Kusdariyanto, Irwan
Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kemampuan Adaptasi Masyarakat Di Pulau-Pulau Kecil dalam Menghadapi Krisis Air (Studi Kasus: Pulau Buluh, Pulau Kelong dan Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau) Putri, Chitra Widyasani Surya; Kusdariyanto, Irwan
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 6, No 3 (2014)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.803 KB)

Abstract

Vulnerability to the crisis of water resources occurs in the area of small islands which is considered vulnerable are as affectedby climate change. Indonesiahas 17.477 small islands (<2000 km2) which is in habited by20% of the total population of Indonesia, but the availability of water is not sufficient for the community to meet the increasing yearly demand. In 2014 the research activities carried out to measure the degree of adaptation to small islands in the face of these conditions. This study uses primary data with respondents heads of families who live on the Penyengat island, Buluh island, and the island Kelong. The research approach sedan index based on number of variables approaches a result of the vulnerability of the study area. The method used a composite index of the normalized data using the min-max values, weighting methods Iyengar and Sudharshanand is analyzed descriptively. The result of the analysis for the vulnerability index is 0.65 for Penyengat is land with a capacityof 0,131. Pulau Kelong has vulnerability index of 0.46with adaptive capacity of 0.170. Penyengat Island has a vulnerability index of 0.34 with adaptive capacity of 0,230. The conclusion shows that Penyengat island communities shave the worst adaptive capacity as compared to Kelong and Buluh Island. The study is expected to contribute to the government in the provision of infrastructure, especially water resources and good clean water suitable applied on small islands in Indonesia
TINGKAT KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN IRIGASI TETES (Studi Kasus: Desa Doropeti dan Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat) Kusdariyanto, Irwan
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1340.367 KB)

Abstract

Salah satu peluang yang cukup besar tetapi sering terabaikan adalah pemanfaatan lahan kering. Lahan kering memiliki banyak potensial yang mampu menghasilkan bahan pangan yang cukup bila dikelola dengan menggunakan strategi pengembangan yang tepat dan teknologi yang efektif. Guna mendukung penerapan teknologi jaringan irigasi tetes diperlukan mengukur tingkat kesiapan masyarakat dan bagaimana penanganan dalam penerapan teknologi Jaringan Irigasi Tetes yang berkelanjutan dalam mendukung peningkatan produktivitas lahan kering. Kontribusi penelitian adalah tidak hanya mengukur tingkat kesiapan masyarakat saja namun menyiapkan strategi penanganan kesiapan masyarakat dalam mengadopsi teknologi Jaringan Irigasi tetes di lahan kering. Kajian penelitian menggunakan pendekatan mixed method dimana data primer dan data sekunder dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis tingkat kesiapan pemangku kepentingan menggunakan data hasil isian kuesioner yang dibangun dan dikembangkan dari konsep Tri Ethnic for Prevention Center.  Hasil analisis tingkat kesiapan yang dimiliki oleh Desa Doropeti berada pada skor 4,744(preplanning): memiliki sedikit kesadaran mengenai issue mengenai pengetahuan tentang JIAT, kemitraan dan kelembagaan. Sedangkan hasil analisis Desa Sori Tatanga adalah 5.043 (Preparation): memiliki keingintahuan mengenai sumberdaya lokal dari aspek pendanaan dan keterlibatan. Strategi penanganannya melalui pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi dan sekolah lapang dalam rangka mendukung keberlanjutan penerapan teknologi irigasi tetes. Kata Kunci:  Tingkat Kesiapan Masyarakat, Teknologi Irigasi Tetes, Pengembangan Lahan Kering
Model Kelembagaan Pengelolaan Teknologi Mikrohidro Berbasis Masyarakat (Studi Kasus : Desa Gunung Lurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas) Kusdariyanto, Irwan
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1685.198 KB)

Abstract

In some developing countries, development activities are concentrated in urban areas in which facilities support it. On the other hand, development in rural areas is relatively slow due to lack of infrastructure and facilities. Energy, particularly electricity, is one of basic infrastructure needed to improve quality of life and economic growth in the rural areas. This paper attempts to develop a micro-hydro technology management model, based on the stages of institutional establishment by the technology user group. The stages are derived from model test theory (Borg and Gall, 1989) and developed to ten main steps. This research utilizes qualitative method incorporated with quantitative method. The result indicates that the user group in case study location followed the stages model although some modifications are applied. It shows that the model is quite applicable in managing community-based institution of micro-hydro technology development.
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM KETERSEDIAAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TERHADAP TINGGINYA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA BATAM Zanuardi, Arvian; Kusdariyanto, Irwan
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 2, No 3 (2010)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.925 KB)

Abstract

Kota Batam dan keberadaannya yang strategis pada jalur perdagangan internasional yang padat membuatkota ini berkembang menjadi kawasan yang produktif dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi danpeluang investasi bisnis yang sangat menjanjikan. Pesatnya perkembangan Kota Batam ini pada akhirnyamemicu ketidakseimbangan kapasitas penyediaan infrastruktur sebagai dampak dari laju pertumbuhanpenduduk yang tinggi yang mulai tidak terkendali. Masyarakat pun kemudian mengharapkan adanyapeningkatan kualitas dan kuantitas penyediaan infrastruktur yang diberikan oleh stakeholder. Studi inidilakukan untuk melihat sejauh mana penilaian masyarakat dalam penyediaan infrastruktur terkait lajupertumbuhan penduduk Kota Batam yang tinggi tersebut. Setelah dilakukan pengkajian, didapatkankesimpulan bahwa persepsi masyarakat secara umum terhadap penyediaan infrastruktur di Kota Batam lebihdari 50 persen mengatakan kurang dan hanya 20 persen yang merasa telah tercukupi dengan infrastrukturyang ada. Dalam persepsi masyarakat yang dilihat secara sektoral pun didapatkan dari bidang Jalan danJembatan sebesar 44% dikatakan mencukupi/sedang, bidang Sumber Daya Air sebesar 44% dikatakan kurangbaik, dan Bidang Pemukiman sebesar 55% dikatakan kurang mencukupi/kurang baik. Ini berarti bahwapemerintah selaku penyedia infrastruktur masih perlu menambah ketersediaan infrastruktur di Kota Batamguna memenuhi peningkatan kebutuhan infrastruktur sebagai dampak dari laju pertumbuhan penduduk KotaBatam yang tinggi ini.