Etanol merupakan bahan bakar terbarukan yang dapat dihasilkan dari fermentasi tanaman yang mengandung karbohidrat. Banyak sumber daya hayati di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan etanol. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar didasari pada sifat etanol murni yang cukup mudah terbakar. Pencampuran etanol dapat menaikkan nilai oktan bahan bakar. Etanol mengandung 30% oksigen, sehingga etanol dapat dikategorikan sebagai high octane gasoline (HOG). Penambahan etanol mampu menciptakan pembakaran yang lebih sempurna, pada hal ini terbukti dengan penurunan nilai emisi gas buang CO dan peningkatan emisi CO2. Kalor laten penguapan etanol lebih tinggi 3-5 kali, sehingga temperature pada intake manifold menjadi lebih rendah dan efisiensi volumetrik mesin menjadi lebih baik. Pembakaran etanol lebih cepat dan suhu api lebih rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih efisien. Krisis energi ini menyebabkan manusia beralih pola pikir untuk lebih mengintensifkan penelitian dan penggunaan dari energi yang tidak terbaharukan menjadi energi yang terbaharukan. Salah satu energi tebarukan tersebut adalah berasal dari bio massa yang diproses menjadi etanol. Etanol atau etil alkohol (lebih dikenal sebagai “alcohol”) adalah cairan berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air,dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau adetif meningkat bilangan oktan pada bahan bakar. Hasil penelitian yang akan dihasilkan pada masing-masing pemakaian bahan bakar Pertamax campur Etanol 90%, 80% dan 70% pada perbandingan pencampuran Pertamax dan Etanol yaitu : 80 : 20 pada etanol 90%, 80 : 20 pada etanol 80%, 80 : 20 pada etanol 70%. Pemakaian bahan bakar (FC) lebih hemat perbandingan antara pertamax 100% berbanding dengan Etanaol 90% dengan pencampuran 80 ; 20, jika bidang dengan etanol 80% dan 70%.