Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Strategi Pengembangan Kelembagaan Kampung Wisata Adat (Studi Kasus: Kampung Adat Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi) Maulida, Adinda Shofia; Aulia, Selfa Septiani
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i01.12590

Abstract

Badan pengelola pariwisata berbasis desa adat merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Berdasarkan RTRW Kota Cimahi, Kampung Cireundeu yaitu sebagai wisata budaya lokal di Kelurahan Leuwigajah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana strategi pengembangan Kampung Wisata Adat Cireundeu berdasarkan kelembagaan yang ada di Kampung Wisata Adat Cireundeu. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis SWOT. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan snowball sampling, dengan jumlah enam informan masyarakat lokal, dan tiga informan dari dinas terkait. Hasil penelitian strategi pengembangan kelembagaan Kampung Wisata Adat Cireundeu terdapat strategi prioritas utama untuk Strength dan Opportunities (S-O), yaitu 1) Meningkatkan jumlah pelatihan untuk setiap bidang terutama bidang kesenian seperti kesenian angklung buncis, karinding dan kecapi suling, 2) Meningkatkan pelatihan memandu untuk anggota POKDARWIS, terutama anggota muda serta mengadakan musyawarah bersama sesepuh adat untuk pembekalan mengenai pengetahuan tentang Kampung Adat Cireundeu, 3) Meningkatkan intensitas gotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kenyamanan toilet umum untuk pengunjung wisatawan secara bersama-sama, 4) Meningkatkan inovasi seperti melengkapi peralatan yang dibutuhkan wisatawan, menjaga kebersihan agar lebih nyaman, dan ditambahkan hiasan yang lebih menarik, 5) Pengembangan penyediaan paket wisata dengan tambahan aktivitas something too see dan something to do dari bidang kuliner dan bidang promosi.
Evaluasi Pemanfaatan Ruang Tempat Pemakaman Umum di Kota Bandung Aulia, Selfa Septiani; Winoto, Hendro
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i01.12591

Abstract

Kota Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan termasuk ke dalam kota yang besar. Pada tahun 2020 Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak 2.444.160 juta jiwa, serta jumlah penduduk yang akan terus bertambah. Kota Bandung harus memiliki sarana dan prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang tinggal di Kota Bandung. Sarana yang penting dan sangat perlu diperhatikan keadaannya di Kota Bandung salah satunya adalah Tempat Pemakaman Umum (TPU). TPU adalah sarana yang cukup penting bagi manusia karena berfungsi sebagai tempat memakamkan manusia yang telah meninggal dunia dan memiliki fungsi lain yaitu sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki 4 fungsi yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial budaya, fungsi arsitektur, dan fungsi ekonomi. Seharusnya tempat pemakaman umum di Kota Bandung berjalan sesuai dengan fungsi ruang terbuka hijau. Namun masih adanya alih fungsi guna lahan terhadap tempat pemakaman umum menjadi guna lahan seperti perumahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, industri dan yang lainnya yang tidak tidak sesuai dengan arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bandung. Hanya 1 dari 13 TPU di Kota Bandung yang sesuai dengan arahan rencanca Detail Tata Ruang Kota Bandung dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan Desa Wisata Di Desa Paku Alam Kecamatan Darmaraja Warlina, Lia; Aulia, Selfa Septiani; Abioso, Wanita Subadra; Suheri, Tatang; Alamsyah, M Indra
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 1 No 1 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.124 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i1.2790

Abstract

ABSTRACT Paku Alam Village is one of 12 villages in the Darmaraja District, Sumedang Regency. The purpose of community empowerment activities in Paku Alam Village is to see the potency of the community for village tourism development and explore the aspirations of village officials and community leaders. The team consist of lecturers and students from departments of Urban and Regional Planning and Architecture. The implementation of the activities is from December 2018 to March 2019. The activities was carried out by initiation phase, identification of village potentials, gathering aspirations of the community, and explaining the potential of the village to community leaders. Participants in the activity were Paku Alam peoples that the related to the development of the tourism village those were the owner of homestays, restaurants and others . The village community was very enthusiastic in developing this tourism village which is well supported by the district government. The activity by obtaining village potential and community aspirations in the development of a tourism village in the Paku Alam Village was relatively successful. Key words: community empowerment, tourism village, ABSTRAK Desa Paku Alam merupakan salah satu dari 12 desa yang berada di wilayah Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam adalah untuk melihat potensi yang ada di desa tersebut dari aspek lokasi dan masyarakat untuk pengembangan desa sebagai desa wisata, dan menggali aspirasi dari aparat desa dan tokoh masyarakat untuk pengembangan wisata berbasis masyarakat. Tim pelaksana adalah dosen di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) serta Arsitektur dan beberapa mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan adalah dari bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Kegiatan dilaksanakan dengan melaksanakan inisiasi, identifikasi potensi desa, pengumpulan ide dan aspirasi masyarakat, dan pemaparan potensi desa kepada tokoh masyarakat. Peserta kegiatan adalah kepala desa, pelaku usaha yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata. Masyarakat desa sangat antusias dalam pengembangan desa wisata ini yang didukung dengan baik oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan untuk memperoleh potensi desa dan aspirasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam dapat dikatakan cukup berhasil. Kata kunci: desa wisata, pemberdayaan masyarakat
Model Bisnis Pengembangan Kawasan Tertinggal (Studi Kasus : Kabupaten Nias Selatan) Aulia, Selfa Septiani; Suheri, Tatang; Haniff, A
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 1 No 2 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.845 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i2.3875

Abstract

ABSTRACT South Nias Regency is currently still in the category of lagging areas based on composite index in North Sumatera province. However, South Nias Regency has a variety of potential, especially maritime tourism potential, fisheries, and agriculture. Focus Group Discussion with the stakeholders in South Nias Regency was done to formulate the right business model in South Nias regency. Based on the results of FGD and the analysis of business model conducted, business activities that can be done by South Nias Regency was to focus on the development of maritime tourism activities through surfing and agroindustry activities. The business Model would be able to succeed if the cooperation between stakeholders, such as the central government, local government, tourism business, and local communities with various models of operational cooperation. Keywords: business model, disadvantaged area, South Nias, maritime tourism. ABSTRAK Kabupaten Nias Selatan saat ini masih masuk dalam kategori daerah tertinggal berdasarkan Indeks Komposit Ketertinggalan di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, Kabupaten Nias Selatan memiliki berbagai potensi, terutama potensi wisata bahari, perikanan, dan pertanian. Focus Group Discussion bersama para stakeholder yang ada di Kabupaten Nias Selatan pun dilakukan guna merumuskan model bisnis yang tepat di Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan hasil FGD dan analisis model bisnis yang dilakukan, kegiatan bisnis yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Nias Selatan adalah dengan memfokuskan pengembangan aktivitas pariwisata bahari melalui kegiatan berselancar dan agroindustry. Model bisnis tersebut akan dapat berhasil jika adanya kerjasama antar stakeholder, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha Wisata, dan Masyarakat Lokal dengan berbagai model kerjasama operasional Kata kunci: model bisnis, kawasan tertinggal, Nias Selatan, pariwisata bahari.
MODEL KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR DI KAWASAN GUNUNG CIREMAI Rochman, Gina Puspitasari; Aulia, Selfa Septiani; Sintia, Windy Septi
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 8 No. 01 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v9i01.7013

Abstract

The Mount Ciremai area plays a strategic role for districts/cities in Metropolitan Cirebon Raya (MCR). This area is a catchment area that functions as a hydrological cycle controller, and has several springs in the Mount Ciremai area that have been used by the community for agricultural irrigation, household clean water, fisheries, and industrial activities at MCR. So far, the management of water resources has encountered several problems, one of which is the lack of clarity in the division of roles and policies and rules for managing water resources in the area. Many parties have an interest in its management and utilization. For this reason, inter-regional cooperation in the MCR area in terms of utilization of water environmental services is needed and important to study. This study aims to identify a model of inter-regional cooperation that can be applied in the Greater Cirebon Metropolitan Area in the utilization of water environmental services in the Mount Ciremai area based on transaction cost theory. This study uses a descriptive quantitative-qualitative approach by providing judgments based on criteria. The data was obtained based on the results of a desk study from the literature and secondary data, as well as interviews with relevant stakeholders. The results of the analysis show that the three identified cooperation models and the coordination forum cooperation model are the optimal models assessed based on the factors that cause transaction costs.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI WILAYAH INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG (STUDI KASUS: KECAMATAN DAYEUH KOLOT, KECAMATAN MAJALAYA, KECAMATAN KATAPANG, KECAMATAN PAMEUNGPEUK, DAN KECAMATAN SOLOKAN JERUK) Aulia, Selfa Septiani; Suheri, Tatang
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 15 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.43 KB)

Abstract

Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri TPT yang berada di Indone-sia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil TPT seperti Cina, India, Vietnam dan Kamboja. Selain mengalami penurunan daya saing terhadap adanya penurunan permintaan terhadap pasar ekspor juga industri TPT dalam negeri mengalami persaingan dengan masuknya barang-barang sejenis ke pasar domestik yang berasal dari negara-negara penghasil komoditas TPT yang lain. Karena industri TPT yang berada di kecamatan-kecamatan tersebut merupakan sektor basis, memiliki kontribusi yang besar, dan memiliki efek pengganda bagi wilayahnya sehingga jika melihat potensi-potensi yang berada di wilayah tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini agar industri TPT yang berada di wilayah studi bisa bertahan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas.Dari 10 faktor dan 46 sub faktor yang dijabarkan ke dalam kuesioner menggunakan Metode Delphi, yaitu menanyakan kepada para Responden Ahli mengenai faktor dan sub faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT, terbagi menjadi 2, yaitu faktor pertama, merupakan kelompok faktor yang dianggap sangat mempengaruhi atau disebut juga se-bagai faktor kelompok pendorong peningkatan daya saing industri TPT; dan faktor kedua, yang merupakan kelompok faktor yang dianggap mempengaruhi atau disebut juga sebagai faktor kelompok pendukung peningkatan daya saing industri TPT. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor pertama adalah faktor biaya produksi dan faktor permintaan pasar. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor kedua adalah faktor industri-industri pen-dukung dan terkait, faktor strategi perusahaan, struktur, dan persaingan, faktor peluang, faktor peranan pemerintah, faktor infrastruktur, faktor SDM, faktor inovasi, dan faktor teknologi. Masih terdapat beberapa faktor dan sub faktor yang tingkat pengaruhnya belum mengalami konsensus/ kesetujuan dari para Responden Ahli.Arahan pengembangan untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di kelima lokasi industri TPT dibedakan menjadi dua, yaitu arahan untuk mengoptimalkan faktor per-tama dan arahan untuk mengoptimalkan faktor kedua. Untuk rekomendasi, terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan untuk pengembangan industri TPT di kelima lokasi industri TPT ini.