Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Upper eyelid reconstruction due to scar contracture following major burn injury: A case series Zakaria, Iskandar; Rizal, Syamsul; Irwansyah, Denny; Chintia Amelia Pratiwi
Journal of International Surgery and Clinical Medicine Vol. 4 No. 1 (2024): (Available online: 1 June 2024)
Publisher : Surgical Residency Program Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/jiscm.v4i1.48

Abstract

Background: Upper eyelid contracture is a regular occurrence after severe facial burns. Numerous problems, such as corneal ulcers and exposure keratitis, may result from it. It is difficult for plastic surgeons to operate in this situation to preserve worst-case scenarios and enhance palpebral function. Methods: In this piece, we showcase two instances: (1) Eight months after suffering a chemical burn injury, a 26-year-old male was diagnosed with bilateral superior palpebral contracture with iris prolapse. Both eyes' visual acuity was 6/6 - 1/¥. A 75-year-old female patient was identified as having a corneal ulcer and a contracture on her left upper eyelid. Both eyes' visual acuity was 20/6 - 1/¥. In order to restore the top eyelid in both patients, we undertook a contracture release and a full-thickness skin graft. Results: Evaluation five days after surgery revealed no evidence of graft lysis and that the graft had taken nicely. On the patient graft from the second, we discovered shifting, although new epithelization will take place. Both of the patients had good eyelid looks following restoration. Conclusion: Plastic surgeons should be aware of the seriousness of significant burn injuries to the face. Patients must receive appropriate instruction on the significance of avoiding consequences from eyelid contractures. In this instance, creating the top eyelid via a skin graft and contracture release technique made sense. We acknowledge that one of the limitations of our study is the brief observational period of the patient's conditions.
Manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis dan tatalaksana abses paru pada anak Bakhtiar, Bakhtiar; Herdata, Heru Noviat; Liansyah, Tita Menawati; Zakaria, Iskandar; Sufriani, Sufriani; Safana, Garsia
Jurnal Prima Medika Sains Vol. 5 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jpms.v5i1.3909

Abstract

Abses paru merupakan rongga berdinding tebal yang mengandung bahan purulen akibat supurasi dan nekrosis pada parenkim paru yang terlibat. Berdasarkan faktor predsposisi, maka abses paru pada anak dapat dibagi menjadi abses paru primer dan sekunder. Penyebab utama terjadinya abses paru primer adalah Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus aureus. Abses sekunder diperberat oleh penyakit paru, misalnya bronkhiektasis, fibrosis kistik, infark paru. Diagnsosis abses paru pada anak ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Dicurigai abses paru apabila terdapat keluhan demam dan batuk, dan adanya tanda-tanda konsolidasi paru. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memperkuat diagnosis abses paru meliputi rontgen dada, ultrasonografi, dan computed tomography (CT Scan). Tatalaksana abses paru meliputi tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum meliputi pemberian makanan dan cairan yang cukup dan oksigen. Pemberian oksigen dilakukan jika ada gejala sesak nafas. Selanjutnya, tatalaksana khusus meliputi pemberikan antibiotika, drainase dan tindakan operatif (lobektomi). Antibiotik secara inta vena yang tepat direkomendasikan sebagai terapi awal untuk abses paru. Jika tidak ada perbaikan klinis dan radiologis yang bermakna, maka dipertimbangkan dilakukan drainase. Seterusnya, jika dengan drainase juga tidak ada perbaikan, maka langkah terakhir adalak dilakukan lobektomi.
DETEKSI DINI TUMOR PAYUDARA DENGAN SADARI DAN PENAPISAN DENGAN ULTRASONOGRAFI DI KOTA BANDA ACEH Yus, Teuku Muhammad; Novirianthy, Rima; Zakaria, Iskandar; Machillah, Nurul; Dwi Susanti, Nurhayani; Zulkarnain, Zulkarnain; Suhanda, Rachmad
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 12 No 1 (2025): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v12i1.7974

