Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

PEMBUATAN DESAIN RAMBU LALU LINTAS UNTUK MENGOPTIMALISASI PERILAKU TERTIB PENGGUNA JALAN DI TUBAGUS ANGKE, JAKARTA BARAT Margaretha Sandi; Theresia Budi Jayanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.269 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i2.7245

Abstract

Pelanggaran yang terjadi pada infrastruktur transportasi beragam, dari parkir liar kendaraan pada tepi jalan raya yang mengganggu alur pedestrian, atau perilaku pengemudi yang menghiraukan signage rambu-rambu lalu lintas, sering terjadi pada kota Jakarta. Dari berbagai ketidaktertiban lalu lintas yang terjadi dapat menimbulkan efek keberlanjutan, satu kasus diantaranya ialah perilaku pengemudi kendaraan yang cenderung berhenti pada zona zebra cross, atau bahkan sudah melewati jauh dari zona tersebut pada perhentian lampu merah. Persimpangan jalan Tubagus Angke merupakan salah satu persimpangan yang padat, banyak dilalui kendaraan berbagai jenis (angkot, mobil pribadi, sepeda, pejalan kaki, pedagang dengan gerobak, dll). Pada persimpangan Tubagus Angke ini juga banyak terjadi pelanggaran terutama di area sekitar lampu pemberhentian dan zebra cross, sehingga sering terjadi kecelakaan. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, tim pelaksana berusaha untuk memberikan solusi dalam mengoptimalkan perilaku tertib masyarakat di perempatan jalan melalui instalasi desain optimalisasi rambu lalu lintas (khususnya zebra cross). Melalui pembuatan desain zebra cross ini, diharapkan para pengguna jalan mempunyai kesadaran akan fungsi zebra cross dan tertib terhadap lampu lalu lintas, terutama pada saat posisi berhenti di persimpangan jalan. Kegiatan pengabdian ini terbagi menjadi 2 tahapan dalam satu rangkaian kegiatan. Pada tahap perencanaan meliputi survey awal, pengukuran, penggambaran serta dokumentasi. Sehingga menghasilkan gambar kerja skalatis yang sudah disesuaikan dengan kondisi real lokasi. Tahap pelaksanaan dilaksanakan melalui pemasangan materi desain pada lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan setelah pemasangan desain zebra cross, terjadi peningkatan perilaku tertib pengguna jalan, khususnya di perempatan jalan pada saat lampu merah menyala.
DESAIN MEJA BERKEBUN UNTUK ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG BANTEN Irene Syona Darmady; Theresia Budi Jayanti; Agnatasya Listianti Mustaram
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.20278

Abstract

Humans as individuals always tend to be able to meet their needs in an effort to improve the quality of their lives. However, not every individual has this ability. In “different” conditions, basic needs fulfillment to achieve a better life becomes a big challenge for people with disabilities, especially children with cerebral palsy (CP). CP children have limitations to do basic activities (eating, walking, lying down) independently. Thus children with special needs require services from the closest people or special facilities assistance. Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Banten is an inclusive care and education facility for children with special needs. In order to develop learning and therapy programs for children with special needs, YSI built an additional non-class facility called Sensory Garden. Children can do such sensory and motoric activities; for example, planting, and recognizing the texture of natural materials in the Sensory Garden. Since Sensory Garden launched, there are no additional facilities that can support children with CP and wheelchairs doing gardening activities. YSI has limitations related to design and procurement. The gardening table became a proposal from the author to support gardening in the Sensory Garden. With the existence of a gardening table, it is expected that children with special needs such as CP can perform sensory and fine motor activities such as planting, and holding objects with the help of a table; in a way to support good posture and make it easier for companions. Qualitative methods and design methods are used to propose designs and produce gardening table prototypes ABSTRAK: Manusia sebagai seorang individu senantiasa berusaha untuk mampu memenuhi kebutuhan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Namun tidak setiap individu memiliki kemampuan tersebut. Pada kondisi yang “berbeda”, memenuhi kebutuhan guna mencapai hidup yang lebih baik menjadi suatu tantangan yang besar bagi penyandang disabilitas, khususnya anak dengan kondisi cerebral palsy (CP). Keterbatasan yang dimiliki anak CP mengakibatkan anak kesulitan melakukan aktivitas dasar (makan, berjalan, berbaring) secara mandiri sehingga digolongkan sebagai anak dengan kebutuhan khusus dan membutuhkan pelayanan dari orang terdekat maupun bantuan fasilitas khusus. Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Banten merupakan fasilitas perawatan dan pendidikan yang inklusif. Dalam rangka mengembangkan program belajar dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus YSI membangun sebuah fasilitas tambahan non kelas berupa Kebun Sensori. Aktivitas yang dilakukan anak di Kebun Sensori umumnya berupa stimulasi sensorik dan motorik, misal menanam, mengenal tekstur material alam, dsb. Sejauh Kebun Sensori dibangun belum terdapat fasilitas tambahan yang dapat menunjang; anak-anak masih melakukan aktivitas di kursi roda. Dibutuhkan sebuah alat bantu yang dapat digunakan untuk berkebun oleh anak berkursi roda, dimana YSI mengalami keterbatasan terkait desain dan pengadaan. Meja berkebun menjadi sebuah usulan dari penulis untuk menunjang aktivitas dan menjadi perangkat penunjang di Kebun Sensori. Dengan keberadaan meja berkebun diharapkan anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti CP dapat melakukan kegiatan sensorik dan motorik halus seperti menanam, memegang obyek dengan bantuan meja; guna mendukung postur yang baik dan memudahkan pendamping. Metode kualitatif dan metode tahapan perancangan digunakan untuk mengusulkan desain dan menghasilkan prototipe meja berkebun.