cover
Contact Name
Teti Estiasih
Contact Email
-
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
jpathp@ub.ac.id
Editorial Address
Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pangan dan Agroindustri
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 26852861     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jpa
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2015)" : 29 Documents clear
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM BROMELIN TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEMPE GEMBUS (KAJIAN KONSENTRASI DAN LAMA INKUBASI DENGAN ENZIM) [IN PRESS JANUARI 2015] Jane Caprita Wijaya; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe gembus merupakan salah satu sumber protein nabati yang terbuat dari ampas tahu. Karena masyarakat menganggap tempe gembus tidak memiliki nilai gizi, maka perlu dilakukan pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah pada tempe gembus yaitu dengan menambahkan enzim bromelin sehingga protein tempe gembus lebih mudah dicerna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi enzim bromelin dan lama inkubasi yang tepat untuk mendapatkan tempe gembus terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu konsentrasi enzim (100, 300, 500 ppm) dan lama inkubasi dengan enzim (2, 4, 6 jam). Perlakuan terbaik dari analisis kimia dan organoleptik adalah tempe gembus dengan penambahan enzim bromelin sebanyak 500 ppm dan lama inkubasi dengan enzim selama 6 jam. Parameter kimia yang diperoleh dari tempe gembus perlakuan terbaik adalah kadar air 74.78%, protein terlarut 0.57%, N-amino 0.13%, dan pH 6.66.   Kata kunci: Enzim Bromelin, Konsentrasi Enzim, Lama Inkubasi, Tempe Gembus
UMBI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) SEBAGAI BAHAN PANGAN MENGANDUNG SENYAWA BIOAKTIF : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JANUARI 2015] Siwi Ratna Sumunar; Teti Estiasih
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produk mie saat ini sudah menjadi bahan makanan utama kedua setelah beras bagi masyarakat Indonesia. Bahan baku utama pembuatan mie adalah tepung terigu, tepung terigu juga banyak digunakan sebagai bahan dasar berbagai produk olahan pangan sehingga untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu di Indonesia dilakukan impor tepung terigu. Indonesia kaya akan sumber daya hayati berupa serealia dan umbi- umbian yang dapat dijadikan bahan dalam pembuatan tepung- tepungan. Umbi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi tepung dalam pembuatan mie adalah umbi gadung. Umbi gadung di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai makanan sampingan dengan proses pengolahan yang sederhana. Umbi gadung memiliki kelemahan yaitu mengandung asam sianida (HCN) yang memiliki efek negatif pada kesehatan, dengan pengolahan yang baik umbi gadung dapat dikonsumsi. Umbi gadung juga mengandung senyawa menguntungkan yaitu senyawa bioaktif, diantaranya adalah polisakarida larut air, dioscorin dan diosgenin yang memiliki peran penting untuk pengobatan.   Kata kunci: Dioscorin, Diosgenin, Gadung, Senyawa Bioaktif, Polisakarida Larut Air
PEMBERIAN EKSTRAK BUBUK SIMPLISIA KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN KONDISI HIPERGLIKEMIK [IN PRESS JANUARI 2015] Adinda Ayu Dyahnugra; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang dicirikan dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang salahsatu penyebabnya adalah sering terpapar radikal bebas. Kulit manggis adalah sisa komoditas hasil pertanian yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan yang tinggi menunjukkan potensi ekstrak kulit manggis sebagai sumber fungsional yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pencegahan terjadinya penyakit kardiovaskular melalui aktivitas hipoglikemik.Penelitian menggunakan metode Rancangan Tersarangdengan 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, hiperglikemik, hiperglikemik + ekstrak kulit manggis 250 mg/kg BB, dan hiperglikemik + ekstrak kulit manggis 500 mg/kg BB. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bubuk simplisia kulit manggis mengandung senyawa antioksidan dengan aktivitasnya sebesar 84.42% yang diketahui total fenol sebesar 41.12 mg GAE/g sampel. Dosis ekstrak kulit manggis yang diberikan selama perlakuan berpengaruh sangat nyata (α = 0,01) pada penurunan kadar glukosa darah, peningkatan berat badan serta peningkatan asupan pakan pada tikus percobaan. Pemberian ekstrak dengan dosis sebesar 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB selama 4 minggu percobaan dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 105.92 mg/dl dan 134.25 mg/dl. Kata Kunci: Aktivitas Hipoglikemik, Antioksidan, Ekstrak Kulit Manggis, Fenol, Glukosa Darah
ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK KASAR DAUN GAMBIR (Uncaria gambir var Cubadak) METODE MICROWAVE-ASSISTED EXTRACTION TERHADAP BAKTERI PATOGEN [IN PRESS JANUARI 2015] Novi Vensia Magdalena; Joni Kusnadi
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambir (Uncaria gambir) varietas Cubadak merupakan tanaman perdu yang memiliki kadar polifenol tinggi, yaitu katekin dan tanin yang bersifat sebagai antibakteri. Metode ekstraksi yang digunakan adalah MAE (Microwave-Assisted Extraction). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya microwave dan rasio bahan:pelarut (b/v) terhadap perlakuan analisis. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu daya microwave (320, 560 dan 800 Watt) dan rasio bahan:pelarut (1:25, 1;35 dan 1:45 (b/v)). Hasil terbaik diperoleh dari perlakuan daya microwave 560 Watt dan rasio bahan:pelarut 1:35 (b/v) dengan hasil rendemen 63.29%, total fenol 5581.58 ppm, aktivitas antibakteri Escherichia coli ATCC 25922 12.07 mm, Salmonella typhimurium 12.57 mm, Staphylococcus aureus ATCC 29213 13.99 mm dan Bacillus cereus 14.38 mm. KHM untuk Escherichia coli ATCC 25922 100%, Salmonella typhimurium 90%, Staphylococus aureus ATCC 29213 90% dan Bacillus cereus 80%, sedangkan KBM belum dapat diketahui.   Kata kunci: Aktivitas Antibakteri, Bakteri Patogen, Daun Gambir Cubadak, Microwave Assisted Extraction
PENGARUH PROPORSI PETIS DAN GULA MERAH DENGAN LAMA PEMANASAN TERHADAP BUMBU RUJAK CINGUR SELAMA PENYIMPANAN [IN PRESS JANUARI 2015] Nuriska Yulianingsih; Sudarminto Setyo Yuwono
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rujak cingur merupakan makanan tradisional dari Provinsi Jawa Timur. Rujak cingur terbuat dari campuran sayuran, buah-buahan, tahu dan penambahan bumbu petis. Dalam pembuatan bumbu rujak cingur siap saji proporsi bahan yang mendominasi diantaranya petis dan gula merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi antara petis dan gula merah dengan lama pemanasan terhadap sifat-sifat bumbu rujak cingur siap saji selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh pada proporsi petis : gula merah 2 : 1, dengan lama pemanasan bumbu 3 menit. Karakteristik bumbu rujak cingur siap saji terbaik yaitu dengan total mikroba 2.29x103 CFU/g; kadar air 24.78%; Aw 0.72; kadar lemak 18.53%; bilangan peroksida 5.88 meq/kg; tekstur 4.9 N; kecerahan 21.4 hitam; rasa (organoleptik) 4.20 (suka); aroma (organoleptik) 3.60 (suka) dan warna (organoleptik) 3.40 (biasa). Berdasarkan perbandingan dengan kontrol bumbu perlakuan terbaik memiliki nilai yang lebih tinggi.
PENGARUH KONSENTRASI PASTA SINGKONG (Manihot esculenta) DAN LAMA FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN MINUMAN WINE SINGKONG [IN PRESS JANUARI 2015] Eko Sutrisno Hawusiwa; Agustin Krisna Wardani; Dian Widya Ningtyas
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wine merupakan minuman yang berasal dari daerah Mesopotamia yang kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Wine dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur yang kemudian akan dirubah menjadi alkohol. Salah satu bahan yang memiliki atau dapat menghasilkan gula adalah singkong. Sebelum dibuat wine singkong terlebih dahulu dijadikan pasta untuk memudahkan proses hidrolisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi substrat, dalam hal ini pasta singkong dan lama fermentasi yang paling efektif sehingga dihasilkan minuman wine dengan kadar alkohol tinggi yang sesuai standar. Kajian pada penelitian ini adalah konsentrasi pasta singkong (15%, 25%, dan 35% b/v) dan lama fermentasi (1, 2 dan 3 minggu). Perlakuan terbaik dipilih berdasarkan yield alkohol tertinggi yaitu sebesar 83.11% yang dihasilkan dengan konsentrasi pasta 15% (b/v) dan lama fermentasi 3 minggu. Perlakuan terbaik ini menghasilkan kadar alkohol 11.47% dan nilai total khamir 3.10 x 104 koloni/ml. Kata kunci: Alkohol, Fermentasi, Khamir, Pasta, Singkong, Wine
PENDUGAAN UMUR SIMPAN MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS PADA PRODUK TAPE KETAN HITAM KHAS MOJOKERTO HASIL STERILISASI [IN PRESS JANUARI 2015] Haryati Haryati; Teti Estiasih; Feronica Heppy Sriherfyna; Kgs Ahmadi
