cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis
ISSN : 23030453     EISSN : 24429872     DOI : -
Core Subject : Education,
Diya al-Afkar adalah jurnal ilmiah yang memfokuskan studi al-Quran dan al-Hadis. Jurnal ini menyajikan karangan ilmiah berupa kajian ilmu-ilmu al-Quran dan al-Hadis, penafsiran/pemahaman al-Quran dan al-Hadis, hasil penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan yang terkait tentang al-Quran atau al-Hadis, dan/atau tinjauan buku. Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 01 (2016): JUNI" : 7 Documents clear
MENGENAL LEBIH DEKAT METODE TAFSIR MAUDLU’I Didi Junaedi
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.488 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.799

Abstract

Memasuki era Modern, era di mana segalanya ingin segera dipenuhi dalam waktu singkat, harapan masyarakat untuk dapat memahami pesan-pesan al-Qur’an yang lebih cepat dan utuh tentang suatu tema tertentu pun tak terelakkan lagi. Konsekuensinya, dibutuhkan sebuah metode penafsiran yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat modern tersebut, yang menginginkan pembahasan tentang suatu tema tertentu merujuk kepada ayat-ayat al-Qur’an. Jawaban atas keinginan tersebut kemudian terwujud dengan lahirnya sebuah metode penafsiran yang relatif baru di antara mainstream  metode penafsiran yang ada. Metode tersebut kemudian populer dengan istilah “Metode Tafsir Maudlu’i” atau metode tafsir tematik. Operasionalisasinya mufasir terlebih dahulu menentukan tema kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan tema yang dibahas sehingga bisa diketahui pandangan dunia al-Qur’an tentang hal tersebut. Urgensi metode maudhu’i adalah diharapkan menjadi solusi Qur’ani bagi problem masyarakat kontemporer. Dengan demikian, mufasir berusaha kuat untuk tidak fanatik atau condong dengan hasrat dan ideologi yang dipunyainya dan membiarkan al-Qur’an lewat ayat-ayatnya untuk berbicara apa yang diinginkannya terkait tema yang telah ditentukan mufasir itu.  Kata Kunci: kebutuhan masyarakat, berbagai metode tafsir, pandangan dunia al-Qur’an dan solusi Qur’ani. 
METODE TAFSIR TAHLILI Zuailan Zuailan
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.3 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.805

Abstract

Tafsir dilihat dari metodenya terdiri dari 4 macam yaitu Tahlili, Ijmali, Muqarran dan Maudhu’i. Tafsir tahlili ini banyak dilakukan oleh beberapa mufassir, mereka menjelaskan secara rinci dari Al-Fatihah sampai An-Nas. Mufassir klasik yang memakai tafsir tahlili di antaranya Ibnu Jarir At-Thabari, Ibnu Katsir dan lain sebagainya, sedangkan mufassir kontemporer di antaranya Quraish Shihab, Hamka dan lain sebagainya. Untuk itu supaya didapatkan pemahaman yang komprehensif tentang tafsir tahlili dalam kesempatan ini penulis ingin membahasnya lebih lanjut dalam makalah ini. Kata Kunci: Metode, Tafsir, Tahlili
PROBLEM SUBJEKTIFITAS DALAM TAFSIR BI AL-MA’TSUR, TAFSIR BI AL-RA’YI, DAN TAFSIR BI AL-ISYARAH Izzudin Washil
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.322 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.777

Abstract

Subjektivitas adalah salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam penafsiran. Untuk menghasilkan penafsiran yang benar, sang penafsir harus membuang jauh-jauh unsur subjektif dirinya. Pertanyaannya, mungkinkah dalam proses penafsiran sang penafsir dapat membuang unsur subjektif dirinya? Bukankah dalam proses penafsiran, unsur subjektif sang penafsir tidak bisa dilepaskan dari diri sang penafsir itu sendiri? Jika demikian halnya, bagaimana mengatasi dilema subjektivitas (yang menjadi penyebab kesalahan, di satu sisi, dan menjadi unsur tak terpisahkan, di sisi lain) ini dalam penafsiran? Untuk menjawab dilema ini, satu hal perlu ditegaskan, subjektivitas penafsir pasti ada dalam proses penafsiran, namun tidak semua subjektivitas itu menjadi penyebab kesalahan. Subjektivitas yang menjadi penyebab kesalahan adalah subjektivitas yang tidak lagi menghiraukan rambu-rambu penafsiran yang sudah digariskan para ahli tafsir, subjektivitas yang berusaha menaklukkan nash di bawah kepentingan pribadi atau mazhabnya. Namun, jika subjektivitasnya masih mengikuti kaidah-kaidah penafsiran yang disepakati para ulama tafsir disertai niat ijtihad mencari kebenaran, maka subjektivitas macam ini adalah subjektivitas yang dibenarkan.  Kata kunci: subjektifitas penafsir, dilema subjektifitas, subjektifitas penyebab kesalahan dan subjektifitas yang dibenarkan.
TAFSIR MAQASHIDI : METODE ALTERNATIF DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN Umayah Umayah
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.937 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.778

Abstract

Penafsiran terhadap al-Qur’an merupakan hal yang niscaya karena dibutuhkan baik bagi umat Islam pada umumnya maupun bagi yang memiliki kesungguhan untuk mempelajari al-Qur’an, memahami dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Para ulama yang berkecimpung dalam penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an berupaya untuk selalu melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam penafsirannya supaya dapat menjawab persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat. Untuk itu harus ada metode yang relevan yang bisa digunakan dalam menafsirkan al-Qu’an supaya up to date (Shalih li Kulli al-Zaman wa al-Makan), metode penafsiran tersebut yaitu Tafsir Maqashidi, yang akan penulis bahas dalam makalah ini.Kata Kunci: Tafsir, Maqashidi, Metode, Penafsiran, Al-Qur’an
MEMILIH PASANGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HADITS (Tinjauan Teori Dan Aplikasi) Aeni mahmudah
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.417 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.886

Abstract

Memilih pasangan hidup merupakan tahap pertama yang harus dilalui sebelum pernikahan. Beberapa hal bisa mendorong seseorang, saat menentukan siapa yang pantas untuk dijadikan sebagai pendampung hidup. Hal tersebut tidak hanya berorientasi pada kebaikan lahiriah, seperti kecantikan, kekayaan, status sosial, agama, dan budi pekerti. Kriteria tersebut dalam Adat Jawa juga dikenal dengan istilah bobot, bibit, dan bebet. Akan tetapi, Rasulullah Saw dalam hadisnya, lebih menekankan untuk memilih pasangan hidup berdasarkan agama dan budi pekertinya.Pembahasan dalam skripsi ini mencakup tentang: 1) bagaimana kesahihan hadis memilih calon pendamping hidup? 2) bagaimana makna dan interpretasi terhadap hadis tentang memilih pasangan hidup tersebut? serta 3) bagaimana relevansinya hadis nabi terhadap kehidupan sosial masyarakat pada masa kekinian?Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini tidak lain adalah untuk mengetahui kesahihan hadis, mengetahui pemaknaan dan interpretasi terhadap hadis tentang memilih pasangan hidup, serta untuk mengetahui relevansi hadis terhadap kehidupan sosial masyarakat pada masa kekinian.Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan membahas buku, baik dari buku primer maupun sekunder yang menjelaskan tentang memilih pasangan hidup, terutama yang berkaitan dengan hadis, Hukum Islam, serta Adat Jawa. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dengan tujuan agar dapat memberi gambaran tentang memilih pasangan hidup, yang berangkat dari teori dalam teks hadis, Hukum Islam, serta Budaya atau Adat Jawa, hingga relevansinya pada masa kini.Hadis pertama yang menjelaskan tentang menikahi perempuan karena kecantikan, keturunan, harta, dan agama, merupakan hadis sahih baik sanad maupun matannya.  Sedangkan hadis kedua tentang menerima pinangan laki-laki yang baik agama serta ahlaknya, pada awalnya merupakan hadis dhaīf, kemudian menjadi hasan lighairihi karena turut menguatkan hadis yang pertama. Dewasa ini dalam memilih pendamping hidup, masyarakat masih senantiasa melangsungkan konsep-konsep tersebut di atas, namun perbedaannya pada masa sekarang ini ada kelonggaran dalam memilih pasangan. Selain itu, baik laki-laki maupun perempuan lebih terbuka dalam menentukan pilihannya. Semua itu sah-sah saja, karena pada dasarnya tujuan atau niat dari memilih pasangan hidup, tidak lain agar kelak rumah tangga yang akan dijalani dapat berbuah kebahagiaan baik di dunia, maupun di akhirat. Kata kunci: pasangan hidup, hadis, teori, aplikasi
KONSEP TAKDIR DALAM AL-QUR’AN ( Studi Tafsir Tematik) Arnesih Arnesih
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.463 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.887

Abstract

Takdir merupakan sebuah sebutan atas pengetahuan Allah Swt yang meliputi seluruh alam.  Allah Swt menulis segala peristiwa yang terjadi baik kepada alam maupun manusia.  Takdir Allah Swt hanya untuk menyelaraskan takdir dengan keinginan manusia, karena manusia diberkahi kelebihan akal untuk mampu membedakan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, Allah Swt hanya membimbing kita menuju amal kebaikan yang menyebabkan kita mempunyai keinginan dan kemudian melakukannya. Amal kebaikan kita didapat melalui keimanan, ketaatan yang tulus dan berdo’a agar selalu mendapatkan ridha Allah Swt.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep takdir dalam al-Qur’an secara kronologis pewahyuan makkiyah dan madaniyah serta perspektif teologis dan sains, sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode maudlu’i (tematik), yang berarti menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan takdir kemudian menyusun secara kronologis ayat makkiyah dan ayat madaniyah. Dalam penyusunan ayat makkiyah dan madaniyah penulis menggunakan teorinya Ibnu Abbas. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menunujukkan bahwa sebagian besar ayat tentang takdir lebih cenderung kepada ayat-ayat makkiyah dibandingkan dengan ayat-ayat madaniyah. Ini menunujukan bahwa ayat tentang takdir lebih menyeru kepada tauhid. Dalam pengelompokan ayat-ayat tentang takdir berdasarkan makkiyah dan madaniyah penulis mengkategorikan ke dalam empat kategori yakni: takdir yang berbicara tentang waktu, takdir yang berbicara tentang manusia, takdir yang berbicara tentang alam semesta dan takdir yang berbicara tentang balasan manusia.   Kata Kunci: Takdir, Teologis dan Sains, Tafsir
TRADISI MUJAHADAH PEMBACAAN AL-QUR’AN SEBAGAI WIRID DI PONDOK PESANTREN KEBON JAMBU AL-ISLAMY BABAKAN CIWARINGIN CIREBON M. Ofik Taufikur Rohman Firdaus
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.082 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.888

Abstract

Al-Qur’an adalah mukjizat terakhir dan teragung yang keotentikannya dipelihara langsung oleh Allah Swt. Oleh karena itu, al-Qur‟an terus dikaji dan dijadikan pedoman umat Islam. Berbagai interaksi pun dilakukan secara individu ataupun kelompok. Di antaranya ada sebagian yang hanya mempelajari seputar redaksinya saja dan ada juga yang mengaplikasikan al-Qur‟an langsung dalam kehidupannya atau disebut dengan Living Qur’an. Salah satu contoh Living Qur’an adalah Tradisi Mujahadah Pembacaan al-Qur‟an Sebagai Wirid di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin CirebonPenelitian ini mengkaji bagaimana tradisi mujahadah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy dan bagaimana pengalaman pelaku mujahadahpun menjadi salah satu rumusan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tradisi Mujahadah secara runtut di Pondok Kebon Jambu. Kemudian juga mengetahui pengalaman yang dirasakan oleh orang yang mengamalkan mujahadah.Penelitian ini merupakan kajian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitik, yaitu memaparkan realita dan menganalisis tentang kegiatan mujahadah al-Qur’an di Pondok Pesantren Kebon Jambu dengan metode pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara, metode pengolahan data dan metode penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa tradisi ini dilatarbelakangi oleh keinginan pengasuh untuk meneruskan amalan yang beliau lakukan ketika mesantren di Pondok A.P.I Tegal Rejo dan melestarikan tradisi ahlussunnah wal jama’ah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Senin malam Selasa setelah shalat Maghrib dan dikuti oleh seluruh santri. Tujuannya adalah sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt, melatih diri untuk memerangi hawa nafsu, menumbuhkan rasa tawakkal kepada Allah Swt, membersihkan diri dari segala penyakit, wujud rasa syukur atas limpahan nikmat, serta melatih diri dan para santri untuk istiqomah membaca al-Qur’an. Kemudian, beberapa pengalaman yang dirasakan oleh pelaku mujahadah diantaranya timbul ketenangan lahir dan bathin, dimudahkan dalam segala urusan, tumbuhnya semangat belajar menuntut ilmu, kelapangan rizki, dikabulnya segala permintaan, serta terjalinnya tali silaturahmi yang erat.  Kata Kunci: mujahadah, wirid, tradisi, Al-Qur’an dan Pesantren

Page 1 of 1 | Total Record : 7