cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Komunikasi dan Media
ISSN : 19785003     EISSN : 24076015     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media" : 5 Documents clear
Representasi Perempuan Pada Teks Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dede Mahmudah
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.447 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160204

Abstract

This  research  is  to  identify  women’s  representation in  the  rubric  text  about  women  abuseses  in households of “Nah Ini Dia” in The Poskota. This research is a discourse analysis which uses critical paradigm, through qualitatif appoarch. The choice of rubric sample is used with purposive technique. The  analysis  that  is  used  is  critical  discourse  analysis  combine  with  Sara  Mills  methodological analysis. After the analysis is done, the regained conclusion is that in the rubric of “Nah Ini Dia” ,the subject  position  is  mainly  dominated  by  men,  while  women  are  always  in  the  object  position.  The writer positions himself as a man, so that the readers are directed to interpret the content of the text from a man’s point of view. As the result, the rubric text becomes bias in representing women. Women are  only  depicted as  the  triggering factor to  domestic  abuses  done  by  men.  This  context  commonly happens  in  Indonesian  society,  in  which  women  are  identically  addressed  as  victims  of  domestic abuses.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengidentifikasi  representasi  perempuan  pada  teks  pemberitaan kekerasan  terhadap  perempuan  dalam  rumah  tangga  dalam  teks  rubrik  “Nah  Ini  Dia”  di  harian  Pos Kota.  Penelitian  ini  merupakan  analisis  wacana  dengan  menggunakan  paradigma  kritis,  melalui pendekatan  kualitatif.  Pemilihan  sampel  rubrik  dilakukan  menggunakan  teknik  purposive.  Analisis yang  digunakan  adalah  analisis  wacana  kritis  yang  dipadukan  dengan  metode  analisis  Sara  Mills. Setelah  dilakukan  analisis  diperoleh  kesimpulan  bahwa  dalam  rubrik  “Nah  Ini  Dia”  tersebut,  posisi subjek cenderung di dominasi oleh laki-laki, sedangkan perempuan selalu diposisikan sebagai objek. Penulis  memposisikan  dirinya  sebagai  laki-laki,  sehingga  teks  berita  yang  ditampilkan  pun mengarahkan pembaca untuk menafsirkan teks berita dalam artikel tersebut dari sudut pandang lakilaki.  Teks  rubrik  tersebut  menjadi  bias  dalam  merepresentasikan  perempuan.  Perempuan  hanya digambarkan sebagai pemicu tindakan kekerasan dan akhirnya menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh  laki-laki.  Konteks  ini  pun  terlihat  dalam  kehidupan  bermasyarakat  di  Indonesia,  dimana perempuan selalu identik sebagai korban KDRT.
WACANA MEDIA MASSA TENTANG KEIKUTSERTAAN UNJUK RASA KEPALA DAERAH MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM Karman Karman
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.793 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160203

Abstract

Government’s initiative to r aise fuel price on April 1, 2012 was faced with demonstration in a numberof  regions.  In  fact,  local  goverenment  heads  mobilized  the  people  and  led  a  demonstration.  Their involvement in the demonstration made the news, evoked polemic and discourses in mass media. This writting dealt with mass media discourses regardingthat issue. This research’s used method of socialsemiotic as introduced by Halliday. That method consists of three aspects: 1) Field of discourse (what mass media’s discourse);  2)  Tenor of discourse  (persons  on the news,  their characters,  positions, and roles;  3)  Mode of discourse  (how to describe field and tenor of discourse).  This research shows that discourses on media are divided into three groups: first, discourse of law & ethics violation conducted by local government heads. Second, discourse of no-law & ethics violation. Third, discourse of no-lawviolation but ethics disrespectfullness. Discourseson media which were involved in heated fight were propalace discourse versus opponent media. Propalace discourse always referred to resources from palace’s  insiders.  Opponent  media  used  politicians, critics  as  their  resources.  Those  two  opposing groups of media harnessed language to legitimate their own argument, and delegitimate discourse in contrasting. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM 1 April 2012disambut aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Kepala daerah bahkan menggerakkan massa dan memimpin jalannya unjuk rasa. Keikutsertaan mereka dalam unjuk rasa menjadi pemberitaan media massa, menimbulkan polemik dan pertarungan wacana di  media  massa.  Tulisan  ini  membahas  wacana  media  massa  tentang  isu  di  atas.  Penelitian  ini menggunakan  metode  Semiotika  Sosial  Halliday.  Metode  ini  terdiri  dari  tiga  komponen:  1)  Medan Wacana  (apa  wacana  media  massa);  2)  Pelibat  Wacana  (orang-orang  yang  dicantumkan  dalam  teks berita,  sifat,  kedudukan,  dan  peranan  mereka;  3)  Sarana Wacana (cara  menggambarkan  medan,  dan pelibat wacana). Temuan penelitian menunjukkan bahwa wacana media massa terkategori menjadi 3 (tiga).  Pertama,  wacana adanya pelanggaran hukum dan etika yang dilakukan kepala daerah.  Kedua, wacana tidakadanya pelanggaran hukum dan Etika. Ketiga, wacana  tidak adanya pelanggaran hukum, namun ada pelanggaran etika. Wacana media yang sengit bertarung adalah wacana yang proistana dan media oposan. Wacana media yang proistana selalu merujuk sumberberita yang berasal dari lingkaran istana. Media  oposan  menjadikan politisi dan para pengamat sebagai sumber berita. Kedua kubu ini menggunakan  bahasa  untuk  melegitimasi  argumen  mereka  masing-masing,  dan  mendelegitimasi wacana yang berseberangan.
Kompetensi Jurnalis Sebagai Aktor Dalam Produksi Berita Media Multiplatform Udi Rusadi
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.016 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160202

