Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEK MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI: STRATEGI, BUDAYA, DAN KINERJA ITO', AHMAD IZZUL
RONTAL: Jurnal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i1.323

Abstract

Institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu wahana dan media yang dapat dijadikan sebagai strategi pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter bagi mahasiswa, agar menjadi mahasiswa yang memiliki etika dan moral akademik dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila. Upaya yang dapat dilakukan institusi pendidikan tinggi dengan cara mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata kuliah. Pengintegrasian pendidikan karakter sebagaimana dimaksud mulai dari penyusunan profil dan capaian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan sampai tahapan evaluasi hasil belajar yang memberikan kesimbangan pada tiga domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengintegrasiakan pendidikan karakter pada  mata kuliah, dosen sebagai pengendali pembelajaran dapat melakukan dengan memberikan keteladan nilai karakter akademik dalam bentuk sikap dan perilaku disiplin dalam menegakkan norma, kritis dan kreatif dalam bentindak, rasional dalam berpikir, jujur dalam tutur kata, bertanggung jawab dalam mengemban kewajiban serta sikap anti plagiat dalam penyelesaian karya ilmiah. Bagaimana pembentukan karakter mahasiswa yang beretika dan bermoral akademis. Bagaimana proses integrasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang dilaksanakan di luar kelas. Apa tindakan best practice institusi untuk menjalankan program integratif didalam kampus dengan luar kampus. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi. Tujuan penelian ini memberikan konsep dan strategi tentang pengembangan pendidikan karakter pada institusi pendidikan tinggi, dan diharapkan memberikan manfaat kepada pelaksana akademik dalam mendesain pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Civic Competence Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 2 Sungai Penuh Rafzan Rafzan; Fandy Adpen Lazzavietamsi; Ahmad Izzul Ito
RONTAL: Jurnal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/a

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk melihat kompetensi kewarganegaraan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Desain penelitian bersifat kualitatif menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian dipilih melalui snowball sampling yang melibatkan guru-guru pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah itu, koordinator kurikulum sekolah dan siswa SMA Negeri 2 Sungai Penuh. Data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Teknik triangulasi digunakan untuk uji validitas data. Setelah data dikumpulkan, analisis dilakukan menggunakan teknik analisis interaktif. Temuan ini mengungkapkan bahwa kompetensi sipil di SMA Negeri 2 Sungai Penuh belum sepenuhnya dilaksanakan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kompetensi kewarganegaraan belum terpenuhi, pertama; Kurangnya minat siswa terhadap investasi diri d dalam proses pembelajaran seperti terlalu enggan terlibat dalam diskusi kelompok dan ketidakmauan untuk menghargai pendapat orang lain, kedua; kurangnya pengetahuan guru dalam memahami karakteristik siswa sehingga guru luput membantu dan sering tidak terkontrol selama proses pembelajaran berlansung, ketiga; kurangnya pengetahuan guru dalam memahami potensi siswa yang mengakibatkan metode mengajar guru satu arah.
EFEK MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI: STRATEGI, BUDAYA, DAN KINERJA AHMAD IZZUL ITO'
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i1.323

Abstract

Institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu wahana dan media yang dapat dijadikan sebagai strategi pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter bagi mahasiswa, agar menjadi mahasiswa yang memiliki etika dan moral akademik dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila. Upaya yang dapat dilakukan institusi pendidikan tinggi dengan cara mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata kuliah. Pengintegrasian pendidikan karakter sebagaimana dimaksud mulai dari penyusunan profil dan capaian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan sampai tahapan evaluasi hasil belajar yang memberikan kesimbangan pada tiga domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengintegrasiakan pendidikan karakter pada  mata kuliah, dosen sebagai pengendali pembelajaran dapat melakukan dengan memberikan keteladan nilai karakter akademik dalam bentuk sikap dan perilaku disiplin dalam menegakkan norma, kritis dan kreatif dalam bentindak, rasional dalam berpikir, jujur dalam tutur kata, bertanggung jawab dalam mengemban kewajiban serta sikap anti plagiat dalam penyelesaian karya ilmiah. Bagaimana pembentukan karakter mahasiswa yang beretika dan bermoral akademis. Bagaimana proses integrasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang dilaksanakan di luar kelas. Apa tindakan best practice institusi untuk menjalankan program integratif didalam kampus dengan luar kampus. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi. Tujuan penelian ini memberikan konsep dan strategi tentang pengembangan pendidikan karakter pada institusi pendidikan tinggi, dan diharapkan memberikan manfaat kepada pelaksana akademik dalam mendesain pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Analysis of The Fourth Principles of Pancasila in PPKn Learning in Islamic High School Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung Barikalana, Mohammad Alfan; Ito, Ahmad Izzul
JURNAL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Vol 12, No 2 (2024): JURNAL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
Publisher : Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jmmp.v12.i2.2024.30506

