Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SEED TREATMENT BETWEEN STORAGE PERIOD FOR INCREASING THE STORABILITY OF CHILI (Capsicum annuum L.) SEED Sari, Maryati; Permatasari, Arinda Ayu; Permatasari, Okti Syah Isyani
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Volume 7 Nomor 1 `
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v7i1.1962

Abstract

Chilli seed is rather expensive, so it should be saved in controlled storage. In marketing, seeds may be exposed in the ambient room that is optimum for fungi activities. Between storage periods seed treatment is expected can increase chilli seed vigor and seed storability in ambient storage. This research aimed to obtain the proper between-storage period seed treatment that can increase chili seed vigor and seed storability. The research was conducted at the Laboratory of Seed Quality Testing and Storage, and Seed Health Laboratory, Department of Agronomy and Horticulture IPB, from February to August 2023. Bogor. The study used a completely randomized split-plot design. Seed lots were the main plot, consisting of two levels, namely (1) lot 2017 and (2) lot 2021. The between-storage period seed treatment was as subplots consisting of five levels, namely (1) control, (2) rinsing, (3) sun-drying, (4) oven, and (5) fungicide. The results showed that chili seeds without between storage periods seed treatments were still able to maintain viability until the end of storage (germination rate of 80% in a 0-month storage period to 73.3% in a 6-month storage after treatments). Washing, sun-drying, and oven treatments have the potential to maintain chili seed vigor better than controls based on the radicle emergence (RE).
SEED TREATMENT BETWEEN STORAGE PERIOD FOR INCREASING THE STORABILITY OF CHILI (Capsicum annuum L.) SEED Sari, Maryati; Permatasari, Arinda Ayu; Permatasari, Okti Syah Isyani
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Volume 7 Nomor 1 `
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v7i1.1962

Abstract

Chilli seed is rather expensive, so it should be saved in controlled storage. In marketing, seeds may be exposed in the ambient room that is optimum for fungi activities. Between storage periods seed treatment is expected can increase chilli seed vigor and seed storability in ambient storage. This research aimed to obtain the proper between-storage period seed treatment that can increase chili seed vigor and seed storability. The research was conducted at the Laboratory of Seed Quality Testing and Storage, and Seed Health Laboratory, Department of Agronomy and Horticulture IPB, from February to August 2023. Bogor. The study used a completely randomized split-plot design. Seed lots were the main plot, consisting of two levels, namely (1) lot 2017 and (2) lot 2021. The between-storage period seed treatment was as subplots consisting of five levels, namely (1) control, (2) rinsing, (3) sun-drying, (4) oven, and (5) fungicide. The results showed that chili seeds without between storage periods seed treatments were still able to maintain viability until the end of storage (germination rate of 80% in a 0-month storage period to 73.3% in a 6-month storage after treatments). Washing, sun-drying, and oven treatments have the potential to maintain chili seed vigor better than controls based on the radicle emergence (RE).
KOMBINASI PUPUK HAYATI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa) Permatasari, Okti Syah Isyani; Sugiyanta, Sugiyanta; Mubin, Nadzirum
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v5i1.1413

Abstract

Padi merupakan komoditas utama yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Produksi padi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini salah satunya disebabkan karena daya dukung nutrisi yang diperoleh oleh tanaman kurang optimal. Sumber nutrisi dapat berasal dari kombinasi pupuk hayati dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi aplikasi pupuk hayati dan anorganik terhadap pertumbuhan padi sawah. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan disusun dalam 5 taraf pemupukan yaitu: tanpa aplikasi pupuk (P0), 1.00 dosis NPK (P1), 1.00 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P2), 3/4 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P3) dan 1/2 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P4). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah anakan yang lebih banyak, dan warna hijau daun yang lebih gelap dari perlakuan kontrol (P0) serta memiliki hasil yang serupa dengan perlakuan P1. Perlakuan P3 juga menghasilkan jumlah anakan produktif yang lebih banyak, meningkatkan produksi ubinan dan dugaan produktivitas gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) lebih tinggi dari perlakuan kontrol (P0) dan sama banyaknya dengan P1. Hal ini berdampak pada nilai agronomi relatif yang lebih tinggi dibandingkan pupuk NPK terhadap perlakuan kontrol.Kata kunci: dosis pupuk, efektivitas agronomi relatif, gabah, mikroba  
KOMBINASI PUPUK HAYATI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa) Permatasari, Okti Syah Isyani; Sugiyanta, Sugiyanta; Mubin, Nadzirum
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v5i1.1413

