MEDIA ORGANIK TERHADAP KUALITAS BIBIT TAKIR (Duabanga moluccana) Kurniawati Purwaka Putri; Nurhasybi Nurhasybi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.888 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.141-146

Abstract

Takir (Duabanga moluccana) merupakan jenis pionir cepat tumbuh dan memiliki prospek untuk dikembangkan dalam hutan tanaman. Pengadaan bibit takir masih banyak menggunakan tanah top soil sebagai media tumbuh yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media organik terhadap pertumbuhan dan kualitas bibit takir. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga macam media (campuran serbuk gergaji dan kompos (1:1); campuran tanah, arang sekam padi dan kompos (1:2:1); campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1)). Setiap perlakuan menggunakan 3 ulangan, masing-masing terdiri dari 12 bibit. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, diameter batang, berat kering total, rasio pucuk akar dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan sampai umur 4 bulan bibit takir yang ditumbuhkan pada media campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1), menghasilkan pertumbuhan tinggi (21,6 cm) dan berat kering total bibit (11 gram) terbaik, walaupun tidak berbeda nyata dengan media campuran serbuk gergaji dan kompos (1:1) yaitu sebesar 19,9 cm dan 10,9 gram. Rasio pucuk akar tertinggi dihasilkan pada media campuran tanah, serbuk sabut kelapa dan kompos (1:2:1) sebesar 1,16. Untuk pembibitan takir dapat digunakan campuran bahan organik serbuk gergaji dan kompos (1:1) sebagai media pengganti top soil.
PENGARUH UMUR SUMBER BAHAN STEK TERHADAP KEBERHASILAN STEK PUCUK MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula MIQ.) Danu Danu; Iskandar Z. Siregar; Cahyo Wibowo; Atok Subiakto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.088 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.131-139

Abstract

Shorea leprosula Miq. merupakan tanaman dipterokarpa yang tergolong cepat tumbuh, namun benihnya bersifat rekalsitran dengan musim berbuah yang tidak menentu. Perbanyakan vegetatif merupakan salah satu alternatif untuk memperbanyak jenis ini. Umur tanaman menentukan tingkat juvenilitas dan kemampuan bahan stek untuk berakar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan umur sumber bahan stek dengan kandungan hara dan auksin bahan stek terhadap keberhasilan perakaran stek S. leprosula. Bahan stek terdiri atas stek pucuk yang dikumpulkan dari pohon induk berumur < 2 tahun, 10 tahun dan 25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan stek dari pohon berumur < 2 tahun memiliki tingkat juvenilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan stek dari tanaman dewasa (> 10 tahun) yang ditunjukkan dengan tingginya persen keberhasilan stek berakar, sejalan dengan tingginya nisbah C/N dan kandungan IAA dalam pucuk. Berdasarkan analisis biplot, kandungan IAA dalam daun dan nisbah C/N batang stek memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap keberhasilan perakaran stek pucuk S. leprosula.
POTENSI KARBON PADA HUTAN TANAMAN TUSAM, MAHONI DAN JATI DI JAWA BARAT DAN BANTEN N. M. Heriyanto; Ari Wibowo; R. Garsetiasih
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.787 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.147-154

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon pada hutan tusam, mahoni dan hutan jati berikut tumbuhan bawahnya. Penelitian dilakukan di BKPH Manglayang Barat pada bulan Juni 2007 sedangkan di BKPH Bayah pada bulan Desember 2007. Pengumpulan data untuk pohon dan tumbuhan bawah menggunakan metode plot bujur sangkar berukuran 50 x 50 m dan 1 x 1 m dan penentuan plot dilakukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon pada tusam (Pinus merkusii) umur dua puluh tahun sebesar 161,04 ton C/ha, tumbuhan bawah 1,14 ton C/ha, total 162,18 ton C/ha atau setara dengan 593,58 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,64 dan 0,12. Tusam umur lima tahun sebesar 15,04 ton C/ha, tumbuhan bawah sebesar 0,81 ton C/ha, total 15,85 ton C/ha setara dengan 58,01 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 2,25 dan 0,14. Kandungan karbon pada mahoni (Swietenia macrophylla) umur sembilan tahun sebesar 25,82 ton C/ha, tumbuhan bawah 0,60 ton C/ha, total 26,42 ton C/ha setara dengan 96,70 ton CO2/ha; faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,46 dan 0,21. Hutan jati (Tectona grandis) umur tujuh tahun memiliki kandungan karbon sebesar 316,21 ton C/ha, tumbuhan bawah sebesar 0,54 ton C/ha, total sebesar 316,75 ton C/ha atau setara dengan 1.159,30 ton CO2/ha; serta faktor ekspansi biomasa dan rasio akar tajuk sebesar 1,37 dan 0,24.
TAHAPAN PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN BUNGA DAN BUAH SUREN (Toona sureni MERR) Aam Aminah; Dida Syamsuwida
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.063 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.113-119

