cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
ISSN : 24423750     EISSN : 25276204     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia), ISSN 2442-3750 (print); ISSN 2527-6204 (online), publishes a scientific papers on the results of the study/research and review of the literature in the sphere of biology education in primary education, secondary education, and higher education. Additionally, this journal also covers the issues on environmental education. This journal collaborates with Asosiasi Lesson Study Indonesia (ALSI)/Indonesian Association of Lesson Study.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2015): JULY" : 12 Documents clear
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KONSERVASI PENYU DAN EKOWISATA DI DESA HADIWARNO KABUPATEN PACITAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Martina Kurniarum; Wahyu Prihanta; Sri Wahyuni
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3321

Abstract

Pengetahuan adalah segala informasi yang diserap oleh manusia dari berbagai sumber baik secara langsung maupun tak langsung. Sikap adalah kerangka tindakan yang akan dilakukan oleh manusia setelah mendapatkan respon dari lingkungannya. Pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya konservasi dan ekowisata yang telah dilakukan di Desa Hadiwarno Kabupaten Pacitan perlu digali sebagai evaluasi dan pertimbangan untuk perkembangan ke depannya, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat serta pihak-pihak terkait untuk meninjau kedaan nyata yang tergambar dalam hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap konservasi penyu dan ekowisata, perbedaan pengetahuan dan sikap antar kelompok masyarakat, hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap konservasi penyu dan ekowisata serta menghasilkan sumber belajar biologi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dekriptif. Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan di Desa Hadiwarno Kabupaten Pacitan yang berlangsung pada tanggal 28 April – 4 Mei 2014. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Analisa data penelitian menggunakan analisis varians satu jalan dan uji lanjut post hoc test serta analisis hubungan product moment. Sebagian besar tingkat pengetahuan masyarakat pada ketiga kelompok masyarakat tergolong pada taraf cukup baik, baik, dan sangat baik terhadap konservasi penyu dan ekowisata. Perbedaan pengetahuan antara KMKPW (Kelompok Masyarakat Konservasi Penyu untuk Wisata), Kelompok Pelajar dan Kelompok Masyarakat Umum memiliki perbedaan yang signifikan (p<0,05). Sebagian besar tingkat sikap masyarakat pada ketiga kelompok masyarakat tergolong pada taraf baik dan sangat baik terhadap konservasi penyu dan ekowisata. Perbedaan sikap KMKPW (Kelompok Masyarakat Konservasi Penyu untuk Wisata), Kelompok Pelajar dan Kelompok Masyarakat Umum memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap konservasi penyu dan ekowisata.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Konservasi Penyu, Ekowisata
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI BAHAN TAMBAHAN (SINGKONG, PEPAYA, NASI AKING) DALAM BERBAGAI PERBANDINGAN TERHADAP KUALITAS TEMPE CAMPURAN SEBAGAI MEDIA LEAFLET MATERI BIOTEKNOLOGI SMA KELAS XII Fatih Bisyria; Siti Zaenab; Ainur Rofieq
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3325

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan tambahan (singkong, pepaya, nasi aking) dan perbandingannya yang paling optimal terhadap kadar protein, kadar air, dan organoleptik pada tempe campuran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian True Experiment Design dan Studi Pengembangan. Design yang digunakan adalah Faktorial Contras Ortogonal Design. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dengan faktor pertama jenis bahan (kedelai-singkong, kedelai-pepaya, kedelai-nasi aking) dan faktor kedua perbandingan kedelai: bahan tambahan (50%:50%, 60%:40%, 70%:30%). Data berupa kadar protein, kadar air, dan organoleptik pada tempe. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Varian Dua Faktor dan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) 5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan dan perbandingan tidak berpengaruh terhadap kadar protein, kadar air, dan organoleptik pada tempe campuran. Kadar protein pada keseluruhan tempe campuran masih berada di atas standar SNI yaitu minimal 16,00 %. Tempe kontrol (kedelai murni) memiliki kandungan protein paling tinggi dengan nilai 19,37%. Pada tempe campuran yang memiliki kadar protein paling tinggi yaitu tempe campuran nasi aking dengan kadar protein 18,42 %. Kadar air pada keseluruhan tempe campuran masih berada di bawah standar SNI yaitu maksimal 65,00 %. Tempe kontrol (kedelai murni) memiliki kadar air paling rendah dengan nilai 46,63%. Pada tempe campuran yang memiliki kadar air paling rendah yaitu tempe campuran nasi aking dengan kadar air 47,73 %. Bahan tambahan nasi aking berpengaruh paling baik terhadap sifat organoleptik tempe campuran yaitu dengan rerata nilai 4,93 (sangat suka). Kata Kunci: Tempe Campuran, Bahan Tambahan, Kadar Protein, Kadar Air, Organoleptik
ANALISIS PERBANDINGAN BENTUK JARINGAN PEMBULUH TRAKEA PADA PREPARAT MASERASI BERBAGAI GENUS PIPER SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Feby Kurniawati; Siti Zaenab; Sri Wahyuni
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3326

Abstract

ABSTRAKSITujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis perbandingan bentuk jaringan pembuluh trakea pada preparat maserasi berbagai tanaman genus Piper dan menerapkannya sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk modul. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan tanaman dengan Genus Piper yang digunakan adalah Piper betle, Piper crocatum, Piper betle var nigra, Piper nigrum dan Piper retrofacum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan pembuluh trakea pada berbagai genus Piper memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda. Adapun perbedaan ini terdapat pada bentuk penebalan dinding sekunder dan bentuk khusus struktural meliputi panjang unsur diameter unsur pembuluh dan bentuk unsur pada irisan melintang. Adapun data hasil perbandingan bentuk jaringan pembuluh trakea tersebut kemudian digunakan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk modul yang melalui proses validasi oleh ahli media dan ahli materi.Kata Kunci: jaringan pembuluh, trakea, maserasi, genus Piper
INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN NGORO MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X Iin Ratih; Wahyu Prihanta; Rr. Eko Susetyarini
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3327

Abstract

ABSTRAKJenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan untuk memperoleh fakta atau data tentang keanekaragaman jenis Makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto. Pengambilan sampel dilakukan tiga stasiun dengan tiga kali ulangan untuk masing-masing stasiun. Parameter fisika yang diamati adalah kedalaman, kecerahan air, suhu air dan kecepatan arus. Parameter kimia yang diamati adalah pH, DO, BOD5, dan COD. Sedangkan parameter biologi yang diamati adalah kepadatan (D), kepadatan relatif (RD), kelimpahan (K), kelimpahan relatif (KR) dan indeks keanekaragaman (H’). Keanekaragaman makrozoobentos yang ditemukan di daerah aliran sungai Brantas terdiri dari Terdapat 11 spesies yakni Anentome Helena, Hydrophilus ovatus, Berosus sp, Lumbricus sp, Macromia magnifica , Sulcospira schmidti, Parathelphusa convexa, Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata, Corbicula fluminea, Corbicula largillierti. Indeks keanekaragaman tertinggi adalah Melanoides torulosa dan terendah adalah Berosus sp. Famili Buccinidae dengan kedalaman memiliki hubungan yang sangat kuat. Sedangkan famili Macromiidae dengan DO memiliki hubungan lemah. Hasil penelitian ini digunakan sebagai sumber belajar berupa handout materi invertebrata pada kelas X SMA IPA. Materi tersebut sesuai dengan penelitian yang memanfaatkan keanekaragaman invertebrata air di DAS Brantas untuk diidentifikasi dan dianalisis kegunaannya. Kata Kunci: Keanekaragaman, Makrozoobentos, Kelimpahan, Indeks Keanekaragaman.
PEMANFAATAN PTERIDOPHYTA KAWASAN HUTAN PACET TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) RADEN SOERJO KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA Neni Lusiana; Wahyu Prihanta; Abdulkadir Rahardjanto
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3328

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pteridophyta apa saja yang terdapat di kawasan Hutan Pacet Taman Hutan Raya Raden Soerjo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dan bagaimana klasifikasinya, serta untuk mengetahui implementasi hasil penelitian Pteridophyta agar dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian di laksanakan di dua tempat, pengambilan sampel Pteridophyta dilaksanakan di kawasan hutan Pacet Taman Hutan Raya Raden Soerjo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada koordinat S 07o44’00” – S 07o42’10” dan E 112o31’30” – E 112o32’30”. Pengambilan sampel tumbuhan paku yang terestrial maupun epifit pada penelitian ini menggunakan metode jelajah (cruise methods). Sedangkan pemanfaatan hasil penelitian Pteridophyta di kawasan ini yaitu berupa modul yang divalidasi dilakukan oleh guru biologi di SMAN 2 Batu. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 57 jenis Pteridophyta yang termasuk dalam 3 kelas. Ditemukan 3 jenis dari kelas Lycopodiinae, 1 jenis dari kelas Equisetinae, dan 53 jenis dari kelas Filicinae. Penggunaan Pteridophyta untuk sumber belajar di sekolah dalam bentuk modul dengan pemberian soal-soal dan pemberian tugas proyek membuat herbarium.Kata Kunci: Hutan Pacet TAHURA Raden Soerjo, Pteridophyta, sumber belajar biologi SMA
KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH DAERAH PERTANIAN APEL SEMI ORGANIK DAN PERTANIAN APEL NON ORGANIK KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI SMA Yusron Aminullah; Nurul Mahmudati; Siti Zaenab
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3329

Abstract

ABSTRAKJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-23 April 2014 dengan metode plot (kuadrat) dan menggunakan jebakan (Pittfall Trap). Penelitian dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui jenis makrofauna tanah, parameter ekologi, indeks keanekaragaman jenis, dan indeks kemerataan jenis yang terdapat pada pertanian apel semi organik dan pertanian apel  non organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makrofauna tanah yang ditemukan terdiri dari jenis Platydracus sp, Phyllophoga sp, Geophilus sp, Helicodiscus sp, Gryllus sp, Gryllotalpa gryllotalpa, Pirata piraticus, Pisaurina mira, Megascolex sp, Sigmoria trimaculata, Pachycodyla sp, Anoplolepis gracilipes, Iridomyrmex sp, Camponotus sp, dan Pheidole moerens. Parameter ekologi makrofauna tanah adalah: (1) Kepadatan berkisar antara 2,667 ind/m2 - 416,889 ind/m2, kepadatan relatif berkisar antara 0,004 - 0,487. kepadatan terendah jenis Pisaurina mira dan tertinggi jenis Irydomyrmex sp. (2) Frekuensi berkisar antara 0,063 - 0,844, frekuensi relatif berkisar antara 0,010 – 0,176 dengan nilai frekuensi terenda jenis Phyllophaga sp dan tertinggi jenis Irydomyrmex sp. (3) Indeks nilai penting tertinggi jenis Irydomyrmex sp 0,687, terendah Pisaurina mira 0,011. Indeks keanekaragaman jenis Shannon wiener (H’) 1,719 atau kategori keanekaragaman jenis rendah. Nilai evennes (E) yaitu 0,62 yang berarti populasi cenderung merata (E mendekati 1). Kelimpahan berkisar 1 - 16,63, terendah jenis Pisaurina mira dan tertinggi jenis Irydomyrmex sp.(4) Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan ajar Biologi SMA dalam bentuk poster.  Kata kunci: Makrofauna tanah, pertanian apel, dan keanekaragaman jenis.
STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI Candra Virgiawan
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3330

Abstract

ABSTRAKJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa dan kejadian yang terjadi, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juli-16 Agustus 2014 pagi hari dengan metode jelajah (visual day flying). Data dikumpulkan dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap populasi yang diselidiki. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sepuluh jenis spesies capung (Odonata), delapan jenis termasuk dalam sub ordo Anisoptera, Famili Libellulidae yaitu  Diplacodes trivalis, Neurothemis ramburii, Orthetrum glaucum, Orthetrum pruinosum, Orthetrum sabina, Pantela flavescens, Trithemis festiva, Zyxomma obtusum, dan dua jenis termasuk dalam subordo Zygoptera, Famili Chlorocyphidae  yaitu. Libellago lineate dan famili Coenagrionidae yaitu Ischnura sinegalensis. Odonata yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu 1.80%  dari famili  Libelludae, Genus Orthetrum, dan jenis Orthetrum Sabina. Nilai keanekaragaman tertinggi terdapat pada lokasi A yaitu 1.62. Nilai indeks kemerataan disemua lokasi mendekati 1 menunjukkan bahwa kondisi habitat pada semua stasiun penelitian adalah heterogen. Berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat beberapa faktor abiotik  yang memiliki korelasi yang kuat dengan jumlah  jenis capung yang di temukan,  faktor abiotik tersebut diantaranya adalah intensitas cahaya, DO, dan BOD. Hasil analisis FBI (Famili Biotik Indeks) diperoleh nilai 7,00, hal ini menunjukan bahwa kualitas air sungai Brantas Batu-Malang tergolong dalam kategori buruk dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak.Kata Kunci: Odonata,Sungai Brantas, Keanekaragaman jenis
KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH DI KAWASAN PERKEBUNAN COKLAT (Theobroma cacao L. ) SEBAGAI BIOINDIKATOR KESUBURAN TANAH DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI Endrik Nurrohman; Abdulkadir Rahardjanto; Sri Wahyuni
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3331

