Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENANAMKAN RASA CINTA SASTRA PADA REMAJA MELALUI POSTER TOKOH SASTRA INDONESIA (POSAS) K, Khaerunnisa; Devi, Wika Soviana
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.443 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v4i2.7292

Abstract

Abstract: Literature and children are two things that have a different distance. Literature is no longer familiar to children. The world of education now needs a suitable medium to improve the child's sense to love literature. The purpose of this paper is to review the development of posters of Indonesian literary figures that can be used as a medium of literary learning, with the emergence of new learning media and attract children began to re-like and familiar to literature. In this paper, a posters named as POSAS (Poster Tokoh Sastra Indonesia), which contains a glimpse of Indonesian literary figures from each period. Literary figures are selected based on the division of generation. Poster display consists of literary fiures identity, origin of literary figures, the literay work, description of the emergence of works and the self portrait of the literary figures.Abstrak: Sastra dan remaja menjadi dua hal yang memiliki jarak. Sastra tidak lagi akrab di hadapan remaja. Dunia pendidikan kini perlu media yang cocok guna meningkatkan kembali rasa suka anak terhadap sastra. Tujuan dari makalah ini adalah mengulas tentang pengembangan poster tokoh sastra Indonesia yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sastra. Munculnya media pembelajaran baru akan menarik remaja mulai kembali menyukai dan mengakrabi sastra.. Dalam makalah ini diulas pengembangan poster dengan nama POSAS (Poster Tokoh Sastra Indonesia) yang berisi gambaran sekilas tokoh sastra Indonesia dari masing-masing periode. Tokoh dipilih berdasarkan pembagian periodesasi. Tampilan poster berupa identitas tokoh sastra, asal tokoh, karya yang dihasilkan, keterangan kemunculan karya dan potret diri tokoh sastra. POSAS diujicobakan pada siswa SMK dengan hasil remaja lebih antusias dalam mempelajari sastra. Mereka mulai akrab dengan tokoh-tokoh sastra kembali dengan hadirnya POSAS ini. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v4i2.7292 
Landasan Teori Strategi Pembelajaran (Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme) K, Khaerunnisa; Rama, Bahaking
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 3 (2024): Madani, Vol. 2, No. 3 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Landasan teori strategi pembelajaran mutlak menjadi hal yang mendasar dalam hal proses mengembangkan belajar. Secara internal, manusia sebagai subjek belajar memiliki karakter dan kecepatan belajar yang bervariasi. Teori-teori psikologi menelaah fenomena tersebut, sehingga gambaran psikologi manusia dan kaitannya pada proses belajar menjadi pilar kajian psikologi. Teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanisme memberikan pandangan yang berbeda terkait prilaku dan kebutuhan manusia dan kaitannya kepada proses belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah library research atau penelitian Pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa landasan teori strategi pembelajaran merupakan kegiatan aktif yang berorientasi pada perubahan yang sifatnya menetap pada diri seorang peserta didik sebagai hasil dari pengalaman. Setiap anak memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda-beda, maka dari itu, pemahaman seorang guru dalam mendesain suatu pembelajaran menjadi sebuah keniscayaan. Teori-teori belajar secara umum berisiskan empat teori yaitu teori behaviorisme, teori kognitivisme, teori konstruktivisme dan teori humanisme yang memberi warna tentang bagaimana perkembangan belajar anak dan apa langkah strategis yang perlu diambil untuk memaksimalkan pembelajaran. Setiap teori memiliki kekuatan dan kelemahan dalam melihat dan merangkai suatu pembelajaran. Sikap bijak dan cerdas dari pendidik dalam mengadopsi atau memodifikasi teori dalam rangka mewarnai pembelajaran menjadi suatu keharusan. Seluruh teori belajar yang disajikan dapat digunakan untuk mendidik manusia yang manusiawi yang beriman dan bertaqwa, bermoral, cerdas dan menjunjung tinggi kesadaran dan wawasan berbangsa dan bernegara.
Evaluasi Program Salat Duha Berjamaah dengan Pendekatan CIPP di SMPIT Darul Fikri Makassar K, Khaerunnisa; S, Syamsudduha
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14649607

Abstract

This study aims to evaluate the duha prayer program at SMPIT Darul Fikri Makassar using the CIPP (Context, Input, Process, Product) evaluation model with descriptive evaluative qualitative methods. Data were collected through interviews and observations of coaches, institutions, and students. The results showed that the duha prayer program is effective in increasing the spiritual value, religious character, discipline, and responsibility of students in carrying out sunnah worship. The implementation of duha prayer is carried out routinely, supervised by class coaches, and is part of the Shahihul Ibadah assessment in the school report card. The context evaluation shows that the program is designed to get learners used to performing sunnah worship consistently. The input evaluation identified the support of coaches' competence, adequate facilities and relevant curriculum. The process evaluation revealed structured implementation, congregation on school days, and independent in the boarding rooms on weekends. The product evaluation highlighted the program's success in creating togetherness, increasing spiritual awareness and shaping learners' noble morals. However, challenges such as the individual motivation of learners to carry out worship with full awareness still need to be improved. By strengthening the role of coaches and supporting facilities, this program is expected to continue to make a positive contribution in shaping a religious, disciplined and responsible generation.