YUNIANTA YUNIANTA
Unknown Affiliation

Published : 41 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH LAMA PERENDAMAN Na2S2O5 DAN FERMENTASI RAGI TAPE TERHADAP SIFAT FISIK KIMIA TEPUNG JAGUNG [IN PRESS APRIL 2014] Mukhamad Ryan Akbar; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Impor terigu di Indonesia mencapai 5 juta ton pertahun. Untuk mengurangi impor terigu diperlukan eksplorasi sumber bahan selain gandum. Salah satunya adalah pengembangan tepung berbahan baku lokal yaitu tepung jagung. Pemanfaatan tepung jagung masih sangat terbatas karena kualitasnya tidak sebaik terigu. Dengan demikian, dilakukan studi pembuatan tepung jagung dengan perlakuan perendaman menggunakan larutan Na2S2O5 dan dikombinasikan dengan fermentasi ragi tape. Penelitian dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor yaitu lama waktu perendaman Na2S2O5 yang terdiri atas 3 level (12, 24, 36 jam) dan lama waktu fermentasi yang terdiri atas 3 level (12, 24, 36 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh dari lama perendaman Na2S2O5 36 jam dan lama fermentasi 12 jam dengan kadar air 7.11%; kadar pati 72.17%; kadar protein 9.81%; kadar amilosa 24.03%; rendemen 78.29%; kecerahan (L*) 57.38; daya serap uap air 6.02%; swelling power 8.69 g/g; dan viskositas 92.71 d.Pas.   Kata Kunci: Fermentasi, Modifikasi pati, Natrium metabisulfit, Tepung jagung
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM BROMELIN TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEMPE GEMBUS (KAJIAN KONSENTRASI DAN LAMA INKUBASI DENGAN ENZIM) [IN PRESS JANUARI 2015] Jane Caprita Wijaya; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe gembus merupakan salah satu sumber protein nabati yang terbuat dari ampas tahu. Karena masyarakat menganggap tempe gembus tidak memiliki nilai gizi, maka perlu dilakukan pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah pada tempe gembus yaitu dengan menambahkan enzim bromelin sehingga protein tempe gembus lebih mudah dicerna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi enzim bromelin dan lama inkubasi yang tepat untuk mendapatkan tempe gembus terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu konsentrasi enzim (100, 300, 500 ppm) dan lama inkubasi dengan enzim (2, 4, 6 jam). Perlakuan terbaik dari analisis kimia dan organoleptik adalah tempe gembus dengan penambahan enzim bromelin sebanyak 500 ppm dan lama inkubasi dengan enzim selama 6 jam. Parameter kimia yang diperoleh dari tempe gembus perlakuan terbaik adalah kadar air 74.78%, protein terlarut 0.57%, N-amino 0.13%, dan pH 6.66.   Kata kunci: Enzim Bromelin, Konsentrasi Enzim, Lama Inkubasi, Tempe Gembus
HIDROLISIS PATI SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) OLEH ENZIM β-AMILASE UNTUK PEMBUATAN DEKSTRIN [IN PRESS JANUARI 2015] Eva Ni'maturohmah; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) merupakan tanaman asli dari  Asia Tenggara dan produksi sagu terbesar berada di Papua. Tetapi hanya dikonsumsi sekitar 4-5 % dari total produksi. Pati sagu dapat diolah untuk menghasilkan dekstrin yang lebih bisa dialikasikan  dalam aplikasi makanan.  Dekstrin adalah produk dari proses hidrolisis parsial struktur pati dengan asam ataupun enzim. Dalam penelitian ini dekstrin akan diproduksi dengan menggunakan enzim β-amilase dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu konsentrasi enzim 0.06%, 0.08% dan 0.10% (w/w) dan lama inkubasi 5,10 dan 15 (jam).  Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara konsentrasi enzim β-amilase dan lama inkubasi memberikan pengaruh sangat nyata (α = 0.05) terhadap viskositas dekstrin. Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan konsentrasi enzim β-amilase sebesar 0.10% dan lama inkubasi selama 15 jam.  Pelakuan terbaik memiliki karakteristik fisik dan kimia : kadar abu 0.18%, gula reduksi 0.49%, dextrose equivalent 2.16, dry solid 22.69%, viskositas panas110 cps dan viskositas dingin 103.3 cps.   Kata kunci : Pati Sagu, Enzim β-Amilase, Dekstrin
PENGARUH SUHU DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP SIFAT KIMIA DAN FISIK PADA PEMBUATAN MINUMAN SARI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) DENGAN KOMBINASI PENAMBAHAN MADU SEBAGAI PEMANIS [IN PRESS APRIL 2015] Agus Martua Ibrahim; Yunianta Yunianta; Feronika Heppy Sriherfyna
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengolahan jahe menjadi sari jahe untuk mengoptimalkan pemanfaatan rimpang jahe. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama waktu ekstraksi terhadap sifat kimia dan fisik sari jahe. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor, yaitu: (1) Suhu (85, 90 dan 95 0C) (2) Lama Waktu Ekstraksi (15, 20 dan 25 menit). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan uji lanjut BNT selang kepercayaan 95%.Perlakuan terbaik secara kimia fisik sari jahe diperoleh suhu 950 C dan lama waktu ekstraksi 25 menit dengan memiliki parameter fisik-kimia sebagai berikut: total fenol 447.93 ppm; aktivitas antioksidan 72.23%; total padatan 0.6%; pH 6.38; kecerahan 27.17; kemerahan 13.59; dan kekuningan 14.62. Sedangkan parameter organoleptik dengan perbandingan penambahan madu dan ekstrak jahe 50:50 memiliki kesukaan terhadap rasa 3.60; kenampakan 3.75; aroma 3.40, warna 3.75 dan tingkat kepedasan 3.70.   Kata kunci: Jahe Merah, Sari Jahe, Lama Ekstraksi, Suhu
PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN RASIO SARI JAHE EMPRIT(Zingiber officinale var. Rubrum) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK JAHE [IN PRESS APRIL 2015] Siska Febriyanti; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jahe emprit (Zingiber officinale. var. Rubrum) disebut juga dengan jahe kuning kecil, memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Salah satu produk yang bisa dikembangkan adalah  jelly drink, merupakan makanan ringan berbentuk gel kaya akan serat pangan yg dibutuhkan oleh tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi karagenan dan rasio sari jahe terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik jelly drink jahe. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktorial yang masing-masing terdiri dari 3 level. Faktorial1 yaitu penambahan karagenan dengan konsentrasi 0.15%, 0.25% dan 0.35%. Faktorial2 yaitu penambahan sari jahe dengan proporsi rasio 30%, 40% dan 50% sehingga diperoleh kombinasi 9  perlakuan dengan 3 kali ulangan. Jelly drink jahe emprit perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan rasio sari jahe 50% dan konsentrasi karagenan 0.35% dengan aktivitas antioksidan 78.42%, total fenol 48.82 ppm,pH 8.13, dan sineresis 5.48 mg/g.   Kata kunci: Antioksidan, Jahe, Jelly Drink, Karagenan
EKSTRAKSI ANTOSIANIN BUAH MURBEI (Morus alba L.) METODE ULTRASONIC BATH (KAJIAN WAKTU DAN RASIO BAHAN : PELARUT) [IN PRESS APRIL 2015] Enesty Winnie Winata; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dekade terakhir penggunaan zat warna sintetis makanan sangat popular. Melihat efeknya yang berbahaya, masyarakat beralih menggunakan pewarna alami yang aman dikonsumsi. Murbei sumber pewarna alami yang memiliki pigmen antosianin sebesar 1993 mg/100g. Murbei dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutra sehingga buahnya kurang termanfaatkan. Ekstraksi konvensional untuk mengambil antosianin memerlukan waktu lama, perlu alternatif ekstraksi lain yaitu metode ektraksi ultrasonic bath. Penelitian ini menggunakan RAK dengan 2 faktor yaitu  waktu ekstraksi terdiri dari 3 level (20, 25, 30 menit) dan rasio bahan:pelarut terdiri dari 3 level (1:5, 1:6, 1:7 b/v). Hasil penelitian terbaik diperoleh perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7 (b/v) dan lama ekstraksi 30 menit, dengan kadar antosianin 3344.62 ppm, aktivitas antioksidan 219.27 ppm, nilai pH 3.21,  rendemen 45.26%, tingkat kecerahan (L) 17.5, tingkat kemerahan (a) 7, dan tingkat kekuningan (b) 9. Ekstraksi ultrasonic bath menghasilkan nilai yang lebih baik pada semua parameter yang diuji.   Kata Kunci: Antosianin, Buah Murbei, Ekstraksi, Ultrasonic Bath
EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI BUAH MURBEI (Morus alba. L) METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION (KAJIAN WAKTU EKSTRAKSI DAN RASIO BAHAN: PELARUT) [IN PRESS JULI 2014] Aliefa Nur Azmi; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terbatasnya kualitas dan sumber pewarna alami menyebabkan penggunaan pewarna sintetisberkembang pesat, sehingga diperlukan pencarian alternatif pewarna alami seperti antosianin. Antosianin memiliki efek baik bagi tubuh. Antosianin banyak terdapat di buah salah satunya yakni buah murbei (Morus alba L.). Kadar antosianin pada buah murbei cukup tinggi berkisar antara 147.68 hingga 2725.46 mg/100gr. Ekstraksi pada umumnya menggunakan ekstraksi konvensional yang memakan banyak waktu dan tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan teknik ekstraksi yang cepat dan efisien yaitu MAE (Microwave Assisted Extraction). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan yaitu faktor I adalah waktu ekstraksi (40, 60, 80 detik) dan faktor II adalah rasio bahan:pelarut (1:4, 1:5,  1:6 b/v). Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan waktu ekstraksi selama 80 detik dan rasio bahan:pelarut 1:6 (b/v) dengan kadar antosianin 2434.74 ppm, aktivitas antioksidan IC50227.80 ppm, pH 3.32, rendemen 32.78%, tingkat kecerahan (L) 18, tingkat kemerahan (a*) 8.70, dan tingkat kekuningan (b*) 15.20.  Perbandingan ekstraksi konvensional dengan pelarut menunjukkan ekstraksi dengan MAE menghasilkan nilai yang lebih baik pada semua parameter yang diuji.   Kata Kunci: Antosianin, Buah Murbei, MAE