Abstract

Innovations  in  the  field  of  information  and  communication  technology  have  created  the  variety  of information distribution platform to audiences. This is prompted media companies to build and effort to develop system management of news production multiplatform which intended as an effort to keep the media companies alive and growing. By using framework of structuration theory, the pourpose of this study is to reveal the relationship between structure and agency of journalist as actor. The method used is a case study in media companies in South Kalimantan, Banjarmasin Post. The results showed that the duality of structure occurs, which the structure always provides the enabling and the obviouslimitations that cause system technology based newsproduction run. In line with the sructure roles, journalists  as  human  actors  adjust  their  competences  with  management  system  multiplatform.  The system  running  by  the  developing  of  individual  basic  competences  include  discursive  and  practical consciousness, cognitive motivation and soft competences of online media namely attitude of speedy and multi-tasking working and having the work orientation of social networking. Inovasi teknologi komunikasi dan informasi menumbuhkan aneka ragam platform distribusi informasi kepada  khalayaknya.  Hal  ini  mendorong  perusahaan  media  membangun  dan  berusaha mengembangkan sistem manajemen produksi berita multiplatform agar perusahaan media tetap eksis. Dengan  kerangka  pemikiran  teori  strukturasi,  studi  ini  bertujuan  mengungkap  keterkaitan  antara struktur  dan  agensi  dari  para  jurnalis  sebagai  aktor.  Metode  yang  digunakan  ialah  studi  kasus  di perusahaan media Banjarmasin Post di Kalimantan Selatan. Hasilnya menunjukkan, dualitas struktur terjadi, dimana struktur selalu memberikan pemungkin (enable) dan batasan-batasan yang jelas yang menyebabkan  sistem  produksi  berita  berbasis  teknologi  dijalankan.  Sejalan  dengan  peranan struktur tersebut, para jurnalis sebagai  human actormenyesuaikan kompetensinya dengan sistem manajemenmultiplatform yaitu  menjalankan  struktur  dengan  mengembangkan  kompetensi  dasar  meliputi kesadaran  diskursif,  praktis  dan  motivasi  kognitif  dan  mengembangkan  kompetensi  lunak  media onlineyaitu sikap kerja cepat, multitaskingdan memiliki orientasi kerja berjejaring sosial.
Fotojurnalistik Antara Dilema Realis Dan Surealis, Tinjauan Teoritis Pada Beberapa Karya Fotojurnalistik Terkait Pembunuhan Osama bin Laden Pada Harian Kompas) Eko Nugroho
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.785 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160205

