suneko, anon
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MUSIKALITAS SRANDUL SEBAGAI IDE KOMPOSISI KARAWITAN GADUL DULUK Ngatmin, Ngatmin; Suneko, Anon; Ardana, I Ketut
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10719

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah musikalitas yang ada pada kesenian srandul yang dimana menggambarkan tokoh  Si Dadungawuk melalui sebuah gadangan yang diwujudkan melalui karya komposisi karawitan “Gadul Duluk”. Untuk itu, guna dapat mewujudkannya maka dalam mengolah musikalitas tersebut,menggunakan medium tradisi dan ideom baru. Selain itu, dalam penelitiannya menggunakan metode Practice as Research through Performance (Praktik sebagai penelitian dalam pertunjukan) dan menggunakan pendekatan studi kasus. Kemudian, tahapan perwujudan karya komposisi karawitan yang terbagi dalam pra garap (observasi, studi pustaka, analisis sumber terkait, wawancara, diskografi, konteks musikal), garap (instrumen musikal, tafsir garap, presentasi musikal), dan pasca garap. Proses penggambaran sebuah tokoh si DadungAwuk dapat diwujudkan melalui musikalitas yang ada pada kesenian srandul yaitu gadangan. Gadangan merupakan sebuah parikan jawa atau pantun jawa yang memiliki fungsi untuk menggambarkan, menjelaskan, mengatur dalam sebuah sajian kesenian srandul tersebut. Ada 3 jenis gadangan yang khas dan hanya ditemui pada kesenian srandul. Adapun informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara, serta dengan melihat langsung kesenian srandul ketika dipentaskan. Adapun manfaat dari proses penelitian ini adalah memperkenalkan sebuah kesenian tradisional kepada khalayak umum yang ada disekitar penulis. Hasilnya, proses penggambaran tokoh Si DadungAwuk dapat dilakukan melalui gadangan-gadangan yang kemudian diolah kembali sesuai dengan kebutuhan menggunakan  pendekatan konsep garap yaitu prabot garap (teknik, pola, irama, laras, pathet, konversi, dan dinamik). SRANDUL'S MUSICUALITY AS A GADUL DULUK KARAWITAN COMPOSITION IDEASThe purpose of this research is to process the existing musicality in srandul art which describes the character of Si Dadungawuk through a gadangan that is realized through the musical composition work "Gadul Duluk". For this reason, in order to realize it, in processing the musicality, using the medium of tradition and new ideas. In addition, the research uses the Practice as Research through Performance method and uses a case study approach. Then, the stages of realization of the musical composition work are divided into pre-work (observation, literature study, analysis of related sources, interviews, discography, musical context), work (musical instruments, interpretation of work, musical presentation), and post-work. The process of depicting a character of DadungAwuk can be realized through the musicality in srandul art, namely gadangan. Gadangan is a Javanese parikan or Javanese rhyme that has a function to describe, explain, and organize in a srandul art performance. There are 3 types of gadangan that are unique and only found in srandul art. The information was obtained from interviews, as well as by seeing srandul art directly when it was performed. The benefit of this research process is to introduce a traditional art to the general public around the author. As a result, the process of depicting the character of Si DadungAwuk can be done through gadangan-gadan.
Garap Ricikan Gender Barung Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan Sarayuda Kusuma, Eka Julio Ferdian Adi; Raharja, Raharja; Suneko, Anon
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10669

