Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Medical Science

Perbandingan Kadar Immunoglobulin E Serum Pada Pasien Rinitis Alergi Dengan Faktor Risiko Genetik T. Husni T.R.; Yusni; Fadhlia
Journal of Medical Science Vol 1 No 1 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.869 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i1.10

Abstract

Rinitis merupakan masalah kesehatan global, walaupun tidak bersifat serius namun rhinitis alergi harus dipikirkan sebagai keadaan yang cukup serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita akibat beratnya gejala yang dialami dan juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Prevalensi rinitis alergi terus meningkat sepanjang 50 tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan karena faktor genetik dan lingkungan. Penegakan diagnosis rinitis alergi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar IgE serum, kadar eosinofil darah tepi dan eosinofil mukosa hidung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kadar Immunoglobulin E pada penderita rinitis alergi dan non alergi dengan predisposisi genetik. Hasil dari penelitian ini didapatkan kadar Ig E lebih tinggi dan signifikan pada pasien rinitis alergi dibandingkan non-rinitis alergi. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar Ig E pada pasien dengan rinitis alergi dengan non rinitis alergi.
Analisis Perbedaan Angka Kesintasan pada Pasien Karsinoma Laring Yang Menjalani Total Laringektomi Dengan Dan Tanpa Diseksi Leher Fadhlia; Kurnia , Benny; Setiani, Lily; Fitria, Sova; Denantika, Oktaria; Suhanda, Rachmad
Journal of Medical Science Vol 6 No 1 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i1.117

Abstract

Pilihan terapi untuk karsinoma laring yang progresif (T3-T4) adalah operasi, baik untuk tumor laring maupun diseksi nodul pada leher, yang setelah itu dilanjutkan dengan kemoterapi, radiasi atau kombinasi kemoradiasi. Diseksi nodul pada leher dilakukan sesuai stadium penyakit. Sebagian besar pasien yang terdiagnosis pada stadium lanjut atau metastasis nodal regional, umumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup 50%. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan angka kesintasan pasien dengan karsinoma laring yang telah menjalani total laringektomi dengan atau tanpa diseksi leher. Pengumpulan data menggunakan rekam medis pasien yang berobat ke Departemen THT-BKL RSUD dr. Zainoel Abidin sejak 1 Juli–30 September 2022. Metode penelitian berupa analitik observasional retrospektif dengan desain khusus analisis kesintasan, Diperoleh total 36 subjek, seluruhnya laki-laki, terbanyak (47,2%) pada kelompok usia 56-65 tahun. Mayoritas subjek (97,2%) memiliki riwayat merokok lebih dari 30 tahun, dengan 44,4% lokasi tumor berada di transglotis, dan pasien terbanyak (88,9%) datang ke rumah sakit pada stadium IV, secara histopatologi 75% jenis keratinizing squamous cell carsinoma. Sejumlah 41,7% menjalani total laringektomi saja dan 58,3% menjalani total laringektomi disertai diseksi leher. Hasil analisis kurva Kaplan Meier didapatkan angka bertahan hidup pada total laringektomi rata-rata 33,24 bulan dan 34,29 bulan pada total laringektomi dengan diseksi leher. Penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada angka kesintasan pasien karsinoma laring yang menjalani total laringektomi dengan dan tanpa diseksi leher.