This study examines the effectiveness of training under the Quality and Patient Safety (QPS) in enhancing the knowledge of doctors and non-healthcare staff at RSU Abdhi Famili, in the context of regulatory changes in hospital accreditation from KMK 2022 to KMK 2024. The training approach incorporated interactive material delivery, group discussions, and evaluations using pretests and posttests. A quantitative analysis using paired t-tests revealed a significant improvement in participants’ knowledge, with the proportion of individuals classified as having "good" knowledge rising from 37.5% in the pretest to 82.5% in the posttest (p = 0.000). These findings indicate that the training effectively equips participants with a deeper understanding of national quality indicators, priority indicators, and the application of risk analysis in quality monitoring. However, challenges in the implementation of QPS persist, particularly among non-healthcare staff, highlighting the need for more adaptive and context-specific training approaches. The study recommends the development of interactive training materials, the integration of information technology in quality monitoring, and enhanced cross-sector collaboration as strategic measures to improve service quality and prepare hospitals to meet the latest accreditation standards. Penelitian ini mengkaji efektivitas pelatihan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dalam meningkatkan pengetahuan karyawan di RSU Abdhi Famili. Terdapat perubahan regulasi akreditasi rumah sakit dari KMK 2022 ke KMK 2024. Pendekatan pelatihan yang dilakukan meliputi penyampaian materi interaktif, diskusi, serta evaluasi melalui pretest dan posttest. Metode kuantitatif dengan uji T berpasangan digunakan untuk menganalisis peningkatan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan signifikan, di mana peserta dengan kategori pengetahuan “baik” meningkat dari 37,5% pada pretest menjadi 82,5% pada posttest (p = 0,000). Temuan ini mengindikasikan bahwa pelatihan efektif dalam membekali peserta dengan pemahaman mendalam mengenai indikator mutu nasional, indikator prioritas, dan penerapan analisis risiko dalam monitoring mutu. Meskipun demikian, tantangan implementasi PMKP masih dirasakan, terutama di kalangan non-tenaga kesehatan, yang memerlukan pendekatan pelatihan lebih adaptif dan kontekstual. Penelitian ini menyarankan pengembangan materi pelatihan yang interaktif, integrasi teknologi informasi untuk monitoring mutu, serta kolaborasi lintas sektoral sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas layanan dan kesiapan rumah sakit dalam memenuhi standar akreditasi terbaru.