Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga odorata) dari Pulau Bangka sebagai Kandidat Antiseptik Husnayanti, Ana; Pratiwi, Auronita Puspa; Sudirman, M. Seto
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 12, No 1 (2024): JKP Juni 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v12i1.777

Abstract

Latar belakang: Adanya pandemi covid yang terjadi di dunia menjadi salah satu kekhawatiran di masyarakat. Para ahli kesehatan masih mempelajari dan menemukan langkah – langkah yang tepat untuk membatasi serta mengurangi tranmisi virus tersebut. Salah satu metode untuk mengurangi transmisi virus tersebut dengan menggunakan antiseptik atau disinfektan. Bunga Kenanga (Cananga odorata) memiliki aktivitas antiseptik yakni seumpama antimikroba dan antivirus.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh daya hambat antiseptik minyak atsiri bunga Kenanga (Cananga odorata) berkenaan dengan daya Bakteri Staphylococcus epidermidis, E.Coli, Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus.Metode: Metode eksperimental dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Pengambilan bunga Kenanga dilakukan di Desa Padang Baru Pulau Bangka pada bulan Mei 2022. Bunga Kenanga (Cananga odorata) dilakukan destilasi untuk menbisakan minyak atsiri. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% b/v; serta menggunakan tetrasiklin sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif. Pada tiap - tiap kelompok perlakuan dilakukan repetisi sejumlah 3 jangka.Hasil: Hasil perhitungan garis tengah resistensi pada tiap - tiap konsentrasi 0% adalah 0 mm; 10% adalah 12,7 mm; konsentrasi 20% adalah 13 mm, konsentrasi 30% adalah 17,7 mm,  konsentrasi 40% adalah 16 mm,  konsentrasi 50% adalah 15mm, kontrol positif adalah disc tetrasiklin dengan konsentrasi 30 mcg adalah 4,6 mm dan kontrol negatif adalah 0 mm berkenaan dengan bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil perhitungan garis tengah resistensi pada tiap - tiap konsentrasi 0% adalah 0 mm; konsentrasi 10% adalah 13 mm; konsentrasi 20% adalah 14 mm, konsentrasi 30% adalah 14,3 mm, konsentrasi 40% adalah 16 mm, konsentrasi 50% adalah 16 mm, kontrol positif adalah 0 mm dan kontrol negatif adalah 0 mm berkenaan dengan bakteri E.Coli. Hasil perhitungan garis tengah resistensi pada tiap - tiap konsentrasi 0% adalah 0 mm; konsentrasi 10% adalah 9,3 mm; konsentrasi 20% adalah 18,7 mm, konsentrasi 30% adalah 16,3 mm, konsentrasi 40% adalah 18,7 mm, konsentrasi 50% adalah 19 mm, kontrol positif adalah 0 mm dan kontrol negatif adalah 0 mm berkenaan dengan bakteri Bacillus subtilis. Hasil perhitungan garis tengah resistensi pada tiap - tiap konsentrasi 0% adalah 0 mm; konsentrasi 10% adalah 9,7 mm; konsentrasi 20% adalah 13,6 mm, konsentrasi 30% adalah 14 mm, konsentrasi 40% adalah  14,7 mm, konsentrasi 50% adalah 15 mm, kontrol positif adalah 0 mm dan kontrol negatif adalah 0 mm berkenaan dengan bakteri Staphylococcus aureus.Kesimpulan: Minyak bunga Kenanga (Cananga odorata) mempunyai efek penghambatan pada berbagai konsentrasi berkenaan dengan  bakteri E.coli, Staphylococcus epidermidis dan Bacillus subtilis.
Characteristic and taste test of aromatherapy candle from essential oil of Cananga odorata Kumalasari, Desy; Husnayanti, Ana; Pratiwi, Auronita Puspa
Pharmacy Reports Vol. 3 No. 2 (2023): Pharmacy Reports
Publisher : Indonesian Young Scientist Group and UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51511/pr.52

Abstract

Kenanga or ylang-ylang (Cananga odorata) is renowned in the pharmaceutical domain for its essential oil, which boasts therapeutic properties. This study aims to investigate the feasibility of utilizing C. odorata essential oil in the production of aromatherapy candles. It focuses on examining the oil’s characteristics, candle properties, and consumer preferences. The oil extraction employed the enfleurage method, while purification was achieved using a rotary evaporator. We adhered to the SNI 06-3949-1995 standards for analyzing the essential oil and the resultant candle characteristics. Consumer preferences were evaluated through surveys conducted with 30 panelists. The study’s results revealed an oil yield of 48.5%, consistent with the established standards. Optimally, the formula with 25% essential oil concentration demonstrated superior performance in aromatherapy candles, exhibiting a burn time of 8 hours, 30 minutes, and 30 seconds, and a melting point ranging from 51°C to 53°C. This concentration also elicited positive responses from participants in terms of the candles' appearance, aroma (both before and after burning), and therapeutic impact. Notably, the candles with a 25% essential oil concentration were most effective in rapidly delivering therapeutic benefits, predominantly inducing relaxation. The study concludes that ylang-ylang essential oil is highly promising for aromatherapy candle production, with the 25% concentration formula demonstrating optimal results in terms of standard compliance, burn time, and user satisfaction.
Pengukuran Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang Rayuana, Rayuana; Sailan, Mirnawati Zalili; Purba, Ratih Puspita Kusumadewi; Pratiwi, Auronita Puspa
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 13, No 1 (2025): JKP JUNI 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v13i1.1158

Abstract

Latar belakang: Salah satu indicator penting untuk mendukung mutu pelayanan kefarmasian adalah waktu tunggu pelayanan resep. Kurangnya jumlah petugas farmasi dalam melayani pasien menjadi penyebab lamanya waktu tunggu. Luas wilayah kerja dan peningkatan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Melintang pada tahun 2022, 2023, dan 2024 tidak diimbangi dengan penambahan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) farmasi di Puskesmas Melintang. Rata- rata waktu tunggu untuk pelayanan resep nonracikan di Puskesmas yaitu < 30 menit.Tujuan: Mengukur waktu tunggu pelayanan resep di Puskesmas Melintang Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Jumlah sampel sebanyak 161 resep obat nonracikan. Data dikumpulkan melalui pencatatan waktu tunggu pelayanan resep yang terdiri dari waktu antrian dan waktu pelayanan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar pencatatan waktu tunggu.Hasil: Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep nonracikan di Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang selama 16 menit 39 detik yang terdiri dari waktu antrian selama 10 menit 26 detik dan waktu pelayanan selama 6 menit 13 detik.Kesimpulan:  Lamanya waktu tunggu pelayanan resep yang ada di Puskesmas Melintang terdapat pada waktu antriannya. Kata kunci:  Puskesmas; Resep; Waktu Antrian; Waktu Pelayanan; Waktu Tunggu Pelayanan