Abstract

Kanker payudara salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada perempuan di seluruh dunia. Kemenkes RI melaporkan bahwa dari sekitar 26.550 wanita usia 30-50 tahun yang memiliki benjolan pada payudara, 17,64% diantaranya dicurigai kanker payudara. Sementara di Provinsi Aceh dari 1285 wanita usia yang sama dan memiliki keluhan benjolan payudara, 54,1% dicurigai kanker payudara. Kanker payudara menempati peringkat kedua kematian akibat kanker di Indonesia. Angka mortalitas tersebut diperparah dengan fakta bahwa dari 80% kasus kanker payudara di Indonesia terdeteksi saat stadium lanjut. Menanggapi permasalahan tersebut, kami menyelenggarakan penyuluhan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan dilanjutkan penapisan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara dan pemeriksaan ultrasonografi payudara. Kegiatan ini melibatkan residen Prodi Radiologi FK USK, Banda Aceh. Hasil pemeriksaan ultrasonografi 12 peserta, 41,67% dengan keluhan dan 58,33% tanpa keluhan, 25% memiliki lesi di payudara dan 75% tidak ditemukan lesi.
DETEKSI DINI TUMOR PAYUDARA DENGAN SADARI DAN PENAPISAN DENGAN ULTRASONOGRAFI DI KOTA BANDA ACEH Yus, Teuku Muhammad; Novirianthy, Rima; Zakaria, Iskandar; Machillah, Nurul; Dwi Susanti, Nurhayani; Zulkarnain, Zulkarnain; Suhanda, Rachmad
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 12 No 1 (2025): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v12i1.7974

Abstract

Kanker payudara salah satu kanker yang paling banyak ditemui pada perempuan di seluruh dunia. Kemenkes RI melaporkan bahwa dari sekitar 26.550 wanita usia 30-50 tahun yang memiliki benjolan pada payudara, 17,64% diantaranya dicurigai kanker payudara. Sementara di Provinsi Aceh dari 1285 wanita usia yang sama dan memiliki keluhan benjolan payudara, 54,1% dicurigai kanker payudara. Kanker payudara menempati peringkat kedua kematian akibat kanker di Indonesia. Angka mortalitas tersebut diperparah dengan fakta bahwa dari 80% kasus kanker payudara di Indonesia terdeteksi saat stadium lanjut. Menanggapi permasalahan tersebut, kami menyelenggarakan penyuluhan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan dilanjutkan penapisan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara dan pemeriksaan ultrasonografi payudara. Kegiatan ini melibatkan residen Prodi Radiologi FK USK, Banda Aceh. Hasil pemeriksaan ultrasonografi 12 peserta, 41,67% dengan keluhan dan 58,33% tanpa keluhan, 25% memiliki lesi di payudara dan 75% tidak ditemukan lesi.
CT Scan Strategies for Early Stroke Diagnosis: A Mini Review for Medical Practitioners Zakaria, Iskandar
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 8, No 2 (2023): December 2023
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jds.v8i2.37111

Abstract

Background: Stroke is one of the leading causes of death and disability worldwide. Early detection and rapid intervention are crucial to reducing the adverse effects of stroke. In the last decade, the use of computed tomography (CT) scans has become the standard in stroke diagnosis. However, the main challenge medical practitioners face is the rapid and accurate interpretation of CT scan images for early signs of stroke. Objective: The main aim is to improve the accuracy and efficiency of stroke diagnosis early, thus enabling faster and more effective medical intervention. Methods: The research methodology involves using advanced algorithms and image analysis techniques to identify early signs of stroke on CT scan images. Results: This study reviewed a series of cases of patients with early stroke symptoms, comparing the results of manual analysis by medical practitioners with those of analysis using an improved computerized approach. This study significantly improved early stroke detection using optimized CT Scan image analysis methods. Compared to traditional methods, this approach offers higher accuracy, potentially reducing the time required for diagnosis. Conclusion: This study confirms that integrating advanced image analysis technology in medical practice can be essential in early stroke diagnosis. The implications of these findings are significant, especially in improving emergency medical response and stroke management, as well as in lowering the risk of long-term damage to patients.
Lumbar spondylosis: Does conventional X-ray still play the role? Yus, Teuku M.; Zakaria, Iskandar; Satria, Darma; Illahi, Resti
Trends in Infection and Global Health Vol 4, No 1 (2024): June 2024
Publisher : School of Medicine, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/tigh.v4i1.39206

Abstract

Lumbar spondylosis is a very common complaint of severe low back pain (LBP) or lumbar disc herniation and patients often diagnosed by using radiological examination. Lumbar spondylosis is a degenerative process of the spine, but it can also result from various factors. It is often misdiagnosed as a degenerative process because it only involves the corpus vertebra, intervertebral disc, and osteoporosis of the spine. However, many other causes can lead to inappropriate treatment plans. The X-ray is believed to be a helpful tool in the initial imaging test of lumbar spondylosis diagnosis. However, further imaging tests with magnetic resonance imaging (MRI) or computed tomography (CT) scan are highly recommended. This should be noted by physicians working in rural primary and secondary healthcare facilities who might only have the X-ray to make a diagnosis of lumbar spondylosis. This article reviewed published articles on comparing X-ray, CT scan, and MRI diagnosis data of patients with lumbar spondylosis. The analysis provides insight into the role of X-ray in diagnosing lumbar spondylosis.