PENGARUH TEPUNG LABU KUNING, TEPUNG LELE DUMBO, NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKO, KIMIA, ORGANOLEPTIK COOKIES [IN PRESS JULI 2015] Siti Destisa Nandhani; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah gizi makro mikro seperti KEP dan KVA sering terjadi di Indonesia. Cara menanggulanginya dengan meningkatkan konsumsi pangan kaya karotenoid dan protein. Cookies merupakan makanan ringan yang dikonsumsi seluruh kalangan, namun cookies di pasaran kandungan karbohidrat dan lemaknya tinggi, rendah protein dan provitamin A. Bahan utama pembuatan cookies adalah terigu. Diperlukan substitusi dengan bahan baku lokal seperti labu kuning dan ikan lele dumbo serta penambahan Natrium Bikarbonat agar cookies bersifat porous. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor, yaitu proporsi tepung labu kuning:tepung ikan lele (20%, 25%, 30%) dan penambahan NaHCO3 (0%, 0.25%, 0.50%), diulang 3 kali dan dianalisis dengan ANOVA. Diuji lanjut BNT atau DMRT (α=5%). Uji organoleptik dengan Hedonic Scale, penentuan perlakuan terbaik metode Zeleny. Hasil perlakuan terbaik segi kimia fisik diperoleh pada proporsi 30%:20% dan NaHCO3 0%, segi organoleptik pada proporsi 30%:20% dan NaHCO3 0.50%.   Kata Kunci: Cookies, Ikan Lele Dumbo, Karoten, Labu Kuning, NaHCO3, Protein
PENGARUH SUHU DAN LAMA HIDROLISIS ENZIM PAPAIN TERHADAP SIFAT KIMIA, FISIK DAN ORGANOLEPTIK SARI EDAMAME [IN PRESS JULI 2015] Aridita Anggraini; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edamame adalah salah satu jenis biji-bijian yang dapat dikonsumsi sebagai sumber protein nabati bagi tubuh. Akan tetapi, edamame dengan pengolahan yang minimal masih mengandung sejumlah senyawa antigizi yang membuat protein di dalamnya sulit untuk dicerna tubuh. Upaya meningkatkan daya cerna protein dalam edamame dapat  dilakukan dengan cara mengolahnya menjadi minuman sari edamame dengan perlakuan penambahan enzim protease papain pada kondisi tertentu, sehingga protein di dalamnya lebih mudah untuk dicerna oleh enzim pencernaan dan diserap oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suhu dan lama waktu hidrolisis yang tepat untuk menghasilkan sari edamame dengan karakteristik kimia, fisik dan organoleptik yang.terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor dan 3 level, yaitu suhu hidrolisis (50°, 60° dan 70° C) dan lama hidrolisis (2, 4 dan 6 jam). Perlakuan terbaik fisik dan kimia diperoleh pada perlakuan suhu hidrolisis 60°C selama 2 jam,  dengan hasil analisis yaitu kadar protein terlarut 8,269%; kadar N-amino 0.12% pH 6.717; viskositas 7.33; derajat kecerahan (L) 48.6; kemerahan (a+)  8.93;dan   kekuningan (b+) 12.67, sedangkan perlakuan terbaik organoleptik diperoleh pada perlakuan suhu hidrolisis 50°C selama 4 jam. Kata Kunci: Enzim Papain, Hidrolisis Protein, Sari Edamame, Suhu, Waktu
PEMBUATAN DEKSTRIN DARI PATI SAGU (Metroxylon sagus Rottb) DENGAN ENZIM β – AMILASE TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA [IN PRESS JULI 2015] Eka Febryanti Tyanjani; Yunianta Yunianta
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sagu (Metroxylon sagus Rottb.) merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang paling produktif. Dekstrin adalah salah satu hasil hidrolisa pati yang menggunakan asam atau enzim. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi dan konsentrasi substrat serta karakteristik fisik dan kimia pati sagu dengan penambahan enzim β – amilase. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor 1 yaitu konsentrasi substrat tepung sagu yang terdiri dari 3 level  (10% b/v, 20% b/v, 30% b/v) dan faktor 2 yang terdiri dari 3 level yaitu lama waktu inkubasi (15 jam, 20 jam, 25 jam) dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian yang diperoleh secara hasil analisis kimia terbaik dekstrin menunjukkan DE 3.13; gula reduksi 0.17%; total padatan terlarut (TPT) 5.520brix; kadar air 2.29%; kadar abu 0.34% dan hasil analisis fisik dekstrin dari pati sagu memiliki warna (L) sebesar 29.55 (a) sebesar 8.90, (b) sebesar 3.62.   Kata Kunci: Dekstrin, Enzim β – amilase, Pati Sagu