Abstract

Saat ini penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mengalami degradasi. Salah satunya di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien (PPHM) Ngunut Tulungagung. Permasalahan yang terjadi di SMA Islam Sunan Gunung Jati adalah banyak siswa yang keluar kelas pada jam-jam tertentu terutama pada jam ke-6 ke atas. Alasan mereka keluar kelas untuk membeli sesuatu, setelah di luar sebenarnya mereka membeli sesuatu tetapi mampir ke play station (PS), main billiard, nongkrong di warung kopi, merokok dan sebagainya. Oleh karena itu peran seorang guru khususnya guru PPKn sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan, pemahaman dan pembelajaran agar dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mendeskripsikan bagaimana penerapan Sila Keempat di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam Analisis Sila Keempat di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan merupakan penemuan fenomena yang terjadi di lapangan dengan desain penelitian deskriptif berupa komunikasi tertulis dan lisan dari penulis yang berinteraksi dengan informan. Dalam penelitian ini dilakukan melalui aspek mengamati sesuatu (objek penelitian), kemudian menjelaskan fakta yang akurat sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Dari hasil penelitian ditemukan: pada saat jam belajar siswa lebih sering keluar kelas terutama pada pukul 6 ke atas, mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan bermain Play Station, bermain billiard, nongkrong di warung kopi, merokok dari pada mengikuti jam belajar di kelas. Implementasi nilai-nilai Pancasila pada sila keempat di SMA Islam Sunan Gunung Jati belum berjalan secara optimal, namun sebagian siswa di SMA Islam Sunan Gunung Jati memahami bahwa nilai Pancasila ke-4 menitikberatkan pada kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.Kata kunci: Implementasi, Pembelajaran PKN, Sila Ke-4 Pancasila.DOI: 10.23960/jmmp.v12.i2.2024.30506
FENOMENA MUSIK PUNK DAN KRITIK PERILAKU KORUPSI: STUDI KOMUNITAS PUNK DI TULUNGAGUNG Hermawan, Iqbal; Ito, Ahmad Izzul
SULTAN ADAM: Jurnal Hukum dan Sosial Vol 3 No 2 (2025): Juli-Desember 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/sultan.v3i2.1395

Abstract

Fenomena korupsi di Indonesia merupakan persoalan struktural yang telah merusak kepercayaan publik terhadap institusi negara. Di tengah apatisme masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi secara formal, munculnya musik punk sebagai medium kritik sosial menjadi saluran alternatif untuk menyuarakan keresahan terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan. Musik punk dengan karakter lirik yang lugas, keras, dan tanpa kompromi, mencerminkan semangat perlawanan terhadap sistem yang korup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana musik punk merepresentasikan kritik terhadap perilaku korupsi dan sejauh mana dampak pesan sosial dalam lagu-lagu punk terhadap kesadaran masyarakat, khususnya di Tulungagung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap komunitas punk seperti “Pop Punk Has No Age” dan band “Springbad Punk”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik punk berfungsi sebagai alat komunikasi sosial dan bentuk perlawanan budaya yang efektif di lingkungan komunitas. Lagu-lagu punk mampu membentuk kesadaran kritis, mendorong diskusi, bahkan aksi nyata dalam menolak praktik korupsi. Namun demikian, dampaknya masih terbatas pada komunitas tertentu karena faktor stigma dan gaya penyampaian yang tidak selalu dapat diterima masyarakat umum. Meskipun demikian, musik punk tetap menjadi sarana penting dalam membangun ruang refleksi dan memperkuat suara-suara alternatif yang selama ini terpinggirkan.