cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Suhuf
ISSN : 25272934     EISSN : 25272934     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Volume 28., No.2., Nopember 2016" : 7 Documents clear
TIPOLOGI LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF GEORGE MAKDISI Shobahiya, Mahasri
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Tulisan ini mengungkap tentang tipologi lembaga pendidikan dalam perspektif George Makdisi. Makdisi mengungkap mulai dari lembaga pra madrasah sampai pada lahirnya madrasah dan lembaga-lembaga serumpun, yang ternyata menunjukkan beberapa keunikan, di antaranya adalah dimulai dari tumbuhnya lembaga yang paling sederhana, dalam bentuk masjid sampai pada lahir cikal-bakal perguruan tinggi. Keunikan-keunikan tersebut, baik berkaitan dengan nama, bentuk, pendiri atau pengembang, maupun tipe pengembangannya. Sebagai contoh, pendiri lembaga pendidikan, ada yang dari pengajarnya sendiri dan ada pula yang pejabat yang sedang berkuasa saat itu; pengembangannya, ada yang sangat bergantung pada penguasa dan ada pula yang ada kemandirian dari pengajarnya; bentuknya, ada berasrama dan ada pula yang tidak berasrama; sedangkan berkaitan dengan materi kajiannya, ada yang hanya mengkaji salah satu sub kajian ilmu-ilmu keislaman dan ada yang satu lembaga menfasilitasi beberapa sub kajian, bahkan ada pula yang menfasilitasi ilmu-ilmu non keislaman.
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MUHAMMADIYAH 6 KENDAL TAHUN AJARAN 2013/2014 Inayati, Nurul Latifatul
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai educator, manager, supervisor, leader, innovator, motivator dan entrepreneur serta bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya dalam bidang peningkatan prosesionalisme guru, karena guru adalah pendidik profesional dan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan dengan analisis deskriptif kualitatif, dan memakai pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama: pelaksanaan peran kepala sekolah di sekolah tersebut selama ini secara umum sudah baik. Peran sebagai pendidik, manajer sekolah, administrator, supervisor, leader, climator, motivator telah dilaksanakan dengan baik. Namun demikian peran sebagai entrepreneur/innovator belum secara maksimal dilakukan, karena di SMP Muhamadiyah 6 Kendal terkendala oleh dana yang terbatas, kurang kreatifitas dalam menciptakan suasana mengajar yang menyenangkan. Kedua: profesionalisme guru di sekolah  tersebut selama ini secara kuantitas telah memiliki jumlah guru yang cukup dan kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan bidang ajar. Dilihat dari segi kualitas kinerja secara umum cukup disiplin dan lincah. Ketiga: upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di sekolah tersebut dengan membuat perencanaan kerja sekolah jangka 4 tahun dan 1 tahun dalam hal pendidik dan tenaga kependidikan, serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru meliputi: pembinaan kedisiplinan kerja, pemberian motivasi dan penghargaan, menjalin hubungan kerja yang baik, pemberian dan pemenuhan kesejahteraan dan jaminan keselamatan kerja, menyediakan kebutuhan aktualisasi diri dan pengembangan diri, mengikuti pelatihan kependidikan, ikut serta MGMP, seminar, workshop, diklat, pendidikan lanjut, dan program sertifikasi guru.
WAKAF TUNAI SEBAGAI REAKTUALISASI SHODAQAH JARIYAH (Tinjauan Istihsan Maslahah dan hukum Muamalat) Harun, Harun
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obyek Wakaf berupa uang tunai, akhir-akhir ini banyak dibicarakan oleh para Ahli Fiqh, karena selama ini adat orang Islam di Indonesia jika mewakafkan benda berupa benda tetap seperti tanah, bangunan masjid, pondok pesantren, panti asuhan dan benda-benda tetap lainnya. Bisa jadi orang islam indonesia masih terpancang oleh  faham bahwa wakaf termasuk wilayah ibadah mahdhoh yang tidak bisa dirubah-rubah dan harus mengikuti menurut aturan semestinya. Secara explisit Istilah wakaf tidak dijelaskan dengan pasti dalam al-qur’an maupun hadits, oleh sebab itu penjabaran makna wakaf masih perlu diperluas lagi, karena mengingat wakaf disamping memiliki dimensi ritual tetapi memiliki juga dimensi sosial.Dalam tulisan ini. Penulis mencoba menelusuri subtansi makna wakaf dan pemberdayaannya dengan tinjauan Istihsan Maslahah dan Hukum Muamalat. Pokok masalah yang diangkat dalam tulisan ini menyangkut obyek wakaf, apakah harus benda tetap atau tidak. apakah boleh di-perjualbelikan atau ditukar guling dan bagaimana pemberdayaannya. Teori yang digunakan untuk menjawab persoalan tersebut dengan Istihsan bin maslahah.Hasil penelitian ditemukan bahwa (1) semua barang yang bermanfaat boleh diwakafkan, baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak tanpa melihat dari sifat fisik barang, karena hakekat akad muamalah yang berkaitan dengan benda, yang dituju bukan dzat bendanya tetapi nilai manfaatnya. (2). Jika benda wakaf itu sudah tidak berfungsi lagi untuk kepentingan sosial, maka solusinya mengambil jalan lain (dengan dalil Istihsan maslahah), yaitu benda wakaf itu dijual dan hasil dari penjualan itu tetap untuk kepentingan sosial sesuai dengan fungsi pokok dari benda wakaf. (3) Pemberdayaan wakaf tunai tidak hanya untuk kemaslahatan yang bersifat ritual, melainkan juga untuk kemaslahatan yang lebih luas, termasuk didalamnya adalah untuk memberdayakan ekonomi umat.
PEMAHAMAN EVALUASI HASIL BELAJAR DI KALANGAN CALON GURU (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2016) Aly, Abdullah
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang bagaimanakah pemahaman calon guru tentang konsep evaluasi hasil belajar, setelah dianalisis data disimpulkan bahwa Kajian ini menghasilkan 4 (empat) kesimpulan penting. Pertama, pemahaman calon guru tentang konsep dan definisi evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 22 orang (41,5%) dan 5 orang (9,43%). Kedua, pemahaman calon guru tentang tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 16 orang (30,18%) dan 5 orang (9,43%). Ketiga, pemahaman calon guru tentang sasaran evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 13 orang (24,53%) dan 10 orang (18,87%). Keempat, pemahaman calon guru tentang prosedur evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, sementara pemahaman yang terendah dimiliki oleh calon guru laki-laki, masing-masing  sebanyak 27 orang (50,94%) dan 10 orang (26,31%).
PERAN ILMU FALAK (ASTRONOMI) SEBAGAI PINTU GERBANG KHAZANAH INTELEKTUAL ISLAM Dartim, Dartim
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu Astronomi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya kepada objek berupa benda – benda angkasa termasuk bumi, bulan dan matahari serta gejala – gejala yang ditimbulkannnya. Dengan harapan agar benda – benda angkasa tadi dapat diamati dan diperkirakan kejadiannya, yang kejadian itu memiliki pengaruh terhadap kehidupan manusia di bumi. Di era kemajuan dalam berbagai bidang seperti zaman sekarang ini teknologi ilmu falak dan astronomi juga mengalami kemajuan yang begitu pesat. Namun hal ini sangat disayangkan karena masih sangat sedikit dari kalangan umat Islam yang memahami akan hal ini. Disebabkan budaya intelektual umat islam yang belum berkembang. Dimana sebenarnya, melalui pengkajian ilmu falak inilah umat islam dapat memasuki kembali khazanah budaya intelektualnya untuk kembali menguasai peradaban ilmu dan teknologi di dunia. Sehingga harapan besar dari Islam  dapat terwujud yaitu umat Islam  mampu membangun peradaban yang unggul dan utama. Tulisan ini berupaya mendeskripsikan bagaimana sejarah intelektual Islam yang pernah jaya pada abab pertengahan, untuk kemudian kita bangkitkan kembali pada era modern hari ini (dimana hari ini umat islam sedang dialanda kejumudan) melalui pintu gerbang pengkajian ilmu falak atau ilmu Astronomi. Karena dengan pengkajian ilmu astronomi diharapkan umat Islam mampu membangkitkan minatnya mengkaji kembali peran pentingnya ilmu dan teknologi, dengan tidak meninggalkan peran syariah dalam praktik dan teorinya.
KONSEP EVALUASI PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL- QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN (PENDEKATAN TAFSIR TEMATIK) Ulfa, Maria
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al Qur’an mengispirasikan bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia adalah suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik. Ada tiga tujuan pedagogis dari system evaluasi Allah terhadap manusia. Pertama, Untuk menguji kemampuan manusia beriman terhadap  berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya. Kedua, Untuk mengetahui sampai dimana atau sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rasulullah kepada manusia. Ketiga, Untuk menentukan klasifikasi tingkat-tingkat hidup keIslaman / keimanan manusia, sehingga manusia diketahui yang paling mulia disisi Allah yaitu yang paling bertaqwa kepadaNya. Manusia yang sedang dalam iman dan ketaqwaanya atau manusia yang ingkar kepada ajaran Islam. Evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, Pertama, evaluasi diri sendiri (self evaluation intropeksi). Kedua evaluasi terhadap orang lain (peserta didik)
ZIKR DAN FIKR: MENUJU TRANSFORMASI DIRI Mahmud, Abdullah
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan hati terhadap zikir adalah identik dengan kebutuhan ikan terhadap air, demikian kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sedang Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata:”Sesungguhya zikr adalah makanan pokok bagi hati dan roh, apabila hamba Allah gersang dari siraman zikr, maka jadialah ia bagikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makan pokok”. Zikir merupakan hakekat ibadah dan menjadi sarana untuk mencapai ketinggian dan kemulian rohani.  Zikr adalah perbuatan atau keadaan yang diwajibkan bagi seluruh umat muslim, karena para Nabi terdahulu juga  diperintahkan Allah untuk berzikir.Sedangkan Dalam khazanah Islam, Tafakkur mempunyai padanan kata yang banyak dan agak mirip maknanya, seperti I’tibar (mengambil pelajaran), ta’amul (memikirkan), tadabbur (merenungkan), dan tazakkur (mengingat-ingat). Dalam kata tafakkur terkandung objek yang mesti menjadi sasaran perenungan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7