AbstractBasiyo, as a traditional comedian with a Javanese cultural background, greatly influenced the development of comedy in Indonesia. The humorous model of Basiyo and his friends through Dhagelan Matarampresents the monologue technique, which influenced Srimulat's jokes to the trend of single comedians in the contemporary era. The object of this research is one of his works, the auditive comedy "Basiyo -Nartosabdho Besanan" 1983 production. The study was conducted with a descriptive qualitative method using content analysis theory and Berger's verbal humor technique to get a description of humor characteristics through words and dialogue. The characteristics of humor found are interpreted by theories about Javanese life vision. Humor analysis found the highest usage of irony 6 times, and not using bombast, sexual allusion, outwitting. The application of techniques and Javanese moral principles in the creation of humor occurs through two things. First, satire and repartee techniques in narratives that describe the suitability and harmony of Javanese life. Second, ridicule, irony which depicts deviations, resistance to established Javanese culture.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan teknik humor verbal Basiyo dan kawan-kawan dalam “Basiyo-Nartosabdho Besanan”. Untuk membuat lelucon, dilakukan dengan strategi penciptaan humor komedian berlatar belakang budaya Jawa. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data ialah rekaman recovery digital audio drama komedi “Basiyo–Nartosabdho Besanan”. Pengumpulan data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik sadap dan catat. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa (1) drama komedi “Basiyo-Nartosabdho Besanan” secara umum menggunakan delapan teknik dari kategori humor language (humor verbal), (2) teknik humor primer yang digunakan ialah teknik irony, yaitu berupa sindiran yang berisi penyampaian sesuatu yang maknanya berlainan dengan yang dikatakan, (3) strategi penciptaan humor komedian dilakukan dengan mengolah materi nilai-nilai dasar etika Jawa, yakni prinsip hormat dan prinsip kerukunan, dan (4) permainan humor komedian terhadap prinsip budaya Jawa mengindikasikan kritik dan autokritik, baik bagi orang Jawa maupun orang yang tidak mengenal prinsip-prinsip tersebut. Prinsip hormat dan kerukunan diolah dengan strategi kepatuhan dan penyimpangan yang diungkapkan dengan teknik irony, satire, ridicule, dan repartee.