Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH OBJEK WISATA CURUG PUTRI DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA BANTEN BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG, MASYARAKAT DAN PENGELOLA Mardiyah, Ulfa; Suheri, Tatang
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 3 No. 02 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v4i02.2080

Abstract

ABSTRAK Objek wisata Curug Putri merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Kawasan Taman Hutan Raya Banten di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah di Objek Wisata Curug Putri di Kawasan Taman Hutan Raya Banten berdasarkan persepsi pengunjung, masyarakat, dan pengelola. Potensi dan masalah tersebut adalah untuk aspek 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas). Untuk mencapai tujuan studi, digunakan metode analisis deskriptif dan analysis matriks. Dari hasil analisis didapat hasilnya, pertama Atraksi yang berupa daya tarik wisata di kawasan Curug Putri yaitu dinding curug yang memiliki ciri khas dilokasi ini dan dijadikan sebagai potensi dengan masalah kurangnya perawatan dan kebersihan di lokasi curug, kedua Amenitas yaitu fasilitas – fasilitas penunjang serta fasilitas umum di lokasi Curug Putri yang menjadi potensi dalam menunjang kegiatan wisatawan dengan terdapat masalah fasilitas yang masih kurang memadai, ketiga Aksesibilitas yaitu berupa akses yang menjadi salah satu komponen untuk menunjang keberjalanannya kegiatan di curug dengan masalah yang ada kurangnya keamanan pada jalan menuju curug.. Kata Kunci: : Potensi, Masalah, Objek Wisata Curug Putri, Taman Hutan Raya Banten
PERAN KOPERASI PRODUSEN KOPI MARGAMULYA DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH PERDESAAN DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG Suherlan, Afifah M; Suheri, Tatang
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 7 No. 01 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v8i01.11207

Abstract

Komoditas Coffea canephora dan Coffea arabica dapat memberikan kontribusi berupa penghasil devisa dan pendapatan negara, pengembangan wilayah serta pelestarian lingkungan. Berlandaskan Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pengembangan wilayah tercantum pengembangan kawasan perdesaan dapat dilihat seraya bentuk pemberdayaan masyarakat perdesaan, seperti kawasan agropolitan. Pemberdayaan masyarakat perdesaan dapat berbentuk kelembagaan perdesaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuan lembaga tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi koperasi produsen kopi Margamulya terhadap pengembangan wilayah berdasarkan peran serta pengaruhnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Di dapat bahwa dari 17 indikator yang berperan, membuktikan bahwa pengembangan wilayah dapat terlaksana melalui pemberdayaan masyarakat perdesaan dari peningkatan peran sebagai wujud dari penataan ruang Kawasan Perdesaan.
IDENTIFIKASI PENGARUH SENTRA INDUSTRI KREATIF SEPATU CIBADUYUT TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL (STUDI KASUS: KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL) Ramadhan, Widianata; Suheri, Tatang
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 7 No. 02 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v8i02.11285

Abstract

Industri kreatif merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi dengan kreativitas yang membangun daya saing secara ekonomi. Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki keunggulan dalam industri kreatif. Kota Bandung merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat dan sekaligus menjadi Ibukota Provinsi, ini masuk kedalam kota yang memiliki “iklim kreatif” dan menjadi salah satu kota percontohan dalam pengembangan industri kreatif. Salah satu industri kreatif yang ada di Kota Bandung adalah sentra industri kreatif sepatu Cibaduyut. Bahwa yang kita ketahui industri sepatu Cibaduyut merupakan salah satu pusat pengrajin sepatu yang ada di Kota Bandung dan kawasan disekitarnya merupakan destinasi wisata belanja yang ada di Kota Bandung. Dengan banyaknya potensi tersebut memunculkan pertanyaan seberapa besar dampak kegiatan tersebut bagi masyarakat lokal yang ada disana.Berdasarkan kondisi tersebut tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangan sentra industri kreatif sepatu Cibaduyut dan mengetahui dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan menyebar kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi sentra industri kreatif sepatu telah mengalami pasang surut dari awal kemunculannya hingga saat ini. Pengaruh industri sepatu Cibaduyut memberikan pengaruh yang besar bagi masyrakat lokal khususnya pada sektor ekonomi, dengan adanya industri sepatu Cibaduyut dapat memberikan lapangan pekerjaan, peluang membuka usaha bagi masyarakat lokal.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan Desa Wisata Di Desa Paku Alam Kecamatan Darmaraja Warlina, Lia; Aulia, Selfa Septiani; Abioso, Wanita Subadra; Suheri, Tatang; Alamsyah, M Indra
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol. 1 No. 1 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.124 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i1.2790

