cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2002)" : 8 Documents clear
Aspek Praktis Nutrisi Parenteral pada Anak Aryono Hendarto; Sri S Nasar
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.227-34

Abstract

Nutrisi parenteral (NP) merupakan salah satu alternatif dukungan nutrisi yang telahterbukti dapat menunjang tumbuh kembang anak selama sakit. NP diindikasikan untukanak sakit yang tidak boleh atau tidak dapat mengkonsumsi makanan secara oral/enteral.Mengingat komplikasinya maka pemberian NP harus benar-benar memperhitungkanrisk and benefit. Langlah-langkah pada tatalaksana NP meliputi: penentuan status nutrisi(klinik, antropometrik & laboratorik), perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairandan nutrien), pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta carapemberiannya (masing-masing atau all in one/three in one), penentuan akses NP (sentralatau perifer), pelaksaan pemberian dan pemantauan komplikasi.
Demam pada Pasien Neutropenia Sri Rezeki S Hadinegoro
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.174 KB) | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.235-41

Abstract

Demam merupakan salah satu gejala terpenting dari penyakit infeksi. Di lain pihak,demam tanpa disertai gejala klinis lain sulit menentukan penyebab. Oleh sebab itu,pemeriksaan penunjang sangatlah diperlukan. Namun, dalam keadaan neutropenia baikdisebabkan oleh penyakit utamanya yaitu penyakit keganasan ataupun akibat dari obatsitostatik. Beberapa parameter infeksi seperti jumlah leukosit, laju endap darah, kadartransaminase, dan biakan tidak dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosisinfeksi pada penyakit keganasan tersebut. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, maka telahdibuat kesepakatan pemberian antibiotik pada pasien neutropenia yang mengalamidemam. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan pada kemungkinan jenis bakteri penyebabyang tersering. Diharapkan dengan mentaati pedoman tersebut pengobatan demam padaneutropenia lebih terarah dan dapat mencegah lebih banyak resistensi bakteri
Imunogenitas dan Keamanan Vaksin Varisela pada Anak Sehat Hindra Irawan Satari; Sri Rezeki Hadinegoro; Alan R Tumbelaka; Hardjono Abdoerrachman; Htay H Han; Bock H
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.772 KB) | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.202-5

Abstract

Untuk menilai reaktogenitas dan imunogenitas vaksin varisela hidup yang dilemahkan(galur-Oka) pada anak sehat. Studi deskriptif dilakukan pada 300 anak yang berumur1- 12 tahun dan dibagi menjadi 3 subgrup menurut umur (1 -<3 tahun, 3 -<7 tahun, 7-12 tahun). Sebelum penelitian anak-anak tersebut dimintakan kesediaan dari orang tuanyasecara tertulis, dilakukan anamnesis mengenai riwayat varisela sebelumnya, danpemeriksaan titer anti-varisela. Dalam kurun waktu waktu 2 minggu apabila hasil negatif,maka diberikan suntikan vaksin varisela (Varilrix) 0,5 ml pada lengan deltoid kiri, setelahdilakukan pemeriksan fisis sebelumnya. Sesuai penyuntikan pada orangtua pasiendiberikan kartu harian untuk mencatat suhu tubuh, gejala lokal atau umum yang terjadisetelah penyuntikan. Bila dianggap perlu, orang tua dapat membawa anak untukdiperiksa. Pada hari ke-42 dilakukan pemeriksaan fisis pada setiap anak dilanjutkandengan pengambilan darah pasca vaksinasi. Kartu harian dikumpulkan kembali untukdianalisis. Penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta,dari tanggal 3 Mei 1998 sampai dengan 22 Oktober 1998. Seluruh sediaan arahpravaksinasi diperiksa di Laboratorium Bioanalytical Research Corporation (Barc) Jakartadengan metode ELISA. Separuh diantara spesimen disimpan menunggu separuh spesimendarah pravaksinasi yang akan dikirim ke Rixenstat, Belgia untuk diperiksa ulang titerpra vaksinasi sekaligus memeriksa titer pasca vaksinasi, dengan metode IndirekImmunoflouresent test (IIF). Dari 300 anak yang masuk dalam penelitian ada 5 anakyang tidak menyelesaikan penelitian. Reaksi umum (9,80%) lebih banyak dijumpaidaripada reaksi lokal (1%). Demam tinggi didapatkan pada 3 anak (1,7%), tigadiantaranya disangka (probable/suspected) ada hubungannya dengan tindakan vaksinasi.Subyek yang memperlihatkan gejala ruam tidak menunjukan gejala demam tinggi. Semuagejala tadi menghilang tidak lebih dari 5 hari. Enam minggu setelah penyuntikan hanyasatu subyek yang tidak menunjukkan adanya serokonversi (0,7%). Golongan umur mudamenunjukkan nilai gmt yang lebih tinggi. Vaksin varisela hidup yang dilemahkan (galurOka) pada penelitian ini aman, ditoleransi dengan baik dan mempunyai tingkatperlindungan yang tinggi pada anak 1 – 12 tahun
Infeksi Jamur Sistemik pada Pasien Immunocompromised Djajadiman Gatot
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.242-6

