<![CDATA[Abstract: Learning from home during the COVID-19 pandemic and learning face-to-face at school with strict health protocols during the COVID-19 pandemic have long-term negative effects on the psychological health of students. This situation may impact life quality (QoL). To measure students’ quality of life, mixed methods were adopted. Participants in this research ranged in age from 12 to 19 years. The study involved a total of 139 research participants. Kidscreen-27 questionnaires with a reliability coefficient of 0.913 percent were used. The interviews were conducted according to a set of defined rules. This data was collected online. The analysis was quantitative, qualitative, and descriptive. The majority of Indonesian and Malaysian students’ quality of life fell below the average or “moderate” level (64.7 percent). Malaysian students tend to have a higher higher quality of life than Indonesian students; male students tend to have a higher quality of life than female students; and students aged 12 to 15 tend to have a higher quality of life than students aged 16 to 19 years old. In addition, this analysis found that Indonesian and Malaysian students tend to have a higher “peers and social support dimensions” quality of life. The final finding indicated that students’ quality of life is related to their social interactions, such as school and home activities with friends and family members. Abstrak: Belajar dari rumah selama pandemi COVID-19 dan belajar tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat selama pandemi COVID-19 berdampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan psikologis siswa. Situasi ini dapat memengaruhi kualitas hidup. Untuk mengukur kualitas hidup siswa, metode campuran diadopsi. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa berusia 12 hingga 19 tahun. Penelitian ini melibatkan total 139 peserta. Kuesioner Kidscreen-27 dengan koefisien reliabilitas 0,913 persen digunakan. Wawancara dilakukan sesuai dengan seperangkat aturan yang ditetapkan. Data dikumpulkan secara online. Analisis yang digunakan adalah kuantitatif, kualitatif, dan deskriptif. Sebagian besar kualitas hidup pelajar Indonesia dan Malaysia berada di bawah rata-rata atau tingkat “sedang” (64,7 persen). Pelajar Malaysia cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada pelajar Indonesia; siswa laki-laki cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada siswa perempuan; dan siswa berusia 12 hingga 15 tahun cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dibandingkan siswa berusia 16 hingga 19 tahun. Selain itu, analisis ini menemukan bahwa pelajar Indonesia dan Malaysia cenderung memiliki kualitas hidup “dimensi teman sebaya dan dukungan sosial” yang lebih tinggi. Temuan akhir menunjukkan bahwa kualitas hidup siswa berhubungan dengan interaksi sosial mereka, seperti kegiatan sekolah dan rumah dengan teman dan anggota keluarga.]]>