Abstract

Padi merupakan komoditas utama yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Produksi padi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini salah satunya disebabkan karena daya dukung nutrisi yang diperoleh oleh tanaman kurang optimal. Sumber nutrisi dapat berasal dari kombinasi pupuk hayati dan anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi aplikasi pupuk hayati dan anorganik terhadap pertumbuhan padi sawah. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan disusun dalam 5 taraf pemupukan yaitu: tanpa aplikasi pupuk (P0), 1.00 dosis NPK (P1), 1.00 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P2), 3/4 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P3) dan 1/2 dosis NPK + 1.00 dosis pupuk hayati (P4). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah anakan yang lebih banyak, dan warna hijau daun yang lebih gelap dari perlakuan kontrol (P0) serta memiliki hasil yang serupa dengan perlakuan P1. Perlakuan P3 juga menghasilkan jumlah anakan produktif yang lebih banyak, meningkatkan produksi ubinan dan dugaan produktivitas gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) lebih tinggi dari perlakuan kontrol (P0) dan sama banyaknya dengan P1. Hal ini berdampak pada nilai agronomi relatif yang lebih tinggi dibandingkan pupuk NPK terhadap perlakuan kontrol.Kata kunci: dosis pupuk, efektivitas agronomi relatif, gabah, mikroba  
Penentuan Media dan Perlakuan Pendahuluan Terbaik untuk Perkecambahan Benih Kapulaga Jawa (Amomum compactum Sol. ex Maton) Miranda, Citra; Sari, Maryati; Permatasari, Okti Syah Isyani
Buletin Agrohorti Vol. 13 No. 2 (2025): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v13i2.63850

Abstract

Kapulaga jawa (Amomum compactum Sol ex. Maton) merupakan spesies yang berbeda dengan Elettaria cardamomum (L.) Maton. Tanaman ini biasanya diperbanyak secara vegetatif namun tetap diperlukan benih botani. Benih kapulaga memiliki lapisan testa yang keras dan memerlukan waktu yang lama untuk berkecambah. Percepatan perkecambahan biji dapat dilakukan dengan menggunakan media perkecambahan yang tepat dan memberikan perlakuan pendahuluan yang dapat mengurangi faktor penghambat perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media perkecambahan yang tepat dan perlakuan pendahuluan yang efektif untuk mempercepat perkecambahan benih kapulaga. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap petak terbagi dengan perlakuan jenis media perkecambahan sebagai petak utama, perlakuan pendahuluan sebagai anak petak, dan tiga kali ulangan. Evaluasi penghitungan pertama dilakukan pada hari ke-24 setelah tanam dan penghitungan kedua pada hari ke-51 setelah tanam. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya perlakuan pra-tanam yang mampu memacu perkecambahan. Media cocopeat merupakan media terbaik dibandingkan dengan media pasir dan media tanam campuran arang sekam: sabut kelapa : kompos (1:1:1) pada parameter daya berkecambah 80.5%, kecepatan tumbuh 3.11% etmal-1, indeks vigor 35.2%, dan benih segar tidak tumbuh 1.3%. Interaksi antara perlakuan media cocopeat dan perlakuan pra-tanam dengan perendaman dalam air 50 °C selama 30 menit memberikan waktu berkecambah paling singkat yaitu rata-rata waktu berkecambah 25.0 hari. Kata kunci: cocopeat, dormansi, pembibitan, tetrazolium, viabilitas
Aplikasi Bakteri Probiotik Pseudomonas Kelompok Fluorescens untuk Meningkatkan Produksi dan Mutu Benih Cabai Permatasari, Okti Syah Isyani; Widajati, Eny; Syukur, Muhamad; Giyanto, dan
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 44 No. 3 (2016): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.261 KB) | DOI: 10.24831/jai.v44i3.13544