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengetahui perkembangan pembentukan bunga dan buah jenis suren (Toona sureni Merr), sehingga diperoleh informasi dan ditentukan waktu yang tepat saat pemberian perlakuan untuk meningkatkan produksi buah/benih serta pemanenannya. Metode penelitian dilakukan dengan observasi langsung terhadap pohon suren yang pernah berbunga dan berbuah serta pengambilan materi untuk seksio pada tegakan di lokasi sekitar Balai Penelitian Teknologi Perbenihan (BPTP) Bogor, kebun masyarakat di Cianjur, Sumedang, Solok (Sumatera Barat), Toraja (Sulawesi Selatan) dan Bedugul (Bali). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perkembangan awal pembungaan dimulai dengan pertumbuhan tunas vegetatif, kemudian membengkak menunjukkan adanya pertumbuhan generatif (primordia bunga). Selanjutnya muncul tunas bunga, bunga mekar (anthesis) dan akhirnya kelopak bunga jatuh. Pada tahap ini ada bunga yang gugur (aborsi) dan ada bunga yang bertahan membentuk bakal buah. Pada tahap pembuahan terlihat tanda pembesaran pada ovula (tempat dimana fertilisasi terjadi) membentuk bakal buah, kemudian terjadi perkembangan buah muda, buah masak dan keluarnya biji dari cangkang buah. Keberhasilan bunga menjadi buah cukup rendah yaitu 9,86%, sedangkan buah muda menjadi tua 65,88%. Ukuran buah (8-11) x (15-23) mm, jumlah benih per buah 19-24 biji, kadar air benih 10%-48% dan daya berkecambah > 50%. Tahap perkembangan pembungaan-pembuahan berlangsung selama 6 bulan dan terjadi dua kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus pada pohon yang berlainan dalam satu areal tegakan suren.
PENGARUH KELEMBAGAAN SERTIFIKASI SUMBER BENIH TERHADAP EFISIENSI TATANIAGA BENIH TANAMAN HUTAN : Studi Kasus di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Faiqotul Falah; Bramasto Nugroho
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.21 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.155-165

Abstract

Kegiatan rehabilitasi hutan memerlukan pasokan benih dalam jumlah yang berlimpah dari sumber benih berkualitas. Sertifikasi sumber benih diterbitkan untuk menjamin kebenaran kelas sumber benih dan kualitas produknya. Dalam kegiatan sertifikasi sumber benih terdapat aturan main dalam relasi antar pihak atau disebut kelembagaan. Dari sudut pandang ekonomi, kelembagaan yang berlaku dalam kegiatan sertifikasi sumber benih ini diharapkan dapat membuat manfaat yang diperoleh para pihak seimbang dengan pengorbanan sumberdaya yang dikeluarkan (efisien). Tulisan ini memaparkan hasil penelitian mengenai efisiensi kelembagaan sertifikasi sumber benih tanaman hutan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Kriteria efisiensi yang digunakan adalah manfaat yang diperoleh parapihak seimbang dengan pengorbanan sumberdaya yang dikeluarkan dan biaya transaksi yang dikeluarkan dalam relasi antar pihak dapat diminimumkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara : 1) Menganalisis kelayakan finansial pengelola sumber benih; 2) Mengidentifikasi dan menghitung biaya transaksi; dan 3) Mengidentifikasi dan menganalisis distribusi manfaat antar pihak yang terlibat dalam tataniaga benih. Hasil analisis finansial memperlihatkan bahwa pengusahaan sumber benih bersertifikat layak secara finansial dan biaya transaksi sertifikasi tidak signifikan (minimum), namun distribusi manfaat antar pelaku tataniaga perbenihan dapat lebih seimbang dengan jalan memperpendek saluran tataniaga dan memperkuat posisi tawar pengelola sumber benih.
PENGARUH KOMPOSISI DAN BAHAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI PINUS (Pinus merkusii) Suryo Hardiwinoto; Handojo H. Nurjanto; Agung W. Nugroho; Widiyatno Widiyatno
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.104 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.121-130

Abstract

Sifat fisika-kimia media tumbuh, khususnya porositas dan ketersediaan nutrisi diperlukan untuk memproduksi semai pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vries) yang berkualitas. Daun segar dan seresah daun pinus dapat digunakan sebagai media tumbuh yang dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap berblok, dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah bahan daun pinus (A) yaitu: daun segar kasar, seresah daun kasar dan seresah daun halus. Faktor kedua adalah aras pupuk organik dan tanah (B), yaitu masing-masing dengan aras: 45%, 35%, 25% dan 15%. Analisis varians bersarang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Parameter yang diukur adalah kandungan N, nisbah C/N media tumbuh serta pertumbuhan tinggi dan diameter semai pinus. Pertumbuhan semai pinus terbaik didapatkan melalui komposisi media dengan perlakuan35% pupuk organik, 35% tanah dan 30% daun segar kasar (B2A3). Bahan daun segar kasar mempunyai kandungan N tertinggi dan nisbah C/N terendah, serta menghasilkan pertumbuhan semai terbaik. Komposisi media B2A3 direkomendasikan sebagai media tumbuh untuk memproduksi semai pinus.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue