Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR DENGAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) DI RSUD WATES KULON PROGO Yulaikhah, Lily; Eniyati, Eniyati; Sari, Alfie Ardiana
Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu (JKSI) Vol 10 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU (JKSI)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.643 KB)

Abstract

Latar Belakang: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab terbesar tingginya Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan hasil SDKI 2012, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk dalam lima besar AKB tertinggi yaitu 25 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab umum kematian bayi di DIY adalah BBLR dan sepsis. Prevalensi tertinggi BBLR di DIY adalah di Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 7,11 %. Kejadian BBLR di Kabupaten Kulon Progo juga mengalami peningkatan sejak tahun 2012-2014 yaitu sebesar 5,57 % tahun 2012, 6,05 % tahun 2013, dan 7,11 % tahun 2014. Untuk mencegah terjadinya kematian pada BBLR, perlu perawatan ekstra, tetapi dapat secara normal bersama ibunya untuk diberi minum dan kehangatan dengan cara kontak kulit ibu ke kulit bayi atau dikenal dengan perawatan metode kanguru atau PMK (WHO, 2008). TujuanPenelitian: Untuk mengetahui peningkatan berat badan pada bayi BBLR dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK) di RSUD Wates Kulon Progo. MetodePenelitian: Jenis penelitian ini adalah pre experimental design dengan rancangan One-Group Pretest-Postest (Satu kelompok Pretest-Postest). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi BBLR yang di rawat di RSUD Wates pada bulan Maret s.d. Agustus 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan besar sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 9 responden. Analisis data menggunakan uji statistik Pair t test. Hasil: Karakteristik responden berdasarkan umur ibu sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 56 % (5 responden), berdasarkan usia kehamilan sebagian besar < 37 minggu sebanyak 78 % ( 7 responden), berdasarkan paritas sebagian besar adalah multipara sebanyak 56 % ( 5 responden). Hasil Paired Sampel Test menunjukkan bahwa mean sebelum dilakukan PMK adalah 2098.33 dan sesudah PMK adalah 2176.67 dengan perbedaan mean 78.33 dan nilai uji t adalah -1.953. Kesimpulan: Ada penambahan atau peningkatan berat badan setelah dilakukan PMK, tetapi secara statistik tidak bermakna atau tidak signifikan.
Edukasi ovulasi berbasis sains untuk remaja melalui pemanfaatan uji ferning saliva sebagai media pendukung Nurhayati, Siti; Eniyati, Eniyati; Sari, Alfie Ardiana
Journal of Counseling, Education and Society Vol 6, No 1 (2025): Journal of Counseling, Education and Society
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/08jces567200

Abstract

Remaja putri sering kali memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai masa subur, padahal pemahaman tentang ovulasi penting sebagai bekal kesehatan reproduksi di masa depan. Pemanfaatan metode edukasi yang bersifat aplikatif dan berbasis sains dapat meningkatkan pemahaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi ovulasi berbasis sains melalui pemeriksaan ferning saliva terhadap peningkatan pengetahuan masa subur pada remaja putri. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest one group design. Intervensi diberikan dalam bentuk edukasi mengenai konsep ovulasi, hormon estrogen, dan praktik pemeriksaan ferning secara langsung. Populasi penelitian adalah siswi remaja putri di SMA Muhammadiyah Kasihan, dan sebanyak 24 responden dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner pengetahuan masa subur yang telah divalidasi dan diuji reliabilitas. Analisis data dilakukan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan peningkatan skor pengetahuan secara signifikan (p = 0,000) setelah diberikan edukasi, Dari total 24 responden, sebanyak 87,5% (21 responden) mengalami peningkatan skor pengetahuan setelah intervensi edukasi, sementara 12,5% (3 responden) menunjukkan skor yang tetap, dan 0% mengalami penurunan. Selain itu, hasil uji ferning memperlihatkan 70,8% responden menunjukkan terbentuknya pola kristalisasi yang menandakan aktivitas estrogen. Edukasi ovulasi berbasis sains melalui pemeriksaan ferning efektif dalam meningkatkan pemahaman remaja putri tentang masa subur