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menduga umur simpan tape ketan hitam khas Mojokerto hasil sterilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan waktu sterilisasi yang dapat membunuh seluruh mikroba yaitu pada perlakuan suhu 121°C selama 10 menit. Hasil pendugaan umur simpan produk menunjukkan energi aktivasi pada parameter kadar air adalah 19,862.34 kal/mol, nilai pH 10,913.49 kal/mol, perubahan warna 21,202.01 kal/mol, dan total asam tertitrasi 8,951.10 kal/mol. Parameter total mikroba tidak ditemukan pertumbuhan mikrobiologi selama penyimpanan 40 hari sehingga tidak dapat dihitung energi aktivasinya. Nilai energi aktivasi terkecil digunakan untuk menentukan umur simpan produk, yaitu parameter total asam tertitrasi dimana reaksi berjalan mengikuti raksi orde nol sehingga diperoleh regresi linier y=-4,507.10x+7.12. Hasil perhitungan umur simpan tape ketan hitam khas Mojokerto hasil sterilisasi berdasarkan parameter total asam tertitrasi pada penyimpanan suhu ruang 25°C adalah 688.4 hari (22.9 bulan). Kata kunci: Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT), Arrhenius, Sterilisasi, Tape ketan hitam khas Mojokerto
SUPLEMEN CINCAU HITAM DAN DAUN BUNGUR UNTUK KOLESTEROL, HIPERTENSI DAN DIABETES [IN PRESS JANUARI 2015] Ayu Arditiana; Nia Rochmawati; Puruhito Widinugroho; Renny Dwi Puspitasari; Tri Dewanti Widyaningsih
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengobatan penyakit degeneratif saat ini masih menggunakan obat kimiawi yang memiliki efek samping. Cincau hitam (Mesona palustris BL) mengandung komponen aktif seperti flavonoid, polifenol, glikosida saponin, terpenoid dan steroid, sedangkan daun bungur (Lagerstroemia speciosa) mengandung ellagitannin dan asam korosolat. Hal ini menjadikan peluang tanaman tersebut dapat dikembangkan menjadi suplemen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perlakuan terbaik dalam pembuatan suplemen. Penelitian menggunakan metode penelitian RAK dengan 2 faktor yaitu proporsi cincau hitam : daun bungur (1:0; 2:1; 5:1) dan jenis pelarut (aquades, etanol dan etil asetat). Data penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNT atau DMRT dengan α=1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada penelitian ini didapatkan pada produk suplemen yang diekstrak menggunakan pelarut aquades proporsi 2:1 dan etanol proporsi 1:0 dengan kadar air, total fenol dan IC50 berturut-turut adalah 7.34 %, 266.92 ppm, 59.85 ppm and 6.03 %, 100.33 ppm, 69.04 ppm. Kata Kunci: Alami, Lagerstromia speciosa, Mesona palustris BL, Suplemen
FORMULASI PEMBUATAN MIE INSTAN BEKATUL (KAJIAN PENAMBAHAN TEPUNG BEKATUL TERHADAP KARAKTERISTIK MIE INSTAN) [IN PRESS JANUARI 2015] Weni Liandani; Elok Zubaidah
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bekatul (rice bran) merupakan salah satu sumber daya hasil pertanian Indonesia yang diperoleh dari proses penggilingan gabah padi. Bekatul memiliki serat lebih tinggi dibandingkan beras. Serat pada bekatul dominan akan serat tidak larut air yang memiliki kemampuan menyerap dan menguapkan air yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh formulasi mie instan terbaik serta mengetahui pengaruh penambahan tepung bekatul terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik dalam pembuatan mie instan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 1 faktor, yaitu campuran terigu tapioka (tepung terigu 80% dan tepung tapioka 20%) dengan penambahan tepung bekatul yang terdiri dari 6 level (5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik digunakan metode Multiple Attribute. Perlakuan terbaik diperoleh pada mie instan dengan perlakuan penambahan tepung bekatul 5%. Kata kunci: Bekatul, Mie Instan, Serat
PENGARUH BASA NaOH DAN KANDUNGAN ALB CPO TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA SAWIT PASCA NETRALISASI [IN PRESS JANUARI 2015] Yeni Kurniati; Wahono Hadi Susanto
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan asam lemak bebas bahan baku pada proses netralisasi terhadap kualitas mutu minyak sawit kasar (CPO) dan interaksinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu faktor pertama konsentrasi basa NaOH dan faktor kedua kadar asam lemak bebas CPO. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis ragam (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut BNT atau DMRT dengan selang kepercayaan 5 %. Hasil penelitian terbaik ditunjukkan pada penggunaan konsentrasi NaOH 18°Be, dimana kadar ALBnya rata-rata turun hingga 0.0844% dan kadar airnya yaitu 0.0249%. Jika ditinjau dari segi efisiensi, penggunaan konsentrasi NaOH rendah (14°Be) lebih efisien karena rata-rata CPO yang dinetralisasi dengan konsentrasi NaOH 14°Be rendemennya lebih tinggi yaitu ± 75%. Kadar ALB dan kadar air dalam minyak kelapa sawit pasca netralisasi menunjukkan adanya korelasi. Kata Kunci: Konsentrasi NaOH, Kadar ALB, Netralisasi

Page 2 of 3 | Total Record : 29