Abstract

ABSTRACT Paku Alam Village is one of 12 villages in the Darmaraja District, Sumedang Regency. The purpose of community empowerment activities in Paku Alam Village is to see the potency of the community for village tourism development and explore the aspirations of village officials and community leaders. The team consist of lecturers and students from departments of Urban and Regional Planning and Architecture. The implementation of the activities is from December 2018 to March 2019. The activities was carried out by initiation phase, identification of village potentials, gathering aspirations of the community, and explaining the potential of the village to community leaders. Participants in the activity were Paku Alam peoples that the related to the development of the tourism village those were the owner of homestays, restaurants and others . The village community was very enthusiastic in developing this tourism village which is well supported by the district government. The activity by obtaining village potential and community aspirations in the development of a tourism village in the Paku Alam Village was relatively successful. Key words: community empowerment, tourism village, ABSTRAK Desa Paku Alam merupakan salah satu dari 12 desa yang berada di wilayah Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam adalah untuk melihat potensi yang ada di desa tersebut dari aspek lokasi dan masyarakat untuk pengembangan desa sebagai desa wisata, dan menggali aspirasi dari aparat desa dan tokoh masyarakat untuk pengembangan wisata berbasis masyarakat. Tim pelaksana adalah dosen di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) serta Arsitektur dan beberapa mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan adalah dari bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Kegiatan dilaksanakan dengan melaksanakan inisiasi, identifikasi potensi desa, pengumpulan ide dan aspirasi masyarakat, dan pemaparan potensi desa kepada tokoh masyarakat. Peserta kegiatan adalah kepala desa, pelaku usaha yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata. Masyarakat desa sangat antusias dalam pengembangan desa wisata ini yang didukung dengan baik oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan untuk memperoleh potensi desa dan aspirasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam dapat dikatakan cukup berhasil. Kata kunci: desa wisata, pemberdayaan masyarakat
Model Bisnis Pengembangan Kawasan Tertinggal (Studi Kasus : Kabupaten Nias Selatan) Aulia, Selfa Septiani; Suheri, Tatang; Haniff, A
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol. 1 No. 2 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.845 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i2.3875

Abstract

ABSTRACT South Nias Regency is currently still in the category of lagging areas based on composite index in North Sumatera province. However, South Nias Regency has a variety of potential, especially maritime tourism potential, fisheries, and agriculture. Focus Group Discussion with the stakeholders in South Nias Regency was done to formulate the right business model in South Nias regency. Based on the results of FGD and the analysis of business model conducted, business activities that can be done by South Nias Regency was to focus on the development of maritime tourism activities through surfing and agroindustry activities. The business Model would be able to succeed if the cooperation between stakeholders, such as the central government, local government, tourism business, and local communities with various models of operational cooperation. Keywords: business model, disadvantaged area, South Nias, maritime tourism. ABSTRAK Kabupaten Nias Selatan saat ini masih masuk dalam kategori daerah tertinggal berdasarkan Indeks Komposit Ketertinggalan di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, Kabupaten Nias Selatan memiliki berbagai potensi, terutama potensi wisata bahari, perikanan, dan pertanian. Focus Group Discussion bersama para stakeholder yang ada di Kabupaten Nias Selatan pun dilakukan guna merumuskan model bisnis yang tepat di Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan hasil FGD dan analisis model bisnis yang dilakukan, kegiatan bisnis yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Nias Selatan adalah dengan memfokuskan pengembangan aktivitas pariwisata bahari melalui kegiatan berselancar dan agroindustry. Model bisnis tersebut akan dapat berhasil jika adanya kerjasama antar stakeholder, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha Wisata, dan Masyarakat Lokal dengan berbagai model kerjasama operasional Kata kunci: model bisnis, kawasan tertinggal, Nias Selatan, pariwisata bahari.
TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TENTANG ALUN-ALUN KOTA BANDUNG SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK Mua, Gracia Paulina; Suheri, Tatang
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 15 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.771 KB)

Abstract

Alun-Alun Kota Bandung merupakan salah satu ruang publik yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Peneliitan ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat tentang Alun-Alun Bandung sebagai ruang terbuka publik berdasarkan kualitas pelayanan dan fasilitas yang ada di Alun-Alun serta melihat hubungan antara karakteristik masyarakat dan tingkat kepuasan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode analisis gap dan analisis crosstab..Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna alun-alun sebagian besar pengunjung adalah perempuan yang sebagian besar berasal dari luar Kota Bandung, dengan kelompok usia 21-30 tahun, yang merupakan pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan frekuensi kunjungan, sebagian besar masyarakat sudah mengunjungi alun-alun sebanyak lebih dari 4 kali dengan tujuan mengunjungi hanya menikmati suasana dan beristirahat. Dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat, semua nilai gap negatif, yang artinya kepuasan yang diharapkan masyarakat lebih besar dari yang dirasakan sekarang sehingga perlu dilakukan perbaikan.Berdasarkan hasil analisis crosstab, antara karakteristik masyarakat dan tingkat kepuasan masyarakat, diketahui bahwa karakteristik masyarakat yang saling berhubungan adalah asal tempat tinggal dan kebersihan lokasi, asal tempat tinggal dan kepedulian petugas, jenis pekerjaan dan kepedulian petugas, tingkat pendidikan dan tempat parkir, tingkat pendapatan dan kenyamanan, waktu kunjungan dan biaya transportasi, waktu kunjungan dan fasilitas bermain dan olahraga, waktu kunjungan dan kebersihan lokasi, waktu kunjungan dan kebersihan toilet, aktivitas yang dilakukan dan tempat parkir, aktivitas yang dilakukan dan jumlah toilet, aktivitas yang dilakukan dan keamanan, aktivitas yang dilakukan dan kenyamanan, aktivitas yang dilakukan dan kebersihan toilet, aktivitas yang dilakukan dan kepedulian petugas.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI WILAYAH INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG (STUDI KASUS: KECAMATAN DAYEUH KOLOT, KECAMATAN MAJALAYA, KECAMATAN KATAPANG, KECAMATAN PAMEUNGPEUK, DAN KECAMATAN SOLOKAN JERUK) Aulia, Selfa Septiani; Suheri, Tatang
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 15 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.43 KB)

Abstract

Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri TPT yang berada di Indone-sia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil TPT seperti Cina, India, Vietnam dan Kamboja. Selain mengalami penurunan daya saing terhadap adanya penurunan permintaan terhadap pasar ekspor juga industri TPT dalam negeri mengalami persaingan dengan masuknya barang-barang sejenis ke pasar domestik yang berasal dari negara-negara penghasil komoditas TPT yang lain. Karena industri TPT yang berada di kecamatan-kecamatan tersebut merupakan sektor basis, memiliki kontribusi yang besar, dan memiliki efek pengganda bagi wilayahnya sehingga jika melihat potensi-potensi yang berada di wilayah tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini agar industri TPT yang berada di wilayah studi bisa bertahan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas.Dari 10 faktor dan 46 sub faktor yang dijabarkan ke dalam kuesioner menggunakan Metode Delphi, yaitu menanyakan kepada para Responden Ahli mengenai faktor dan sub faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT, terbagi menjadi 2, yaitu faktor pertama, merupakan kelompok faktor yang dianggap sangat mempengaruhi atau disebut juga se-bagai faktor kelompok pendorong peningkatan daya saing industri TPT; dan faktor kedua, yang merupakan kelompok faktor yang dianggap mempengaruhi atau disebut juga sebagai faktor kelompok pendukung peningkatan daya saing industri TPT. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor pertama adalah faktor biaya produksi dan faktor permintaan pasar. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor kedua adalah faktor industri-industri pen-dukung dan terkait, faktor strategi perusahaan, struktur, dan persaingan, faktor peluang, faktor peranan pemerintah, faktor infrastruktur, faktor SDM, faktor inovasi, dan faktor teknologi. Masih terdapat beberapa faktor dan sub faktor yang tingkat pengaruhnya belum mengalami konsensus/ kesetujuan dari para Responden Ahli.Arahan pengembangan untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di kelima lokasi industri TPT dibedakan menjadi dua, yaitu arahan untuk mengoptimalkan faktor per-tama dan arahan untuk mengoptimalkan faktor kedua. Untuk rekomendasi, terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan untuk pengembangan industri TPT di kelima lokasi industri TPT ini.