Abstract

Gending Sawunggaling adalah gending yang terdapat dalam karawitan gaya Yogyakarta dan termasuk klasifikasi gending tengahan. Menurut penulis, Gending Sawunggaling adalah gending soran, sehingga penulis bertujuan untuk menyajikan Gending Sawunggaling dalam bentuk lirihan dan berfokus pada pembahasan garap ricikan gender barung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis yang mencakup analisis padhang ulihan dan pathet Gending Sawunggaling. Analisis garap Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima dilakukan menurut penafsiran penulis yang telah didiskusikan dengan narasumber. Setelah melakukan proses penafsiran cengkok gender terhadap notasi balungan Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima penulis menyimpulkan, bahwa garap gending tersebut terdapat sejumlah 15 cengkok genderan yang diterapkan. Adapun rinciannya, yaitu dualolo ageng, dualolo alit, rambatan, kuthuk kuning kempyung, jarik kawung, ora butuh, ela-elo, kuthuk kuning gembyang, tumurun ageng, nduduk alit, tuturan, puthut gelut, debyang-debyung, yo bapak, dan gantungan. Berpijak pada jenisnya, yaitu cengkok umum, cengkok khusus, cengkok tuturan, dan cengkok gantungan.Garap Ricikan Gender Barung Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima Kendhangan SarayudaGending Sawunggaling is a gending found in Yogyakarta style karawitan and is classified as a gending tengahan. According to the author, Gending Sawunggaling is a gending soran , so the author aims to present Gending Sawunggaling in lirihan form and focuses on the discussion of the ricikan gender barung. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive analysis method that includes analysis of padhang ulihan and pathet of Gending Sawunggaling. The analysis of garap Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima is done according to the author's interpretation that has been discussed with the sources. After interpreting the cengkok gender on the notes of Gending Sawunggaling Laras Pelog Pathet Lima, the author concludes that there are 15 cengkok genderan applied in the performance. The details are dualolo ageng, dualolo alit, rambatan, kuthuk kuning kempyung, jarik kawung, ora butuh, ela-elo, kuthuk kuning gembyang, tumurun ageng, nduduk alit, tuturan, puthut gelut, debyang-debyung, yo bapak, and gantungan. Based on the type, there are general cengkok, special cengkok, cengkok tuturan, and cengkok gantungan
UNSUR DAN BENTUK MUSIKAL KARAWITAN DALAM PERTUNJUKAN ANGGUK PUTRA “AL-AMIN” PRIPIH kuntoro, wahyu; Wijayanto, Bayu; Suneko, Anon
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10756

Abstract

Skripsi berjudul “Unsur dan Bentuk Musikal Karawitan dalam Pertunjukan Angguk Putra “Al-Amin” Pripih” bertujuan untuk mengetahui bentuk ricikan dalam bentuk iringan Angguk Putra “Al-Amin” dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode kualitatif dengan pendekatan etnografis dimana peneliti melakukan observasi langsung yang diterapkan dalam penelitian ini. Setelah melakukan observasi langsung, penulis menggunakan metode analisis musikal di mana mengidentifikasi  unsur dan bentuk musikal di dalam pertunjukan Angguk Putra “Al-Amin”. Dalam iringan yang terdapat pada Angguk Putra “Al-Amin” memiliki 2 bagian yaitu tampa dan bawa. Bagian tampa adalah bagian yang berisikan syair-syair seperti pantun nasihat dan sebagainya, sedangkan bagian bawa adalah bagian yang memakai ayat-ayat dari kitab Al-Barzanji. Karawitan berperan penting dalam kesuksesan suatu pertunjukan tari. Salah satunya dalam tari Angguk Putra “Al-Amin” peran karawitan sangat dibutuhkan karena musik dan lagu yang dibawakan merupakan kunci dari tarian tersebut. Fungsi iringan tari Angguk Putra “Al-Amin” yaitu sebagai penentu sebuah tarian yang akan dibawakan di dalam pementasan Angguk Putra “Al-Amin”.The Musical Elements and Forms of Karawitan in the Performance of Angguk Putra “Al-Amin” PripihThe thesis entitled "Elements and Musical Forms of Karawitan in the Performance of Angguk Putra “Al-Amin” Pripih" aims to understand the musical forms within the accompaniment of Angguk Putra “Al-Amin” Pripih by utilizing the qualitative research method with an ethnographic approach, where the researcher conducts direct observations applied in this study. After conducting direct observations, the author employs a musical analysis method to identify the musical elements and forms within the performance of Angguk Putra “Al-Amin” Pripih. Within the accompaniment of Angguk Putra “Al-Amin” Pripih, there are two parts known as "tampa" and "bawa". The "tampa" section contains verses such as advice couplets and the like, while the "bawa" section incorporates verses from the Al-Barzanji book. Karawitan plays a crucial role in the success of a dance performance. Particularly in the dance of Angguk Putra “Al-Amin” Pripih, karawitan's role is indispensable as the music and songs performed serve as the core of the dance. The function of the accompaniment in the Angguk Putra “Al-Amin” Pripih dance is to determine the dance that will be presented within the Angguk Putra “Al-Amin” Pripih performance.