Abstract

Photography presents a new climate in fine art discourse. Clasic and realism drawings could present their  goal.  There  are  two  interesting  controversy  between  two  kind  of  photography:  1)  Realismphotography.  It  regards  photography  as  iconistic  realities;  2)  Surealism  photography.  It  regards photography  as  a  discursive  and  non-discursive  materials.  Journalistic  photos  after  September  11 incident made up journalistic photos which emerged  from witness bearing, or redundancy of way and news forms. This article will give theoretical review how to simulate reality of Osama bin Laden’s death in the journalistic photos. The conclusion of this  article indicates that Osama bin Laden had become areal figure of simulacrum which legalized any accusation or demonization into certain group (muslims).News about Osama’s death was like one about the death of horor figure showed in films. This thing is like a naration necessity. Hence, in the room of simulation, it is a must to make hypereality in the event and  certain  scenes.  This  is  like  a  dreaming  and  principles  of  surealistic  works.  Journaslitic  photos about Osama’s death could be regarded as an illusion event with a dreaming and surealism nuance. Fotografi menyajikan sebuah iklim baru dalam diskursus seni rupa. Lukisan klasik dan realis mampu menghadirkan tujuan-tujuannya. Ada dua kontroversi yang cukup menarik dari sebuah karya fotografi. 1).  Fotografi  realisme  yang  menjadikan  fotografi  sebagai  sebuah  realitas  yang  ikonis;  2)  Fotografi Surealisme  yang  menjadikan  sebuah  karya  fotografi  menjadi  materi  diskursif  dan  nondiskursif. Fotojurnalistik setelah peristiwa 11 September merupakan sebuah karya fotojurnalistik yang lahir dari sebuah witness bearingyang merupakan sebuah pengulangan langgam dan bentuk pemberitaan. Tulisan ini  ingin  memberikan  suatu  penjelasan  teoritis  berupa  tinjuan  tentang  bagaimana  simulasi  realitas pembunuhan Osama bin Laden dalam fotojurnalistik. Kesimpulannnya menunjukkan bahwa Osama bin Laden  yang  kerap  digambarkan  melalui  sebuah  berita  foto  atau  berita  visual  televisi  telah  menjadi sebuah  sosok  simulakrum  sejati  yang  mengesahkan  segala  macam  tuduhan  atau  demonisasi  pada kelompok  tertentu  (muslim).  Pemberitaan  Kematian  Osama  seperti  matinya  sosok  horor  dalam  film. Seolah-olah menjadi keharusan narasi. Karena itu menjadi keharusan, maka dalam ruang simulasi harus dibuat hiperelitasnya dalam sebuah peristiwa  dan adegan tertentu. Ini serupa dengan cara kerja mimpi dan prinsip karya surealistik. Fotojurnalistik tentang kematian Osama bin Laden dapat dikatakan sebuahperistiwa ilusi dan bercorak mimpi dan surealistik.
Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) masyarakat desa pantai, Survai di Desa Kota Bengkulu, Pangkal Pinang, Jakarta Sudji Siswanto
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.398 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160201

Abstract

Convergence  of  Communications  and  Information  Technology  support  the  realization  of  the information  society  as  planned  by  WSIS  signatories, including  Indonesia.  WSIS  planned  the realization of ICT literacy at 50% of the world population by 2015 and 100% by 2025. This paper will present  the  results  of  research  about  computer  literacy  in  rural  coastal  communities.  The  research location selection was related to an attempt to make them as part of the global information society. This study was based on positivistic paradigm with  quantitative approach through survey methods in the province of DKI Jakarta, Bangka Belitung, and Bengkulu. The results of this study can be stated asfollows. Minor variables indicate that respondents  tend to have computer independent literacy skills. But particularly, it appears that the respondents in the coastal village of Bengkulu is far superior than other locations. Overall analysis of computer literacy showed that respondents who were more selfsufficient ability already prevalent in Bengkulu than two other locations. The same symptoms appears when it is viewed on the respondents who have not self-contained, Bengkulu province was also seen far  less  than  other  two  locations,  especially  Bangka  Belitung  province  which  dominated  by respondents that are not self-sufficient.  Konvergensi  Teknologi  Komunikasi  dan  Informasi  mendukung  upaya  mewujudkan  masyarakat informasi  (sesuatu  yang  dicanangkan  negara  penandatangan  WSIS  termasuk  Indonesia).  WSIS menyanangkan, terwujudnya ICT literasi pada 50% penduduk dunia pada tahun 2015 dan 100% pada tahun  2025.  Tulisan  ini  akan  memaparkan  hasil  penelitian  tentang  tingkat  literasi  komputer  di lingkungan  masyarakat  pedesaan  pantai.  Pemilihan  lokasi  penelitian  ini  terkait  dengan  upaya  untuk menjadikannya  sebagai  bagian  dari  masyarakat  informasi  global.  Penelitian  ini  dilaksanakan berdasarkan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survey di provinsi DKI Jakarta, Bangka Belitung dan Provinsi Bengkulu.Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut.  Variabel  minor  menunjukkan  bahwa  literasi  komputer  responden  cenderung  memiliki kemampuan  yang  sifatnya  mandiri.  Namun  secara  khusus  tampak  bahwa  responden  di  desa  pantai Bengkulu  itu  jauh  lebih  unggul  jika  dibandingkan  dua  lokasi  lainnya.  Analisis  secara  keseluruhan terhadap  fenomena  literasi  komputer  menunjukkan  bahwa  responden  yang  kemampuannya  sudah mandiri itu lebih  menonjol  terjadi  di  lokasi  Bengkulu jika  dibandingkan  dengan  dua  lokasi lainnya. Gejala yang cenderung sama juga tampak jika ditinjau pada kalangan responden yang belum mandiri. Lokasi  Bengkulu  itu  juga  terlihat  jauh  lebih  sedikit  jika  dibandingkan  dengan  dua  lokasi  lainnya, terutama  dengan  lokasi  Bangka  Belitung  yang  dominan respondennya  memang  dari  kalangan responden yang belum mandiri.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No No. 2 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 28 No No 1 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 2 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 1 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 2 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 1 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 25, No 2 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 25, No 1 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 2 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 1 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 2 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 1 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 2 (2016): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 1 (2016): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 19, No 2 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 19, No 1 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 2 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 1 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 1 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media More Issue