Abstract

ABSTRACTThe use of high quality seed is one of the key factors to improve productivity. Probiotic bacteria has been used to increase plant growth and to control pathogens. The objective of the research was to evaluate methods of chili seed production that yielded high physiological and pathological quality using probiotic fluorescent bacteria Pseudomonas (P24). The bacteria was expected to function as plant growth promoting bacteria as well as capable of controling seedborne pathogen Colletotrichum acutatum causes antrachnose. The experiment was conducted during March until October 2014 in Seed Health Laboratory, Plant Bacteriology Laboratory, and Leuwikopo experimental garden, IPB. The experiment was arranged in a split plot randomized complete block design with three replications. The main plots were untreated and inoculation of C. acutatum. The subplot was six treatments of fluorescent Pseudomonas (P24) application. The results showed that matriconditioning and spraying of fluorescent Pseudomonas (P24) on nursery decreased disease incidence significantly. Matriconditioning and spraying of fluorescent Pseudomonas (P24) on nursery and flowering phase increased number of healthy fruit and total weight of seeds per plant significantly. These applications also increased seed physiological  quality indicated by germination percentage (GP) 77.04%, growth rate (GR) 9.72% etmal-1, vigor index (VI) 29.74%, and seed health by suppresed C. acutatum infection up to 12.25%.Keywords: anthracnose, Colletotrichum acutatum, control, matriconditioning, spraying
Penggunaan Citra Digital dalam Pengembangan Metode Uji Cepat Vigor Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) melalui Pemunculan Radikula Jannah, Fiki Nur; Budiman, Candra; Permatasari, Okti Syah Isyani
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 2 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i2.56658

Abstract

Teknologi citra digital merupakan salah satu teknik identifikasi mutu benih dengan tingkat keakuratan yang tinggi dalam waktu yang singkat. Teknologi ini menggunakan data yang terdapat pada citra dua dimensi yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode uji cepat vigor benih kacang panjang (Vigna sinensis L.) melalui uji pemunculan radikula (radicle emergence) menggunakan pengolahan citra digital. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak satu faktor yaitu lot benih dengan 18 lot benih yang terdiri dari 6 varietas. Benih dikecambahkan dengan metode between paper menggunakan germinator standar bersuhu 20 ± 2 oC. Pengamatan dimulai pada jam ke-38 hingga jam ke-54 dengan interval antar pengamatan yaitu 2 jam. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati jumlah benih yang memiliki empat kategori panjang radikula, yaitu ≥1 mm, ≥2 mm, ≥50% panjang benih, dan ≥ panjang benih. Data panjang radikula tersebut kemudian dianalisis korelasi dan regresi terhadap beberapa tolok ukur. Tolok ukur mutu fisiologis benih yang digunakan antara lain daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, dan berat kering kecambah normal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, panjang radikula pada kategori panjang radikula ≥1 mm dan ≥2 mm berkorelasi kuat dengan indeks vigor dan kecepatan tumbuh pada waktu pengecambahan mulai dari 42 jam, ≥50% panjang benih memiliki korelasi yang kuat dengan tolok ukur indeks vigor dan kecepatan tumbuh masing-masing pada waktu pengecambahan 52 jam dan 54 jam, serta pada kategori panjang radikula ≥ panjang benih hanya berkorelasi kuat dengan tolok ukur kecepatan tumbuh pada waktu pengecambahan 54 jam. Kata kunci: analisis korelasi, analisis regresi, mutu fisiologis benih, panjang radikula, periode pengecambahan