Abstract

ABSTRAKJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-28 Maret 2015 dengan metode jebakan (Pit tfall Trap). Penelitian dilakuka  bertujuan untuk mengetahui jenis makrofauna tanah, parameter ekologi, indeks keanekaragaman jenis, dan indeks kemerataan jenis yang terdapat di kawasan perkebunan coklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makrofauna tanah yang ditemukan terdiri dari jenis Tachita angulata, Cryptocercus garciai, Lymnaea rubiginosa, Odontoponera denticulata, Sigmoria trimaculata, Pirata piratichus, Sitena sp., Grillus sp., Scolopendra gigantea, Forficula auricularia, Hydrochara soror, Leptocarisa acuta, Trigoniulus corallinus, Odontomanchus sp., Lumbricus rubellus, Phyllopaga sp., Componatus arogans, Geophilus sp., Gryllotalpa grillotalpa, Ploiaria sp.. Parameter ekologi makrofauna tanah adalah: (1) Kepadatan berkisar antara 0,25 ind/m2 – 4,75 ind/m2, kepadatan relatif berkisar antara 0,002 - 0,052. kepadatan terendah jenis Grillotalpa grillotalpa dan tertinggi jenis Pirata piraticus (2) Frekuensi berkisar antara 0,16 – 1,00, frekuensi relatif berkisar antara 0,018 – 0,115 dengan nilai frekuensi terendah jenis Grillotalpa grillotalpa dan tertinggi jenis Scolopendra gigantea. (3) Indeks nilai penting tertinggi jenis Pirata piratichus  5,28, terendah Grillotalpa grillotalpa 0,027. Indeks keanekaragaman jenis Shannon wiener (H’) kategori keanekaragaman jenis rendah. Nilai evennes (E) populasi cenderung merata. Hail Uji C-Organik tanah sangat tinggi berarti tanah tergolong tanah yang subur. Rendahnya keanekaragaman karena adanya penggunaan pestisida jenis Carbokfuran yang mendominasi. Hasil penelitian ini digunakan sebagai sumber belajar biologi berupa buku petunjuk praktikum.Kata kunci: Makrofauna Tanah, Bioindikator dan Keanekaragaman
STUDI TRIKOMA DAUN PADA FAMILI SOLANACEAE SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Veni Puspita Dewi; Iin Hindun; Sri Wahyuni
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3332

Abstract

ABSTRAKPenelitian dilakukan dengan melihat jaringan epidermis pada tujuh spesies yang mewakili family solanaceae (Solanum melongena, Solanum tuberosum, Capsicum frustescens, Capsicum annum, Datura metel, Physalis minima dan Lycopersicon pimpinellifolium) yang ditemukan di daerah cangar kota Batu dengan metode jelajah. Kemudian dilakukan penelitian pada epidermis daun di Labolatorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dengan menggunakan mikroskop SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trikoma pada famili solanaceae memiliki bentuk yang bervariasi. Dari 7 spesies ditemukan trikoma rambut sederhana, stellata, berkepala unicel dan hidatoda. Kemudian hasil penelitian ini untuk dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA kelas XI melalui analisis KD, silabus dan RPP pada materi pembelajaran jaringan tumbuhan dengan penyajian bahan ajar berbentuk buku ilmiah.Kata kunci: Studi bentuk, Trikoma Daun, family Solanaceae, Sumber Belajar
PENGGUNAAN KITOSAN CANGKANG BEKICOT (Achantina fulica) UNTUK BAHAN PENGAWET ALAMI BERBAGAI JENIS SAYURAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI Nur Aisyah; Ainur Rofieq; Poncojari Wahyono
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 1 No. 2 (2015): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v1i2.3333

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan vitamin C dan pH dalam sayuran bunga kol, kubis dan buncis yang diawetkan dengan kitosan cangkang bekicot selama proses penyimpanan dan untuk mengetahui berapakah konsentrasi kitosan cangkang bekicot yang paling efektif sebagai bahan pengawet sayuran tersebut. Kegiatan penelitian dilakukan melalui True Experimental Research. Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang yang berlangsung pada tanggal 23 Juni – 6 Juli 2014.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan pada bunga kol, kubis dan buncis yaitu C0, K0 dan B0 (Kontrol), C1, K1 dan B1 (0,5%), C2, K2 dan B2 (1%), C3, K3 dan B3(1,5%l), C4, K4 dan B4 (2%), C5, K5 dan B5 (2,5%), Analisis data menggunakan analisis varians satu arah dan uji beda jarak nyata Duncan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian konsentrasi kitosan cangkang bekicot (Achantina fulica) terhadap perbedaan kandungan vitamin C sayuran bunga kol, kubis dan buncis dari hari per hari selama penyimpanan. Perubahan kandungan vitamin C paling kecil terjadi pada perlakuan 1,5% dan paling besar pada perlakuan kontrol. Pemberian konsentrasi kitosan cangkang bekicot (Achantina fulica) 1,5% adalah yang paling efektif mempengaruhi kandungan fitamin C sayuran bunga kol, kubis dan buncis. Hasil penelitian diaplikasikan pada perencanaan pembelajaran SMA kelas XII materi bioteknologi.Kata Kunci: Pengawet alami, kitosan cangkang bekicot, sayuran bunga kol, kubis dan buncis, kandungan vitamin C dan Ph

Page 1 of 2 | Total Record : 12