This Author published in this journals
All Journal JFIOnline
SZ, Bambang
Bagian Ilmu Biomedik Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN AGONIS RESEPTOR OPIOID KAPPA (-) U50,488H DALAM PROSPEK TERAPI GEJALA PUTUS OBAT MORFIN Khotib, Junaidi; SZ, Bambang; Yulistian, .; Syamsiah, Siti; Suzuki, Tsutomu
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 1 (2006)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Opioid receptor Kappa has different or even contradictive characteristic compare to opioid receptor mu. Stimulation of mu receptor with morphine, phentanyl, or DAMGO shows strengthening effect, locomotor increase,  euphoria and drug craving, while activation of Kappa receptor by its agonist shows disphoria effect, sedative and drug rejection. This experiment revealed that treatment with 10 mg/kg morphine in group of ICR  mice significantly increase the locomotor activity from 490 to 2460 total activity (P<0.001; n=12 each group). This increase was significantly inhibit by selective pre-treatment Kappa receptor agonist (-) U50,488H 3 mg/kg. Drug carving effect was evaluated with conditioning place preference (CPP) method where pre-treatment with (-) U50,488H 3 mg/kg subcutaneous injection also decreased drug carving effect caused by morphine, i.e. from 127 to 30 CPP value (p<0.01).  ABSTRAK Reseptor opioid kappa mempunyai sifat yang berbeda bahkan bertentangan dengan reseptor opioid mu. Stimulasi reseptor mu dengan morfin, fentanil atau DAMGO menunjukkan efek penguatan, peningkatan lokomotor, euphoria dan keinginan mendapatkan obat kembali (drug craving), sementara aktivasi reseptor kappa oleh agonisnya menunjukkan efek disphoria, sedative dan penolakan obat. Penelitian ini menunjukkan perlakuan dengan morfin 10 mg/kg pada mencit galur ICR meningkatkan secara bermakna efek aktivitas lokomotor dari 490 menjadi 2460 aktivitas total (P<0.001; n=12 tiap kelompok). Peningkatan ini diturunkan secara signifikan dengan pra-perlakuan selektif agonis reseptor kappa (-) U50,488H 3 mg/kg yaitu menjadi 1501 aktivitas total (p<0.01). Efek drug craving dievaluasi dengan metode conditioning place preference (CPP), pra-perlakuan dengan injeksi sub-kutan (-) U50,488H 3 mg/kg juga menurunkan efek drug craving yang disebabkan oleh morfin dari 127 menjadi 30 harga CPP (p<0.01). Untuk menjelaskan mekanisme penurunan gejala putus obat tersebut, dilakukan pengukuran kadar dopamin pada nucleus accumbens dan pengujian aktivitas protein G yang terikat pada reseptor dopamin pada limbic forebrain dengan metode [35S]GTPS binding assay. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pra-perlakuan (-) U50,488H dapat menurunkan gejala putus obat yang disebabkan oleh morfin.