Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Formulation Antiseptics Artisan Soap From Extract Secang Wood (Caesalpinia sappan L.) And Kaffir Lime Leaves (Citrus hystrix DC.) Nugroho, Priyanto Dwi; Latirah, Latirah; Irwandi, Dodi
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): SANITAS Volume 14 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2023.407

Abstract

Solid soap as a body skin cleanser can be used as a souvenir. Kaffir lime leaves and sappanwood are natural ingredients and contains good anti-bacterial compound. This paper aims to explain how to make solid soap with shape of watermelon using thick extracts of kaffir lime leaves and sappanwood with a concentration of 1%. Kaffir lime leaf and sappanwood extracts were each made by soaking 300 g of powder in 500 mL pro analysis ethanol solvent for 48 hours and thickening using a rotary evaporator at a temperature of approximately 50 °C. The soap is made using the cold method (cold process). The research results showed that the soap had a fresh smell, solid shape, soft texture and color resembling the shape of a watermelon. Has a pH of 9.8 ± 0.4 and free fatty acids of 1.39 ± 0.2, according SNI Soap. Artisan soap is also antiseptic and able to inhibit Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria.
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PEMBUATAN HAND SANITIZER DARI BAHAN ALAM DI KELURAHAN JATI PADANG, PASAR MINGGU Rachmawati, Siti Rahayu; Latirah, Latirah; Suriawati, Junie
Dharmakarya Vol 12, No 4 (2023): Desember, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i4.37678

Abstract

Sediaan antiseptik yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai pengganti sabun cuci tangan salah satunya adalah hand sanitizer, berbentuk larutan ataupun semi padat/gel. Hand sanitizer alami dapat diperoleh dengan menambahkan ekstrak tanaman. Ekstrak tanaman mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antiseptik. Daun salam (Syzygium polyantum), daun jeruk purut (Citrus hystrix DC.), dan sereh dapur (Cymbopogon nardus L.) merupakan tanaman yang dapat dikembangkan sebagai bahan antiseptik pada pembuatan hand sanitizer. Memandang khasiat dari ekstrak tumbuhan dalam pembuatan hand sanitizer dirasa perlu untuk diinformasikan pengetahuan yang baik ini kepada para kader melalui aktifitas pengabdian kepada masyarakat (PkM) di Kelurahan Jati Padang Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Tujuan PkM ialah menambah pengetahuan warga Kelurahan Jati Padang tentang pembuatan hand santizer bentuk gel dari bahan alam. Kegiatan pengabdian masyarakat terdiri dari pemberian pre-test, penyampaian materi (ceramah, pemutaran video, dan demonstrasi), serta post-test. Kegiatan dilakukan secara daring menggunakan zoom meeting. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan 27 peserta (77%) mengalami peningkatan nilai post-test, 4 peserta (11,5%) mengalami penurunan nilai post-test, dan 4 peserta (11,5%) memiliki nilai post-test yang tetap. Kesimpulan diperoleh peningkatan pengetahuan kader terhadap pembuataan hand sanitizer dari beberapa bahan alam seperti daun salam, daun jeruk purut dan sereh di Kelurahan Jati Padang
Edukasi Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) sebagai Pangan Mie dalam Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Jati Padang, DKI Jakarta Suriawati, Junie; Rachmawati, Siti Rahayu; Latirah, Latirah
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 5 No 3 (2025): JAMSI - Mei 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1789

Abstract

Prevalensi balita stunting di Wilayah Jakarta Selatan menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 11,9%. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka kejadian stunting adalah dengan memanfaatkan daun kelor (Moringa oleifera L.). Pemilihan daun kelor didasar-kan pada kandungan senyawa aktifnya yang berfungsi sebagai antioksidan, kandungan gizinya yang tinggi, mudah diperoleh, harga yang terjangkau, dan kemampuannya untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti sayur, mie, atau teh. Masalah utama yang dihadapi oleh kader PKK di Kelurahan Jakarta Selatan adalah kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan daun kelor untuk mencegah stunt-ing. Sebagai solusi dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberi penyuluhan inter-aktif berbasis edukasi mengenai penggunaan daun kelor sebagai bahan pembuatan mie dalam rangka pencegahan stunting. Penyuluhan ini menggunakan metode ceramah, pemutaran video, dan demonstrasi dengan media PowerPoint, leaflet, dan bahan-bahan untuk pembuatan mie. Hasil evaluasi dari 50 kader PKK menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan perbandingan nilai rata-rata pretest (70,82±12,20) dan posttest (76,73±10,88), serta kader berhasil mengupload video cara membuat mie kelor di youtube. Dampaknya, kesadaran kader untuk membuat makanan dari bahan alam dengan kandungan gizi tinggi untuk mencegah stunting pada balita. Kesimpulannya, terdapat peningkatan pengetahuan kader PKK setelah menerima edukasi pemanfaatan daun kelor untuk mencegah stunting.
Physical, chemical, and microbiological evaluation of antiaging and antibacterial face serum preparations from gotu kola extracts (Centella asiatica L.) Latirah, Latirah; Nugroho, Priyanto Dwi
Pharmaciana Vol. 15 No. 2 (2025): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/pharmaciana.v15i2.30275

Abstract

The amount of air pollution and unhealthy lifestyles can increase the body's free radicals. Gotu kola herb contains asiaticoside, flavonoids, and compounds with antioxidant activity. To evaluation physical, chemical and microbiological formulation serum-gotu kola extract with 10%, 12%, and 14% concentrations. Evaluation concist of organoleptic, physically, chemically, and microbiologically. Organoleptically, the sample had a fresh smell, greenish color, and soft texture, with pH between 5.0-5.5; specific gravity 1.08 g/mL-1.09 g/mL; spreadability 7.0-7.5 cm; stickiness 1.070 more than 2 minutes; viscosity between 1.200-5.100 cP. The antioxidant test DPPH method had an IC50 value 8.79-20.34 ppm, and the FRAP method had an AAE/g of 0.06099-0.08017 mg AAE/g. The phosphomolybdic method had a value of 6.67-23.17 ppm. The antibacterial analysis of serum formulas showed that S. aureus bacteria were more susceptible than E. coli (p<0.05). This indicates that all formulas have more potent inhibition against Gram-positive bacteria. Conclusion The results obtained showed that all formula had antioxidant activity, antimicrobial activity and meets the physical criteria of face serum. Thus the serum formula at a concentration of extract centella 10%, 12%, and 14% can be used to prepare natural serum, which formula 3 (14%) is the best formula.