Abstract

Dalam keadaan normal relatif sedikit spesies jamur yang patogenik. Akan tetapi padabeberapa keaaan tertentu seperti defisiensi imun (immunocompromised) beberapa spesiesjamur dapat menyebabkan infeksi, terutama pada pasien dengan keadaan defisiensi imun(immunocompromised). Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan keadaanimmunocompromised antara lain ialah neutropenia, adanya kerusakan pada imunitasseluler dan humoral, perubahan pada sawar fisik, gizi buruk, adanya obstruksi danperubahan flora bakteri. Secara klinis infeksi jamur dibagi menurut tempat infeksi danjenis patogenesisnya. Keadaan yang perlu mendapat perhatian khusus ialah infeksi jamursistemik karena dapat meningkatkan angka mortalitas. Ada beberapa faktor yangmenyebabkan jumlah kasus infeksi jamur sistemik bertambah pada kelompok pasienyang berbeda. Kelompok pasien ini perlu diketahui sehingga diagnosis dapat ditegakkandan pencegahan infeksi jamur dapat dilakukan sehingga diharapkan dapat menurunkanangka morbiditas dan moralitas.
Absorpsi Karbohidrat Yang Berasal Dari Beras Pada Anak Usia 1-3 Tahun Daniel Effendi; Agus Firmansyah; Sri Rezeki S Hadinegoro; Pramita G Dwipoerwantoro
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.206-12

Abstract

Para peneliti mendapatkan bahwa pati beras cukup baik diabsorpsi di saluran cerna,bahkan lebih baik sebagai komposisi bersama elektrolit untuk mengatasi diare. Meskipunkecil, masih terdapat berbagai prevalensi malabsorpsi karbohidrat yang bervariasi, baikdengan pati beras maupun dengan pati lainnya. Khin Maung-U mendapatkan prevalensimalabsorpsi pati beras pada anak di Birma cukup besar (66,5%), sedangkan pati berasmudah didapat di negara-negara dengan beras sebagai makanan pokok sehingga perluditeliti kemampuan absorpsi pati beras pada anak Indonesia. Telah dilakukan uji hidrogennapas pada 86 anak Indonesia usia 1-3 tahun di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu,Jakarta Selatan. Di antara 86 anak yang di beri meal test dengan kue pati beras 80 guntuk setiap anak ternyata 82 anak (95,3%) masih mampu mengabsorpsi pati berasdengan baik, hanya 4 anak (4,7%) yang mengalami malabsorpsi pati beras. Belumdiketahui pasti tipe malabsorpsi pada ke-empat anak ini. Pada penelitian ini terdapat 16anak (18,6%) berasal dari keluarga sosial ekonomi tidak mampu, sebagian besar ibuberpendidikan SLTP ke bawah, dan sebagian besar pekerjaan orangtuanya di sektorswasta dan buruh. Tidak ditemukan hubungan bermakna (p>0,05) pengaruh diare pada6 anak (7%), riwayat BBLR pada 13 anak (15,1%), status gizi kurang ataupun malnutrisipada 35 anak (40,7%) dan infeksi cacing/jamur pada 17 anak (19,8%) terhadapmalabsorpsi pati beras.
Evidence-based Medicine (EBM) Alan R Tumbelaka
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.247-8

Abstract

Evidence-based Medicine (EBM) adalahpengintegrasian antara (1) bukti ilmiahberupa hasil penelitan yang terbaik dengan(2) kemampuan klinis dokter serta (3) preferensipasien dalam proses pengambilan keputusanpelayanan kedokteran , sedang Geddes (2000)menyatakan bahwa EBM adalah strategi yang dibuatberdasarkan pengembangan teknologi informasi danepidemiologi klinik dan ditujukan untuk dapatmenjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayananmedik dokter dengan basis bukti medis yangterbaik
Peran Vasodilator pada Gagal Jantung Anak Sri Sofyani
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.213-21

Abstract

Vasodilator dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik dengan memperlebar pembuluhdarah arteriol (mengurangi afterload) dan/atau menurunkan preload (tekanan pengisianventrikel kiri dengan venodilatasi) terbukti berperan dalam penanganan gagal jantungkongestif. Pada pasien gagal jantung berat, jika pengobatan konvensional tidak adekuatmaka penggunaan vasodilator sangat bermanfaat. Pada anak, pemberian vasodilatordiindikasikan pada keadaan tidak responsif terhadap pengobatan konvensional, padapersiapan operasi, keadaan menunggu saat operasi jantung, pasca operasi jantung danjika diperlukan penurunan preload dan/atau after load. Pada makalah ini dibahas beberapajenis vasodilator yang sering dipakai pada gagal jantung anak
Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum Noval Aziz
Sari Pediatri Vol 3, No 4 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp3.4.2002.222-6

Abstract

Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan ototsaluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.Ulkus peptikum dapat bersifat primer (akut dan kronis) atau sekunder akibat adanyapenyakit lain. Tujuan utama pengobatan ulkus peptikum adalah untuk mengurangi rasasakit, mempercepat penyembuhan ulkus dan mencegah terjadinya residif ataupunkomplikasi. Antagonis reseptor H2 berperan dalam mengurangi sekresi asam lambungdengan menghambat pengikatan histamin secara selektif pada reseptor H2 danmenurunkan kadar cyclic-AMP dalam darah. Antagonis reseptor H2 yang paling banyakdigunakan pada kelompok anak sebagai pengobatan standar terhadap ulkus peptikumadalah simetidin dan ranitidin. Simetidin dan ranitidin efektif untuk menghilangkangejala nyeri pada episode akut dan mempercepat penyembuhan ulkus dengan toksisitasrelatif ringan. Pada kasus ulkus peptikum kronik yang disertai infeksi oleh Helicobacterpylori, diperlukan pemberian antibiotik amoksisilin dan atau metronidazol.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2002 2002


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue