Harnanik Nawangsar
STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH TERAPI PEMBERIAN MUSIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN DENGAN LUKA POST SEKSIO SESARIA HARI PERTAMA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK Harnanik Nawangsari; Liliek Pratiwi
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v9i2.482

Abstract

Pendahuluan Nyeri dapat juga terjadi akibat gangguan stimulasi ujung saraf oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasi atau karena iskemia jaringan akibat gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot, atau edema. Setelah operasi faktor yang menambah rasa nyeri seperti infeksi, distensi, spasmus otot di seputar daerah torehan, pembalut yang ketat. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan tindakan farmakologis dan non farmakologis. Tindakan non farmakologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapi distraksi mendengarkan musik yang merupakan tindakan mandiri perawat sangat berguna untuk mengelola ketidaknymanan yang menetap dan menghindari ketergantungan dari obat-obatan analgesik. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Jumlah populasi 35 pasien post seksio sesaria. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Insidental Sampling, dengan tetap mempertimbangkan karakteristik sampel. Jumlah sampel dalam penelitian 24 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, tensimeter, stetoskop, dan cara yang digunakan adalah observasi dan pemeriksaan fisiologis. Penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat, pada analisis bivariat hasilnya menunjukkan: terdapat pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap intensitas nyeri pada pasien dengan luka post seksio sesaria hari pertama. Hasil Didapatkan nilai p-value = 0,002. Intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi 91,7 % berada pada kategori nyeri sedang dan 8,3 % berada pada jategori nyeri ringan. Intensitas nyeri selama dilakukan terapi 8,3 % berada pada kategori tidak ada nyeri, 83,8 % berada pada kategori nyeri ringan, dan 8,3 % tetep berata pada kategori nyeri sedang.Kesimpulan penelitian didapatkan bahwa terapi distraksi mendengarkan musik efektif dalam menurunkan nyeri post seksio sesaria hari pertama, oleh karena itu dengan penelitian ini.Saran penulis berharap terapi ini dapat diaplikasikan dalam proses keperawatan, guna meningkatkan kenyamanan pasien dan mutu pelayanan keperawatan.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN PUNGGING MOJOKERTO Harnanik Nawangsari
Sentani Nursing Journal Vol. 4 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v4i1.97

Abstract

Latar Belakang: Coronaviru Disease 2019 (Covid-19) saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasusnya yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tentang pencegahan Covid-19 beserta faktor karakteristik individu. Metode: Desain cross sectional dengan sampel berjumlah 1192 orang yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner google form. Hasil: Dari 1192 masyarakat yang menjadi responden merupakan masyarakat dengan kategori umur remaja yaitu sebesar 93,7%, status pekerjaan tidak bekerja sebesar 77,2%, berjenis kelamin perempuan sebesar 66,3%, posisi dalam keluarga sebagai anggota rumah tangga yaitu sebesar 97,8%, dan mempunyai pengetahuan yang baik tentang pencegahan Covid-19 sebesar 69,2%. Hasil uji chi square menunjukan nilai p antara umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan dan posisi dalam keluarga dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 adalah 0,386, 0,013, 0,428, 0,515, dan 0,999. Kesimpulan: Umur, pendidikan, status pekerjaan dan posisi dalam keluarga dengan tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19. Namun, jenis kelamin memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19. Kata Kunci : Pengetahuan, Pencegahan Coronavirus Disease
HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN (Di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) Tri Mei Wulandari; Harnanik Nawangsari; Dovi Dwi M
Sentani Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v3i2.103

Abstract

Tidur merupakan masalah yang sering dikeluhkan pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Tetapi masalah yang dialami adalah bayi yang sulit tidur dimalam hari dan jika tidak ditangani dengan serius ada gangguan perilaku. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara dengan 10 ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan 7 ibu bayinya sering rewel, dan 3 orang tua mengatakan bayinya tidur lebih lelap karena sering dilakukan baby spa. Tujuan penelitian adalah Mengetahui Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan. Jenis penelitian ini adalah “Cross Sectional” dengan rancangan “Analitik Correlational”. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Sampel penelitian sebagian ibu yang memiliki bayi usia 3-12 bulan, diambil secara “Simple Random Sampling”. Variabel independent adalah Frekuensi Baby Spa dan variabel dependent adalah Kualitas tidur bayi. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating dan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi baby spa sebagian besar dilakukan secara rutin yaitu 24 responden (60,0%) kualitas tidur bayi menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami nyenyak yaitu 23 responden (57,5%). Uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa nilai signifikan p value = 0,006 < α (0,05), sehingga H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan frekuensi baby spa dengan kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Kata kunci : Bayi Usia 3-12 bulan, Frekuensi Baby Spa, Kualitas Tidur.
PENGARUH TERAPI PEMBERIAN MUSIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN DENGAN LUKA POST SEKSIO SESARIA HARI PERTAMA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK Harnanik Nawangsari; Liliek Pratiwi
Sentani Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2019): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri dapat juga terjadi akibat gangguan stimulasi ujung saraf oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasi atau karena iskemia jaringan akibat gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot, atau edema. Setelah operasi faktor yang menambah rasa nyeri seperti infeksi, distensi, spasmus otot di seputar daerah torehan, pembalut yang ketat. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan tindakan farmakologis dan non farmakologis. Tindakan non farmakologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapi distraksi mendengarkan musik yang merupakan tindakan mandiri perawat sangat berguna untuk mengelola ketidaknymanan yang menetap dan menghindari ketergantungan dari obat-obatan analgesik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Jumlah populasi 35 pasien post seksio sesaria. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Insidental Sampling, dengan tetap mempertimbangkan karakteristik sampel. Jumlah sampel dalam penelitian 24 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, tensimeter, stetoskop, dan cara yang digunakan adalah observasi dan pemeriksaan fisiologis. Penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat, pada analisis bivariat hasilnya menunjukkan: terdapat pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap intensitas nyeri pada pasien dengan luka post seksio sesaria hari pertama. Didapatkan nilai p-value = 0,002. Intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi 91,7 % berada pada kategori nyeri sedang dan 8,3 % berada pada jategori nyeri ringan. Intensitas nyeri selama dilakukan terapi 8,3 % berada pada kategori tidak ada nyeri, 83,8 % berada pada kategori nyeri ringan, dan 8,3 % tetep berata pada kategori nyeri sedang.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terapi distraksi mendengarkan musik efektif dalam menurunkan nyeri post seksio sesaria hari pertama, oleh karena itu dengan penelitian ini penulis berharap terapi ini dapat diaplikasikan dalam proses keperawatan, guna meningkatkan kenyamanan pasien dan mutu pelayanan keperawatan. Kata Kunci : Terapi, Nyeri, Luka Post Seksio Sesaria
Korelasi Kualitas Tidur Dengan Tingkat Stres Dan Tingkat Depresi Orang Tanpa Gejala Covid 19 Liliek Pratiwi; Yane Liswanti; Harnanik Nawangsari
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 7 (2022): Volume 4 Nomor 7 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.622 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i7.6527

Abstract

ABSTRACT The Covid-19 virus infection is currently a worldwide concern. With the rapid spread of this virus infection and the addition of cases every day in Indonesia, it will be a double burden for the health system and the welfare of society in general. The data obtained from the Covid 19 Handling Committee and National Economic Recovery, as of December 15, 2020, a total of 623,309 were confirmed positive with 5,489 cases. DKI Jakarta Province occupies the first position, with 152,499 cases. Based on data from the DKI Jakarta Provincial Health Office, as of October 1, 2020, 53% of Covid's 19 patients were OTG (People Without Symptoms). The impact of this increase in OTG, namely that several isolation places have been prepared by the government, it could be added, then, these OTG patients who are certainly separated from their families, are hampered in working, many experience stress and feelings of helplessness, which in turn can reduce the quality of life. Covid-19 patient life. Of the 27 patients, 15 COVID-19 patients with OTG complained of feeling anxious away from their families, feeling dizzy about continuing their work, and often crying alone because they thought about themselves and their families. To determine the correlation of sleep quality with stress levels, and depression levels of people without COVID-19 symptoms in DKI Jakarta. This study used an analytic survey method, with a total of 52 COVID-19 patients with OTG as respondents. Data analysis using Spearman test correlation. The research instrument used the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the Depression Anxiety Stress Disorder Scale (DASS) questionnaire. There is a correlation between sleep quality and stress levels, and depression levels in people without symptoms of Covid 19 patients in DKI Jakarta. The results of statistical analysis of the correlation of sleep quality with stress levels(r=0,33;p<0,001), correlation of sleep quality with depression level (r=0,35; p<0,001). The conclusion of the study is that the disease process in OTG that has an impact on sleep quality is related to the psychological condition of the patient.  Keywords: Sleep Quality, Stress Level, Depression Level, People Without Symptoms     ABSTRAK Infeksi virus Covid 19 saat ini menjadi perhatian dunia. Dengan cepatnya penyebaran infeksi virus ini dan penambahan kasus setiap harinya di Indonesia, akan menjadi beban ganda bagi sistem kesehatan dann kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Data yang didapatkan bersumber dari Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, per tanggal 15 Desember 2020, sejumlah 623.309 terkonfirmasi positif dengan 5.489 kasus. Provinsi DKI Jakarta menduduki posisi pertama, dengan jumlah kasus 152.499. Dari data Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, per tanggal 1 Oktober 2020, 53% pasien Covid 19 merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala). Dampak dengan meningkatnya OTG ini, yaitu beberapa tempat isolasi sudah banyak disiapkan oleh pemerintah, bisa jadi ditambah, kemudian, pasien OTG tersebut yang tentunya terpisah dari keluarga, terhambat dalam bekerja, banyak yang mengalami stres dan perasaan tidak berdaya, yang pada akhirnya bisa menurunkan kualitas hidup pasien covid 19. Dari 27 pasien, 15 pasien covid 19 dengan OTG mengeluh merasa cemas jauh di keluarga, merasa pusing mengenai kelanjutan pekerjaanya, dan sering menangis sendiri karena memikirkan keadaan dirinya dan keluarganya. Tujuan untuk mengetahui korelasi kualitas tidur dengan tingkat stres, tingkat depresi Orang Tanpa Gejala covid 19 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, dengan jumlah responden 52 pasien covid 19 dengan OTG. Analisis data menggunakan korelasi spearman test. Instrumen penelitian menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), kuesioner Depression Anxiety Stress Disorder Scale (DASS). Terdapat korelasi kualitas tidur dengan tingkat stres, tingkat depresi Orang Tanpa Gejala Pasien Covid 19 di DKI Jakarta. Hasil analisis statistik korelasi kualitas tidur dengan tingkat stres (r=0,33;p<0,001), korelasi kualitas tidur dengan tingkat depresi (r=0,35; p<0,001). Kesimpulan penelitian yaitu proses penyakit pada OTG yang berdampak pada kualitas tidur berhubungan dengan kondisi psikologis pasien.  Kata Kunci: Kualitas Tidur, Tingkat Stres, Tingkat Depresi, Orang Tanpa Gejala
Tinjauan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preklamsi Dan Anemia Di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan Liliek Pratiwi; Harnanik Nawangsari
Malahayati Nursing Journal Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.902 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v3i4.4978

Abstract

ABSTRACT : REVIEW OF THE CHARACTERISTICS OF PREGNANT MOTHERS WITH PRECLAMATION AND ANEMIA IN BANDUNG CITY CIREBON REGENCY, KUNINGAN REGENCY Background: Preeclampsia and anemia in pregnant women are still common and cause maternal mortality to increase. Late help is still found because pregnant women are not detected early. Anemia can cause shortness of breath, fatigue, palpitations, bleeding disorders during labor, sleep disturbances and sepsis. Pre-eclampsia is one of the direct causes of maternal death, the incidence of pre-eclampsia initially does not provide symptoms and signs, but at one time it can deteriorate rapidly, so it takes a series of examinations, detection, and identification of risk factors and control them so as to enable complex primary prevention.Objective: This study will provide an overview of the characteristics of pregnant women with preeclampsia and anemia in Bandung City, Cirebon Regency and Kuningan Regency.Research Methods: This study uses descriptive analysis, with a cross sectional approach, is retrospective in nature, observing the results of medical records. The population is pregnant women with preeclampsia and anemia in Bandung City, Cirebon Regency and Kuningan Regency, the pregnancy period from October 2020 to February 2021 is 489. The inclusion criteria for this study were pregnant women from trimester 1 to trimester 3 who experienced preeclampsia and anemia. The sampling technique is using quota sampling. The number of samples is 110 respondents. Exclusion criteria in this study were pregnant women with a history of congenital disease, being infected and other pregnancy complications besides anemia and preeclampsia.Results: Characteristics of pregnant women with preeclampsia and anemia in Bandung City, Cirebon Regency and Kuningan Regency, the majority of pregnant women experiencing preeclampsia, preceded by a history of preeclampsia in a previous pregnancy of 34.6%, primiparous status 18.1% and having hypertension. ,3%. The majority of pregnant women who experience anemia are with multiparous status of 28.1% and often occur when stepping on the 3rd trimester, as well as mothers who do not consume Fe tablets.Conclusion: So, by looking at these results, the outcome for the future is a proactive effort to screen pregnant women at risk in several areas by involving health workers, the community and other researchers as well as volunteers, for the sake of maternal and child health. Keywords: Preeclampsia, Anemia, Bandung City, Cirebon Regency, Kuningan RegencyINTISARI: TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PREKLAMSI DAN ANEMIA DI KOTA BANDUNG, KABUPATEN CIREBON, DAN KABUPATEN KUNINGAN Latar Belakang: Preklamsia dan anemia ibu hamil masih sering terjadi dan menyebabkan Angka Kematian Ibu meningkat. Pertolongan yang terlambat masih ditemukan karena ibu hamil tidak terdeteksi lebih awal. Anemia dapat mengakibatkan sesak nafas, fatigue, palpitasi, gangguan pendarahan selama persalinan, sampai gangguan tidur dan sepsis. Pre Eklamsi merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu, kejadian pre eklamsi pada awalnya tidak memberikan gejala dan tanda, namun pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat, sehingga butuh serangkaian pemeriksaan, deteksi, dan identifikasi faktor risiko serta mengontrolnya sehingga memungkinkan dilakukan pencegahan primer yang kompleksTujuan: Dalam penelitian ini akan memberikan gambaran tinjauan karakteristik ibu hamil dengan preklamsia dan anemia di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.Metode Penelitian: Pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dengan pendekatan cross sectional, bersifat retrospektif, observasi dari hasil rekam medis. Populasi yaitu ibu hamil dengan preklamsia dan anemia di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, periode kehamilan dari bulan Oktober tahun 2020 sampai Februari tahun 2021 yaitu 489. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu hamil trimester 1 sampai trimester 3 yang mengalami preklamsia dan anemia. Teknik sampling yaitu menggunakan kuota sampling. Jumlah sampel adalah 110 responden. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil dengan riwayat penyakit bawaan, sedang terinfeksi dan komplikasi kehamilan lainnya selain anemia dan preklamsia.Hasil: Karakteristik ibu hamil dengan preklamsia dan anemia di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan., mayoritas ibu hamil yang mengalami preklamsia, didahului dengan riwayat preklamsia pada kehamilan sebelumnya sebesar 34,6%, status primipara 18,1% serta memiliki hipertensi 16,3%. Mayoritas ibu hamil yang mengalami anemia yaitu dengan status multipara sebesar 28,1% dan sering terjadi Ketika menginjak trimester 3, serta ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe.Kesimpulan: Jadi, dengan melihat hasil ini, outcome untuk ke depannya yaitu adanya upaya pro aktif penjaringan wanita hamil dengan risiko di beberapa daerah dengan melibatkan tenaga Kesehatan, masyarakat dan penelitia lain serta relawan, demi Kesehatan ibu dan anak. Kata Kunci:  Preklamsia, Anemia, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan
HUBUNGAN TINGGI BADAN IBU DENGAN PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR DI KABUPATEN CIREBON Liliek Pratiwi; Harnanik Nawangsari
MIDWINERSLION : Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng Vol. 6 No. 1 (2021): Midwinerslion Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Publisher : STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.152 KB) | DOI: 10.52073/midwinerslion.v6i1.202

Abstract

Pendahuluan: Ibu dengan anak stunting seringkali mengatakan anaknya kurang percaya diri dan kurang cerdas. Bayi lahir dengan Panjang badan kurang, menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Stunting dikaitkan dengan siklus manultrisi yang terus menerus. Pertumbuhan janin yang baik dilatar belakangi oleh kualitas hidup ibu hamil yang baik dengan diiringi nutrisi kehamilan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi tinggi badan ibu dengan Panjang badan bayi baru lahir di Kabupaten Cirebon tahun 2021. Metode: Dalam penelitian ini, menggunakan rancangan cross sectional dengan observational analitik. Penelitian dilakukan pada 1 Januari 2021 sampai 30 Januari 2021 di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Populasinya yaitu seluruh bayi lahir sehat pada 24 jam hingga 72 jam pasca persalinan normal dan persalinan post sextio caesaria di bulan Oktober sampai Desember tahun 2020 berjumlah 118 bayi. Kriteria inklusinya yaitu ibu bayi sejak hamil hingga melahirkan tinggal dan melakukan perawatan di Kabupaten Cirebon, ortu bayi merupakan WNI, ibu bersedia menjadi responden dan tidak memiliki penyakit menular dan penyakit tidak menular. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga didapatkan 67 sampel. Hasil: Hasil uji statistic Chi Square menunjukkan p = 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak, Ha diterima artinya ada korelasi tinggi badan ibu dengan panjang badan bayi baru lahir di Kabupaten Cirebon tahun 2021. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah setelah diketahui ada korelasi tinggi badan ibu dengan Panjang badan bayi baru lahir. Maka hal ini menjadi akan menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan untuk ke depannya pro aktif khususnya mengenai nutrisi ibu hamil dan remaja sebagai pencegahan stunting lebih dini.
Penyuluhan Gaya Hidup Sehat Remaja Liliek Pratiwi; Harnanik Nawangsari
Jurnal Abdi Medika Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Abdi Medika
Publisher : INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jam.v2i2.1122

Abstract

Masa remaja adalah fase kehidupan antara masa kanak-kanak dan dewasa, dari usia 10 hingga 19 tahun. Ini adalah tahap perkembangan manusia yang unik dan waktu yang penting untuk meletakkan dasar kesehatan yang baik. Remaja mengalami pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial yang cepat. Hal Ini memengaruhi bagaimana perasaan, pemikiran, pengambilan keputusan, dan interaksi mereka dengan dunia di sekitar mereka.Meskipun dianggap sebagai tahap kehidupan yang sehat, ada kematian, penyakit, dan cedera yang signifikan pada masa remaja. Banyak dari ini dapat dicegah atau diobati. Selama fase ini, remaja menetapkan pola perilaku, misalnya terkait dengan pola makan, aktivitas fisik, penggunaan narkoba, dan aktivitas seksual - yang dapat melindungi kesehatan mereka dan kesehatan orang lain di sekitarnya, atau membahayakan kesehatan mereka sekarang dan di masa mendatang. masa depan. Remaja dalam tumbuh dan berkembang untuk kesehatan yang baik, remaja membutuhkan informasi, termasuk pendidikan seksualitas komprehensif yang sesuai dengan usia; kesempatan untuk mengembangkan kecakapan hidup; pelayanan kesehatan yang dapat diterima, adil, sesuai dan efektif; dan lingkungan yang aman dan mendukung. Mereka juga membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara bermakna dalam perancangan dan pelaksanaan intervensi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka. Memperluas kesempatan seperti itu adalah kunci untuk menanggapi kebutuhan dan hak khusus remaja1. Obesitas dan gangguan kesehatan mental adalah dua masalah kesehatan masyarakat substansial yang mengancam kesehatan dan kinerja akademik remaja. Tingkat prevalensi obesitas dan masalah kesehatan mental / psikososial bahkan lebih tinggi pada remaja minoritas, dengan dua kondisi seringkali hidup berdampingan. Tiga puluh dua persen remaja sekarang kelebihan berat badan. Remaja yang obesitas lebih cenderung terlihat buruk dalam keterampilan sosial dan kebiasaan gizi, prestasi akademik yang tidak memadai, depresi, stres, dan kecemasan dibandingkan remaja non-obesitas. Lebih lanjut, sekitar satu dari empat remaja memiliki gangguan kesehatan mental, namun <25% dari 15 remaja juta remaja yang terkena dampak menerima pengobatan. Berbagai faktor berkontribusi terhadap obesitas pada remaja, termasuk penurunan aktivitas fisik, gizi buruk, dan depresi. Karena waktu yang dihabiskan remaja di lingkungan belajar, sekolah menjadi tempat untuk membekali remaja dengan keterampilan untuk meningkatkan perilaku gaya hidup sehat, kesehatan mental, keterampilan sosial, dan prestasi akademik2. Masa remaja seharusnya menjadi masa paling sehat dalam hidup kita. Tapi buka surat kabar mana pun dan ada kemungkinan besar akan menemukan artikel tentang masalah kesehatan remaja saat ini. Baik itu narkoba atau kekerasan yang dipicu alkohol, obesitas, penindasan maya, atau sexting, yang dikhawatirkan adanya kemungkinan bahwa generasi ini dalam bahaya. Tidak diragukan lagi bahwa masa remaja saat ini berbeda dengan generasi sebelumnya. Sebagai permulaan, ini dimulai lebih awal karena pubertas telah mengalami tren penurunan selama lebih dari satu abad. Ini juga berlangsung lebih lama dengan tekanan untuk tetap bersekolah, yang berarti transisi yang secara historis menandai akhir masa remaja sekarang terjadi jauh di kemudian hari. Dan ini telah menjadi generasi yang tinggal di rumah karena kebanyakan anak muda tidak memiliki sarana keuangan untuk pindah dari rumah saat mereka mau.Akhirnya, sebagian besar, remaja saat ini akan menjadi orang tua di usia tiga puluhan, bukan remaja atau dua puluhan. Salah satu akibatnya adalah perjalanan dari masa kanak-kanak hingga dewasa tidak lagi hanya melintasi masa remaja tetapi berjalan selama beberapa dekade. Ini berarti masa remaja sekarang menjadi bagian yang lebih besar dari jalan hidup daripada tahap mana pun dalam sejarah manusia.Itulah salah satu alasan mengapa pengangguran kaum muda penting. Jika seorang muda tidak berhasil melakukan transisi ke pekerjaan, konsekuensi ekonominya bagi dia, generasi berikutnya, dan bangsanya sangat besar dampaknya.Remaja seringkali melakukan perilaku nekat seperti minum dan merokok yang berdampak merugikan bagi kesehatannya di kemudian hari.Ini adalah tahun-tahun yang meletakkan dasar bagi kesehatan di sepanjang kehidupan. Itu juga ketika bagian otak yang mendukung kesehatan mental dan emosional sedang dibentuk3. Perkembangan kebiasaan sehat pada masa kanak-kanak dan remaja berpeluang besar untuk berubah menjadi kebiasaan sehat pada kehidupan dewasa. Oleh karena itu, sangatlah mendasar untuk mengajarkan dan mendorong kebiasaan hidup sehat pada remaja, dan Keperawatan memainkan peran mediasi dalam proses ini. Namun demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja memiliki pengetahuan tentang kesehatannya dan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh kebiasaan buruk tersebut. Hal ini lebih terkait dengan budaya praktik ini daripada informasi aktual, tetapi disoroti bahwa pemahaman ini penting untuk tindakan yang akan direncanakan dan dikembangkan bersama kelompok ini melalui strategi pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan menjadi alat yang esensial, karena menganggap remaja sebagai individu dengan pengetahuan yang terkadang perlu disadarkan melalui pengetahuan lain untuk membangun dan / atau meningkatkan praktik mereka. Peran perawat adalah menyediakan peralatan yang didasarkan pada individualitas masing-masing remaja, yaitu melampaui transmisi pengetahuan ilmiah. Setelah melihat analisis masalah di atas,dari pihak RRi Pro2 Cirebon mengajak kami berpartisipasi aktif sebagai relawan narasumber khusus acara Life Style topiknya yaitu Gaya Hidup Sehat Remaja. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakatsebagai bagian kewajiban dosen, mengingat kegiatan seperti penyuluhan secara luar jaringan masih belum dapat dilakukan karena masih pandemic dan protocol kesehatan pemerintah. Oleh karena itu, telah diselenggarakannya siaran melalui RRI Pro 2 Cirebon.
Penyuluhan Tehnik Menyusui yang Benar Dwi Anik Karya Setiarini; Harnanik Nawangsari; Dhita Yuniar Kristianingrum
Jurnal Abdi Medika Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Abdi Medika
Publisher : INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jam.v2i2.1126

Abstract

Menyusui merupakan suatu proses pemberian ASI pada bayi dari payudara ibu. Keterampilan yang dimiliki oleh ibu dan bayi yang keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang sangat besar dalam produksi ASI. Oleh karena itu kami dari pihak institusi melakukan kegiatan pengabdian masyarakat agar dapat membantu dalam peningkatkan tingkat keberhasilan ibu dalam menyusui. Pada pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan kontribusi agar dapat membantu ibu memperlancar pemberian ASI dan produksi ASI. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode pendekatan survey yaitu pengumpulan data pada bayi yang berjumlah 20 bayi di PMB Ruliati, SST., M.Kes Jogoroto Jombang secara Prospectif Study selama 1 bulan. Analisis data yang digunakan data kualitatif dan statistik deskriptif. Hasil pengabdian masyarakat ini adalah Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan 16 (80 %) ibu menyusui dengan kategori baik dalam melakukan posisi menyusui yang benar. Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan 18 (90 %) ibu menyusui dengan kategori baik dalam melakukan perlekatan menyusui yang benar. Dalam memberikan edukasi/informasi kepada ibu menyusui sangat membantu dan efektif dilakukan secara berkesinambungan dan penting sekali dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan untuk memberikan motivasi untuk memberikan ASI kepada bayinya dengan memperhatikan teknik menyusui yang benar sehingga tingkat keberhasilan ibu menyusui dalam memberikan ASI saja mulai dari umur bayi 0-6 bulan. Kata kunci: Teknik Menyusui
Manajemen Pemberian ASI Eksklusif Sejak Dini Pada Ibu Hamil Sebagai Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Maharani Tri Puspitasari; Harnanik Nawangsari; Leo Yosdimyati Romli
Jurnal Abdi Medika Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Abdi Medika
Publisher : INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jam.v2i2.1136

Abstract

Munculnya masalah terkait resiko kejadian stunting pada balita di masyarakat salah satunya disebabkan akibat rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil terkait pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Target pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengoptimalkan manajemen ASI Ekslusif sejak dini pada ibu hamil sebagai upaya pencegahan kejadian stunting. Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah perubahan manajemen kesehatan masyarakat dengan indikator peningkatan pengetahuan terkait pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Pendekatan metode yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan mitra program pengabdian kepada masyarakat adalah dengan menggunakan pendekatan survei data ibu hamil melalui kader kesehatan. Pengumpulan datanya bersifat prospectif study, selama 2 minggu yaitu pada bulan oktober 2022 dan dilakukan analisis data secara deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah diberikan sebuah manajemen terkait ASI ekslusif sejak dini didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan atau perubahan pada pengetahuan ibu hamil terkait pentingnya pemberian ASI esklusif dalam rangka pencegahan kejadian stunting. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebesar 64 % (16 responden). Kesimpulan dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan adalah manajemen pemberian ASI ekslusif sejak dini pada ibu hamil sangat berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil khususnya pentingnya pemberian ASI ekslusif dalam rangka upaya pencegahan kejadian stunting.